Odelina tertawa dan berkata, “Stefan memang lelaki baik. Jangan bandingkan dia dengan lelaki seperti Roni.”Kakaknya melirik kereta belanja dan berkata, “Sudah penuh, masih mau beli? Bagaimana kalau kita bawa barangnya pulang dulu? Kalau ada yang kurang baru datang lagi.”Mereka berdua akan kewalahan membawa naik ke rumah jika terlalu banyak barang. Sekarang Bi Lesti sedang tidak ada karena Olivia membiarkan perempuan itu pulang kampung untuk libur tahun baru.Kedatangan Bi Lesti cukup banyak membantunya. Olivia dan Odelina memberikan amplop tebal pada Bi Lesti sebagai uang saku tahun baru. Selain dari kedua kakak beradik itu, Bi Lesti juga mendapatkannya dari Stefan serta bonus dari lelaki itu.Selain Bi Lesti yang menerima banyak bonus tahun baru, Dimas yang selalu berada di sisi Stefan juga merasakan hal yang sama. Bonus lelaki itu bertambah dua kali lipat dan dia mendapatkan amplop tahun baru dan tunjangan hari raya.“Boleh juga,” sahut Olivia. Dia meletakkan makanan ringan terakhi
Roni melirik Odelina yang sudah tampak berubah karena berat badannya berkurang itu sekilas. Dia menarik dirinya kembali ke dunia nyata karena tidak seharusnya dia mengingat Odelina yang dulu.Barang yang dibeli oleh Olivia memang sangat banyak, kedua kakak beradik itu tidak sanggup membawanya. Mereka meminjam kereta belanja supermarket untuk membawa belanjaan mereka.“Kak, Kakak dan Russel tunggu aku di sini, aku bawa mobil ke sini.” Olivia memarkirkan mobilnya di tempat parkir lantai bawah gedung.“Ok,” ujar Odelina tidak keberatan.“Tante, Tante!” seru Russel panik ketika melihat tantenya jalan seorang diri.“Russel, Tante pergi ambil mobil untuk jemput kita,” kata Odelina menenangkan putranya. Dia pikir Olivia akan meninggalkan dia dan ibunya di tempat ini.Sesaat kemudian Roni dan Yenny juga keluar dari dalam. Mereka membeli banyak barang dan juga menggunakan kereta belanja untuk membantu mereka membawanya.“Sayang, kamu tunggu aku di sini, aku ambil mobil dulu.”“Iya, Sayang. Cepe
Akan tetapi biarkan itu menjadi urusan Stefan. Daniel juga tidak akan ikut campur dengan rencana yang sudah ditetapkan oleh lelaki itu karena dia hanya sebagai teman baiknya Stefan saja.“Oh, ternyata begitu.”Daniel melirik isi di kereta belanja tersebut dan dapat menebak kalau istrinya Stefan sangat mementingkan kepulangannya kali ini. Barang yang dibeli semuanya barang kualitas terbaik.“Russel.Daniel menyapa Russel sambil tersenyum lebar. Sedangkan Russel membuang wajahnya ketika lelaki itu hendak menyentuhnya. Dia meminta Odelina untuk menggendongnya. Karena Odelina tahu putranya takut dengan Daniel, dia bergegas menggendong bocah itu.“Russel, Om Daniel pernah kasih kamu kincir angin, kenapa kamu masih takut sama Om Daniel?”Russel memeluk leher ibunya dan menyandarkan kepalanya di pundang Odelina. Dia enggan menatap lelaki itu. Memangnya dia bisa dibeli hanya dengan sebuah kincir angin?“Russel, Om gendong kamu untuk beli kincir angin yang banyak dan bagus ya?” kata Daniel menc
Dengan dibantu oleh Daniel, mereka memindahkan semua barang belanjaan ke dalam mobil Olivia hingga penuh.“Terima kasih, Pak Daniel,” ujar Olivia.Daniel tersenyum dan berkata, “Saya dan Pak Stefan ada hubungan kerja dan juga teman dekat. Hubungan kami benar-benar dekat sekali. Karena kamu istrinya, memang sudah sepantasnya saya bantu.”Lelaki itu menoleh ke arah Russel dan berkata, “Russel nggak suka dengan saya dan takut dengan saya, tetapi setiap saya melihat dia selalu ingin menciumnya dan main dengan dia.”Meski Russel akan menangis ketakutan dan meminta ibunya untuk menggendongnya, Daniel tetap terasa terhibur.“Pak Daniel, kami pamit dulu,” pamit Odelina sambil menggendong putranya masuk mobil. Daniel hanya menganggukkan kepalanya dan ikut berjalan masuk ke mobilnya ketika mobil Olivia sudah melaju pergi.Setelah kepergian mereka semua, Yenny mendapati wajah Roni yang tampak menggelap. Dia tidak tahan untuk tidak bertanya, “Kenapa? Lihat mantan istrimu diperhatiin sama lelaki la
