“Stefan juga punya vila atas namanya. Lokasinya ada di kawasan vila mewah. Vilanya gede banget. Halaman depan dan belakangnya luas. Pemandangan di sana juga bagus. Aku sudah cari tahu, harga vila di daerah itu paling nggak sampai puluhan miliar, lho.”Odelina masih diam. “Stefan bilang pendapatan tahunannya miliaran, biasanya juga nggak begitu ada pengeluaran, jadi dia punya banyak simpanan uang terus beli vila itu. Tapi masih kredit.”“Berapa cicilannya?” Odelina bertanya.“Aku nggak tanya, sih. Itu kan propertinya. Berapa pun cicilannya, itu urusan dia. Besok-besok kalau misalnya hubungan kami nggak bisa diteruskan, ya aku nggak akan minta vila itu.”“Ih, cepet telan ludah, bicara yang baik sekali lagi. Apanya yang nggak bisa diteruskan. Kamu dan Stefan baru saja mulai. Kalian harus baik-baik. Jangan kayak Kakak.” Odelina tidak ingin mendengar Olivia mengatakan hal buruk seperti itu. Pernikahannya sendiri memang gagal. Namun, Odelina sangat berharap adiknya dan Stefan
“Stefan sudah kembali dari perjalanan bisnis. Kalau kamu sempat, bawa dia datang ke sini kenalin ke Tante.”Odelina mengubah topik pembicaraan. Dia tidak tahu apakah Stefan memiliki hubungan dengan keluarga Adhitama. Namun, Yuna adalah nyonya keluarga Sanjaya. Yuna pasti pernah bertemu dengan tuan muda keluarga Adhitama. Asalkan Olivia membawa Stefan menemui Yuna, maka mereka semua akan tahu apakah Stefan telah menipu Olivia tentang identitasnya. Bi Lesti sedang mendengarkan dengan serius. Dalam hati dia berpikir dia harus mengingatkan Stefan ketika dia pulang ke rumah nanti malam. Lebih baik Stefan mengaku pada Olivia secepat mungkin.“Stefan bilang lewat Tahun Baru dia baru sempat. Dia akhir-akhir ini sibuk banget. Sebentar lagi dia juga akan mengadakan pesta tahunan perusahaan.”“Di perusahaan mereka boleh bawa keluarga ke pesta tahunan perusahaan, nggak? Stefan ajak kamu, nggak?”Olivia tidak pernah bekerja di perusahaan, jadi dia tidak tahu apa-apa. Namun, Odelina tahu jelas. Dia
Olivia mengerti Amelia sulit untuk membuang perasaannya pada Tuan Muda Adhitama sekaligus dalam sekejap. Amelia sendiri sudah lama tidak mengganggu pria itu. Sekarang dia datang ke sini mungkin karena dia ingin melihat pria itu secara diam-diam.Mencintai seseorang yang tidak bisa dicintai dan dimiliki adalah sesuatu yang sangat menyakitkan.“Dulu aku pernah minum teh susu di sini beberapa kali. Aku rasa teh susu dan dessert di toko ini enak. Jadi aku datang ke sini lagi. Tapi sekarang rasanya biasa saja.”Amelia berbicara dengan sangat santai. Seolah-olah dia benar-benar datang untuk minum teh susu. Dia memang pernah minum teh susu di toko itu sebelumnya. Dulu, dia merasa minuman dan makanan di sana enak. Mungkin karena dia sedang menunggu seseorang.Sekarang Amelia merasa minuman di sana rasanya biasa saja. Karena dia tidak punya siapa-siapa lagi untuk ditunggu.“Kamu datang ke sini untuk jemput suamimu pulang kerja? Dia sudah kembali dari perjalanan bisnis. Kapan kamu bawa dia ke ru
Amelia mengemudikan mobilnya dengan sangat cepat. Dia awalnya berada di belakang Jonas. Begitu menginjak habis pedal gasnya, mobilnya segera melewati rombongan Jonas. Namun tidak disangka, belum dua menit, mobilnya tiba-tiba berhenti.Ternyata bannya bocor. Mau tidak mau Amelia harus segera menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Kemudian, dia turun dari mobil untuk memeriksa bannya.Kenapa bisa tiba-tiba bocor? Pada saat Amelia turun dari mobil, Jonas yang ketinggalan di belakang langsung mengenali sosok Amelia. Sopir Jonas juga mengenali Amelia. Amelia pun meninggalkan kesan mendalam di hati sopir itu.“Berhenti.” Jonas meminta sopir untuk berhenti. Sopir pun cepat-cepat menepi dan berhenti, tepat di sebelah mobil Amelia.“Coba tanyakan pada Bu Amelia ada apa,” perintah Jonas kepada sopirnya.Amelia bisa muncul di sini kemungkinan besar demi Stefan. Jonas sudah lama tinggal di Kota Mambera. Oleh karena itu, dia tahu kalau Amelia pernah mengejar Stefan. Sekarang Stefan telah mengumumk
