Odelina bahkan tidak perlu melihat untuk mengetahui siapa itu. Suara itu sudah terlalu familiar baginya. Siapa lagi kalau bukan Shella, mantan kakak iparnya yang luar biasa itu.Shella dan ibunya mencari Odelina sampai ke Lumanto Group. Namun, Odelina tidak pulang untuk makan siang. Dia biasanya makan di kantin perusahaan. Kemudian, dia akan tidur di meja kantor sebentar. Setelah itu, dia lanjut bekerja sampai sore. Karena itu, Odelina sama sekali tidak meninggalkan perusahaan.Shella dan Rita hanya bisa berjongkok dan berjaga di depan pintu masuk perusahaan, menunggu Odelina sepanjang sore. Karena saking lamanya menunggu, mereka pun merasa sangat kesal.Begitu melihat Odelina keluar, amarah Shella seketika naik hingga ke ubun-ubun. Dia sudah tidak peduli ada begitu banyak orang yang masuk dan keluar dari perusahaan. Dia langsung berteriak dengan keras sampai dilihat banyak orang.Orang yang suka gosip secara naluriah langsung berhenti untuk menonton keramaian tersebut. Meski Odelina h
Seseorang spontan membalas perkataan Shella.“Iya, tuh. Padahal kamu sendiri juga seorang perempuan. Bisa-bisanya kamu mengatai Odelina seperti itu. Keputusan Odelina sangat benar. Odelina, kami dukung kamu.”“Benar-benar sial dapat kakak ipar kayak kamu. Jangankan suaminya selingkuh, nggak selingkuh pun harus cerai. Lebih baik jauh-jauh dari orang seperti kalian.”Semua orang justru menyalahkan Shella. Hal itu membuat Shella marah sampai wajahnya menjadi merah padam. Dia merasa Odelina yang membuatnya kehilangan muka. Tiba-tiba, Shella mendorong sepeda motor yang dipegang Odelina dengan keras.Sejak awal ban motor itu sudah kempes. Odelina susah payah mendorong motornya. Tiba-tiba Shella mendorongnya, Odelina tidak bisa menahan motornya dengan stabil. Akhirnya, Odelina dan motornya sama-sama jatuh.“Kembalikan uang kami. Kakekmu sudah ambil uang mamaku. Utang kakek cucu yang bayar. Kembalikan uang itu pada mamaku.”Shella masih tidak puas walau sudah mendorong Odelina sampai perempuan
Daniel memasang raut wajah muram, lalu bertanya, “Ada apa ini?”Shella berdiri sendiri dari tanah. Dia masih ingin menyerang Odelina. Namun, Daniel langsung mendorongnya menjauh. Shella mundur beberapa langkah baru bisa berdiri dengan stabil.Setelah lebih tenang, dia baru melihat seorang pria bertubuh tinggi dengan wajah yang galak. Pria itu sedang melindungi Odelina. Bekas luka di wajah pria itu sangat menakutkan. Seolah-olah, menatap pria itu lebih lama akan membuatnya mimpi buruk saat tidur.Shella terkejut dengan kehadiran pria itu. Dia pun tidak berani menyerang Odelina lagi. Sedangkan Rita juga bergegas kembali ke sisi putrinya. Mereka berdua terlihat sangat berantakan. Tentu saja, Odelina juga tidak lebih baik dari mereka.Satpam dan beberapa karyawan yang hendak menghentikan perkelahian juga tampak sedikit berantakan. Mereka sama sekali tidak menyangka tiga perempuan berkelahi akan begitu menggila, mau dilerai pun tidak bisa.“Siapa kamu?” Setelah menarik napas beberapa kali,
Rita dan Shella baru saja hendak melarikan diri. Namun, sudah terlambat. orang dari kantor polisi sudah datang.“Hentikan mereka!”Daniel melihat ibu dan anak itu ingin melarikan diri. Oleh karena itu, dia langsung memberi perintah. Semua orang bergegas maju ke depan dan menghentikan ibu dan anak itu.“Apakah Pak Daniel yang melapor polisi? Apa yang terjadi, Pak? Sampai ramai begini.”Orang dari kantor polisi itu mengenal Daniel. Alasan utamanya karena anak keempat dari keluarga Lumanto itu pernah jadi preman. Setelah tobat jadi preman, dia pun mulai bergelut dalam dunia bisnis. Hanya dalam beberapa tahun, dia telah membuat Lumanto Group menjadi salah satu perusahaan besar di Kota Mambera dengan kekayaan bersih puluhan triliun. Di daerah ni, tidak ada yang tidak tahu tentang Daniel. Lebih tepatnya, tidak ada orang yang tidak mengenal Lumanto di dalam dunia bisnis Kota Mambera.“Mereka datang ke sini untuk pukul karyawan perusahaanku. Mereka pukul karyawanku sampai jadi seperti ini,” k