“Kamu nggak sadar Odelina sudah kurusan jauh? Kalau dia benar-benar sudah langsing, tinggal dandan sedikit maka akan menjadi sangat cantik sekali. Nggak ada yang jamin kalau Daniel nggak akan jatuh cinta padanya. Ada lelaki yang lebih suka janda.”“Mau sekurus apa pun, dia tetap jadi perempuan gemuk! Lihatnya saja aku nggak selera,” sahut Roni.Sebelah tangannya diletakkan di paha Yenny sambil berkata, “Yenny, kamu yang terbaik. Aku paling suka denganmu.”Yenny tertawa puas. Odelina memang tidak bisa dibandingkan dengan dirinya.Olivia yang sedang dalam perjalanan pulang dengan Odelina tidak tahan untuk tidak membahas tentang Daniel.“Kak, aku merasa Kakak dan Pak Daniel lumayan berjodoh. Kalian selalu bertemu secara nggak sengaja. Dia hanya lewat saja masih bisa menyadari Kakak dan Russel.”Odelina tertawa dan berkata, “Olivia, itu hanya kebetulan. Pak Daniel sangat menyukai Russel. Sebenarnya Kakak lumayan takut bertemu dengan dia.”“Memang benar Pak Daniel suka dengan Russel. Waktu
“Kapan kita pulang ke kampung kamu? Barang yang dibeli semuanya untuk keluargamu. Kalau sore ini atau besok mau pulang, barangnya tinggal di dalam mobil saja. Dari pada dipindah-pindah.”Stefan berpikir sejenak dan berkata, “Besok pagi baru pulang. Aku baru sampai hari ini dan sedikit lelah. Kita istirahat dulu sejenak.”Mereka berdua sudah berpisah selama tiga hari dan Stefan rindu dengan istrinya. Dia ingin menghabiskan waktu berdua dulu baru pulang untuk tahun baruan.“Kalau gitu barangnya nggak perlu dipindahkan lagi.”“Ok.” Stefan tidak keberatan sama sekali.“Ingat kasih tahu aku kalau sudah masuk komplek,” ujar lelaki itu lagi.“Iya. Masih ada yang lain? Aku matikan dulu ya, lagi nyetir.”Mengingat bahwa perempuan itu sudah dalam perjalanan pulang dan tidak lama lagi mereka akan bertemu, dia memutuskan untuk berkata, “Nggak ada lagi, kalau gitu hati-hati di jalan.”Sambungan terputus setelah itu.“Kak, Stefan bilang besok baru pulang kampung. Kakak dan Russel ikut kami berangkat
“Lagi nyetir. Tante mau bicara apa dengan Olivia? Aku minta Olivia dengar telepon.”Odelina hendak menyerahkan ponselnya pada adiknya, tetapi Yuna langsung berkata, “Nggak apa-apa. Bilang sama dia hati-hati nyetirnya. Kalau keluarga mertuanya mempersulit dia, jangan ditahan. Nggak peduli siapa pun mereka, kalian itu keponakan Tante. Kalian pantas bersanding dengan siapa pun.”Setelah Yuna tahu kalau suami dari keponakannya adalah Stefan Adhitama, perasaannya luar biasa berantakan. Selama beberapa hari ini dia tampak tenggelam dalam pikirannya sendiri. Yuna juga pernah menyampaikan pada Aksa, dan baru tahu kalau ternyata Aksa sudah mengetahuinya. Akan tetapi, dia masih menutupinya dari Amelia.Tentu saja Yuna juga melakukan hal yang sama. Dia masih belum berani membiarkan putrinya tahu kalau istri misterius dari Stefan adalah Olivia. Semua orang ingin tahu siapa Nyonya Muda Adhitama yang sebenarnya, tetapi tidak ada yang tahu kalau mereka semua sudah pernah bertemu dengannya.Seperti Ju
