“Oliv, kamu kenapa?” Stefan sadar ada yang tidak beres pada Olivia, jadi dia segera menghampiri wanita itu dan duduk di tepi tempat tidur. Dia mengulurkan tangannya untuk menarik wanita itu mendekatinya, lalu bertanya dengan prihatin, “Apa kamu nggak enak badan?”“Perutku sakit.”“Sakit perut? Apa karena kebanyakan makan tadi? Jadinya kekenyangan?”Olivia menatap pria itu dengan kesal.“Bukan? Lalu, kenapa kamu bisa sakit perut?”Olivia berbalik badan dan memunggungi Stefan. “Kamu nggak paham. Aku hanya perlu berbaring dan menahannya. Aku akan baik-baik saja.”Stefan mengerutkan kening.Dia berdiri, lalu membungkuk untuk menggendong Olivia dari tempat tidur. Kemudian, dia berkata dengan wajah serius, “Aku nggak mengerti tentang medis, dokter yang mengerti. Jadi, aku akan membawamu ke rumah sakit. Nggak boleh ditahan, kalau sampai ada masalah besar, mau menyesal pun sudah terlambat nanti.”“Nggak perlu ke rumah sakit. Aku hanya ... perutku sakit karena aku lagi datang bulan.”Stefan ber
Olivia duduk tegak dan mengambil teh jahe dan mulai meminumnya dengan perlahan. Setelah itu Olivia berbaring sejenak dan jauh merasa lebih baikan. Tidak tahu karena dia bisa merasakan perhatian dari Stefan atau karena khasiat dari teh jahe yang membuatnya sembuh.Setelah Stefan kembali dari membeli obat, lelaki itu sudah menemukan Olivia yang tengah duduk memainkan ponselnya dan membaca berita.“Sakit tapi masih main ponsel.”Stefan jalan mendekat dan mengambil ponsel perempuan itu dari tangannya. Setelah itu dia memberikan obat pada Olivia sambil berkata, “Sudah terlalu malam, apotik tutup semuanya. Aku ke rumah sakit terdekat dan minta dokter untuk resepkan obat. Setelah minum obat, kamu lanjut tidur lagi.”Olivia mendongak dan menatapnya dalam diam.“Kenapa?”Mendadak dia bangkit dan berdiri di hadapan lelaki itu. Kemudian Olivia langsung memeluk pinggang lelaki itu sambil berkata dengan nada penuh haru, “Stefan, kamu baik sekali padaku.”Stefan membalas pelukannya dan melihat teh j
Yang menjadi perhatian perempuan itu ternyata uang!Dia seorang tuan muda Adhitama, penguasa di Adhitama Group dengan keluarga yang memiliki kekayaan melimpah ternyata diragukan oleh istrinya sendiri bahwa dia tidak memiliki uang?!Stefan melepaskan pelukannya dan bangkit berdiri. Olivia hanya menatapnya dan mengira lelaki itu marah lagi.Dia ikut bangkit, tetapi kali ini Olivia tidak berencana membujuk Stefan lagi. Perempuan itu menuangkan air hangat untuk dirinya dan mulai meminum obat yang dibeli oleh Stefan.Stefan sudah tidak mempedulikan penampilannya dan langsung keluar membeli obat untuk Olivia. Kalau tidak dimakan olehnya, maka berarti Olivia sudah memandang ketulusan Stefan dengan sebelah mata. Bisa saja lelaki itu justru semakin marah padanya.Stefan kembali ke sisinya lagi dan berkata, “Sini tangan kamu!”“Kenapa?”Olivia mendongak dan melihat sebuah kotak merah yang ada di tangannya. “Cincin?” gumam perempuan itu.Stefan membuka kotak tersebut dan menggenggam tangan kiri O
Stefan memeluk Olivia dan berencana untuk ikut terlelap. Setelah Stefan memejamkan matanya, dia teringat akan sesuatu. Dengan buru-buru tetapi masih perlahan, dia menjauhkan Olivia dan bangkit duduk.Dia mengulurkan tangan dan mengambil ponsel yang ada di meja samping kasur Olivia. Foto yang diunggah olehnya tadi sudah pasti akan menyebar. Stefan juga tidak takut foto tersebut disebar karena hanya sepasang tangan saja. Dia masih bisa melindungi Olivia dan tidak akan membuat perempuan itu tampil di depan publik atau dikejar oleh para wartawan.Akan tetapi, media sosial Olivia sudah pasti berteman dengan Amelia dan bisa dilihat oleh perempuan itu. Dengan kedekatan mereka berdua, sepertinya mereka sudah saling bertukaran akun media sosial. Nantinya Aksa akan melihat fotonya dari orang lain, dan Amelia dari akun milik Olivia, jika sama-sama dibandingkan, perempuan itu akan berhasil menebak bahwa Olivia lah yang menjadi istrinya.Untuk sementara dia tidak boleh membiarkan Amelia mengetahui
