Olivia mengangguk dan berkata, “Kamu juga harus pakai jaket. Kalau masuk angin, siap-siap minum obat pahit lagi.”“Selama ada kamu yang setiap hari pantau aku, aku nggak berani sakit.”Obat tradisional yang sudah diminum oleh Stefan selama beberapa hari kemarin sudah membuatnya takut dan trauma. Lelaki itu masuk ke kamar dan keluar dengan membawa baju jaket. Namun tiba-tiba ponsel Olivia berdering. Perempuan itu tampak tidak langsung menerimanya.“Halo, dengan siapa ini?”Mendengar pertanyaan Olivia membuat Stefan tahu bahwa yang menghubunginya adalah nomor asing.“Kak Olivia, ini aku.”Terdengar suara familiar dari seberang telepon. Ekspresi Olivia berubah seketika dan segera mematikan sambungan telepon.“Kak Olivia, jangan dimatikan dulu. Aku hanya mau bicara saja dan nggak akan mengganggu dan melihat Kakak. Kak, aku sudah mau gila.”Albert terdengar memelas sekali dan berharap Olivia tidak memutuskan teleponnya. Dia sudah menahannya sangat lama karena takut ibunya akan balas dendam
Kalau memang hal itu terjadi, maka Reiki dan Junia sudah tidak akan ada harapan lagi. Dia harus menyisakan kesempatan untuk temannya itu.“Jelas-jelas dia tahu kamu sudah menikah, hubungan kita juga sudah stabil, tapi kenapa dia masih menggangguku? Kamu masih bilang kalau kalian hanya hubungan kakak adik saja? Kalau aku nggak cemburu dan nggak ribut sama kamu, kemungkinan kamu masih nggak tahu dia naksir sama kamu.”Stefan menusuk-nusuk lembut kening Olivia. Sedangkan Olivia hanya menyentuh keningnya sambil berkata dengan nada tidak bersalah, “Kami sudah kenal dari kecil, apalagi aku lihat dia dari kecil hingga besar. Aku selalu menganggap dia adik. Sama sekali nggak nyangka dia bakalan suka sama aku.”“Ini juga bukan salahku, aku nggak pernah mengganggu dia,” tambah Olivia lagi.Perempuan itu memeluk lengan Stefan dan berjalan keluar dari rumah sambil berkata, “Kalau ada yang suka sama aku, bukannya membuktikan kalau pandangan Nenek itu bagus? Dia sudah memilih istri yang tepat buat k
Stefan berkata dengan datar, “Aku sudah nggak mengingatnya lagi. Dia juga nggak pernah muncul di hadapanku lagi sekarang.”“Nggak ingat?”“Apa aku perlu mengingatnya? Aku nggak menyukainya, untuk apa aku mengingatnya? Kalau aku mengingatnya, bagaimana kalau kamu cemburu? Kamulah yang akan hidup bersamaku selamanya. Aku hanya perlu mengingatmu. Wanita lain hanyalah orang-orang yang mampir sebentar ke hidupku. Kalau mereka lewat di depanku pun, aku mungkin nggak mengenali wajah mereka.”Stefan tidak peduli dengan wanita. Memang dari sananya seperti itu.Seumur hidupnya, dia tidak akan menyukai wanita lain selain Olivia.Olivia tersenyum dan berkata, “Aku kan juga nggak akan marah dan nggak akan cemburu. Kamu nggak perlu seperti itu karena aku.”“Aku benar-benar bukan melakukannya karena kamu. Selain keluargaku, orang yang aku pedulikan hanya kamu. Semua orang bisa aku abaikan atau nggak aku pedulikan.”“Kalau begitu, kita impas. Albert menyukaiku, dan kamu juga ada yang suka.”Stefan ing
Olivia mendudukkan diri, mengambil ponselnya dan berkata, “Aku mau nonton film saja, deh.”Stefan mengambil ponsel wanita itu, lalu pergi ke ruang kerjanya dan mengambil sebuah buku. Kemudian, dia menyelipkannya ke tangan Olivia dan berkata, “Baca buku saja. Baca buku mudah membuatmu mengantuk.”Olivia mengambil buku yang Stefan berikan padanya, melihat judul buku itu dan mengerjapkan matanya. Dia tidak salah baca, ‘kan? Buku ini ternyata ….Dia membuka halaman pertama.Stefan meletakkan ponselnya di meja samping tempat tidur, berbalik badan dan melihat sampul buku itu. Dia terkejut dan refleks mengambil kembali buku itu dengan cepat. Dengan wajah sedikit malu, dia berkata, “Aku, aku salah ambil buku. Tunggu, aku akan memberimu majalah.”Setelah mengatakan itu, dia mengambil buku itu dan pergi dengan cepat.Olivia tersadar dari keterkejutannya dan tertawa, “Stefan, ternyata kamu Stefan yang seperti ini.”Stefan sangat malu.Buku itu diberi Reiki bertahun-tahun yang lalu. Dia tidak pern
