Bagaimanapun, Felicia adalah putri kandung dari Patricia. Jika kepala keluarga yang sebelumnya dibunuh oleh Patricia, maka memang Olivia dan Odelina ditakdirkan untuk bermusuhan dengan Felicia.Setelah Odelina diam sesaat, dia bertanya, “Russel di mana?”“Lagi menggambar. Setelah pulang, dia berlatih piano dan sekarang lagi menggambar,” jawab Olivia.“Dari sekolah nggak ada kasih tugas?”Olivia tersenyum dan berkata, “Apa yang bisa menjadi tugas di usianya sekarang? Kalaupun ada tugas, hanya perlu satu menit untuk menyelesaikannya, paling hanya mencoret-coret atau menggambar garis. Di usianya sekarang, kegiatan di sekolah lebih banyak bermain." Tugas untuk menulis sebenarnya adalah tugas yang diberikan Olivia kepada Russel. Meskipun di sekolah anak-anak lebih banyak bermain. Sekolah di Mambera rata-rata berisi anak-anak dari keluarga kaya. Banyak dari mereka adalah calon pewaris keluarga masing-masing, sehingga di luar sekolah, mereka mendapatkan les privat.Teman sekelas Russel bahka
"Aku percaya Kak Daniel nggak akan menyukai Bu Raisa. Di matanya, hanya ada Kakak," kata Olivia dengan yakin. Odelina tersenyum dan menjawab, "Jadi, kamu nggak perlu khawatirkan Kakak. Kalau memang benar ada saingan, itu juga menjadi ujian bagi aku dan Daniel." "Olivia, kamu juga nggak perlu secara sengaja mengawasi. Biarkan semuanya berjalan alami. Kalau Bu Raisa benar-benar bisa merebut Daniel, aku nggak akan berkata apa-apa. Tapi kalau dia gagal, mungkin saja dia malah akan datang menemuiku." Dia ada pengalaman untuk menghadapi saingan. Dulu, sebelum bercerai dengan Roni, ketika lelaki itu berselingkuh dengan Yenny, bukankah dia akhirnya tetap tidak kalah? Dia yang lebih dulu mengajukan cerai.Odelina tidak bisa menerima sedikit pun pengkhianatan. Jika Roni sudah tidak peduli padanya dan memperlakukannya dengan tidak adil, Odelina memilih untuk merelakan mereka bersama. Perceraian tidak selalu buruk. Buktinya, hidupnya sekarang lebih baik. Walaupun dia mendapat bantuan dari adik
"Iya, anjing Tante sekarang sudah kurusan, nggak gemuk seperti dulu. Tapi kucingnya masih agak gemuk," jawab Russel sambil mengangguk. Bi Lesti memang sudah mengontrol makanan untuk peliharaan mereka, tetapi si kucing gemuk selalu mencuri makanan sehingga tetap sulit menurunkan berat badannya."Ayo kita jalan-jalan keluar, sekalian lihat anjing Tante yang sudah kurusan," ajak Olivia. Setelah meletakkan hasil gambar Russel, Olivia membawa keponakannya keluar untuk menikmati udara segar. Rumah pribadi milik Stefan memiliki halaman yang luas. Bahkan hanya berjalan-jalan di taman, mereka bisa menghabiskan waktu cukup lama. Karena Russel sering berkunjung dan ditambah Olivia sedang hamil, Stefan sengaja menyediakan area di taman sebagai taman bermain anak-anak. Meskipun tidak sebesar taman bermain di vila keluarga mereka, untuk satu atau dua anak masih cukup menyenangkan. Saat keduanya keluar rumah, si anjing gendut segera berlari mendekat. Russel langsung melepaskan genggaman tangan ta
Setelah memarkir mobilnya, Raisa melepas melepas sepatu flatnya dan menggantinya dengan sepatu hak tinggi. Kemudian dia mengambil tas dan baru kemudian membuka pintu mobil untuk turun."Mama!" Anaknya langsung memeluk erat perempuan itu."Mama, aku sangat merindukanmu." Hubungan ibu dan anak ini hanya berlangsung di pagi dan malam hari. Siang hari Raisa sibuk mengurus bisnis, bahkan makan siang pun tidak di rumah. Anaknya lebih banyak diasuh oleh mertua dan para pengasuh. Anaknya adalah anak yang pengertian, tetapi juga sangat kasihan. Setelah kehilangan ayahnya, dia merasa seperti kehilangan ibunya juga, karena ibunya jarang sekali menemaninya. Sudah lama sekali ibunya tidak pernah mengajaknya bermain bersama. Ketika akhir pekan, ibunya tetap sibuk dengan berbagai urusan, seperti mengajak klien makan malam, menemani mereka bermain golf, atau menghadiri berbagai acara dan pesta. Hati Raisa terasa perih, tetapi dia tetap memeluk tubuh kecil anaknya dengan penuh kasih. Anak yang beru
