“Roni, sepertinya kamu sudah lupa dengan Mama mu ini setelah mempunyai istri baru, dulu kamu nggak pernah begini. Kamu sudah tergoda oleh siluman serigala itu, hingga nggak menginginkan Mama mu lagi. Nasibku sial sekali hingga mendapatkan menantu seperti siluman serigala itu.”“Odelina, Mama benar-benar menyesal. Sekarang Mama sadar, Mama salah, bagaimanapun kamu tetap lebih baik. Kamu bisa memasak, mengurus pekerjaan rumah, memperlakukanku dengan baik, dan membawa rezeki ke keluarga ini. Ketika kamu masih ada di rumah, karir Roni terus meningkat, rejeki terus berdatangan, kita sekeluarga melewati hari-hari yang bahagia.”“Begitu kamu pergi, pekerjaan Roni langsung berantakan, pemasukan di rumah kita berkurang drastis, bahkan Shella dan suaminya juga kehilangan pekerjaan. Bahkan aku, orang tua ini juga diintimidasi oleh putra dan menantunya sendiri setiap hari. Aku benar-benar menyesal, sangat menyesal!”Ibu Roni menangis sambil menuduh putranya tidak berbakti sambil mengingat kembali
“Ma, jangan selalu bercerita pada Odelina. Kita nggak seharusnya memberi tahu orang luar tentang masalah keluarga kita. Mama sudah tua, tapi masih nggak tahu hal ini? Memangnya kalau Mama bercerita pada Odelina, dia akan simpati pada Mama? Dia hanya akan senang mendengarnya,” ujar Roni, mengungkapkan semua unek-unek di hatinya sekaligus.Perkataannya itu membuat raut muka Rita menjadi masam. Namun, Rita tidak bisa mengatakan apa-apa.“Ma, pikirkanlah baik-baik.”Roni berbalik badan dan berjalan pergi setelah mengatakan itu.“Kamu mau pergi ke mana?” tanya Rita cepat-cepat ketika melihat putranya akan pergi.“Mama menginjak-injak bunga yang mau kuberikan pada istriku. Aku mau keluar untuk membelinya lagi.”Rita terdiam.Roni pergi tanpa menoleh ke belakang, keluar dan membeli seikat karangan bunga lagi untuk Yenny.Ketika dia kembali lagi, dia melihat ibunya masih duduk di sofa sambil menangis tersedu-sedu. Dia sangat kesal dan tidak mau berbicara dengan ibunya lagi, lalu membawa karang
Mendengar perkataan Yenny, Roni memeluk istrinya itu, menundukkan kepala dan mencium wajahnya, “Sayang, terima kasih atas pengertiannya.”“Kita ini suami istri. Aku hanya ingin kehidupan kita lebih baik daripada kehidupanmu dengan Odelina dulu.”Roni membeku sejenak ketika Yenny mengungkit Odelina. Namun, dia tidak mengatakan apa-apa dan langsung menggendong Yenny ke tempat tidur.Malam itu berlalu dengan indah.Di sisi lain.Di vila di puncak gunung. Olivia berjalan beberapa putaran di luar, dan baru masuk ke rumah ketika kakinya lelah.Stefan mengikutinya diam-diam.Setiap kali Stefan ingin berbicara dengan Olivia, wanita itu selalu berkata, “Stefan Tukang Tipu, menjauhlah dariku. Aku nggak ingin berbicara padamu sekarang.”Itu membuat Stefan merasa tidak berdaya, jadi dia hanya bisa mengikuti wanita itu diam-diam.Saat mereka kembali ke dalam rumah, baterai ponsel Olivia sudah terisi penuh.Dia mencabut charger, mengambil ponselnya dan melihat ada banyak panggilan tidak terjawab, pe
