“Untuk apa kalian datang lagi ke sini?” tanya Shella.Shella ingin menghentikan Olivia dan yang lainnya masuk ke dalam rumah. Namun, dia terlalu lemah, sama sekali tidak berdaya untuk menghentikan mereka.Belum lagi suaminya malah menantangnya. Chris mempersilakan Olivia dan rombongan masuk ke dalam rumah dengan sopan.Begitu Clayton melihat Olivia dan rombongan datang, mata anak itu langsung melotot marah. Namun, ayahnya segera mencubitnya ketika melihat sikapnya itu.“Nanti kamu harus minta maaf dengan benar.” Chris mengingatkan anaknya dengan suara pelan, “Orang-orang ini nggak bisa diprovokasi.”Lihat saja, setelah memorak-porandakan rumah mereka, orang-orang itu tetap baik-baik saja. Orang-orang di kantor polisi kemarin sama sekali tidak memihak pada Chris dan yang lainnya.Chris khawatir keluarga suami Olivia memiliki bekingan. Oleh karena itu, dia lebih memilih mengalah dan mengingatkan anaknya untuk meminta maaf dengan tulus.Sebenarnya, Chris berpikir terlalu jauh. Orang-orang
Ibu Roni tiba-tiba meratap sambil menggosok matanya. Kemudian, dia memarahi Clayton, “Clayton, Russel adik sepupumu. Bagaimana kamu bisa sekejam itu sampai pukul Russel habis-habisan?”“Ma, Clayton sudah tahu dia salah. Dia juga masih anak-anak, mana tahu pukulannya keras atau ringan?”Shella tetap membela anaknya, lalu dia berkata pada Olivia, “Olivia, Clayton memang salah sudah pukul Russel. Kemarin papanya juga sudah hukum dia. Dia sudah tahu salah. Nanti aku bawa dia pergi beli buah dan jenguk Russel, biar dia bisa minta maaf pada Russel.”“Bagaimanapun, mereka masih saudara sepupu. Dalam hal ini, aku nggak akan permasalahkan kalian yang sudah hancurkan banyak barang di rumahku. Kalian juga jangan kejar-kejar kesalahan anakku lagi. Wajar saja anak-anak kelahi. Kalau orang dewasa ikut campur, beda lagi ceritanya.”“Lagi pula, Aiden bilang Russel yang pukul dia. Sebagai kakak, Clayton tentu saja akan lindungi adiknya. Seperti kamu lindungi kakakmu sekarang.”Olivia tertawa sinis, “Sh
Namun, setelah dipelototi ayahnya, Shella tidak berani bicara lagi. Hanya saja dia berusaha keras memberi isyarat pada adiknya dengan mengedipkan mata.Roni yang mendapat tatapan meminta bantuan dari kakaknya langsung berdehem. Kemudian, dia berkata kepada Olivia, “Olivia, kakakku bawa Clayton pergi minta maaf saja cukup. Aku papanya Russel, juga salah satu walinya. Aku rasa aku berhak untuk memutuskan.”Olivia langsung membalas perkataannya, “Ternyata kamu masih ingat kalau kamu papanya Russel? Papa orang lain begitu tahu anaknya ditindas, pasti sudah ambil pisau dan pergi cari perhitungan dengan orang yang sudah tindas anaknya. Kamu yang jadi papanya malah ingin selesaikan dengan damai. Kamu lebih sayang keponakanmu daripada anakmu?”Usai berkata, Olivia pun berkata kepada Chris, “Russel diselamatkan di rumah sakit dan menjalani pemeriksaan secara menyeluruh yang sudah habiskan biaya berjuta-juta. Aku bawa bukti pembayaran rumah sakit ke sini biar kalian nggak bilang aku peras kalian
Ayah Roni langsung menghela napas lega ketika melihat Olivia segera mentransfer semua uang ke Odelia. Kalau uang itu sudah di tangan menantunya, maka uang itu juga digunakan untuk cucunya, bukan untuk orang luar. Namun, kalau uang itu jatuh ke tangan Roni, dia tahu uang itu akan kembali ke saku Shella.Begitu keluar dari rumah Chris, Sandy bersikeras mau naik mobil Stefan. Setelah naik ke mobil, dia pun berkata pada Olivia, “Kak Oliv, kenapa kalian nggak ajak aku ketika kalian datang ke sini untuk kelahi, sih? Padahal kami sembilan bersaudara, hanya aku yang nggak diajak.”Olivia menoleh untuk melihat adik ipar bungsunya, lalu berkata, “Kamu masih di bawah umur. Kami harus melindungi anak di bawah umur.”“Sebenarnya, aku memang di bawah umur. Clayton juga masih di bawah umur. Kalau kami berdua berkelahi, itu hanya perkelahian dua anak di bawah umur,” kata Sandy.“Kita nggak perlu turun tangan. Biarkan saja papanya yang kasih dia pelajaran. Kamu nggak dengar kata mamanya tadi? Dia juga