“Setelah kamu masuk SMA, Mama akan mengirimmu ke luar negeri. Di dalam negeri ini, persaingannya terlalu ketat.”Raisa tidak tega jika mengirim putranya ke luar negeri sebelum menginjak SMA. Meskipun dia sekarang tidak punya banyak waktu untuk menemani putranya, setidaknya dia masih bisa bertemu pagi dan malam. Selain itu, kakek dan neneknya juga tidak rela kehilangan cucu mereka. Jika bukan karena cucunya, setelah putranya meninggal, mungkin kedua orang tua itu tidak akan mampu bertahan. Cucu adalah sumber semangat hidup mereka. “Aku sudah menyelesaikan tugasku dan kasih ke Kakek untuk diperiksa. Aku hanya salah di satu soal kecil. Kalau di ujian, soal itu nilainya dua poin. Yang lainnya benar semua. Mama, aku sudah ada kemajuan. Aku akan belajar dengan sangat keras supaya Mama nggak kecewa.” Anak itu tahu bahwa dia memikul terlalu banyak harapan dari kakek, nenek, dan ibunya. Dia memang tidak terlalu pintar, tetapi dia mau belajar dan berusaha keras. Bocah itu berusaha lebih keras
Raisa masuk ke dalam rumah. Kedua mertuanya sudah bangkit dari sofa, ibu mertuanya bahkan menyambutnya. Wajahnya menunjukkan senyuman penuh kasih sayang dan berkata, "Raisa, kamu sudah pulang."“Ma, aku sudah pulang.”Meskipun sangat lelah, dia merasa tenang begitu kembali ke rumah dan melihat mertuanya serta putranya. Selama mereka sehat, tidak peduli betapa lelahnya dia, Raisa merasa semuanya sepadan."Apa kamu lapar? Mama sudah memasak sup, ada satu mangkuk yang masih hangat, Mama akan ambilkan untukmu." "Perusahaanmu lagi sangat sibuk belakangan ini, setiap malam Mama melihatmu pulang dalam keadaan lelah, bahkan tubuhmu terlihat semakin kurus, hati Mama juga merasa sakit melihatnya. Semua ini karena Yardi yang meninggal muda, yang membuatmu jadi sangat kelelahan." Saat menyebut anak mereka yang meninggal muda, mata ibu mertuanya mulai berkaca-kaca. Meskipun anaknya sudah meninggal tujuh tahun yang lalu, setiap kali topik ini dibahas maka hati ibu mertuanya tetap merasa sakit. Ra
Dia begitu lelah, bahkan dalam pengeluaran pun dia sangat hemat. Mertua menghabiskan uang dengan boros, hidupnya jauh lebih santai daripada dia, orang tua bisa merasakan sakit hati untuk anak dan menantu, kenapa mereka tidak bisa merasakan sakit hati untuk putri mereka?Kakak iparnya sangat boros. Kehidupannya bahkan jauh lebih santai dari Raisa. Orang tuanya peduli pada putra dan menantu mereka, tetapi kenapa tidak bisa sedikit peduli pada anak perempuan mereka sendiri? Putranya memeluknya erat dan berkata dengan lembut, "Mama nggak pernah mengecewakanku. Aku tahu Mama sangat lelah. Semua yang Mama lakukan adalah untuk aku biar bisa hidup lebih baik. Mama, aku akan belajar dengan giat dan tumbuh menjadi orang yang berguna, menjadi sandaran Mama, melindungi Mama, dan membuat Mama nggak perlu bekerja terlalu keras." Raisa memeluk tubuh kecil anaknya dengan penuh kasih dan berkata dengan lega, "Anakku memang yang paling pengertian. Selama kamu sehat dan selamat, Mama sudah merasa tenan
