Setelah mengatakan sampai di sini, Yenny berkata dengan cemberut, “Pokoknya, aku nggak mau Russel membuat kasih sayang darimu untuk anakku terbagi.”Dia juga tidak ingin Roni menghabiskan setelah dari uang yang dihasilkannya untuk Russel di masa depan.Dia berharap penghasilan Roni ke depannya dipakai untuk keluarga kecil mereka, untuk dirinya dan anak-anaknya.“Odelina yang melahirkan Russel. Dia pasti akan melakukan yang terbaik untuk membesarkan Russel dan mendidik Russel dengan baik. Ini lebih bagus untuk pertumbuhan Russel. Apa menurutmu orang tuamu bisa mengajari Russel dengan baik?”“Orang tua biasanya memanjakan cucu. Tentu saja, kalau kamu mau melihat Russel tumbuh jadi orang yang nggak berguna, anggap saja aku nggak pernah mengatakan semua ini. Aku merasa Russel lebih baik ikut dengan Odelina daripada ikut denganmu. Kamu sibuk. Mana ada waktu untuk mendidik Russel?“Anak itu bukan hanya dilahirkan, lalu dibiarkan sendiri. Kamu juga harus meluangkan waktu untuk mendidik dan men
Setelah mendengar perkataan Roni, meskipun Odelina merasa sedikit kecewa karena tidak bisa langsung mengurus prosedur perceraian sore ini juga, dia pikir dia hanya perlu menunggu satu hari lagi, jadi dia setuju.Dia menyerahkan dua rangkap surat cerai yang sudah dia tanda tangani kepada Roni dan berkata, “Coba lihat. Kalau nggak ada masalah, tanda tangani.”Roni mengambil surat cerai ituSelain syarat-syarat yang Odelina katakan, Odelina juga berjanji akan menghancurkan semua bukti yang ada di tangannya pada hari perceraian. Wanita itu juga berjanji bahwa dia secara pribadi tidak akan membalas dendam pada Roni.Selain merasa sakit karena harus memberi Odelina 2 miliar dan melepaskan hak asuh atas Russel, tidak ada poin lain yang membuatnya merasa keberatan.Namun, kalau dipikir-pikir, dia masih bisa menyelamatkan masa depannya, dan uang masih bisa dicari. Jadi, dia pun menahan rasa sakit itu.“Aku akan menandatanganinya.” Roni berkata dengan suara berat, “Sampai jumpa besok.”Odelina b
Air mata Odelina mengalir turun.Sampai di akhir hidupnya, ibu mereka tidak tahu bahwa kakaknya tidak pernah menyerah mencarinya.Ibu mereka juga tidak sempat bertemu kembali dengan kakaknya.Odelina menahan rasa sakit di hatinya, berpesan pada adiknya, lalu segera menutup telepon, “Olivia, kamu temani Tante Yuna. Kakak akan pulang melihat Russel.”Kemudian, dia tidak bisa menahannya lagi. Dia berjongkok di tanah, menutupi wajahnya dan menangis.Orang-orang yang lewat memandangnya, tetapi tidak ada yang berhenti.Pemilik kafe itu melihatnya dan tahu kalau dia meminjam komputer untuk print surat cerai. Jadi, pemilik kafe itu mengira dia sedih karena bercerai. Pemilik kafe itu pun datang menghampirinya sambil membawa sekotak tisu.“Dik.” Pemilik kafe menepuk bahu Odelina.Ketika Odelina mendongak dan menatapnya, dia menyodorkan tisu itu kepada Odelina dan berkata dengan nada menghibur, “Dia nggak peduli lagi denganmu. Lepaskan dia. Itu juga melepaskan bebanmu sendiri. Biarkan dirimu memu
Odelina mengangguk dan berkata, “Aku minta cuti beberapa hari. Russel trauma dan ketakutan. Aku ingin menemaninya.”“Lalu, apa yang kamu lakukan disini? Dimana anakmu?”Odelina terdiam.Apa dia mau mengatakan yang sebenarnya?Daniel melihat sekeliling, tetapi tidak melihat anak Odelina.Namun, anak itu takut padanya. Setiap kali melihatnya, anak itu langsung merangkak masuk ke pelukan ibunya, seolah-olah dia adalah monster.“Russel lagi tidur siang di rumah. Bu Lesti yang menjaganya. Aku keluar karena ada urusan sebentar.”Daniel menggumam “Oh”, lalu bertanya lagi, “Kamu keluar karena urusan apa?”Ketika Odelina ragu untuk mengatakannya, Daniel tersenyum dan berkata, “Kalau kamu merasa nggak nyaman untuk mengatakannya, nggak apa-apa. Aku kebetulan melihatmu waktu lewat. Aku teringat kamu sedang cuti, jadi iseng bertanya.”“Oke. Kamu lakukan saja apa yang mau kamu lakukan. Aku pergi dulu.”Daniel melepaskan tangannya yang besar dari bagian depan motor Odelina, berbalik badan dan pergi.