Jangan kira dia hanya marah pada Stefan. Dia juga marah pada semua anggota keluarga Adhitama.Olivia membalas pesan kakaknya, lalu menelepon Junia.“Olivia.” Junia dengan cepat mengangkat teleponnya dan berkata, “Olivia, bagaimana denganmu sekarang? Ponselmu mati seharian siang tadi. Aku menelepon ratusan kali, tapi selalu nggak aktif. Malam ini teleponnya masuk, tapi kamu nggak angkat telepon.”Olivia berpura-pura terdengar gembiara di depan temannya. Dia berkata, “Ponselku nggak ada baterai, jadi mati, makanya kalian nggak bisa menghubungiku. Lalu, aku meminjam charger pada Stefan Tukang Tipu itu. Bateraiku baru terisi penuh sekarang.”Junia bisa mendengar kemarahan dalam suara Olivia, dan tahu temannya masih marah.Namun, memang tidak mudah mau memaafkan begitu saja. Dia sudah dibohongi suaminya begitu sama.“Ternyata nggak ada baterai. Aku sampai takut tadi. Apa kamu baik-baik saja?”Olivia terdiam beberapa saat, lalu tersenyum pahit dan berkata, “Aku ingin bilang aku baik-baik saj
“Sapi dan babi bisa dibeli di pedesaan, tapi terlalu jauh. Nggak usah dulu, deh. Ayam sama bebeknya mau yang besar. Ayam jantan yang sudah bisa berkokok juga beli banyakan sedikit. Mereka akan berkokok saat hari mulai terang setiap harinya, dan itu pasti akan sangat bising.”Junia menjawab, “Oke, hal ini serahkan saja padaku. Aku akan mengurusnya untukmu.”Hanya saja, dia tidak tahu apa Stefan akan menyerah setelah Olivia mengubah vila besarnya itu menjadi kebun binatang?“Tapi, Oliv, apa Pak Stefan, eh, Stefan Tukang Tipu akan menyerah? Lagi pula, dia pasti masih punya vila lain. Apa jangan-jangan dia akan memindahkanmu ke vila yang lain?”Olivia terdiam sejenak, lalu berkata, “Aku juga nggak tahu dia akan bereaksi seperti apa, yang jelas, kalau dia nggak mau membiarkan aku hidup tenang, aku juga nggak akan membiarkannya tenang.”“Rasanya kalian berdua seperti musuh sekarang.”Olivia tersenyum pahit dan tidak menjawab.“Aku sudah bilang ke Reiki, memintanya untuk membujuk Pak Stefan.
“Sayang.”Begitu pintunya dibuka, Olivia langsung melihat wajah tampan Stefan. Pria itu langsung tersenyum dan memasang muka membujuk.Namun, karena ekspresi di wajah pria itu biasanya selalu dingin dan serius, dan jarang tersenyum, Olivia jadi merasa senyuman itu terlalu palsu.“Sayang, aku membawakan kamu baju ganti.”Stefan menyerahkan dua setel pakaian dengan kedua tangannya, satu setel baju tidur dan satu lagi untuk Olivia pakai besok.“Mau aku bawakan masuk?”Olivia tidak memperbolehkan pria itu masuk ke kamar. Setelah mengambil pakaiannya, dia melangkah mundur, menutup pintunya lagi dan menguncinya dari dalam.Stefan terdiam.Dia tidak pergi, terus berdiri di pintu seperti penjaga. Pada saat yang sama, dia menghitung waktu dalam hati. Dia yakin Olivia akan membuka pintu dan menemuinya lagi.Benar saja. Tidak sampai dua menit kemudian, dia mendengar suara kunci dibuka di dalam. Dia segera berdiri tegap, dan senyuman seketika kembali muncul di wajah tampannya.Saat Olivia membuka
Ekspresi di wajah tampan Stefan sedih. “Olivia, aku nggak sepenuhnya berbohong padamu. Ada yang benar dari perkataanmu. Aku mencintaimu. Itu sangat benar.”“Iya, kamu mencintaiku. Kamu hanya suka berbohong padaku. Kamu mau minggir atau nggak? Kalau kamu nggak mau minggir, aku akan menjeput kakimu sampai patah!”Setelah mengatakan itu, dia menutup pintu dengan paksa.Stefan tidak berani menggunakan cara melukai diri sendiri untuk mendapatkan wanita Olivia kembali. Jadi, dia menarik kakinya dengan patuh, lalu melihat Olivia menutup pintu dan menguncinya di depan matanya.Setelah sekian lama, Stefan akhirnya kembali ke kamarnya sendiri. Setelah mandi, dia memindahkan satu sofa dan meletakkannya di depan pintu kamar Olivia. Dia kemudian mengambil selimut dan duduk di sofa itu, lalu tidur dengan balutan selimut di depan pintu.Dia takut setelah dia tertidur, Olivia akan menyelinap keluar diam-diam, lalu memanjat tembok dan pergi.Olivia memang punya rencana itu.Tengah malam, dia diam-diam