“Perhatian juga.”Olivia mengambil baju tersebut dan turun dari kasur dengan perlahan. Sebelah tangannya memeluk baju dan sebelah lagi memegang ponselnya. Dia memeriksa ponselnya yang ternyata dari kemarin malam tidak ada yang mengirimkan pesan untuknya. Hanya ada beberapa teman yang menyukai foto unggahannya kemarin.Hanya orang-orang yang paling dekat dengannya yang diizinkan oleh Olivia melihat foto unggahannya saja. Rekan kerja dan yang lainnya tidak dia izinkan sama sekali karena Olivia ingin menjaga privasinya.Unggahannya kemarin malam tentu saja disukai oleh Stefan pertama kali. Olivia bahkan sampai terkejut melihat itu, apakah dia pernah mengizinkan akun Stefan untuk melihat unggahan fotonya?Mungkin Olivia tidak memperhatikan hal ini ketika menambahkan akun Stefan sebagai teman. Olivia memikirkan kembali unggahan fotonya di media sosial setelah menikah. hanya foto hasil karyanya dan juga tanamannya di balkon saja, tidak pernah ada unggahan yang lainnya. Olivia menghela napas
Olivia dibuat meleleh oleh sikap Stefan. Sedangkan Amelia yang masih belum bangun seratus persen tiba-tiba seperti disiram oleh air dingin dan membuat hatinya membeku. Dia tidak melihat unggahan foto Olivia, tetapi kakak iparnya yang memberitahunya.Pagi-pagi sekali kakak iparnya sudah menggedor kamar Amelia dan menyodorkan sebuah foto ke hadapannya. Amelia yang baru terbangun masih belum mengerti dengan apa yang dilakukan oleh kakak iparnya itu.Dia bertanya, “Kak, siapa yang pamer kemesraan? Sengaja tunjukin ke aku biar aku stres karena masih sendirian?”Tiara diam dan menatapnya tanpa berkata apa pun. Sebenarnya Tiara mendukung adik iparnya ini mengejar cintanya. Stefan merupakan sosok lelaki sempurna yang sangat cocok dengan Amelia. Sayangnya, Stefan tidak menyukai adik iparnya itu.Amelia juga sudah mencoba menyerah dan hasilnya sia-sia setelah menghabiskan waktu beberapa tahun. Setelah itu adik iparnya memutuskan untuk menunjukkan dan mengejar lelaki itu secara terang-terangan. S
Tiara tidak tega melihat adik iparnya dan memberikan sebuah pelukan sambil berkata, “Amelia, Stefan sudah menikah, kita nggak perlu mengingat dia lagi. Di dunia ini ada banyak lelaki baik. Asalkan kamu melupakan dia, kamu akan menemukan lelaki baik yang lainnya.”“Amelia, di mata Kakak, kamu itu gadis yang sangat baik. Kamu juga jangan membenci dirimu karena Stefan. Dengar apa yang kakak katakan, lupakan Stefan! Kakak dan kakakmu akan membantumu mencari seseorang yang cocok buatmu,”“Kakak jamin kamu akan hidup jauh lebih bahagia dibandingkan Stefan. Lelaki itu dingin seperti es batu, perempuan yang menikah dengannya juga belum tentu bisa bahagia. Coba kamu pikirkan, siapa yang sudi setiap hari hidup bersama dengan gunung es?”Amelia menggigit bibirnya kuat-kuat dan berusaha keras untuk tidak menangis. Keadaan perempuan itu membuat Tiara khawatir Amelia akan membuat bibirnya sendiri berdarah. Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak mengumpat pada suaminya dan berkata, “Aksa jahat! Pagi
“Ini yang membuat Kakak kagum. Nggak seperti orang-orang yang merebut suami orang lain karena mereka sudah jatuh hati. Mereka merusak hubungan rumah tangga orang lain demi kepentingannya sendiri. Kakak nggak suka orang seperti itu.”Apa yang dikatakan oleh Tiara tadi memang berasal dari hatinya sendiri. Karena sifat Amelia yang baik, membuat Tiara bisa memaklumi adik iparnya itu seperti keluarga kandungnya sendiri. Jika tidak, Tiara juga malas menggubris adik iparnya.“Kak, aku nggak apa-apa. Kakak lanjut tidur sebentar dan bilang sama kakakku untuk jangan khawatir denganku. Aku juga bukannya nggak bisa menikah dengan orang lain.”“Iya, Kakak balik ke kamar lagi. Kamu mau tidur lagi?“Nggak, nanti aku mau main dengan Olivia. Oh iya, kemarin aku cobain kue buatan koki kita, lumayan enak! Kira-kira masih ada nggak ya? Aku mau bungkus untuk Olivia dan Junia, mereka pencinta makanan manis.”Mereka berdua sama seperti kakak iparnya yang pecinta makanan manis. Awalnya tidak ada koki khusus u