Dia masih bisa berakting.“Reiki, Calvin, kalian temani mereka kembali ke kantor dulu. Aku akan ke sana dan berbicara dengan kakak ipar kalian,” ujar Stefan dengan suara rendah, lalu melangkah ke arah Olivia.Para pengawalnya tentu tidak berani mengikutinya.“Pak Stefan bertemu seseorang yang dikenal?” Para klien memandangi Stefan berjalan menghampiri seorang wanita dengan rasa penasaran.Bukannya Pak Stefan tidak memperbolehkan wanita muda muncul dalam jarak tiga meter darinya, selain keluarganya?“Iya, kenal.” Reiki tersenyum sambil mempersilakan para klien untuk berjalan ke mobil mereka.Melihat Reiki tidak terlihat ingin mengatakan lebih banyak, para klien itu dengan bijak berhenti bertanya.“Oliv.” Stefan berjalan ke arah Olivia, mengulurkan tangannya untuk membantu merapikan jaket Olivia, lalu bertanya dengan peduli, “Mengapa kamu bisa di sini? Kamu tahu aku ke sini untuk membicarakan bisnis dengan klien, ya? Makanya sengaja datang ke sini untuk menungguku?”Hujan sudah berhenti
Olivia tidak melihat Dimas yang masuk kembali di dalam hotel untuk bersembunyi ketika rombongan Stefan dan yang lainnya keluar tadi.Dia tidak tahu bahwa pria di sampingnya, yang peduli padanya dan membuat hatinya terasa hangat itu pintar sekali akting.Dia berkata kepada Stefan, “Kakakku baru saja menelepon. Dia sudah bernegosiasi dengan Roni mengenai persyaratan perceraian mereka.”“Bagaimana jadinya?”“Semua harta atas nama Roni akan dibagi rata dengan kakakku. Kakakku nggak akan mengambil rumah dan mobil pria itu, tapi pria itu harus membayar sejumlah uang lagi pada kakakku. Hak asuh atas Russel milik kakakku. Dia harus membayar 6 juta sebulan sebagai biaya tunjangan untuk Russel.”“Dia meminta agar kakakku menyerahkan semua bukti yang merugikannya itu padanya, tanpa menyimpan salinan apa pun. Kakakku berjanji dia nggak akan membalas dendam pada pria itu setelah bercerai.”Stefan bertanya, “Apa kata kakakmu?”“Kakakku bilang dia menyetujuinya, tapi kakakku hanya berjanji untuk ngga
“Kak Odelina baru saja bercerai dan pekerjaannya belum stabil. Kita bayarkan saja dulu uang sewanya.”Stefan sebenarnya sangat bersedia untuk mengeluarkan uang dan memberi sebuah rumah untuk kakak iparnya dan Russel. Kakak iparnya adalah orang terdekat istrinya. Dia tidak akan memperlakukannya dengan buruk.Namun, dia tidak bisa melakukan itu sekarang.Kalau berdasarkan sifat Olivia dan Odelina, kalaupun dia memberikan sebuah rumah, Odelina juga tidak akan mau menerimanya.“Kakakku akan mendapat lebih dari 2 miliar dari Roni. Dia nggak akan membiarkan kita membayar uang sewanya.”Olivia dan kakaknya selalu saling membantu, tapi tidak pernah menganggap bantuan dari satu sama lain itu sudah seharusnya.Kakaknya tidak mau hidup bergantung pada adiknya, dia juga sama, tidak mau bergantung pada kakaknya. Mereka saling membantu dengan tulus.Stefan terdiam.Tak lama kemudian, mereka sampai di kantor Adhitama Group.Stefan menghentikan mobil dan menoleh untuk melihat Olivia.Olivia juga menat
