Olivia mengambil inisiatif untuk memegang lengan Stefan dan masuk ke dalam supermarket bersamanya, lalu berkata sambil tersenyum, “Kamu benar. Kalau dia nggak dang untuk mengeluh, kita nggak akan tahu kalau mereka mulai nggak suka dengan Yenny.”Mereka berdua membeli beberapa buah segar di supermarket. Sesaat kemudian, mereka keluar dengan dua kantong besar. Begitu sampai di rumah Odelina, mereka diomeli Odelina lagi.Odelina tidak akan mengomeli adik iparnya. Dia hanya mengomeli adiknya sendiri, “Stefan masih harus bayar KPR. Sekalipun gajinya tinggi, kalian tetap harus hemat-hemat. Kalau kalian sudah punya anak nanti, pengeluaran kalian akan lebih besar lagi. Aku sekarang nggak kekurangan apa pun. Kalau Stefan mau beli sesuatu, kamu hentikan saja dia.”“Kak, adik iparmu berbakti padamu. Kamu terima saja. Kalau kamu merasa nggak tega lihat dia tertekan karena masih harus bayar KPR, nanti aku transfer uang beli buah ke dia. Anggap saja aku yang beli buah ini untuk kalian. Oke? Kak, aku
“Bu Yanti ingin Daniel menikah dengan anak dari keluarga ternama. Selain itu, keluarganya juga harus punya aset seenggaknya beberapa triliun. Dia merasa perempuan seperti itu baru pantas untuk jadi istri Daniel.”Daniel sendiri memiliki aset bersih puluhan triliun. Yanti merasa putra bungsunya itu sangat baik dalam setiap aspek kecuali wajahnya yang rusak. Karena putranya begitu luar biasa, tentunya hanya perempuan yang luar biasa pula yang pantas untuk bersanding dengan putranya.Reiki ingat Yanti yang selalu terlihat lembut di luar. Namun pada kenyataannya, Yanti paling sering memandang rendah orang lain. Biasanya ketika Reiki bertemu dengan Yanti di perjamuan, perempuan itu hanya akan bicara dengan nyonya-nyonya yang sederajat dengannya. Sedangkan yang lainnya selalu diremehkan oleh Yanti.Mungkin Daniel juga memahami sifat ibunya. Dia merasa sulit untuk menemukan pacar yang bisa memuaskan ibunya. Oleh karena itu, lebih baik dia tidak mencari pacar. Kalau Daniel bilang, dia benar-be
Setelah keluar dari perusahaan, Stefan masuk ke mobil Reiki. Reiki pun berkata padanya, “Okelah kamu nggak mau pakai mobil mewahmu. Masa kamu juga nggak mau pakai mobil khusus yang kamu pakai untuk bohongi istri kamu itu?”Stefan menjawab sambil memasang sabuk pengaman, “Kalau ikut mobil kamu ke sana, istriku nggak perlu khawatir aku akan kehilangan pekerjaan.”“Kamu kehilangan pekerjaan? Istrimu khawatir kamu akan kehilangan pekerjaan?” Reiki benar-benar ingin tertawa.Olivia tidak khawatir dengan apa pun, malah khawatir Stefan akan kehilangan pekerjaannya. Kalau Stefan tidak mengurus Adhitama Group lagi, delapan adiknya pasti akan menangis. Karena Stefan menanggung beban sembilang orang sendirian.“Dia nggak bilang apa-apa, sih. Tapi dia mulai khawatir dengan isi dompetku. Dia suruh aku jangan habiskan uang dengan sembarangan. Aku sering bareng sama kamu. Dia pikir aku bisa berpegang erat padamu yang punya pengaruh besar di perusahaan. Jadi dia nggak perlu khawatir.”“Dia nggak tahu
Olivia tiba-tiba bertanya. Dia juga melihat Reiki dan Daniel, lalu bertanya lagi, “Kamu bilang kamu temani Pak Reiki makan malam dengan klien. Klien itu Pak Daniel?”“Iya, Pak Daniel.”Stefan menoleh untuk melihat kedua temannya. Setelah menerima isyarat Stefan, keduanya baru menghampiri meja Olivia.“Pak Reiki.”Olivia berdiri, lalu menyapa Reiki sambil tersenyum. Dia juga menyapa Daniel. Sementara itu, Junia juga ikut berdiri. Setelah saling bertukar sapa, Olivia pun berkata dengan santai, “Kalau kalian nggak keberatan, mau makan bareng?”Stefan menjawab paling cepat. Sedangkan Reiki menatap Junia sebentar, lalu berkata sambil tersenyum, “Junia merasa keberatan, nggak?”Junia merasa kalau kedua pria itu telah mengabaikan Daniel, klien penting mereka. Dia menatap Daniel dan berkata, “Kalau Pak Daniel nggak keberatan, kita makan bareng saja.”Daniel adalah tokoh utama malam ini. Kedua orang yang katanya menemani klien makan malam telah melupakan keberadaan Daniel.Daniel spontan berpik