Selain amplop untuk Odelina dan Olivia serta Russel, Yuna juga menyiapkannya untuk Stefan. Karena tidak bisa membuat Stefan menjadi menantunya sendiri, setidaknya suami keponakannya juga sama saja seperti menantunya.“Ma,” panggil Amelia sambil menarik kopernya turun.Yuna buru-buru meminta pengurus rumah keluar. Dia berbalik dan melangkah mendekati putrinya sambil berkata, “Kenapa lama sekali?”“Barang yang dibawa harus lengkap. Di mana Kakak dan yang lainnya?”“Masih belum turun.”Amelia menarik kopernya turun dari lantai atas. Amelia maju dan hendak membantunya, tetapi ditolak oleh putrinya.“Ma, tadi Mama minta pengurus rumah untuk melakukan apa?”“Kasih parsel tahun baru untuk Olivia dan Odelina. Mama minta dia untuk antar kasih mereka berdua.”“Kak Odelina nggak mau ikut, padahal kita bisa ajak dia dan Russel juga. Bakalan nggak ketemu sama Russel dalam waktu yang cukup lama. Waktu kita pulang nanti, Russel sudah berusia tiga tahun.”“Begitu lewat dua hari ini, kamu juga sudah 27
Status keluarga Junaidi di Aldimo membuat mereka tidak bisa bertindak gegabah. Faktor lainnya adalah nantinya mereka tidak akan bisa lagi mendapat informasi apa pun tentang Liam dari Vila Ferda. Mereka menduga keluarga Junaidi mengirim anak itu ke suatu tempat, tetapi mereka tidak tahu tempat apa pastinya. “Nggak apa-apa. Libur musim panas tahun depan waktunya lebih panjang. Nante Tante bawa Russel main ke rumahmu, biar dia bisa menemani kamu selama liburan,” kata Odelina tersenyum. “Tante Odelina harus tepat janji, ya! Liburan musim panas nanti Russel harus temani aku main,” ujar Liam. Liam dan Russel pasti ada saja sesekali bertengkar, tetapi sebagian besar waktu lebih banyak mereka habiskan dengan bermain bersama. Ada banyak sekali anak-anak di Vila Ferda, tetapi Archie dan Audrey masih terlalu kecil untuk bermain bersama dengan Liam. Liam tentu saja berharap Russel yang datang untuk bermain bersama. “Pasti,” Odelina berjanji. Ketika liburan musim panas nanti, anaknya Olivia ju
“Oke!” jawab Russel dengan gembira. “Mama, aku makan sendiri, lho. Tante Olivia nggak suapin aku lagi. Aku makan juga nasinya sudah nggak berantakan di meja. Aku mau tanding sama Liam siapa yang bisa makan lebih cepat.” Lam langsung mendekat dan dengan santun menyapa Odelina. “Halo, Tante. Selamat pagi. Tante sudah makan, belum?” Odelina tersenyum. “Tante baru saja makan. Sekarang lagi perjalanan balik ke kantor. Kamu sama Russel makan yang banyak, ya, biar cepat tinggi.” “Kak Odelina, jangan suruh mereka berdua makan banyak. Mereka ini tukang makan, aku malah takut mereka makan kebanyakan dan malah jadi sakit perut mereka,” sahut Mulan. Odelina juga sadar anaknya, Russel, itu tukang makan. Namun apa mau dikata, semua orang yang menjaganya juga sama-sama suka makan. Karena mendapat pengaruh dari Olivia, reputasi Russel sebagai tukang makan justru malah makin terkenal. Sisi positifnya, paling tidak sekarang sudah tidak pilih-pilih makanan. Dulu Russel paling tidak suka makan sayur,
Selama ada Vandi di sisinya, mau dunia kiamat pun Felicia tidak akan merasa khawatir.Odelina selalu bilang kalau Vandi mencintai Felicia, dan Felicia juga memiliki perasaan kepada Vandi. Odeline sudah pernah mengingatkan Felicia agar tidak menyia-nyiakan Vandi, dan juga jangan mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal seperti hanya menginginkan anak tanpa suami agar tidak membuat Vandi bersedih.Tidak peduli bagaimana akhir dari persaingan antara Odelina dengan keluarga Gatara, dalam hubungan asmara, Odelina hanya ingin memberikan saran demi kebaikan Felicia sendiri. Felicia mengakui perasaannya, dia memang mencintai Vandi. Tak bisa dipungkiri, memang sangat mudah untuk mencintai pria yang luar biasa seperti Vandi.Melihat Felicia sudah tertidur, Vandi menghentikan mobil dan melepas jaketnya, lalu dia gunakan jaket itu untuk menutupi tubuh Felicia. Udara masih terasa dingin meski di dalam mobil sudah menggunakan penghangat. Felicia akan mudah masuk angin jika dia tertidur begitu saja.