Stefan akhirnya merasakan kepedulian Olivia terhadapnya. Dia berkata dengan lembut, “Aku ada acara bisnis malam ini, jadi nggak bisa pulang cepat. Kamu nggak perlu menungguku. Tidurlah lebih awal, tapi tidur di kamarku.”Wajahnya yang tampan sedikit memerah.Karena dia ingat dulu dia pernah mengatakan bahwa kamarnya adalah tempat terlarang dan Olivia tidak diperbolehkan masuk.Sekarang, dia yang meminta wanita ini untuk masuk ke kamarnya.Olivia tersenyum dan berkata, “Oke, aku nggak akan mengunci pintu. Cepat masuk sana. Jangan berdiri di luar. Anginnya dingin.”Stefan berbalik badan dengan enggan dan berjalan masuk ke kantor.Olivia memperhatikan sosok tampan itu berjalan semakin jauh, lalu kembali ke mobil dan menyetir pergi.Setelah masuk ke gedung kantor, Stefan melihat Reiki berdiri di sana sambil tersenyum padanya.Stefan diam saja.Dasar tukang gosip satu ini!Dia melirik Reiki sekilas, lalu berjalan masuk sendiri.Reiki tidak peduli dengan apa yang Stefan pikirkan tentangnya.
Namun Olivia justru malah bertanya, “Russel, kamu mau menemani Liam kerjain tugasnya? Anggap saja ini sebagai latihan menulis. Ingatan kalian berdua kan bagus, kalau kamu nulis banyak dan bisa ingat apa yang kamu tulis, di masa depan bakal berguna juga buat kamu, lho.” Tidak pernah ada salahnya mengerti sedikit tentang kesehatan dan ilmu kedokteran. Karena ditatap oleh tante dan teman baiknya, Russel secara tak terduga menerima tantangan itu. Biarlah, dia pikir, tidak ada ruginya juga menemani teman baiknya mengerjakan tugas. ***Sementara itu di Aldimo ….Kemarin malam baru saja turun salju yang sangat deras, maka dari itu hari ini di mana-mana dipenuhi dengan pemandangan jalan yang putih pekat. Di halaman rumah keluarga Pangestu, terlihat dua orang anak dengan pakaian tebal sedang asyik bermain dan membuat boneka salju. Mereka adalah dua anak penerus keluarga Pangestu. Tommy membuat boneka salju dengan ukuran yang sangat besar. Setelah boneka salju itu jadi, dia mundur beberapa l
Dalam hatinya Yose berkata “Stefan belajarnya cepat juga ternyata, padahal waktu itu dia yang datang berguru padaku.” Setelah sarapan, Mulan dan Olivia membawa anak-anak mereka untuk bermain di ruang tengah utama, semetara Yose harus berangkat ke kantornya untuk bekerja. Dengan hati yang sangat berat dia menyerahkan putri kesayangannya kepada Mulan, lalu meminta Mulan untuk mengantarnya sampai ke pintu depan. Setelah itu baru Yose berangkat kerja. “Dasar … anak sudah sebesar ini masih saja manja,” ujar Mulan mengeluhkan sikap suaminya kepada Olivia. “Romantis banget. Hubungan kamu dan Yose masih sama seperti waktu pertama kali kalian pacaran. Kalau bukan romantis, apa namanya? Kamu itu kan wanita idaman yang sudah Yose impikan selama belasan tahun, wajah saja kalau dia masih suka bersikap manja sama kamu.” Seketika rona wajah Mulan langsung memerah. Di saat itu juga, Dokter Panca baru datang sambil menggendong Tiano. Sally juga datang menggandeng dua anak lelakinya untuk meramaikan
Raut wajah Liam langsung berubah masam dan seketika nafsu makannya juga hilang. Namun mengingat, jarak liburan musim panas nanti masih ada setengah tahun, nafsu makannya kembali membaik. “Olivia, biasanya Russel dikasih pelajaran apa? Liburan musim panas tahun depan kan mereka berdua main bareng lagi, gimana kalau kita suruh mereka belajar bareng juga. Kalau ada teman belajar, belajarnya pasti bisa lebih cepat masuk,” Yose mengusulkan. “Liburan musim panas nanti, mungkin aku nggak bisa datang, kecuali Liam yang datang ke rumahku,” kata Olivia. Di saat itu anak Olivia baru genap satu bulan. Anaknya masih sangat kecil sehingga tidak memungkinkan Olivia untuk melakukan perjalanan jauh. Jika Liam yang datang ke Mambera juga akan menjadi tanggung jawab yang berat. Olivia tidak berani menanggung itu. Andaikan Mulan mau membawakan Liam dan kedua anak kembarnya ke Mambera, itu akan lebih baik, karena bagaimanapun Mulan dan Yose adalah orang tuanya Liam. Di liburan musim panas nanti, kedua
