“Jadi ... Amelia salah orang?” tanya Olivia.Stefan tertawa ringan dan berkata, “Mungkin saja bukan salah orang. Siapa tahu Amelia sudah melepaskan perasaannya pada pria yang nggak bisa jadi miliknya dan jatuh cinta pada Pak Jonas.”Olivia berpikir Amelia sudah terobsesi dengan tuan muda Adhitama selama bertahun-tahun. Amelia tidak mungkin salah mengenali orang. Oleh karena itu, dia pun berkata, “Amelia seharusnya belum jatuh cinta padanya. Mungkin saja ada sesuatu dari Pak Jonas yang menarik perhatian Amelia.”“Pak Jonas benar-benar sebaik itu? Amelia gadis yang baik. Kalau dia dan Pak Jonas bisa saling jatuh cinta, kita semua bisa lega. Aku juga merasa sakit hati melihat cintanya pada Tuan Muda Adhitama.”Olivia pernah menjadi penasihat cinta Amelia. Karena dia tidak berhasil membantu Amelia mendapatkan tuan muda Adhitama, alangkah baiknya kalau dia bisa menyatukan Amelia dan Jonas.Hanya saja, Jonas penduduk Kota Aldimo. Agak jauh dari Kota Mambera. Apakah Yuna rela membiarkan Ameli
Olivia mengambil inisiatif untuk memegang lengan Stefan dan masuk ke dalam supermarket bersamanya, lalu berkata sambil tersenyum, “Kamu benar. Kalau dia nggak dang untuk mengeluh, kita nggak akan tahu kalau mereka mulai nggak suka dengan Yenny.”Mereka berdua membeli beberapa buah segar di supermarket. Sesaat kemudian, mereka keluar dengan dua kantong besar. Begitu sampai di rumah Odelina, mereka diomeli Odelina lagi.Odelina tidak akan mengomeli adik iparnya. Dia hanya mengomeli adiknya sendiri, “Stefan masih harus bayar KPR. Sekalipun gajinya tinggi, kalian tetap harus hemat-hemat. Kalau kalian sudah punya anak nanti, pengeluaran kalian akan lebih besar lagi. Aku sekarang nggak kekurangan apa pun. Kalau Stefan mau beli sesuatu, kamu hentikan saja dia.”“Kak, adik iparmu berbakti padamu. Kamu terima saja. Kalau kamu merasa nggak tega lihat dia tertekan karena masih harus bayar KPR, nanti aku transfer uang beli buah ke dia. Anggap saja aku yang beli buah ini untuk kalian. Oke? Kak, aku
“Bu Yanti ingin Daniel menikah dengan anak dari keluarga ternama. Selain itu, keluarganya juga harus punya aset seenggaknya beberapa triliun. Dia merasa perempuan seperti itu baru pantas untuk jadi istri Daniel.”Daniel sendiri memiliki aset bersih puluhan triliun. Yanti merasa putra bungsunya itu sangat baik dalam setiap aspek kecuali wajahnya yang rusak. Karena putranya begitu luar biasa, tentunya hanya perempuan yang luar biasa pula yang pantas untuk bersanding dengan putranya.Reiki ingat Yanti yang selalu terlihat lembut di luar. Namun pada kenyataannya, Yanti paling sering memandang rendah orang lain. Biasanya ketika Reiki bertemu dengan Yanti di perjamuan, perempuan itu hanya akan bicara dengan nyonya-nyonya yang sederajat dengannya. Sedangkan yang lainnya selalu diremehkan oleh Yanti.Mungkin Daniel juga memahami sifat ibunya. Dia merasa sulit untuk menemukan pacar yang bisa memuaskan ibunya. Oleh karena itu, lebih baik dia tidak mencari pacar. Kalau Daniel bilang, dia benar-be