Felicia menyapu pandangannya ke arah bawahan Dikta yang sudah tumbang di lantai. “Cukup awasi saja mereka, nggak perlu dibunuh.”“Baik, sudah kuperintahkan ke anak buahku,” jawab Vandi.Felicia mengiyakan, lalu dia langsung naik ke mobilnya Vandi. Dengan segera Vandi mengemudikan mobil itu kembali ke Cianter. Selagi di perjalanan, Vandi berkata, “Dari awal Bu Patricia sudah merencanakan ini. Dia sudah minta Dikta untuk menyiapkan seorang pengganti. Sekarang pengganti itu ada di rumah.”“Sudah kuduga Mama pasti bakal melakukan ini,” tutur Felicia seraya memijat lehernya.Karena itu Felicia juga sudah menyiapkan rencananya sendiri. Sewaktu ibunya mengajak dia jalan-jalan di halaman rumah, Felicia sudah menunggu ibunya beraksi, agar ibunya mengira kalau rencananya berjalan dengan lancar. Dengan begitu, Felicia bisa kembali ke Cianter tanpa ketahuan.“Mama sudah tua pun tenaganya masih kuat. Leherku sampai sekarang masih sakit.”“Bu Patricia pernah latihan bela diri. Usianya sudah tua pun
Ketiga putranya sudah memiliki anak, dan menantunya juga lebih mendengarkan Cakra untuk mengungsi ke kediaman keluarga Vikar selama tahun baru.Yang ingin Cakra lindungi adalah anak cucu yang mewarisi marganya, sedangkan yang ingin Patricia lindungi adalah Felicia yang masih menggunakan marga Gatara.Namun, bagaimanapun juga mereka tetaplah cucunya, maka dari itu Patricia tidak meminta para menantunya untuk membawa anak-anak mereka ke Cianter. Biarlah mereka melewati tahun baru yang damai di sana. Akan lebih baik jika mereka jauh dari perseteruan ini. Dalam hal ini, Cakra melakukan bagiannya dengan baik. Cakra menyadari kekejaman istrinya. Jika cucunya tidak segera pergi, dikhawatirkan mereka semua juga tidak akan bertahan hidup.Patricia mengerutkan bibirnya. Apa yang akan terjadi pada malam ini semua bergantung kepada takdir mereka semua. Andaikan, belum waktunya bagi mereka untuk mati, mungkin mereka bisa keluar dari rumah ini dengan selamat. Namun apabila mereka tidak berhasil mela
Sepasang ibu dan anak yang belum tidur semalaman itu sedang menikmati waktu sunyi berdua dengan berjalan santai di halaman rumah. Meski di luar udara sangat dingin, mereka berdua terlihat seperti tidak terpengaruh. Tidak ada pula dendam atau kebencian yang tersirat dari obrolan mereka. Mereka berdua mengobrol hal-hal biasa seperti tidak terjadi apa-apa. Di momen itu mereka hanyalah ibu dan anak biasa.Entah berapa lama kemudian, Patricia berkata, “Felicia, ayo duduk. Aku sudah tua, nggak bisa jalan terlalu jauh.”Patricia berkata sembari duduk di kursi panjang yang terbuat dari batu. Felicia pun ikut duduk di kursi itu bersama ibunya.“Langitnya sudah mau terang,” ucap Patricia mendongak ke angkasa. “Di musim dingin, malam lebih panjang dari siang. Kalau di musim panas, jam segini langit pasti sudah terang.”Dia menarik jaketnya dan bertanya, “Felicia, kamu kedinginan, nggak?”“Iya. Suhu udara di luar rumah lumayan dingin.”“Kamu pakai jaket terlalu tipis. Seharusnya kamu pakai jaket y