Stefan tidak mungkin membiarkan Aksa datang ke sini.Aksa tidak tahu kalau dia sedang membatasi kebebasan Olivia, dan Olivia mungkin belum terpikir untuk meminta bantuan pada pria itu. Kalau pria itu datang ke rumah untuk menemuinya, maka pria itu akan tahu tentang Olivia.Stefan tidak peduli dengan orang lain, tapi dia tidak boleh menganggap enteng Aksa dan ibunya.Terlebih lagi, Yuna adalah bibi kandungnya Olivia.Mereka punya alasan dan hak yang cukup untuk membela Olivia.“Oke, aku akan memberi tahu Aksa.”Setelah mengatakan itu, Reiki segera menutup telepon, karena dia takut kalau dia terlambat sedikit saja, temannya itu akan menanyakan apa yang harus diperbuat lagi.Stefan tidak mau mendengarkan sarannya, jadi apa lagi yang bisa dia lakukan?Stefan segera meninggalkan vila. Sebelum pergi, dia berpesan pada Pak Marwan untuk mengingatkan Olivia untuk sarapan.Dia meninggalkan setengah dari pengawal-pengawal di vila, untuk mencegah Olivia melarikan diri saat dia tidak di rumah.Emp
Meski disindir oleh ibunya, Felicia tetap tak goyah. Dia berkata, “Tentu saja aku perhatian sama mamaku sendiri. Mau sejahat apa pun, aku tetap bakal peduli.”“Memangnya aku apain kamu? Apa aku ada jahat sama kamu selama ini. Kalau kamu bukan anak kandungku, dari apa yang sudah kamu lakukan selama ini, punya sembilan nyawa pun nggak cukup.”“Iya, iya. Aku seharusnya berterima kasih karena karena aku masih dikasih hidup.”Mendengar itu, Patricia refleks mengangkat tangannya untuk memukul Felicia.“Waduh.”Felicia sengaja menjerit kesakitan, lalu menutup bagian bagian yang terpukul dan berjongkok di lantai. Patricia kaget melihatnya dan memelototinya. “Aku cuma mukul kamu pelan memangnya bikin tangan kamu patah? Dasar cengeng, begitu saja sampai teriak.”“Aduh … sakit! Sakit banget!” Alih-alih menanggapi ibunya, Felicia terus menjerit kesakitan sambil memegangi bagian tubuhnya yang tadi dipukul.Seketika Patricia terdiam untuk beberapa saat. Lalu dia berjongkok untuk memeriksa tangan Fel
“Vandi, menurut kamu, besok mamaku bakal apain aku? Apa dia bakal membiusku lagi? Atau bikin aku pingsan?”Vandi terdiam. Dia dapat memikirkan berbagai macam cara untuk membuat Felicia tak berdaya, tetapi dia tidak tahu cara mana yang akan Patricia gunakan. Felicia pun tidak menanya lebih jauh. Dia tahu ibunya suka berubah-ubah dan tidak mudah ditebak. Lagi pula Vandi bukan asistennya Patricia. Tidak mungkin dia langsung tahu apa saja yang Patricia rencanakan.“Sudah malam, kamu istirahatlah dulu. Aku juga sudah mau tidur.”Felicia mengirimkan pesan kepada Vandi untuk segera beristirahat. Dia meletakkan ponselnya di atas meja kecil samping kasur dan mematikan lampu kecil. Hanya saja, terlalu banyak hal yang mengusik hati Felicia, membuat dia kesulitan untuk tidur meski sudah berguling ke sana kemari cukup lama.Entah sudah berapa menit berlalu Felicia pun masih tidak bisa tidur, akhirnya dia pun duduk dan menyalakan lampu kecil, mengambil ponselnya dan melihat jam yang ternyata sudah m