“Ma, Om Stefan nggak mungkin secepat itu datang jemput aku dan Tante, ‘kan? Aku masih belum puas main di sini, aku masih mau main sebentar lagi.” Mendengar Russel bilang begitu, Liam juga ikut khawatir Russel akan segera pulang ke Mam bera, maka dia pun bergegas berbicara kepada Odelina, “Tante, jangan jemput Russel pulang dulu. Kasih Russel masih di sini beberapa hari lagi saja. Kami masih belum puas. Aku … aku nggak bakal berantem sama Russel, jadi tolong kasih Russel menginap di sini lebih lama, ya.” “Boleh, kalau begitu Tante kasih kasih Russel menginap di sana satu minggu lagi. Seharusnya nanti Stefan ada waktu kosong untuk jemput dia,” kata Odelina. Liam merasa satu minggu saja masih tidak cukup, jadi dia memberikan tawaran baru. “Tante, kalau sepuluh hari saja, boleh nggak?” “Sepuluh hari, ya …,” Odelina menghitung tanggal. “Kalau sepuluh hari, Tante sudah libur. Ya sudah, oleh. Kalau begitu Russel menginap di sana sepuluh hari lagi, tapi kalian berdua harus akur, ya. Jangan
Status keluarga Junaidi di Aldimo membuat mereka tidak bisa bertindak gegabah. Faktor lainnya adalah nantinya mereka tidak akan bisa lagi mendapat informasi apa pun tentang Liam dari Vila Ferda. Mereka menduga keluarga Junaidi mengirim anak itu ke suatu tempat, tetapi mereka tidak tahu tempat apa pastinya. “Nggak apa-apa. Libur musim panas tahun depan waktunya lebih panjang. Nante Tante bawa Russel main ke rumahmu, biar dia bisa menemani kamu selama liburan,” kata Odelina tersenyum. “Tante Odelina harus tepat janji, ya! Liburan musim panas nanti Russel harus temani aku main,” ujar Liam. Liam dan Russel pasti ada saja sesekali bertengkar, tetapi sebagian besar waktu lebih banyak mereka habiskan dengan bermain bersama. Ada banyak sekali anak-anak di Vila Ferda, tetapi Archie dan Audrey masih terlalu kecil untuk bermain bersama dengan Liam. Liam tentu saja berharap Russel yang datang untuk bermain bersama. “Pasti,” Odelina berjanji. Ketika liburan musim panas nanti, anaknya Olivia ju
“Oke!” jawab Russel dengan gembira. “Mama, aku makan sendiri, lho. Tante Olivia nggak suapin aku lagi. Aku makan juga nasinya sudah nggak berantakan di meja. Aku mau tanding sama Liam siapa yang bisa makan lebih cepat.” Lam langsung mendekat dan dengan santun menyapa Odelina. “Halo, Tante. Selamat pagi. Tante sudah makan, belum?” Odelina tersenyum. “Tante baru saja makan. Sekarang lagi perjalanan balik ke kantor. Kamu sama Russel makan yang banyak, ya, biar cepat tinggi.” “Kak Odelina, jangan suruh mereka berdua makan banyak. Mereka ini tukang makan, aku malah takut mereka makan kebanyakan dan malah jadi sakit perut mereka,” sahut Mulan. Odelina juga sadar anaknya, Russel, itu tukang makan. Namun apa mau dikata, semua orang yang menjaganya juga sama-sama suka makan. Karena mendapat pengaruh dari Olivia, reputasi Russel sebagai tukang makan justru malah makin terkenal. Sisi positifnya, paling tidak sekarang sudah tidak pilih-pilih makanan. Dulu Russel paling tidak suka makan sayur,