Informasi ini terlalu mengejutkan Olivia. Dia ingat ketika dia masih SMA, dia belajar mati-matian baru bisa masuk ke universitas yang bagus.Sedangkan Stefan dan adik-adiknya masuk ke universitas yang bagus dengan mudah. Mereka bahkan beberapa kali lompat kelas.“Kak Oliv, jangan pasang muka seperti kamu yang terpukul begitu. Seharusnya aku yang paling merasa terpukul.”Olivia berpikir sejenak dan merasa benar juga. Sandy yang paling kasihan. Dia pun tersenyum dan berkata, “Sandy, kamu juga nggak usah berkecil hati. Aku yakin kamu juga bisa masuk ke universitas yang bagus. Semangat!”“Aku harus diterima di universitas tempat kakak-kakakku kuliah dulu. Kalau nggak diterima, aku ... ulang lagi saja.”Pada awalnya Sandy ingin berkata dia akan menampar dirinya sendiri dua kali kalau dia gagal dalam ujian penerimaan. Setelah dipikir-pikir, dia merasa tidak boleh terlalu banyak memukul diri sendiri. Karena itu, dia mengubah kata-katanya.Stefan menoleh dan menatap adiknya, lalu dia fokus men
Sarah selalu menyangkal kalau dia menikmati permainan ini.Olivia memang tidak tidur semalaman. Tadi pagi dia sudah minum secangkir kopi. Sekarang dia pun mulai mengantuk. Karena itu, dia berkata, “Aku coba telepon kakakku dulu, tanya kondisi Russel.”Begitu menelepon kakaknya, Oliva pun mendapat kabar kalau Amelia dan ibunya datang menjenguk Russel sambil membawa hadiah pula. Olivia tahu tujuan utama kedatangan mereka.“Kak, mamanya Amelia ada ngomong apa, nggak?” Olivia masih belum memberi tahu kakaknya tentang hal ini.“Nggak ngomong apa-apa. Dia hanya merasa kasihan pada Russel. Kalau Amelia sudah memarahi anak Shella setengah jam ada kali.”Teman dan keluarga suami adiknya semuanya lebih hebat dari suami dan mertuanya. Hal itu membuat Odelina semakin merasa sedih. Mengapa dia begitu buta saat itu sehingga bisa menikah dengan b*jingan seperti Roni? Beraninya seorang ayah seperti Roni ingin merebut hak asuh Russel darinya?Begitu proses pengadilan gugatan cerainya dimulai, Odelina
Stefan menggendong Olivia kembali ke rumah kecil mereka. Begitu membuka pintu, mereka disambut oleh anjing peliharaan Olivia.“Minggir!”Stefan menggertak dengan suara pelan, anjing kecil itu langsung berbaring di lantai dengan patuh dan tidak berani mendekat. Dia tahu Stefan tidak terlalu menyukainya. Untung saja, pria itu tidak melakukan kekerasan padanya. Dia juga tidak kekurangan makanan dan minuman.Tring tring tring ....Ponsel Stefan berdering. Dia masih menggendong Olivia, karena itu dia tidak bisa mengambil ponsel di dalam sakunya.Karena tak kunjung diangkat, orang yang meneleponnya dengan cepat menutup telepon. Sepertinya Reiki mengikuti perintah Stefan untuk meneleponnya setiap sepuluh menit, agar Stefan memiliki alasan untuk pergi. Akan tetapi, Reiki tidak perlu melakukannya lagi sekarang. Karena Yuna dan Amelia telah meninggalkan rumah Odelina.Stefan membawa Olivia kembali ke kamarnya dan membaringkannya ke tempat tidur. Setelah itu, dia menutupi Olivia dengan selimut. K
Stefan masih bersikeras tidak mau mengaku dan berkata, “Nggak!”“Yang benar?”“Nggak!”Olivia berdiri tegak, lalu berkata dengan raut wajah kecewa, “Tadinya aku pikir kalau kamu nggak mau berpisah denganku, aku akan minta Bi Lesti tinggal di rumah kakakku. Aku pulang untuk temani kamu. Karena kamu nggak mau, aku tinggal di rumah kakakku saja. Cuaca akhir-akhir ini semakin dingin. Tidur sendirian di malam yang dingin begini, rasanya nggak nyaman. Huh ....”Stefan, “....”Apakah Olivia sedang memberi Stefan isyarat, selama Stefan mengatakan enggan berpisah dengannya, maka Olivia akan tidur di kamar Stefan?Olivia masih memasang raut wajah kecewa. Kemudian, dia mengulurkan tangannya dan menyentuh wajah Stefan. Setelah itu, tangannya bergerak ke bawah, berkeliaran di leher pria itu. Hingga akhirnya, tangan Olivia tiba di dada Stefan dan menyentuhnya sebentar. Saat tatapan Stefan menjadi semakin dalam dan menatap lekat padanya, Olivia justru menarik kembali tangannya dengan lancang.“Aku la