Setelah keluar dari perusahaan, Stefan masuk ke mobil Reiki. Reiki pun berkata padanya, “Okelah kamu nggak mau pakai mobil mewahmu. Masa kamu juga nggak mau pakai mobil khusus yang kamu pakai untuk bohongi istri kamu itu?”Stefan menjawab sambil memasang sabuk pengaman, “Kalau ikut mobil kamu ke sana, istriku nggak perlu khawatir aku akan kehilangan pekerjaan.”“Kamu kehilangan pekerjaan? Istrimu khawatir kamu akan kehilangan pekerjaan?” Reiki benar-benar ingin tertawa.Olivia tidak khawatir dengan apa pun, malah khawatir Stefan akan kehilangan pekerjaannya. Kalau Stefan tidak mengurus Adhitama Group lagi, delapan adiknya pasti akan menangis. Karena Stefan menanggung beban sembilang orang sendirian.“Dia nggak bilang apa-apa, sih. Tapi dia mulai khawatir dengan isi dompetku. Dia suruh aku jangan habiskan uang dengan sembarangan. Aku sering bareng sama kamu. Dia pikir aku bisa berpegang erat padamu yang punya pengaruh besar di perusahaan. Jadi dia nggak perlu khawatir.”“Dia nggak tahu
Olivia tiba-tiba bertanya. Dia juga melihat Reiki dan Daniel, lalu bertanya lagi, “Kamu bilang kamu temani Pak Reiki makan malam dengan klien. Klien itu Pak Daniel?”“Iya, Pak Daniel.”Stefan menoleh untuk melihat kedua temannya. Setelah menerima isyarat Stefan, keduanya baru menghampiri meja Olivia.“Pak Reiki.”Olivia berdiri, lalu menyapa Reiki sambil tersenyum. Dia juga menyapa Daniel. Sementara itu, Junia juga ikut berdiri. Setelah saling bertukar sapa, Olivia pun berkata dengan santai, “Kalau kalian nggak keberatan, mau makan bareng?”Stefan menjawab paling cepat. Sedangkan Reiki menatap Junia sebentar, lalu berkata sambil tersenyum, “Junia merasa keberatan, nggak?”Junia merasa kalau kedua pria itu telah mengabaikan Daniel, klien penting mereka. Dia menatap Daniel dan berkata, “Kalau Pak Daniel nggak keberatan, kita makan bareng saja.”Daniel adalah tokoh utama malam ini. Kedua orang yang katanya menemani klien makan malam telah melupakan keberadaan Daniel.Daniel spontan berpik
Asal tahu saja, Daniel mulai memperhatikan Odelina juga karena Stefan. Stefan dan Olivia melakukan pernikahan dadakan. Odelina menjadi kakak ipar Stefan. Pada saat Odelina membaret mobilnya, Daniel meminta biaya reparasi di bawah harga yang sebenarnya. Hal itu juga karena Odelina adalah kakak ipar sahabatnya.Daniel tahu teman-temannya masih salah paham dan mengira dia menyukai Odelina. Namun, dia terlalu malas untuk memberi penjelasan. Semakin dia menjelaskan, sepertinya kesalahpahaman menjadi semakin parah, seperti efek Streisand.Setelah tiga pria bergabung, Stefan memesan dua botol alkohol. Hanya Daniel yang tidak minum alkohol. Karena dia harus mengemudikan mobil nanti. Sedangkan Reiki dan Stefan minum sedikit. Namun, tidak sampai mabuk.Usai puas makan dan minum, semua orang hendak pergi. Reiki tiba-tiba berkata, “Stefan, Daniel, aku pulangnya bagaimana? Aku sudah minum alkohol, jadi nggak boleh bawa mobil.”Tidak peduli seberapa tidak pekanya Daniel, dia juga tahu kalau Reiki se
“Mungkin itu mamaku.” Stefan bangun dan berkata, “Setelah kamu tidur tadi malam, aku telepon mamaku. Aku minta mamaku datang dan temani kamu pergi beli gaun untuk kamu pakai saat pesta tahunan perusahaan nanti.”Olivia tiba-tiba membuka matanya ketika mendengar perkataan suaminya. Dia pun langsung duduk di tempat tidur dan berkata, “Kamu tidur saja. Aku yang pergi buka pintu.”Saat bicara, tangan dan kakinya juga bergerak cepat. Dia bergegas pergi mengganti bajunya, lalu menyisir rambutnya. Stefan memperhatikan Olivia melakukan hal-hal itu secepat mungkin. Kemudian, pria itu berkata, “Sebelum keluar, kamu pergi ke dapur lalu ambil dan pakai celemek.”“Kenapa?” tanya Olivia dengan heran.“Lakukan saja apa yang aku katakan.” Stefan tersenyum dan berkata, “Cepat pergi buka pintu. Jangan biarkan mama mertuamu menunggu lama.”Olivia berbalik dan pergi. Setelah keluar dari kamar, dia melakukan seperti apa yang Stefan katakan barusan. Dia benar-benar pergi ke dapur, mengambil celemek dan mema