“Stefan, apa kamu seorang pembohong?” tanya Olivia pada Stefan.Stefan menatapnya, tapi tidak menjawab pertanyaannya.“Stefan, apa kamu benar-benar seorang pembohong?”Olivia mengeraskan volume suaranya dan bertanya pada pria itu dengan suara keras. Kemudian, dia terbangun.Olivia terbangun dalam keadaan linglung. Setelah beberapa saat, dia mulai terjaga dan bergumam, “Ternyata hanya mimpi. Mimpi macam apa itu?”Dia menolehkan kepalanya untuk melihat sekeliling. Pria yang dengan sengaja mencoba menidurkannya tadi telah pergi.“Sudah kuduga, pasti ada yang disembunyikan makanya mau membujukku untuk tidur dengan cepat. Pantas saja aku bermimpi buruk seperti itu.”Olivia mengambil ponselnya untuk melihat waktu, lalu kembali tidur.Kali ini, dia tidak bermimpi lagi dan tidur dengan nyenyak.Di Hotel Mambera.Adam Pratama duduk di lobby di lantai pertama, menunggu Stefan datang.Tiba-tiba, dia mendapat telepon dari Reiki. Pria itu bilang Stefan bersedia meluangkan waktu untuk bertemu dengan
Namun, dia tetap bersikeras untuk mengontrol putranya, agar putranya tidak mengganggu Olivia lagi.Putranya memang sangat menderita sekarang, tapi seiring berjalannya waktu, anak itu akan terbebas dari penderitaan ini dan tidak lagi berada di jalan yang buntu.Waktu adalah obat terbaik untuk menyembuhkan luka emosional.“Apa yang telah terjadi?” Adam terlalu sibuk dengan pekerjaannya, sehingga tidak tahu kalau putranya menyukai Olivia.Bella mengira dia bisa mengontrol putranya dan membuat anak menyerah sepenuhnya. Jadi, dia tidak memberi tahu suaminya tentang hal itu.Bella menghela napas dan berkata, “Putramu menyukai seseorang.”Adam berkata dengan bingung, “Dia sudah dewasa, wajar saja kan kalau menyukai seseorang? Ada orang yang sudah punya pacar di umur belasan tahun, sedangkan anak kita itu nggak pernah. Aku bahkan sempat khawatir dia itu nggak normal. Siapa yang dia sukai? Apa latar belakang keluarga wanita itu nggak baik? Kalau nggak, kamu nggak mungkin melarangnya.”Perkataan
Stefan langsung naik ke kamar president suite di lantai paling atas di hotel itu.Beberapa menit kemudian, Adam dan istrinya dibawa pengawal Stefan untuk mengetuk pintu dan masuk.Stefan mempersilakan mereka duduk.“Terima kasih, Pak Stefan.”Pasangan itu saling mengucapkan terima kasih, setelah itu mereka baru berani duduk di seberang Stefan.Setelah duduk, mereka tidak berani berbicara, karena mereka juga tidak tahu harus berkata apa.Mereka tidak tahu apa yang ingin dibicarakan Stefan. Mengapa pria ini mengajak mereka untuk bertemu.Stefan tidak ingin membuang-buang waktunya untuk masalah ini, jadi dia mengambil inisiatif untuk berbicara duluan. Dia juga mengatakannya tanpa berbelit-belit, “Pak Adam, aku meminta Bapak untuk datang ke sini dan bertemu denganku karena aku ingin memintamu untuk mengatur putramu, Albert. Jangan sampai dia mengganggu istriku lagi.”Mendengar itu, ekspresi Adam dan istrinya langsung berubah drastis.Bella tergagap, “Pak Stefan, ini, ini ... apa ada kesala
