Namun, Russel tidak mau digendong ayahnya. Dia mencengkeram baju Odelina dengan erat-erat. Odelina juga menggendong Russel menghindari tangan Roni yang terulur ke arahnya.“Roni, kalau kamu masih merasa kasihan pada anakmu, tolong bawa orang tuamu pergi dari sini sekarang juga! Aku nggak berharap kamu bisa tegakkan keadilan untuk Russel, tapi kamu jangan takuti Russel lagi. Dia sudah ketakutan begini ....”Odelina kembali terisak. Roni hanya menatap anaknya dalam diam. Sedangkan ibu Roni ingin mengatakan sesuatu, tapi segera dihentikan suaminya. Dia memandang suaminya dan mendapati wajah suaminya menjadi muram. Pada akhirnya, ibu Roni tidak mengatakan apa pun lagi.Setelah cukup lama, Roni baru berkata, “Kami pergi dulu. Odelina, jaga Russel baik-baik. Sebelum pengadilan belum memutuskan hak asuh Russel, aku janji nggak akan pernah rebut Russel lagi.”Meski Roni merebut Russel dari Odelina, dia juga tidak punya waktu untuk menjaga anaknya sendiri. Kalau menyerahkan Russel kepada orang
“Kak, kamu ini ....”Roni belum menyelesaikan kalimatnya, ayahnya yang duduk di sampingnya tiba-tiba mengambil ponselnya.“Roni, konsentrasi saat menyetir.” Ayahnya memberi perintah dengan suara berat, lalu berkata kepada Shella di telepon, “Coba saja kalau kamu berani minta rugi pada Olivia!”Shella langsung berteriak sedih ketika mendengar suara ayahnya, “Pa, Chris pukul Clayton.”“Anak buat kesalahan, apa salahnya papanya pukul dia? Dulu kalian nggak patuh, berapa kali kena aku pukul?”“Pa, Papa nggak apa-apa, kan? Kenapa kedengarannya Papa malah memihak Odelina dan adiknya? Aku anak Papa, anak kandung Papa,” sergah Shella.“Sekalipun Clayton melakukan kesalahan, dia tetap saja masih anak-anak. Seberapa besar kesalahan yang bisa dia buat? Dia nggak bunuh orang, nggak menyebabkan kebakaran, juga nggak merampok. Dia hanya pukul Russel beberapa kali. Clayton bilang Aiden menangis. Aiden bilang Russel pukul dia. Dia yang jadi kakak merasa harus bela adiknya. Jadi dia tendang Russel dua
“Memangnya mereka hancurkan rumahmu? Aku malah ingin berterima kasih pada Olivia karena sudah bantu aku lampiaskan emosi. Shella, kalau kamu berani minta ganti rugi dari Olivia, jangan pernah pulang ke rumah lagi selamanya. Kamu juga nggak usah panggil aku papa lagi. Selain itu, kamu harus kembalikan semua uang yang aku dan ibumu habiskan di rumahmu selama belasan tahun terakhir. Aku ingat berapa jumlahnya.”“Sejak adikmu pergi kerja, setiap bulan dia berikan kami biaya hidup dan uang itu dihabiskan di rumah kalian. Apa manfaat bagi Roni? Anak Roni dipukul anakmu sampai masuk rumah sakit.”“Kamu nggak usah bilang kalau Olivia dan yang lainnya mau membesar-besarkan masalah. Aku sudah tanya dengan jelas. Sewaktu Russel dibawa ke rumah sakit, dokter melakukan penyelamatan sangat lama baru berhasil menyelamatkan Russel. Dokter bahkan memarahi pelaku karena begitu kejam. Aku juga sudah lihat bagaimana dengan luka Russel.”“Kami baru saja keluar dari rumah sakit. Sekarang kami menuju rumahmu
Jarang-jarang ayah Roni bisa memihak Russel seperti ini, hanya saja Olivia dan yang lain sama sekali tidak tahu.Setelah wajah Russel dikompres dengan es batu, bengkak di wajahnya akhirnya sedikit berkurang. Akan tetapi, terus menangis ingin pulang. Olivia pun pergi bertanya kepada dokter. Dokter bilang Russel boleh pulang ke rumah, tapi harus hati-hati. Setelah mengalami ketakutan, anak kemungkinan akan demam.Di malam hari, beberapa orang mengantar Odelina dan Russel pulang ke rumah. Olivia mengkhawatirkan Russel. Dia pun membawa Stefan ke balkon dan berkata padanya, “Malam ini aku mau menginap di rumah kakakku untuk temani Russel. Boleh, nggak?”Stefan merasa enggan di dalam hatinya. Saat ini hubungannya dengan Olivia sedang mengalami kemajuan. Dia ingin bersama Olivia 24 jam sehari. Akan tetapi kondisi Russel seperti ini sekarang. Sebagai tantenya, wajar saja Olivia ingin tinggal untuk menemani Russel. Stefan harus memahami posisi Olivia.“Stefan?”Olivia melihat Stefan sedang mena