“Sudah jam berapa ini, Stefan masih belum bangun juga?”“Stefan sibuk kerja, Ma. Kalau malam dia selalu lembur atau ada acara dengan klien. Biarkan dia tidur lebih lama.”“Biasanya dia juga sibuk sampai tengah malam baru pulang. Besoknya dia tetap bangun pagi-pagi untuk jogging. Karena ada kamu, dia jadi malas. Olivia, kamu juga jangan terlalu manjakan Stefan. Nggak peduli pria atau perempuan, kalau sudah manja, yang sakit kita sendiri,” kata Dewi.“Ma, Mama bicara hal buruk tentang aku di belakangku, ya.”Stefan keluar dari kamar. Dia telah mengenakan kemeja dan celana panjang dengan rapi, yang membuatnya terlihat gagah dan menawan. Hanya saja, jasnya belum dipakai. Begitu juga dengan dasinya. Dia memegang kedua benda itu di tangannya.Dewi berdiri dan menghampiri Stefan, “Aku baru bilang kamu jadi malas, kamu sudah keluar. Untung saja aku nggak marahi kamu. Cuaca akhir-akhir ini sedikit lebih hangat. Tapi kalau pagi hari masih sangat dingin. Cepat pakai jasmu. Jangan sampai masuk ang
Yuna mengangguk."Sore nanti ajak Russel bersama ke sini." Setelah berpikir sejenak, Yuna menambahkan, "Dokter Panca bilang, waktu Kakek Setya nggak banyak lagi. Biarkan dia bertemu dengan anak-anak satu per satu." Semua orang saling memandang. Olivia dengan cemas bertanya, "Penyakit apa yang diderita Kakek Setya?" "Mungkin karena luka lama yang meninggalkan efek samping, ditambah usia lanjut. Orang tua pasti punya penyakit kecil di sana-sini," jawab Yuna sambil menghela napas, dia tidak melanjutkan lebih jauh. Dokter Panca sudah menyuruh mereka bersiap secara mental. "Sore nanti, aku akan menjemput Russel, lalu kita akan datang bersama." Olivia juga memahami bahwa usia Setya yang sudah sangat tua, ditambah keinginannya yang sudah terpenuhi, mungkin tidak akan bertahan lama lagi. "Apakah perlu memberi tahu Kak Odelina agar pulang?" "Untuk sementara nggak perlu. Kakek Setya belum menyerahkan bukti-buktinya ke aku, jadi dalam waktu dekat sepertinya nggak akan ada apa-apa. Saat dia
Wajah Yuna berubah drastis. “Dokter Panca, apakah nggak ada cara agar Om Setya bisa hidup beberapa tahun lagi?” Dokter Panca berkata, “Saya dan murid-murid saya sudah pakai semua obat terbaik yang kami tanam untuknya. Kami sudah melakukan yang terbaik. Dia bisa bertahan sampai sejauh ini, pertama karena kami membantu memulihkan tubuhnya, dan kedua karena obsesi yang ada di hatinya.” “Meski dendam besar mamamu belum terbalaskan, melihat kalian hidup dengan baik, memiliki kekuatan dan dukungan, Om Setya merasa lebih tenang. Dia percaya bahwa balas dendam untuk ibumu bisa diserahkan sama kalian, jadi dia bisa pergi menemui majikannya dengan hati lega.” “Begitu obsesi itu hilang, seperti yang saya katakan sebelumnya, semangatnya akan turun. Ketika itu terjadi, dia nggak akan bertahan lama lagi. Apalagi, usianya sudah hampir seratus tahun. Bahkan kalua hari itu tiba, kalian harus menerimanya dengan tenang.” Hidup hingga seratus tahun, meski sering diucapkan, berapa banyak orang yang be