“Pak Stefan, Albert sudah lama nggak pergi menemui Olivia.”Bella berkata, “Aku nggak tahu kalau Olivia adalah istri Bapak, tetapi aku tahu Olivia telah menikah selama beberapa bulan. Kalau Albert masih mengganggunya, itu memang salah. Makanya aku melarang anak itu untuk pergi ke toko buku Olivia dengan paksa, dan melarangnya menghubungi Olivia.”Stefan berkata dengan suara dingin, “Malam ini, anakmu menelepon Oliv dengan nomor baru lagi. Aku tahu dia dan Oliv sudah saling kenal selama lebih dari sepuluh tahun, sebelum aku mengenal Oliv, tapi Oliv memilihku. Dia adalah istriku, aku nggak akan membiarkan siapa pun menyentuh Oliv-ku.”“Oliv juga sudah dengan tegas menolaknya dan mengatakan bahwa dia nggak memiliki perasaan pada anak kalian. Oliv selalu menganggapnya sebagai adik laki-laki. Tapi, Albert tetap mencoba untuk menghubungi Oliv. Aku sangat mempercayai Oliv, tapi aku nggak bisa menoleransi sikap Albert yang selalu mengganggu Oliv.”Adam cepat-cepat berjanji, “Pak Stefan, jangan
Status keluarga Junaidi di Aldimo membuat mereka tidak bisa bertindak gegabah. Faktor lainnya adalah nantinya mereka tidak akan bisa lagi mendapat informasi apa pun tentang Liam dari Vila Ferda. Mereka menduga keluarga Junaidi mengirim anak itu ke suatu tempat, tetapi mereka tidak tahu tempat apa pastinya. “Nggak apa-apa. Libur musim panas tahun depan waktunya lebih panjang. Nante Tante bawa Russel main ke rumahmu, biar dia bisa menemani kamu selama liburan,” kata Odelina tersenyum. “Tante Odelina harus tepat janji, ya! Liburan musim panas nanti Russel harus temani aku main,” ujar Liam. Liam dan Russel pasti ada saja sesekali bertengkar, tetapi sebagian besar waktu lebih banyak mereka habiskan dengan bermain bersama. Ada banyak sekali anak-anak di Vila Ferda, tetapi Archie dan Audrey masih terlalu kecil untuk bermain bersama dengan Liam. Liam tentu saja berharap Russel yang datang untuk bermain bersama. “Pasti,” Odelina berjanji. Ketika liburan musim panas nanti, anaknya Olivia ju
“Oke!” jawab Russel dengan gembira. “Mama, aku makan sendiri, lho. Tante Olivia nggak suapin aku lagi. Aku makan juga nasinya sudah nggak berantakan di meja. Aku mau tanding sama Liam siapa yang bisa makan lebih cepat.” Lam langsung mendekat dan dengan santun menyapa Odelina. “Halo, Tante. Selamat pagi. Tante sudah makan, belum?” Odelina tersenyum. “Tante baru saja makan. Sekarang lagi perjalanan balik ke kantor. Kamu sama Russel makan yang banyak, ya, biar cepat tinggi.” “Kak Odelina, jangan suruh mereka berdua makan banyak. Mereka ini tukang makan, aku malah takut mereka makan kebanyakan dan malah jadi sakit perut mereka,” sahut Mulan. Odelina juga sadar anaknya, Russel, itu tukang makan. Namun apa mau dikata, semua orang yang menjaganya juga sama-sama suka makan. Karena mendapat pengaruh dari Olivia, reputasi Russel sebagai tukang makan justru malah makin terkenal. Sisi positifnya, paling tidak sekarang sudah tidak pilih-pilih makanan. Dulu Russel paling tidak suka makan sayur,
Selama ada Vandi di sisinya, mau dunia kiamat pun Felicia tidak akan merasa khawatir.Odelina selalu bilang kalau Vandi mencintai Felicia, dan Felicia juga memiliki perasaan kepada Vandi. Odeline sudah pernah mengingatkan Felicia agar tidak menyia-nyiakan Vandi, dan juga jangan mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal seperti hanya menginginkan anak tanpa suami agar tidak membuat Vandi bersedih.Tidak peduli bagaimana akhir dari persaingan antara Odelina dengan keluarga Gatara, dalam hubungan asmara, Odelina hanya ingin memberikan saran demi kebaikan Felicia sendiri. Felicia mengakui perasaannya, dia memang mencintai Vandi. Tak bisa dipungkiri, memang sangat mudah untuk mencintai pria yang luar biasa seperti Vandi.Melihat Felicia sudah tertidur, Vandi menghentikan mobil dan melepas jaketnya, lalu dia gunakan jaket itu untuk menutupi tubuh Felicia. Udara masih terasa dingin meski di dalam mobil sudah menggunakan penghangat. Felicia akan mudah masuk angin jika dia tertidur begitu saja.
