Rita dan Shella baru saja hendak melarikan diri. Namun, sudah terlambat. orang dari kantor polisi sudah datang.“Hentikan mereka!”Daniel melihat ibu dan anak itu ingin melarikan diri. Oleh karena itu, dia langsung memberi perintah. Semua orang bergegas maju ke depan dan menghentikan ibu dan anak itu.“Apakah Pak Daniel yang melapor polisi? Apa yang terjadi, Pak? Sampai ramai begini.”Orang dari kantor polisi itu mengenal Daniel. Alasan utamanya karena anak keempat dari keluarga Lumanto itu pernah jadi preman. Setelah tobat jadi preman, dia pun mulai bergelut dalam dunia bisnis. Hanya dalam beberapa tahun, dia telah membuat Lumanto Group menjadi salah satu perusahaan besar di Kota Mambera dengan kekayaan bersih puluhan triliun. Di daerah ni, tidak ada yang tidak tahu tentang Daniel. Lebih tepatnya, tidak ada orang yang tidak mengenal Lumanto di dalam dunia bisnis Kota Mambera.“Mereka datang ke sini untuk pukul karyawan perusahaanku. Mereka pukul karyawanku sampai jadi seperti ini,” k
Begitu Rudy dan yang lainnya masuk ke kerumunan, mereka pun mendengar Olivia memanggil, “Kak.”Russel juga ikut memanggil ibunya. Pada saa Olivia melihat Shella dan ibunya ada di sana, lalu dia melihat kondisi kakaknya yang kotor dan berantakan, tidak mungkin Olivia tidak mengerti apa yang telah terjadi.Olivia seketika murka. Dia langsung menyerahkan Russel kepada kakaknya. Kemudian, dia berbalik dan menggulung lengan bajunya, lalu hendak memukul orang.“Oliv.” Yuna sangat cepat. Diab bergegas maju untuk menghentikan Olivia yang hendak melampiaskan amarah kakaknya. “Oliv, biar polisi yang urus.”Sudah ada polisi di tempat kejadian. Tidak baik kalau Olivia memukul orang langsung di depan polisi.“Pak Rudy, Bu Yuna.”Daniel terkejut ketika melihat Rudy dan istrinya. Oleh karena itu, dia segera menghampiri keduanya dan menyapa. Mereka pun menanggapi sapaan Daniel.Kemudian, Yuna langsung bertanya, “Pak Daniel, apa yang terjadi di sini?“Bu Yuna, biarkan mereka pergi ke kantor polisi dan
“Kalian pukul keponakanku sampai jadi seperti ini. Kalian ingin masalah selesai begitu saja hanya dengan satu kata maaf? Kami nggak terima permintaan maaf. Kalian sudah keterlaluan!” tukas Yuna dengan dingin.Kemudian, Yuna berkata pada polisi, “Pak Polisi, kami nggak terima permintaan maaf. Kami mau selesaikan masalah ini sesuai aturan. Tapi kami mau ganti rugi.”Rita dan Shella ditahan dan didenda. Mereka juga harus memberi kompensasi kepada Odelina berupa biaya pengobatan dan biaya untuk luka mental yang dialami Odelina.Rita dan Shella memukul dan menghina Odelina di depan begitu banyak orang. Mereka juga merusak reputasi Odelina. Oleh karena itu, mereka harus memberi kompensasi untuk luka mental tersebut.Daniel seketika menatap Yuna dengan heran ketika dia mendengar Yuna berkata kalau Odelina adalah keponakannya.Rita juga menatap Yuna dengan kebingungan, “Kamu tantenya Odelina? Sejak kapan Odelina punya tante?”Rita tahu keluarga ibunya Odelina bukan keluarga kandung. Mereka sud
“Ma.”Begitu Roni datang, dia langsung melihat ibunya jatuh dari kursi. Dia segera menghampiri sang ibu dan membantunya berdiri. Namun, ibunya tidak bisa berdiri tegak. Kedua kakinya gemetar tanpa henti.“Ma, ada apa dengan Mama?”Roni mendirikan kursi yang tumbang, lalu dia membantu ibunya duduk kembali di kursi. Setelah itu, dia mendapati ibunya sedang menatap Odelina dengan tatapan yang rumit dan tidak bisa dimengerti. Roni juga melihat ekspresi kakaknya yang tercengang, lalu wajah kakaknya menjadi semakin pucat.“Tante baik-baik saja?” tanya Yenny. Roni tidak datang sendiri, ada Yenny yang menemaninya. Perempuan itu segera bertanya pada Rita dengan penuh perhatian.Kemudian, Yenny menatap Odelina. Awalnya dia ingin bicara dengan Odelina. Meskipun Odelina dan Roni sudah bercerai, tidak seharusnya Odelina menakuit mantan ibu mertuanya seperti ini. Namun, mata Yenny tiba-tiba menangkap sosok Amelia di sana. Dia spontan terkejut. Dia bahkan mengira matanya yang salah lihat.Yenny tidak