Sama seperti para lelaki di keluarga menantunya. Tidak heran kedua keluarga itu bisa memiliki hubungan yang erat. Mereka adalah orang-orang yang sejenis. “Dokter Panca,” sapa Stefan dengan hormat. Lelaki tua itu mengangguk lagi. Kemudian, dia memperkenalkan beberapa teman lamanya kepada pasangan itu. Terakhir, dia menunjuk Setya dan berkata kepada Olivia, “Bu Olivia, kakakku ini adalah orang yang selama ini kalian cari. Tantemu memanggilnya Om Setya.” “Dokter Panca, panggil aku Olivia saja,” kata Olivia dengan sopan. Dia menoleh ke Setya dan menyapanya, “Kakek Setya.” Sebagai generasi muda, Olivia belum pernah bertemu dengan asisten tua itu, dan begitu pula sebaliknya. Karena itu, baik Olivia maupun Setya, tidak memiliki perasaan emosional yang sama seperti Yuna. Setya tersenyum dan mengangguk, lalu berkata, “Kamu pasti Olivia, 'kan?” Bu Yuna benar, Olivia tidak begitu mirip dengan Reni. Sekilas terlihat sedikit mirip, tapi kalau diperhatikan lebih saksama, ternyata nggak. Keli
“Om Setya, putri sulung Reni sudah pergi ke Cianter untuk berkarier. Anda untuk sementara nggak bisa bertemu dengannya,” kata Yuna dengan suara lembut.Dia tahu alasan Setya sering memandang Amelia. Mungkin lelaki itu khawatir bahwa keluarga ibunya tidak ada yang mampu mengambil alih keluarga Gatara. Setya sangat setia, dan menganggap keluarga Gatara itu adalah milik keturunan majikannya.Meskipun Patricia telah duduk di posisi kepala keluarga selama lebih dari 40 tahun, Setya tetap tidak mengakui kedudukan Patricia yang sah. Perempuan itu tidak ingin Setya hidup, karena selama dia masih hidup, Patricia selalu merasa posisinya tidak kokoh. Tanpa Setya, dengan semua saudaranya ang telah tiada, mengambil alih keluarga Gatara menjadi hal yang wajar baginya, sehingga dia akan merasa lebih percaya diri. “Olivia sedang dalam perjalanan. Sebentar lagi Anda bisa bertemu dengannya,” “Olivia lebih mirip ayahnya, sedangkan Odelina lebih mirip Reni. Anak laki-laki Odelina, Russel, sangat mirip
Yuna menangis sejadi-jadinya di depan nisan adiknya. Namun, tidak peduli seberapa keras tangisnya, dia tidak dapat menghidupkan kembali adiknya. Satu hal yang bisa dia lakukan hanyalah menjadi sosok ibu bagi kedua keponakannya dan memberikan mereka lebih banyak kasih sayang.Yuna dan adiknya mengalami masa kecil yang tragis. Kemudian, keduanya dipisahkan oleh dua alam yang berbeda. Setelah mengetahui penyebab kematian orang tuanya, Yuna sangat membenci Patricia.“Kalau nggak ingin orang tahu apa yang kamu lakukan, lebih baik nggak usah lakukan. Dia akan membayar harga atas semua perbuatannya,” ujar Setya dengan penuh kebencian.“Benar, Om. Dia akan bayar harga atas semua yang telah dia lakukan.”“Aku yang nggak berguna. Aku nggak punya banyak bukti. Hanya ada sedikit. Karena orang-orang yang tahu masalah ini sudah mati semua, jadi sulit untuk memberatkannya dengan bukti yang sedikit ini.” Usai berkata, Setya kembali menyalahkan dirinya sendiri dan menangis.“Aku nggak peduli ada bukti
Tahun lalu, Setya baru saja kembali dari gerbang kematian. Setelah mendengar perkataan Panca, Setya pun berusaha menenangkan dirinya. Dia menganggukkan kepala kepada teman-temannya, lalu berkata kepada yuna, “Non Yuna, aku akan berusaha tetap hidup. Sampai kalian membalaskan dendam orang tuamu, agar Bu Patricia terima hukuman atas perbuatannya. Kalau nggak, aku nggak bisa mati dengan tenang.”“Ini juga salahku. Selama bertahun-tahun, aku nggak bisa membalaskan dendam orang tuamu. Aku juga nggak bisa temukan keberadaan kamu dan adikmu.”Kalau saja Setya menemukan Yuna dan Reni lebih awal, Reni tidak akan meninggal secepat ini. Setya gagal melindungi kepala keluarga Gatara sebelumnya, juga gagal melindungi kedua putri kepala keluarga Gatara sebelumnya. Setya merasa sangat bersalah.Setya yang telah menjalani pelatihan khusus menjadi asisten terpercaya kepala keluarga Gatara. Dia telah melakukan banyak hal untuk kepala keluarga Gatara. Namun pada akhirnya, dia gagal melaksanakan dua hal t