Asal tahu saja, Daniel mulai memperhatikan Odelina juga karena Stefan. Stefan dan Olivia melakukan pernikahan dadakan. Odelina menjadi kakak ipar Stefan. Pada saat Odelina membaret mobilnya, Daniel meminta biaya reparasi di bawah harga yang sebenarnya. Hal itu juga karena Odelina adalah kakak ipar sahabatnya.Daniel tahu teman-temannya masih salah paham dan mengira dia menyukai Odelina. Namun, dia terlalu malas untuk memberi penjelasan. Semakin dia menjelaskan, sepertinya kesalahpahaman menjadi semakin parah, seperti efek Streisand.Setelah tiga pria bergabung, Stefan memesan dua botol alkohol. Hanya Daniel yang tidak minum alkohol. Karena dia harus mengemudikan mobil nanti. Sedangkan Reiki dan Stefan minum sedikit. Namun, tidak sampai mabuk.Usai puas makan dan minum, semua orang hendak pergi. Reiki tiba-tiba berkata, “Stefan, Daniel, aku pulangnya bagaimana? Aku sudah minum alkohol, jadi nggak boleh bawa mobil.”Tidak peduli seberapa tidak pekanya Daniel, dia juga tahu kalau Reiki se
“Mungkin itu mamaku.” Stefan bangun dan berkata, “Setelah kamu tidur tadi malam, aku telepon mamaku. Aku minta mamaku datang dan temani kamu pergi beli gaun untuk kamu pakai saat pesta tahunan perusahaan nanti.”Olivia tiba-tiba membuka matanya ketika mendengar perkataan suaminya. Dia pun langsung duduk di tempat tidur dan berkata, “Kamu tidur saja. Aku yang pergi buka pintu.”Saat bicara, tangan dan kakinya juga bergerak cepat. Dia bergegas pergi mengganti bajunya, lalu menyisir rambutnya. Stefan memperhatikan Olivia melakukan hal-hal itu secepat mungkin. Kemudian, pria itu berkata, “Sebelum keluar, kamu pergi ke dapur lalu ambil dan pakai celemek.”“Kenapa?” tanya Olivia dengan heran.“Lakukan saja apa yang aku katakan.” Stefan tersenyum dan berkata, “Cepat pergi buka pintu. Jangan biarkan mama mertuamu menunggu lama.”Olivia berbalik dan pergi. Setelah keluar dari kamar, dia melakukan seperti apa yang Stefan katakan barusan. Dia benar-benar pergi ke dapur, mengambil celemek dan mema
“Sudah jam berapa ini, Stefan masih belum bangun juga?”“Stefan sibuk kerja, Ma. Kalau malam dia selalu lembur atau ada acara dengan klien. Biarkan dia tidur lebih lama.”“Biasanya dia juga sibuk sampai tengah malam baru pulang. Besoknya dia tetap bangun pagi-pagi untuk jogging. Karena ada kamu, dia jadi malas. Olivia, kamu juga jangan terlalu manjakan Stefan. Nggak peduli pria atau perempuan, kalau sudah manja, yang sakit kita sendiri,” kata Dewi.“Ma, Mama bicara hal buruk tentang aku di belakangku, ya.”Stefan keluar dari kamar. Dia telah mengenakan kemeja dan celana panjang dengan rapi, yang membuatnya terlihat gagah dan menawan. Hanya saja, jasnya belum dipakai. Begitu juga dengan dasinya. Dia memegang kedua benda itu di tangannya.Dewi berdiri dan menghampiri Stefan, “Aku baru bilang kamu jadi malas, kamu sudah keluar. Untung saja aku nggak marahi kamu. Cuaca akhir-akhir ini sedikit lebih hangat. Tapi kalau pagi hari masih sangat dingin. Cepat pakai jasmu. Jangan sampai masuk ang
Kata-kata Stefan langsung menyulut amarah ibunya. “Siapa bilang jadi istri harus bangun pagi untuk buatkan sarapan buat kamu? Siapa bilang istri harus bersihkan rumah? Dia nggak harus lakukan semua itu. Dia nggak berutang apa pun padamu, sampai harus melayanimu setiap waktu. Stefan, kamu bilang papamu adalah panutanmu. Tapi pemikiranmu itu sangat jauh berbeda dari papamu.”“Cepat perbaiki itu. Apa yang kamu pelajari sampai jadi seperti ini? Perempuan mana yang menikah dengan keluarga kita nggak dimanjakan? Hanya kamu yang perlakukan Olivia seperti ART. Masih bilang sudah seharusnya lagi. Untung saja aku yang datang ke sini hari ini. Coba saja kalau nenekmu yang datang dan dengar kamu ngomong seperti itu. Dia pasti akan pukul kamu sampai babak belur dengan tongkat.”“Olivia, Olivia.” Usai memarahi putranya, Dewi memanggil Olivia yang sedang sibuk di dapur.Olivia segera keluar dari dapur dan bertanya, “Ada apa, Ma?”“Sini.”Dewi menyuruh menantunya untuk mendekat. Kemudian, dia melepas