Junia tidak memakai riasan wajah sedikit pun. Dia juga tidak sengaja memakai pakaian yang cantik, sehingga penampilannya sama sekali tidak berbeda dengan biasanya. Bukan. Dia biasanya masih akan merias wajahnya sedikit, sedangkan sekarang wajahnya benar-benar tidak memakai make up sedikitpun.“Bu Junia, maaf membuatmu menunggu lama.”Junia tersenyum dan berkata, “Aku nggak menunggu lama, kok. Pak Reiki, silakan duduk.”Reiki duduk di seberang Junia, lalu memberikan sekuntum mawar merah tadi pada wanita itu. Namun, Junia tidak mengambilnya.“Pak Reiki membawanya memakai mulut ….” Junia tidak melanjutkan perkataannya.Reiki berkata, “…. Lain kali aku akan membeli satu kuntum lagi untukmu, dan aku akan memegangnya menggunakan tangan, nggak akan menggunakan mulut lagi.”“Mulutmu sebesar itu, ya? Bisa menggigit satu kuntum bunga?”Reiki berkata, “…. Nggak bisa.”Dia pun membuat mawar yang dia gigit pakai mulut tadi ke tempat sampah yang berada di bawah meja.Melihat Junia sudah memesan kopi
Junia tersenyum dan berkata, “Kalau nggak ada orang yang mengagumi Pak Reiki, aku akan curiga, jangan-jangan ada yang nggak beres dengan Bapak.”Reiki berkata, “ …. Aku sangat sehat!”“Kelihatan memang sangat sehat dari luar.”Reiki membuka mulut, tidak tahu bagaimana harus menjawab perkataan Junia itu.Dia tidak mungkin menyuruh Junia untuk mengecek sendiri apa ada yang salah dengan dirinya, ‘kan?Kalau dia mengatakan hal seperti itu waktu sedang kencan, itu namanya tidak sopan.Dia pun memutuskan untuk diam saja.Dia yang biasanya pandai bicara jadi tidak bisa menjawab saat bertemu Junia.Dia berkata dalam hati, “Wanita ini bukan wanita biasa. Dia berani bicara!”*** Di rumah sakit.Dengan ditemani Nenek Sarah dan Bi Lesti, Odelina bergegas datang ke rumah sakit.Pihak polisi sudah selesai mendengarkan kesaksian Stefan dan Olivia, lalu pergi. Shella dan suaminya, serta anak pertama mereka juga sudah mendapat panggilan untuk ke kantor polisi.Shella baru tahu putra pertamanya membuat
“Dia punya ibu seperti Shella. Sifatnya bisa sebagus apa, sih?”Olivia berkata dengan dingin, “Kak, kami sudah melapor polisi. Meskipun Clayton nggak bisa dipenjara, kita bisa menuntut agar Shella dan suaminya membayar kompensasi. Siapapun dari mereka yang datang meminta maaf dan ingin berdamai, jangan mau. Kita harus bersikeras menuntut mereka untuk membayar kompensasi.”Odelina berkata dengan tegas, “Selain bayar kompensasi, apa kita bisa membuat anak itu membayar dengan cara lain? Dia sudah memukul Russel sampai seperti ini. Oliv, apa kamu ada mematahkan tangannya tadi?”“Calvin dan yang lainnya memaksa Chris untuk memberi pelajaran pada anak itu, untuk memukulnya sampai wajahnya bengkak. Pria itu juga memukul anak itu menggunakan tali pinggang. Calvin bilang, setelah dipukul papanya menggunakan tali pinggang, seluruh tubuh Clayton penuh dengan luka. Kelihatannya juga menyedihkan.”“Mereka juga menghancurkan seisi rumah orang-orang itu.”Odelina berkata dengan murka, “Aku rasanya in
Stefan terdiam sejenak, lalu dia menyuruh adik-adiknya menyingkir. Roni langsung membawa orang tuanya ke bangsal.Sementara itu, Odelina menggendong Russel, lalu melepaskan kompres es di wajah si kecil agar Roni bisa melihat wajah Russel. Setelah dikompres cukup lama, wajah Russel masih merah dan bengkak.Kulit anak pada dasarnya memang lembut dan sensitif. Setelah dipukul Clayton dengan begitu keras, wajah Russel tidak akan bisa pulih dalam waktu singkat.Begitu melihat wajah Russel dipukul sampai bengkak begitu, mata yang biasanya jernih dan cerah kini penuh dengan kepanikan dan ketakutan. Meski Roni jarang menjaga anaknya, hatinya tetap saja terasa sangat sakit sampai dia ingin memaki Clayton.“Kenapa Clayton bisa lakukan hal seperti ini? Sia-sia aku begitu sayang dia.”Ibunya Roni ingin menyentuh wajah Russel. Akan tetapi, Russel segera memalingkan wajah dan membenamkan kepalanya di pelukan ibunya dengan ketakutan. Dia memegang baju ibunya erat-erat dengan kedua tangan kecilnya, la