Felicia menyapu pandangannya ke arah bawahan Dikta yang sudah tumbang di lantai. “Cukup awasi saja mereka, nggak perlu dibunuh.”“Baik, sudah kuperintahkan ke anak buahku,” jawab Vandi.Felicia mengiyakan, lalu dia langsung naik ke mobilnya Vandi. Dengan segera Vandi mengemudikan mobil itu kembali ke Cianter. Selagi di perjalanan, Vandi berkata, “Dari awal Bu Patricia sudah merencanakan ini. Dia sudah minta Dikta untuk menyiapkan seorang pengganti. Sekarang pengganti itu ada di rumah.”“Sudah kuduga Mama pasti bakal melakukan ini,” tutur Felicia seraya memijat lehernya.Karena itu Felicia juga sudah menyiapkan rencananya sendiri. Sewaktu ibunya mengajak dia jalan-jalan di halaman rumah, Felicia sudah menunggu ibunya beraksi, agar ibunya mengira kalau rencananya berjalan dengan lancar. Dengan begitu, Felicia bisa kembali ke Cianter tanpa ketahuan.“Mama sudah tua pun tenaganya masih kuat. Leherku sampai sekarang masih sakit.”“Bu Patricia pernah latihan bela diri. Usianya sudah tua pun
Ketiga putranya sudah memiliki anak, dan menantunya juga lebih mendengarkan Cakra untuk mengungsi ke kediaman keluarga Vikar selama tahun baru.Yang ingin Cakra lindungi adalah anak cucu yang mewarisi marganya, sedangkan yang ingin Patricia lindungi adalah Felicia yang masih menggunakan marga Gatara.Namun, bagaimanapun juga mereka tetaplah cucunya, maka dari itu Patricia tidak meminta para menantunya untuk membawa anak-anak mereka ke Cianter. Biarlah mereka melewati tahun baru yang damai di sana. Akan lebih baik jika mereka jauh dari perseteruan ini. Dalam hal ini, Cakra melakukan bagiannya dengan baik. Cakra menyadari kekejaman istrinya. Jika cucunya tidak segera pergi, dikhawatirkan mereka semua juga tidak akan bertahan hidup.Patricia mengerutkan bibirnya. Apa yang akan terjadi pada malam ini semua bergantung kepada takdir mereka semua. Andaikan, belum waktunya bagi mereka untuk mati, mungkin mereka bisa keluar dari rumah ini dengan selamat. Namun apabila mereka tidak berhasil mela
Sepasang ibu dan anak yang belum tidur semalaman itu sedang menikmati waktu sunyi berdua dengan berjalan santai di halaman rumah. Meski di luar udara sangat dingin, mereka berdua terlihat seperti tidak terpengaruh. Tidak ada pula dendam atau kebencian yang tersirat dari obrolan mereka. Mereka berdua mengobrol hal-hal biasa seperti tidak terjadi apa-apa. Di momen itu mereka hanyalah ibu dan anak biasa.Entah berapa lama kemudian, Patricia berkata, “Felicia, ayo duduk. Aku sudah tua, nggak bisa jalan terlalu jauh.”Patricia berkata sembari duduk di kursi panjang yang terbuat dari batu. Felicia pun ikut duduk di kursi itu bersama ibunya.“Langitnya sudah mau terang,” ucap Patricia mendongak ke angkasa. “Di musim dingin, malam lebih panjang dari siang. Kalau di musim panas, jam segini langit pasti sudah terang.”Dia menarik jaketnya dan bertanya, “Felicia, kamu kedinginan, nggak?”“Iya. Suhu udara di luar rumah lumayan dingin.”“Kamu pakai jaket terlalu tipis. Seharusnya kamu pakai jaket y