Baru saja Roni membantu ibunya berdiri, kini giliran kakaknya yang mau berlutut. Oleh karena itu, dia pergi menarik kakaknya lagi. Masalah ini membuatnya sangat pusing.Padahal Roni sudah bilang jangan cari masalah dengan Odelina lagi. Namun, ibu dan kakaknya tidak mau mendengarkan perkataannya. Mereka bersikeras pergi ribut dengan Odelina dan membuat Roni sakit kepala. Apakah keluarganya tidak bisa membiarkannya hidup dengan tenang?Sekarang Roni mengalami masalah dalam pekerjaannya. Dia sendiri sudah sangat sibuk. Namun, dia malah meninggalkan pekerjaannya dan pergi ke kantor polisi. Roni bahkan tidak berani melihat wajah bosnya lagi.Roni merasa kalau keluarganya terus membuat masalah ini, pada akhirnya dia juga akan kehilangan pekerjaan yang telah dia pertahankan dengan memberi uang sebanyak dua miliar kepada Odelina.Russel mungkin ketakutan dengan keributan seperti ini. Anak itu memeluk erat leher ibunya dengan kedua tangan kecilnya. Dia sama sekali tidak mau melihat nenek dan ta
Pada pukul 10.30 malam, Olivia baru meninggalkan rumah kakaknya dan kembali ke rumahnya sendiri. Begitu dia membuka pintu, ruang tamu dalam kondisi gelap gulita. Apakah nenek Stefan tidak ada di rumah? Atau sudah tidur?Setelah masuk ke dalam rumah, Olivia menyalakan lampu. Kemudian, dia menutup pintu dan menguncinya. Namun, setelah berpikir sejenak, dia membuka pintu lagi. Kemudian, dia mengambil sandal Stefan dan meletakkannya di depan pintu. Dengan begitu orang lain tahu ada pria di rumahnya. Dia pun merasa lebih aman.“Non Oliv sudah pulang.” Bi Lesti keluar dari kamar saat mendengar suara di depan pintu.Olivia bergumam pelan, lalu bertanya, “Nenek sudah tidur ya, Bi?”“Nyonya sudah pulang, Non. Dia dijemput Den Calvin. Nyonya kira Non nggak pulang malam ini. Jadi Nyonya minta aku bilang ke Non besok.”Olivia sangat terkejut, “Nenek sudah pulang?”“Nyonya bilang dia pindah ke sini karena berantem sama papa mertua Non. Sekarang mereka sudah baikan. Jadi Nyonya pindah kembali ke san
Bi Lesti cepat-cepat berkata, “Non Oliv, aku memang belum lama kerja di sini. Tapi penilaian aku terhadap orang sangat akurat. Den Stefan dan mantan kakak iparnya Non bukan orang yang sama. Den Stefan memiliki rasa tanggung jawab yang kuat. Kalau dia sudah menikahi Non, dia akan bertanggung jawab terhadap Non selamanya.”“Aku lihat Den Stefan juga nggak mengerti bagaimana mengambil hati perempuan. Dia juga nggak suka perempuan lain dekat-dekat dengannya. Non lihat saja, dia paling hanya mengangguk pada Non Junia, jarang bicara. Meski dia pria yang hebat, dia sangat setia dalam hal perasaan. Non jangan terpengaruh sama pernikahan kakak Non yang gagal.”“Cinta itu sangat indah. Banyak pernikahan yang berakhir bahagia juga, kok. Nggak semua pernikahan akan jadi seperti pernikahan Non Odelina. Aku dulu pernah jadi pengasuh adik bungsu Den Stefan. Aku kerja di sana bertahun-tahun. Hubungan keluarganya benar-benar sangat baik.”“Orang tua Den Stefan dan saudara-saudaranya juga memperlakukan
Olivia langsung mengangkat telepon dari Stefan.“Aku bukan kantong air panas!” Begitu Stefan berbicara, dia spontan mengoreksi panggilan dari Olivia untuknya.Olivia tertawa pelan, “Aku lagi kedinginan sekarang, jadi aku teringat sama kamu. Kamu lebih hangat dari kantong air panas.”Suara Stefan menjadi semakin berat, “Kalau kamu nggak kedinginan, kamu nggak akan teringat sama aku?”Olivia pun mengakuinya dengan jujur, “Kalau aku nggak kedinginan, aku mungkin sudah langsung tidur. Oh, aku tetap akan kirimkan foto “selamat malam”.”Raut wajah Stefan seketika menjadi muram.“Kamu sudah selesai kerja, belum? Kalau belum, kamu lanjut kerja saja. Aku mau tidur.” Usai berkata, Olivia hendak menutup telepon.“Olivia.” Stefan memanggilnya dengan suara berat, “Hasil tes DNA kamu dan Bu Yuna sudah keluar, belum?”“Sudah, ternyata Bu Yuna benar-benar tanteku. Aku punya hubungan darah dengannya.”Jantung Stefan langsung mencelos, hanya saja tidak terlihat dari wajahnya. Nada bicaranya juga masih s