Raisa menghabiskan supnya dan meletakkan mangkuknya kemudian mengambil tisu untuk menyeka mulutnya. Dengan lembut, perempuan itu berkata kepada putranya, "Nak, naiklah ke atas untuk beristirahat. Besok kamu harus bangun pagi untuk sekolah." Putranya yang pengertian menyadari bahwa ibunya ingin mengatakan sesuatu yang tidak ingin dia dengar. Dia berdiri, mengucapkan selamat malam kepada kakek, nenek, dan ibunya, lalu naik ke atas. Raisa menatap anaknya yang berjalan menaiki tangga. Setelah bocah itu menghilang di atas, dia baru berbicara pelan kepada mertua, "Pa, Ma, aku tahu kalian hanya ingin yang terbaik untuk aku dan Yoan. Tapi, pria baik di Mambera itu bisa dihitung dengan jari, kebanyakan dari mereka jauh lebih muda dari aku dan belum menikah." "Kecuali beberapa pria dari keluarga besar, ada satu orang yang sebenarnya cukup cocok untukku. Usianya sedikit lebih tua dari aku, belum pernah menikah, dan dia sangat luar biasa. Sayangnya, dia mengalami luka di wajah. Saat pertama ka
Semua ini salah bibinya yang terlalu ikut campur. Jika tida, si buta pasti sudah mati sejak lama. Rosalina sudah buta selama sepuluh tahun, siapa sangka suatu hari nanti dia bisa kembali melihat? Benar-benar manusia berencana, tetapi takdir yang menentukan. Pengganti itu terdiam saat ditanya oleh Giselle seperti ini. Dia hanyalah seorang pengganti, bahkan Giselle yang asli pun tidak bisa menikah masuk ke keluarga Adhitama sebagai nyonya muda. Selain itu, Giselle sudah menyinggung Calvin, jadi tidak ada lagi kesempatan baginya untuk masuk ke keluarga Adhitama. Dengan sedikit penyesalan, dia berkata,"Aku masih berharap bisa mendapatkan keberuntungan seperti Olivia, masuk ke keluarga Adhitama dan menjadi nyonya muda. Tapi sepertinya itu hanya harapanku yang berlebihan." Giselle tertawa, "Nggak heran kamu punya pemikiran seperti itu. Setiap gadis yang pernah melihat salah satu anak dari keluarga Adhitama, terlepas dari latar belakang mereka, pasti akan tergoda. Sayangnya, nggak ada sat
Pengganti itu menatap Giselle dengan penuh harapan dan bertanya, "Berapa banyak anak lelaki keluarga Adhitama yang masih lajang?" Dari pertanyaan itu, Giselle langsung tahu apa yang ada di dalam pikirannya. Dengan nada sarkastik, Giselle berkata, "Kenapa? Kamu juga bermimpi menikah masuk ke keluarga Adhitama?""Keluarga Adhitama bukanlah tempat yang bisa dimasuki oleh sembarang orang. Lihat aku, aku ini putri kedua dari keluarga Siahaan yang asli. Saat papa dan mamaku masih mengurus keluarga, aset kami ada triliunan. Tapi tetap saja, kami nggak bisa bergaul dekat dengan keluarga Adhitama." "Di acara perjamuan, saat mamaku menyapa para nyonya dari keluarga Adhitama, mereka hanya mengangguk dan tersenyum sebagai balasan. Kalau mau berbincang akrab dengan mereka, itu hal yang mustahil." "Para nyonya keluarga Adhitama jarang menghadiri pesta. Kalau mereka datang ke suatu acara, itu pasti undangan dari orang-orang yang memiliki status dan kedudukan yang sangat tinggi di Kota Mambera, bar
Penggantinya sudah tiba lebih dulu, tetapi dia tidak memiliki kunci untuk masuk, sehingga hanya bisa menunggu di depan vila. Setelah Giselle masuk, barulah pengganti itu mengendarai mobilnya dan mengikuti masuk ke dalam. Beberapa menit kemudian. Di ruang tamu yang megah, hanya ada dua wanita duduk di sofa mewah. Mereka saling menatap, mengamati satu sama lain. "Apakah wajahku terlihat sangat jelek sekarang? Rasanya wajahku bengkak seperti roti kukus yang mengembang." Orang pengganti itu meraba pipinya yang merah dan bengkak, terasa sangat sakit. Para pengawal keluarga Adhitama benar-benar kejam dalam menghukum orang. Giselle tidak bisa menahan tawanya, "Memang sangat jelek, hahaha, wajahmu bengkak sekali." Pengganti itu melotot padanya. "Kamu masih bisa tertawa? Aku ini menggantikanmu untuk menanggung hukuman! Cepat ambilkan es untukku, biar aku bisa mengompres wajahku. Ini sakit sekali!" "Kamu menyuruhku mengambilkan es untukmu?" Giselle membelalakkan matanya. "Aku ini nyonya