Stefan melepaskan pelukan Olivia dengan lembut. Kemudian, dia menundukkan kepalanya dan menatap mata Olivia.Olivia spontan menelan ludah, merasa gugup. Setiap kali menatap mata Stefan, dia tidak bisa mengabaikan ketampanan suaminya itu. Dia selalu merasa ... ingin mengambil keuntungan dari suaminya.Kalau Stefan selalu lembut seperti ini, Olivia pasti berani menerkam pria itu dalam waktu kurang dari seminggu. Kalau dia sedikit lebih berani, dia bahkan bisa memakan pria itu dengan cara yang berbeda setiap harinya.Sementara Olivia sedang memikirkan cara untuk makan pria itu, suara berat Stefan tiba-tiba bergema di sebelah telinganya. Pria itu bertanya, “Kapan kita tandatangani perjanjian?”Olivia, “....”Perempuan itu tampak tertegun. Seolah tidak percaya Stefan akan mengatakan hal seperti itu.“Waktu itu, awal kita baru menikah. Kamu yang tulis isi perjanjian, lalu kamu minta aku tandatangan. Kamu bilang jangka waktu perjanjiannya setengah tahun.”Stefan terlihat begitu tenang, lalu d
Stefan delapan bersaudara pergi bersama nenek. Mereka pergi ke Mambera Hotel untuk makan malam. Manajer lobi melihat Sarah datang bersama delapan cucunya, tapi tidak membawa pengawal. Manajer itu seketika kebingungan. Apakah dia harus pergi menyapa mereka? Namun, Calvin pernah bilang. Selama Stefan tidak membawa pengawal, maka dia harus memperlakukan Stefan sebagai tamu biasa dan anggap dia tidak mengenal Stefan.Di saat manajer itu masih bimbang, Stefan dan rombongan sudah masuk ke dalam hotel. Mereka berjalan melewati manajer itu.Delapan kakak beradik itu memiliki aura yang luar biasa. Begitu masuk ke hotel, kehadiran mereka langsung menarik perhatian banyak orang.Ada beberapa orang mendengar kedelapan pria itu berbicara dengan lembut kepada Sarah dan mereka memanggilnya nenek. Orang yang lewat spontan menatap Sarah dengan iri. Sarah sungguh bahagia, bisa memiliki delapan cucu yang tampan dan luar biasa. Benar-benar membuat orang lain merasa sangat iri.Sarah dalam hati berkata, “
Reiki sedang mengobrol dengan Bram. Keduanya adalah saudara sepupu yang terpaut satu generasi. Namun, hal itu tidak menghalangi mereka menjadi saudara yang baik.Tiba-tiba seorang pria berbaju hitam datang. Dia berjalan ke arah mereka berdua dan berkata dengan hormat, “Pak Bram, Pak Reiki, Pak Stefan sudah tiba.”“Suruh dia masuk,” kata Reiki.Pria itu pun menjawab dengan hormat. Setelah itu dia langsung pergi. Kemudian, Reiki menunjuk map berwarna kuning di atas meja, “Stefan datang untuk ambil barang.”“Dia datang sendiri juga karena mau bertemu denganku.”Bram memanggil pelayan dan menyuruhnya membuat teh dan menyiapkan buah-buahan untuk tamu. Bram sering menggunakan kekuatan keluarganya untuk membantu Reiki. Lebih tepatnya, untuk membantu Stefan dengan urusannya. Stefan tahu jelas soal itu. Stefan datang sendiri pasti untuk berterima kasih padanya.“Sudah lama Stefan mau datang bertemu Kak Bram. Tapi Kakak yang terlalu sibuk, sering nggak ada di rumah. Jadi dia nggak punya kesempat
Tring tring tring ....Ponsel Bram berdering. Setelah pergi mengangkat telepon sebentar, Bram kembali dan berkata dengan nada meminta maaf, “Pak Stefan, aku ada urusan mendadak. Maaf nggak bisa temani Pak Stefan mengobrol dulu.”Stefan segera berdiri.“Reiki, bantu aku jamu Pak Stefan dengan baik.” Bram pesan kepada adiknya, lalu pergi.Karena Bram sudah pergi, Reiki pun membawa Stefan ke rumahnya sendiri. Kemudian, Stefan mendengar ibu Reiki mengeluh sepanjang malam kalau Reiki sudah masuk ke jajaran pria berusia tua, tapi masih belum punya pacar.Setelah menggunakan berbagai alasan, Stefan akhirnya keluar dari rumah Reiki. Stefan pun berkata pada sahabatnya, “Lain kali kalau mama kamu ada di rumah, jangan minta aku datang ke rumahmu.”Reiki tertawa lepas, “Masuk telinga kiri keluar telinga kanan saja.”“Bagaimana kencan butamu dengan Junia? Kamu nggak beri tahu orang rumah?”“Kak Bram tahu. Kalau yang lain aku nggak beri tahu. Daripada belum apa-apa, mereka semua sudah beramai-ramai