Vandi menjawab, “Kalau diselidiki sekarang pun nggak akan dapat apa-apa, waktunya terlalu mepet. Bu Patricia sudah menyuruh pelayan rumah pergi ke rumah keluarga Arahan untuk mengantar undangannya supaya besok malam Bu Yuna dan yang lain datang. Dia juga mengundang beberapa anggota keluarga Gatara yang lain. Kurasa kalau Bu Patricia mau beraksi, pasti akan dia lakukan besok di pesta.”Undangan perjamuan yang Patricia adakan kali ini berbeda dengan yang pertama kali. Pertama kali dia mengundang Odelina, lalu Ricky dan Rika juga datang. Meski Patricia mau menghabisi Odelina dalam perjalanan sesuai dengan rencananya, sayang upaya itu gagal.Setelah itu, Patricia dan Odelina sempat beberapa kali bertemu, tetapi Patricia sudah tidak lagi mengundang Odelina ke rumah. Dalam perjuaman kali ini ada banyak yang datang dari Mambera. Yang datang semuanya adalah orang-orang kaya dan penting. Tanpa perlu ditanya pun sudah tahu kalau mereka datang bertujuan untuk memberi dukungan kepada Odelina.Alas
“Kalau ada waktu, Stefan juga suka baca-baca buku mengasuh anak supaya ada pengetahuan dasar untuk jadi papa.”Mulan tertawa, “Sama kayak Yose dulu.”Tak heran meski Stefan dan Yose jarang berhubungan, mereka saling percaya satu sama lain. Bisnis yang mereka jalani juga makin lama makin makmur. Mereka berdua adalah tipe orang yang serupa.Sekali lagi Olivia dan Mulan saling bertatapan dan bertukar senyum. Kebahagiaan mereka terpancar dengan sangat jelas melalui sorot mata. Baik itu Stefan atau Yose, mereka berdua adalah pria yang luar biasa, dan sama-sama bertanggung jawab sebagai kepala keluarga.Mereka begitu sibuk, tetapi tetap tidak melupakan keluarga dan anak istri. Mereka tetap bekerja keras menunaikan tanggung jawab sebagai ayah dan suami yang baik. Sebagai istri mereka berdua, Olivia dan Mulan merasa sangat bahagia. Pantas saja begitu banyak wanita lain di luar sana yang menambakan mereka.“Kamu juga cepat tidur, deh. Good night.”“Good night.”Setelah mengucapkan selamat malam
Dokter Panca mau Liam untuk menyalin tidak masalah, asal jangan terlalu banyak sehingga mengganggu waktu istirahat dan bermainnya. Sekarang sudah masuk musim liburan dan anak-anak seharusnya bisa bermain dengan gembira. Seiring dengan berjalannya usia, waktu untuk bersenang-senang akan makin berkurang. Studi dan karir menjadi prioritas, yang mana otomatis akan memotong waktu bermain.Dengan khawatir Liam bertanya, “Mama, apa Kakek Guru bakal dengar permintaan Mama? Dokter Kellin lagi nggak di rumah. Kalau Dokter Kellin yang ngomong pasti Kakek Guru mau dengar.”“Tenang saja, Dokter Panca pasti mau dengar,” kata Mulan dengan hangat. “Apa pun yang terjadi, kamu tetap anak Mama. Sekeras apa pun Dokter Panca, dia tetap harus mendengar pendapat dari orang tua murid. Sudah, tidur, gih. Besok pagi jangan lupa latihan. Habis sarapan, baru kamu lanjutkan tugas menyalinmu. Habis itu baru boleh main sama Russel. Sorenya juga sama, habis tidur siang, kerjain dulu tugasmu selama satu jam, baru sisa
Orang lain tidak pernah ada yang mengatakannya terang-terangan, dan Olivia juga anggap saja tida tahu apa-apa. Toh makin bahagia hidupnya, orang lain yang makin iri padanya.“... Sayang, sudah malam, nih. Kamu cepat tidur, deh. Kamu mungkin belum mau tidur, tapi anak kita sudah mau,” kata Stefan. Dia buru-buru mengganti topik obrolan dan membujuk istrinya untuk segera tidur. Namun di satu sisi, dia belum ingin menyudahi percakapannya dengan istri tercinta. Namun akhirnya Olivia-lah yang mengakhiri pembicaraan mereka.Setelah meletakkan ponselnya, Olivia mengelus perutnya sambil berkata kepada anak yang masih di dalam perutnya itu, “Sayang, Papa nggak mau jujur sama Mama. Walaupun maksudnya baik, dia tetap saja berbohong.”Setelah keheningan sesaat, Olivia berkata lagi, “Tapi kita nggak boleh nyalahin Papa. Dia berbohong demi kebaikan kita. Sekarang Mama nggak boleh gegabah karena harus menjaga kamu. Semua orang yang sayang sama kamu nggak mau Mama kenapa-napa. Sayang, menurut kamu, Pap