Meski perjamuan malam ini menyimpan bahaya yang tersembunyi, Cakra tetap akan menemani Patricia terjun ke dalam jurang.“Tapi acara malam ini pasti bakal jadi pertumpahan darah. Kalian harus ikuti terus Felicia, biar aku yang jagain kalian,” kata Cakra. “Mama kalian nggak bakal membiarkan anak putri satu-satunya celaka. Makanya dia pasti sudah menyiapkan jalan keluar untuk Felicia. Kalian awasi terus Felicia, dijamin kalian pasti selamat.”“Pa, itu kan cuma dugaan saja. Kita ini juga anak kandung Mama. Kalau ada bahaya, masa iya Mama bakal sengaja minta kita datang ke sini? Papa mikirnya jangan terlalu mengada-ada.Mendengar itu, Cakra langsung memelototi anak sulungnya. “Kamu ini selalu saja membantah. Kalau saja kalain menurut apa kataku, malam ini kita semua sudah ada di kampung halamanku. Aku juga nggak perlu khawatir. Sekarang dinasihati baik-baik malah melawan. Mama kamu itu benci aku dan nggak pernah mau lihat wajahku, tapi tiba-tiba aku dipanggil untuk menginap di sini. Kamu pi
“Pa, kenapa?” Ivan menyuarakan pertanyaan yang ada di dalam benaknya.Dengan suara lirih Cakra menjawab, “Mama kamu mau mengundang yang dari Mambera untuk makan-makan di rumah ini. Kamu pikir itu hal yang baik? Kalaupun mama kalian mengadakan acara makan-makan itu dengan niat yang baik, mereka nggak akan berubah pikiran. Mereka datang murni dengan tujuan untuk balas dendam.”“Mereka juga cuma mencurigai Mama yang membunuh kepala keluarga Gatara sebelumnya, tapi mereka nggak punya buktinya,” kata Julio.Erwin mengangguk setuju. “Mereka semua orang-oran yang punya jabatan tinggi. Mereka nggak mungkin menuduh Mama tanpa bukti yang kuat, kecuali kalau mereka mau masuk penjara. Yang rugi juga mereka sendiri.”Ivan berkata, “Dengar-dengar, asistennya kepala keluarga sebelum Mama juga datang. Pak tua itu kuat juga bisa hidup sampai hampir seratus tahun. Dia termasuk satu-satunya orang yang masih hidup yang tahu tentang kejadian itu,” ujar Ivan.”Aku takutnya yang kita hadapi nggak semudah itu.
Patricia memang pilih kasih. Dia lebih menyayangi anak perempuan daripada anak laki-laki. Namun apa boleh buat, siapa suruh Ivan dan adik-adiknya terlahir di keluarga Gatara. Bahkan anak-anak perempuan mereka juga tidak pernah teralu dianggap. Yang Patricia anggap layak sebagai penerus keluarga Gatara di masa depan hanyalah anak perempuan yang lahir dari rahimnya Felicia.Andaikan Ivan tidak terlahir di keluarga Gatara dan harus mengandalkan Gatara Group untuk bertahan hidup, dia ingin menghancurkan perusahaan itu dan merombak tradisi keluarga yang tidak masuk akal.Keluarga lain di mana-mana menjadikan laki-laki sebagai kepala keluarga, tetapi di keluarga Gatara terbalik. Justru wanitalah yang menjadi kepala keluarga.“Pa, kira-kira Mama dan Felicia pergi ke mana pagi-pagi begini? Kalau cuma jalan-jalan rasanya terlalu pagi. Di luar kan dingin, apa mereka nggak takut?”Udara di luar tidak seperti di dalam ruangan yang nyaman karena terdapat penghangat ruangan. Meski di luar tidak trun