Namun, Russel tidak mau digendong ayahnya. Dia mencengkeram baju Odelina dengan erat-erat. Odelina juga menggendong Russel menghindari tangan Roni yang terulur ke arahnya.“Roni, kalau kamu masih merasa kasihan pada anakmu, tolong bawa orang tuamu pergi dari sini sekarang juga! Aku nggak berharap kamu bisa tegakkan keadilan untuk Russel, tapi kamu jangan takuti Russel lagi. Dia sudah ketakutan begini ....”Odelina kembali terisak. Roni hanya menatap anaknya dalam diam. Sedangkan ibu Roni ingin mengatakan sesuatu, tapi segera dihentikan suaminya. Dia memandang suaminya dan mendapati wajah suaminya menjadi muram. Pada akhirnya, ibu Roni tidak mengatakan apa pun lagi.Setelah cukup lama, Roni baru berkata, “Kami pergi dulu. Odelina, jaga Russel baik-baik. Sebelum pengadilan belum memutuskan hak asuh Russel, aku janji nggak akan pernah rebut Russel lagi.”Meski Roni merebut Russel dari Odelina, dia juga tidak punya waktu untuk menjaga anaknya sendiri. Kalau menyerahkan Russel kepada orang
“Kak, kamu ini ....”Roni belum menyelesaikan kalimatnya, ayahnya yang duduk di sampingnya tiba-tiba mengambil ponselnya.“Roni, konsentrasi saat menyetir.” Ayahnya memberi perintah dengan suara berat, lalu berkata kepada Shella di telepon, “Coba saja kalau kamu berani minta rugi pada Olivia!”Shella langsung berteriak sedih ketika mendengar suara ayahnya, “Pa, Chris pukul Clayton.”“Anak buat kesalahan, apa salahnya papanya pukul dia? Dulu kalian nggak patuh, berapa kali kena aku pukul?”“Pa, Papa nggak apa-apa, kan? Kenapa kedengarannya Papa malah memihak Odelina dan adiknya? Aku anak Papa, anak kandung Papa,” sergah Shella.“Sekalipun Clayton melakukan kesalahan, dia tetap saja masih anak-anak. Seberapa besar kesalahan yang bisa dia buat? Dia nggak bunuh orang, nggak menyebabkan kebakaran, juga nggak merampok. Dia hanya pukul Russel beberapa kali. Clayton bilang Aiden menangis. Aiden bilang Russel pukul dia. Dia yang jadi kakak merasa harus bela adiknya. Jadi dia tendang Russel dua
“Memangnya mereka hancurkan rumahmu? Aku malah ingin berterima kasih pada Olivia karena sudah bantu aku lampiaskan emosi. Shella, kalau kamu berani minta ganti rugi dari Olivia, jangan pernah pulang ke rumah lagi selamanya. Kamu juga nggak usah panggil aku papa lagi. Selain itu, kamu harus kembalikan semua uang yang aku dan ibumu habiskan di rumahmu selama belasan tahun terakhir. Aku ingat berapa jumlahnya.”“Sejak adikmu pergi kerja, setiap bulan dia berikan kami biaya hidup dan uang itu dihabiskan di rumah kalian. Apa manfaat bagi Roni? Anak Roni dipukul anakmu sampai masuk rumah sakit.”“Kamu nggak usah bilang kalau Olivia dan yang lainnya mau membesar-besarkan masalah. Aku sudah tanya dengan jelas. Sewaktu Russel dibawa ke rumah sakit, dokter melakukan penyelamatan sangat lama baru berhasil menyelamatkan Russel. Dokter bahkan memarahi pelaku karena begitu kejam. Aku juga sudah lihat bagaimana dengan luka Russel.”“Kami baru saja keluar dari rumah sakit. Sekarang kami menuju rumahmu
Jarang-jarang ayah Roni bisa memihak Russel seperti ini, hanya saja Olivia dan yang lain sama sekali tidak tahu.Setelah wajah Russel dikompres dengan es batu, bengkak di wajahnya akhirnya sedikit berkurang. Akan tetapi, terus menangis ingin pulang. Olivia pun pergi bertanya kepada dokter. Dokter bilang Russel boleh pulang ke rumah, tapi harus hati-hati. Setelah mengalami ketakutan, anak kemungkinan akan demam.Di malam hari, beberapa orang mengantar Odelina dan Russel pulang ke rumah. Olivia mengkhawatirkan Russel. Dia pun membawa Stefan ke balkon dan berkata padanya, “Malam ini aku mau menginap di rumah kakakku untuk temani Russel. Boleh, nggak?”Stefan merasa enggan di dalam hatinya. Saat ini hubungannya dengan Olivia sedang mengalami kemajuan. Dia ingin bersama Olivia 24 jam sehari. Akan tetapi kondisi Russel seperti ini sekarang. Sebagai tantenya, wajar saja Olivia ingin tinggal untuk menemani Russel. Stefan harus memahami posisi Olivia.“Stefan?”Olivia melihat Stefan sedang mena