Sementara itu di kamar sebelah, setelah Russel pergi, sekarang giliran Olivia yang mengobrol dengan Stefan.“Sayang, kamu bawa Russel main di rumahnya keluarga Junaidi saja. Biar dia main di sana sampai puas tanpa perlu mikir apa-apa. Kalau aku sudah selesai, aku jemput kalian di sana,” kata Stefan.“Muka kamu kelihatannya capek banget. Kamu yang lebih butuh istirahat dari aku. Tugas yang bisa dioper ke orang lain dioper saja, nggak perlu semuanya kamu yang kerjain sendiri,” ujar Olivia membalas. “Kalau semuanya kamu yang kerjain sendiri pasti capek banget. Jangan pikir mentang-mentang masih muda jadi boleh bergadang. Kebanyakan bergadang nanti jadi cepat tua dan malah kasih dampak buruk ke badan kamu. Risiko meninggal tiba-tiba juga jadi meningkat. Stefan, kamu harus ingat, sekarang kamu nggak sendiri lagi. Kamu punya istri dan sebentar lagi punya anak. Aku dan anak kita menunggu kamu pulang.”“Iya, Sayang. Tenang saja. Aku selalu ingat kamu waktu mengerjakan apa pun. Aku bisa melindu
“Mama kamu sudah sibuk seharian pasti butuh istirahat, kita kasih dia waktu untuk istirahat sebentar, ya.”Russel sejenak berpikir, lalu dengan berat hati dia menyahut, “Oke, kalau begitu aku mau tidur dulu. Besok pagi baru aku telepon Mama. Tante Olivia, besok bangunin aku, ya.”“Oke. Jam 7.30 besok Tante bangunin, ya. Seharusnya jam segitu mama kamu lagi sarapan,” ujar Olivia.Dengan berat hati Russel melambaikan tangannya sambil berpamitan dengan Stefan, dia lalu meninggalkan amarnya Olivia dan kembali ke kamar tidur dia dan Liam.Di kamarnya Liam sedang menyalin nama-nama obat beserta khasiat dan larangan penggunaan dari setiap jenisnya. Saat melihat Russel kembali, dia langsung mengangkat kepalanya dan bertanya, “Russel, kamu sudah ketemu sama mama kamu?”Russel menghampiri dan melihat nama obat yang Lam tulis. Hanya sedikit saja huruf yang bisa dia baca. “Mama masih sibuk, jadi nggak ada waktu untuk ngobrol. Tante Olivia suruh aku untuk istirahat dulu. Besok pagi baru aku bisa ng
Tanpa pikir panjang Russel menjawab,”Jelas suka, dong! Aku suka Om Daniel. Asyik juga nambah satu papa lagi. Orang lain cuma punya satu papa, aku punya dua.”Pada saat awal-awal Daniel mencari tahu apakah Russel menginginkan ayah baru, Russel bilang kalau dia sudah punya ayah. Dia tidak ingin serakah, satu ayah saja sudah cukup. Sekarang ketika Russel sudah lebih besar, dia mulai membangun hubungan ayah dan anak dengan Daniel, dan sekarang dia sudah bisa menerima Daniel sebagai ayah barunya. Di luar itu, saat ini hubungan Russel dengan Daniel justru lebih dekat dibandingkan ayah kandungnya.Alasan utamanya adalah karena keluarga Pamungkas suka membuat masalah yang perlahan mengikis hubungan mereka dengan Russel. Russel sekarang masih kecil. Sebenarnya asal keluarga Pamungkas mau memperlakukan Russel dengan baik dan tidak memanfaatkannya untuk mendapat keuntungan pribadi, dan benar- benar menyayangi Russel dengan tulus, Russel juga pasti akan senang dengan mereka. Jika menunggu sampai R