Begitu Rudy dan yang lainnya masuk ke kerumunan, mereka pun mendengar Olivia memanggil, “Kak.”Russel juga ikut memanggil ibunya. Pada saa Olivia melihat Shella dan ibunya ada di sana, lalu dia melihat kondisi kakaknya yang kotor dan berantakan, tidak mungkin Olivia tidak mengerti apa yang telah terjadi.Olivia seketika murka. Dia langsung menyerahkan Russel kepada kakaknya. Kemudian, dia berbalik dan menggulung lengan bajunya, lalu hendak memukul orang.“Oliv.” Yuna sangat cepat. Diab bergegas maju untuk menghentikan Olivia yang hendak melampiaskan amarah kakaknya. “Oliv, biar polisi yang urus.”Sudah ada polisi di tempat kejadian. Tidak baik kalau Olivia memukul orang langsung di depan polisi.“Pak Rudy, Bu Yuna.”Daniel terkejut ketika melihat Rudy dan istrinya. Oleh karena itu, dia segera menghampiri keduanya dan menyapa. Mereka pun menanggapi sapaan Daniel.Kemudian, Yuna langsung bertanya, “Pak Daniel, apa yang terjadi di sini?“Bu Yuna, biarkan mereka pergi ke kantor polisi dan
“Kalian pukul keponakanku sampai jadi seperti ini. Kalian ingin masalah selesai begitu saja hanya dengan satu kata maaf? Kami nggak terima permintaan maaf. Kalian sudah keterlaluan!” tukas Yuna dengan dingin.Kemudian, Yuna berkata pada polisi, “Pak Polisi, kami nggak terima permintaan maaf. Kami mau selesaikan masalah ini sesuai aturan. Tapi kami mau ganti rugi.”Rita dan Shella ditahan dan didenda. Mereka juga harus memberi kompensasi kepada Odelina berupa biaya pengobatan dan biaya untuk luka mental yang dialami Odelina.Rita dan Shella memukul dan menghina Odelina di depan begitu banyak orang. Mereka juga merusak reputasi Odelina. Oleh karena itu, mereka harus memberi kompensasi untuk luka mental tersebut.Daniel seketika menatap Yuna dengan heran ketika dia mendengar Yuna berkata kalau Odelina adalah keponakannya.Rita juga menatap Yuna dengan kebingungan, “Kamu tantenya Odelina? Sejak kapan Odelina punya tante?”Rita tahu keluarga ibunya Odelina bukan keluarga kandung. Mereka sud
“Ma.”Begitu Roni datang, dia langsung melihat ibunya jatuh dari kursi. Dia segera menghampiri sang ibu dan membantunya berdiri. Namun, ibunya tidak bisa berdiri tegak. Kedua kakinya gemetar tanpa henti.“Ma, ada apa dengan Mama?”Roni mendirikan kursi yang tumbang, lalu dia membantu ibunya duduk kembali di kursi. Setelah itu, dia mendapati ibunya sedang menatap Odelina dengan tatapan yang rumit dan tidak bisa dimengerti. Roni juga melihat ekspresi kakaknya yang tercengang, lalu wajah kakaknya menjadi semakin pucat.“Tante baik-baik saja?” tanya Yenny. Roni tidak datang sendiri, ada Yenny yang menemaninya. Perempuan itu segera bertanya pada Rita dengan penuh perhatian.Kemudian, Yenny menatap Odelina. Awalnya dia ingin bicara dengan Odelina. Meskipun Odelina dan Roni sudah bercerai, tidak seharusnya Odelina menakuit mantan ibu mertuanya seperti ini. Namun, mata Yenny tiba-tiba menangkap sosok Amelia di sana. Dia spontan terkejut. Dia bahkan mengira matanya yang salah lihat.Yenny tidak
Baru saja Roni membantu ibunya berdiri, kini giliran kakaknya yang mau berlutut. Oleh karena itu, dia pergi menarik kakaknya lagi. Masalah ini membuatnya sangat pusing.Padahal Roni sudah bilang jangan cari masalah dengan Odelina lagi. Namun, ibu dan kakaknya tidak mau mendengarkan perkataannya. Mereka bersikeras pergi ribut dengan Odelina dan membuat Roni sakit kepala. Apakah keluarganya tidak bisa membiarkannya hidup dengan tenang?Sekarang Roni mengalami masalah dalam pekerjaannya. Dia sendiri sudah sangat sibuk. Namun, dia malah meninggalkan pekerjaannya dan pergi ke kantor polisi. Roni bahkan tidak berani melihat wajah bosnya lagi.Roni merasa kalau keluarganya terus membuat masalah ini, pada akhirnya dia juga akan kehilangan pekerjaan yang telah dia pertahankan dengan memberi uang sebanyak dua miliar kepada Odelina.Russel mungkin ketakutan dengan keributan seperti ini. Anak itu memeluk erat leher ibunya dengan kedua tangan kecilnya. Dia sama sekali tidak mau melihat nenek dan ta