Yuna memanggil pria itu Setya, adik Yuna juga ikut memanggilnya dengan nama itu. Setiap kali Yuna dan adiknya memanggil Setya, pria itu selalu menjawab sambil tersenyum.Dalam ingatan Yuna yang samar-samar, orang tuanya dan Setya sangat sibuk. Namun, kesehatan ibunya kurang baik, jadi ibunya sering meminta bibinya yang tidak lain adalah Patricia untuk melakukan sesuatu.Sekarang kalau dipikir-pikir, justru karena ibunya Yuna sakit. Jadi ibunya Yuna mau tidak mau sering minta Patricia mengurus perusahaan dan urusan keluarga, sehingga timbul keinginan di dalam hati Patricia untuk merebut kekuasaan.Patricia pasti merasa dia telah berbuat banyak, tapi semua orang tetap berpihak pada ibu Yuna. Oleh karena itu, Patricia ingin mengambil alih. Karena dia mengira hanya dengan menjadi kepala keluarga, semua orang akan sepenuhnya berpihak padanya.“Huh ....”Syuna memanggil Sety, Setya menghela napas sambil menahan air matanya. Keduanya sama-sama tidak memiliki kesan mendalam terhadap satu sama
Stefan tertawa pelan. “Oke, asal kamu nggak berebut dengan tantemu untuk dapat perhatian, sebenarnya kamu akan merasa sangat bahagia. Ada begitu banyak orang yang sayang sama kamu. Cepat gosok gigi dan cuci muka. Habis itu ambil tasmu dan turun untuk sarapan dulu. Nanti om sopir yang antar kamu ke sekolah. Om dan tantemu ada urusan, nggak bisa antar kamu.”Russel memanyunkan bibir lagi. Namun pada akhirnya, dia tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia pun pergi mencuci muka dan menggosok gigi dengan tenang. Sedangkan Stefan kembali ke kamarnya untuk membangunkan Olivia. Dia memberitahu Olivia kalau Dokter Panca membawa asisten nenek Olivia ke rumah keluarga Sanjaya.Olivia langsung bangun dan mandi secepatnya. Selesai ganti baju, dia bergegas turun bersama suaminya. Di sisi lain, Aksa juga telah membangunkan orang tuanya. Begitu mengetahui kedatangan para pria tua dan salah satu di antaranya adalah guru Kellin, Yuna langsung keluar dari kamar. Namun, suaminya segera menghentikannya.“Yuna, k
Mereka berdua sedang bertelepon, tapi Stefan malah bilang kalau dia tidak bicara dengan Aksa. Karena Aksa tahu Stefan pasti sedang mengurus Russel, Aksa pun tidak marah.“Oke, kamu bisa bicara sekarang.” Stefan akhirnya bicara dengan Aksa.Kalau bukan karena tahu Olivia masih tidur saat ini, Aksa sungguh tidak ingin menelepon Stefan. Dengar saja nada bicara Stefan, sangat menjengkelkan, bukan? Seolah-olah Aksa akan melapor ke Stefan saja.Aksa pun berkata sambil menahan amarahnya, “Dokter Panca bawa asisten nenekku datang ke sini. Selain mereka berdua, ada beberapa pak tua lainnya. Mereka mungkin para master yang menguasai dunia beberapa puluh tahun yang lalu. Kamu bilang sama Olivia. Kalau kamu bisa datang, kamu temani Olivia datang ke sini sebentar.”“Dokter Panca?” Stefan spontan mengerutkan kening. “Kamu yakin orang itu Dokter Panca?”“Aku nggak yakin. Makanya aku suruh Jonas datang. Jonas pernah bertemu dengannya. Tapi aku rasa mereka nggak akan berbohong. Nggak akan ada yang bera