“Pak Jonas.”Amelia adalah putri keluarga Sanjaya. Dia telah lama mendengar tentang Ferda Group di Kota Aldimo. Dia juga tahu kalau Ferda Group sama seperti Adhitama Group yang memiliki aset ratusan triliun. Kedua keluarga tersebut menjadi keluarga terkaya di kota masing-masing.Ada satu hal yang membuat orang merasa kagum dari keluarga Junaidi. Sama seperti keluarga Adhitama, keluarga Junaidi juga keluarga yang sangat harmonis. Mereka benar-benar keluarga yang harmonis dan makmur.Yuna sering bilang kalau keluarga Adhitama bisa menjadi keluarga terkaya dan tetap di posisi keluarga nomor satu di Kota Mambera dalam jangka waktu lama. Hal itu dikarenakan cara didik keluarga mereka yang luar biasa. Anak cucu keluarga Adhitama dididik dengan baik. Mereka tidak akan bertarung melawan saudara sendiri demi keuntungan sendiri. Mereka justru saling mengasihi dan saling menghormati. Bahkan mereka tidak ingin mengambil alih bisnis keluarga.Stefan adalah cucu pertama. Sejak lahir, dia sudah dibes
Olivia mencubit wajah Stefan dua kali, lalu menarik kembali tangannya. Melihat hal itu, Stefan pun menatap Olivia dengan lekat, lalu berkata dengan suara berat, “Aku bahkan sudan menundukkan kepalaku. Kenapa kamu nggak sekalian berikan aku ciuman?”Olivia melihat ke sekeliling dengan cepat, lalu berbisik di telinga Stefan dengan nada manja, “Kita lagi di luar. Banyak orang lalu lalang. Ada Russel juga.”Di dalam toko minuman juga ada banyak pelanggan. Olivia adalah orang yang berani di mulut. Dia tidak begitu berani dalam tindakan nyata.Stefan mengerutkan kening, “Bagaimana kalau aku yang cium kamu?”Olivia bahkan belum menjawabnya, pria itu sudah mendekat dan mencium bibir merahnya. Namun, pria itu tidak memperdalam ciumannya. Dia hanya mengecup bibir Olivia sebentar, lalu melepaskan ciumannya. Kemudian, dia berkata dengan penuh rasa sayang, “Ayo, kita pulang. Jangan biarkan Kak Odelina tunggu terlalu lama.”Stefan menggendong Russel. Satu tangannya yang bebas menggandeng tangan Oliv
“Jadi ... Amelia salah orang?” tanya Olivia.Stefan tertawa ringan dan berkata, “Mungkin saja bukan salah orang. Siapa tahu Amelia sudah melepaskan perasaannya pada pria yang nggak bisa jadi miliknya dan jatuh cinta pada Pak Jonas.”Olivia berpikir Amelia sudah terobsesi dengan tuan muda Adhitama selama bertahun-tahun. Amelia tidak mungkin salah mengenali orang. Oleh karena itu, dia pun berkata, “Amelia seharusnya belum jatuh cinta padanya. Mungkin saja ada sesuatu dari Pak Jonas yang menarik perhatian Amelia.”“Pak Jonas benar-benar sebaik itu? Amelia gadis yang baik. Kalau dia dan Pak Jonas bisa saling jatuh cinta, kita semua bisa lega. Aku juga merasa sakit hati melihat cintanya pada Tuan Muda Adhitama.”Olivia pernah menjadi penasihat cinta Amelia. Karena dia tidak berhasil membantu Amelia mendapatkan tuan muda Adhitama, alangkah baiknya kalau dia bisa menyatukan Amelia dan Jonas.Hanya saja, Jonas penduduk Kota Aldimo. Agak jauh dari Kota Mambera. Apakah Yuna rela membiarkan Ameli
Olivia mengambil inisiatif untuk memegang lengan Stefan dan masuk ke dalam supermarket bersamanya, lalu berkata sambil tersenyum, “Kamu benar. Kalau dia nggak dang untuk mengeluh, kita nggak akan tahu kalau mereka mulai nggak suka dengan Yenny.”Mereka berdua membeli beberapa buah segar di supermarket. Sesaat kemudian, mereka keluar dengan dua kantong besar. Begitu sampai di rumah Odelina, mereka diomeli Odelina lagi.Odelina tidak akan mengomeli adik iparnya. Dia hanya mengomeli adiknya sendiri, “Stefan masih harus bayar KPR. Sekalipun gajinya tinggi, kalian tetap harus hemat-hemat. Kalau kalian sudah punya anak nanti, pengeluaran kalian akan lebih besar lagi. Aku sekarang nggak kekurangan apa pun. Kalau Stefan mau beli sesuatu, kamu hentikan saja dia.”“Kak, adik iparmu berbakti padamu. Kamu terima saja. Kalau kamu merasa nggak tega lihat dia tertekan karena masih harus bayar KPR, nanti aku transfer uang beli buah ke dia. Anggap saja aku yang beli buah ini untuk kalian. Oke? Kak, aku