Meski perjamuan malam ini menyimpan bahaya yang tersembunyi, Cakra tetap akan menemani Patricia terjun ke dalam jurang.“Tapi acara malam ini pasti bakal jadi pertumpahan darah. Kalian harus ikuti terus Felicia, biar aku yang jagain kalian,” kata Cakra. “Mama kalian nggak bakal membiarkan anak putri satu-satunya celaka. Makanya dia pasti sudah menyiapkan jalan keluar untuk Felicia. Kalian awasi terus Felicia, dijamin kalian pasti selamat.”“Pa, itu kan cuma dugaan saja. Kita ini juga anak kandung Mama. Kalau ada bahaya, masa iya Mama bakal sengaja minta kita datang ke sini? Papa mikirnya jangan terlalu mengada-ada.Mendengar itu, Cakra langsung memelototi anak sulungnya. “Kamu ini selalu saja membantah. Kalau saja kalain menurut apa kataku, malam ini kita semua sudah ada di kampung halamanku. Aku juga nggak perlu khawatir. Sekarang dinasihati baik-baik malah melawan. Mama kamu itu benci aku dan nggak pernah mau lihat wajahku, tapi tiba-tiba aku dipanggil untuk menginap di sini. Kamu pi
“Pa, kenapa?” Ivan menyuarakan pertanyaan yang ada di dalam benaknya.Dengan suara lirih Cakra menjawab, “Mama kamu mau mengundang yang dari Mambera untuk makan-makan di rumah ini. Kamu pikir itu hal yang baik? Kalaupun mama kalian mengadakan acara makan-makan itu dengan niat yang baik, mereka nggak akan berubah pikiran. Mereka datang murni dengan tujuan untuk balas dendam.”“Mereka juga cuma mencurigai Mama yang membunuh kepala keluarga Gatara sebelumnya, tapi mereka nggak punya buktinya,” kata Julio.Erwin mengangguk setuju. “Mereka semua orang-oran yang punya jabatan tinggi. Mereka nggak mungkin menuduh Mama tanpa bukti yang kuat, kecuali kalau mereka mau masuk penjara. Yang rugi juga mereka sendiri.”Ivan berkata, “Dengar-dengar, asistennya kepala keluarga sebelum Mama juga datang. Pak tua itu kuat juga bisa hidup sampai hampir seratus tahun. Dia termasuk satu-satunya orang yang masih hidup yang tahu tentang kejadian itu,” ujar Ivan.”Aku takutnya yang kita hadapi nggak semudah itu.
Patricia memang pilih kasih. Dia lebih menyayangi anak perempuan daripada anak laki-laki. Namun apa boleh buat, siapa suruh Ivan dan adik-adiknya terlahir di keluarga Gatara. Bahkan anak-anak perempuan mereka juga tidak pernah teralu dianggap. Yang Patricia anggap layak sebagai penerus keluarga Gatara di masa depan hanyalah anak perempuan yang lahir dari rahimnya Felicia.Andaikan Ivan tidak terlahir di keluarga Gatara dan harus mengandalkan Gatara Group untuk bertahan hidup, dia ingin menghancurkan perusahaan itu dan merombak tradisi keluarga yang tidak masuk akal.Keluarga lain di mana-mana menjadikan laki-laki sebagai kepala keluarga, tetapi di keluarga Gatara terbalik. Justru wanitalah yang menjadi kepala keluarga.“Pa, kira-kira Mama dan Felicia pergi ke mana pagi-pagi begini? Kalau cuma jalan-jalan rasanya terlalu pagi. Di luar kan dingin, apa mereka nggak takut?”Udara di luar tidak seperti di dalam ruangan yang nyaman karena terdapat penghangat ruangan. Meski di luar tidak trun