Selama ada Vandi di sisinya, mau dunia kiamat pun Felicia tidak akan merasa khawatir.Odelina selalu bilang kalau Vandi mencintai Felicia, dan Felicia juga memiliki perasaan kepada Vandi. Odeline sudah pernah mengingatkan Felicia agar tidak menyia-nyiakan Vandi, dan juga jangan mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal seperti hanya menginginkan anak tanpa suami agar tidak membuat Vandi bersedih.Tidak peduli bagaimana akhir dari persaingan antara Odelina dengan keluarga Gatara, dalam hubungan asmara, Odelina hanya ingin memberikan saran demi kebaikan Felicia sendiri. Felicia mengakui perasaannya, dia memang mencintai Vandi. Tak bisa dipungkiri, memang sangat mudah untuk mencintai pria yang luar biasa seperti Vandi.Melihat Felicia sudah tertidur, Vandi menghentikan mobil dan melepas jaketnya, lalu dia gunakan jaket itu untuk menutupi tubuh Felicia. Udara masih terasa dingin meski di dalam mobil sudah menggunakan penghangat. Felicia akan mudah masuk angin jika dia tertidur begitu saja.
Felicia menyapu pandangannya ke arah bawahan Dikta yang sudah tumbang di lantai. “Cukup awasi saja mereka, nggak perlu dibunuh.”“Baik, sudah kuperintahkan ke anak buahku,” jawab Vandi.Felicia mengiyakan, lalu dia langsung naik ke mobilnya Vandi. Dengan segera Vandi mengemudikan mobil itu kembali ke Cianter. Selagi di perjalanan, Vandi berkata, “Dari awal Bu Patricia sudah merencanakan ini. Dia sudah minta Dikta untuk menyiapkan seorang pengganti. Sekarang pengganti itu ada di rumah.”“Sudah kuduga Mama pasti bakal melakukan ini,” tutur Felicia seraya memijat lehernya.Karena itu Felicia juga sudah menyiapkan rencananya sendiri. Sewaktu ibunya mengajak dia jalan-jalan di halaman rumah, Felicia sudah menunggu ibunya beraksi, agar ibunya mengira kalau rencananya berjalan dengan lancar. Dengan begitu, Felicia bisa kembali ke Cianter tanpa ketahuan.“Mama sudah tua pun tenaganya masih kuat. Leherku sampai sekarang masih sakit.”“Bu Patricia pernah latihan bela diri. Usianya sudah tua pun
Ketiga putranya sudah memiliki anak, dan menantunya juga lebih mendengarkan Cakra untuk mengungsi ke kediaman keluarga Vikar selama tahun baru.Yang ingin Cakra lindungi adalah anak cucu yang mewarisi marganya, sedangkan yang ingin Patricia lindungi adalah Felicia yang masih menggunakan marga Gatara.Namun, bagaimanapun juga mereka tetaplah cucunya, maka dari itu Patricia tidak meminta para menantunya untuk membawa anak-anak mereka ke Cianter. Biarlah mereka melewati tahun baru yang damai di sana. Akan lebih baik jika mereka jauh dari perseteruan ini. Dalam hal ini, Cakra melakukan bagiannya dengan baik. Cakra menyadari kekejaman istrinya. Jika cucunya tidak segera pergi, dikhawatirkan mereka semua juga tidak akan bertahan hidup.Patricia mengerutkan bibirnya. Apa yang akan terjadi pada malam ini semua bergantung kepada takdir mereka semua. Andaikan, belum waktunya bagi mereka untuk mati, mungkin mereka bisa keluar dari rumah ini dengan selamat. Namun apabila mereka tidak berhasil mela