Hanya saja, waktunya sudah tidak cukup. Lotajuga tahu bahwa tidak bisa terburu-buru. Olivia dan yang lainnya terlalu waspada. Sebelumnya, Giselle sudah lebih awal menciptakan "pertemuan kebetulan" agar bisa mengenal Olivia dan orang-orang di sekitarnya. Namun, Olivia tetap waspada terhadapnya. Masalah utamanya adalah Giselle tidak belajar mengubah suaranya, sehingga Olivia curiga bahwa dia adalah Giselle. Karena itu, Olivia terus berjaga-jaga, membuat rencana mereka tidak mengalami kemajuan. Lota juga sempat kesal pada Giselle, merasa bahwa dia tidak berguna. Namun, setelah dipikirkan lagi, ini bukan sepenuhnya salahnya. Memang sejak awal, Giselle tidak memiliki banyak kemampuan. Perempuan itu hanyalah anak manja yang dimanja oleh orang tuanya sejak kecil. Ketidaktahuannya terhadap dunia luar membuatnya melakukan kesalahan besar yang menyeret orang tuanya ke dalam masalah, hingga akhirnya bisnis keluarga Siahaan kembali jatuh ke tangan Rosalina. Bahkan, dia sendiri sempat masuk pe
Giselle mengeluarkan suara manja saat berbicara. Lota tertawa di telepon, "Dari suaramu, aku bisa mendengar kegembiraanmu. Sepertinya saranmu berhasil digunakan dengan baik." "Ya, memang berhasil. Sangat efektif. Si Buta itu sekarang seharusnya sudah percaya bahwa Lisa itu bukan Giselle. Tentu saja, ini juga berkat kehebatan Pak Lota yang begitu cepat menemukan pengganti yang sangat mirip denganku." "Melihat pengganti itu, aku sendiri hampir mengira dia adalah saudara kembarku. Bentuk tubuh, wajah, suara dan semuanya sangat mirip." Sekarang Giselle percaya bahwa dua orang yang tidak memiliki hubungan darah pun bisa memiliki kemiripan yang luar biasa. Sama seperti dia dan penggantinya. Mereka tidak memiliki hubungan darah. Sebelum pengganti itu muncul, mereka bahkan belum pernah bertemu. Saat pertama kali bertemu, pengganti itu juga terkejut. Keduanya sempat berpikir bahwa orang tua mereka memiliki anak lain di luar nikah. Karena hal ini, Giselle semakin takut pada Lota. Lelaki itu
Calvin tampak serius dan berkata, "Kamu paling tahu bagaimana sifat adik perempuanmu. Bahkan ayah dan ibunya nggak bisa mendidiknya dengan baik, tapi sekarang orang itu bisa membuatnya berubah menjadi seorang wanita terhormat. Meskipun masih kurang sedikit, itu sudah sangat luar biasa." "Nanti aku akan bicara dengan Kakak." Rosalina berkata, "Sepertinya mereka datang untuk mencari Olivia, hanya saja aku tidak tahu alasannya." Lelaki itu menenangkannya dan berkata, "Jangan terlalu banyak berpikir, nanti juga akan terungkap. Setelah karyawanmu kembali, kita pergi makan." "Kita makan di rumah lama atau di hotel?" "Di hotel saja, rumah lama terlalu jauh." Meskipun para tetua masih berada di Vila Permai dan akan segera pergi, Calvin dan yang lainnya telah kembali ke kehidupan normal mereka. Mereka yang harus bekerja kembali bekerja, sementara yang masih sekolah tetap melanjutkan sekolahnya. Saat ini liburan baru saja dimulai. Sebagian besar siswa sudah libur, tetapi Sandy yang merupa
Saat Giselle baru keluar dari penjara, tangannya memang menjadi sedikit kasar, kulitnya juga menjadi sedikit lebih gelap. Setelah beberapa waktu, tangannya kembali ke tangan yang putih, lembut dan halus seperti sebelumnya. Bagaimanapun juga, Giselle baru berusia 21 tahun. Setelah Tahun Baru baru berusia 21 tahun. Jadi sekarang dia masih berusia 20 tahun.Perempuan seusia ini bagaikan bunga segar. Kulit rusak juga bisa pulih dengan cepat. Setelah keluar dari penjara, Giselle tidak mau pergi cari kerja. Dia menggunakan uang yang dia bawa pergi. Setelah uangnya habis, dia akan minta lagi pada adiknya. Dia menjalani kehidupan yang cukup enak. Orang yang tidak pernah bekerja tentu saja memiliki tangan yang halus dan lembut.Sedangkan tangan si Giselle palsu itu tidak cukup putih, juga tidak cukup halus dan lembut. Ada kapalan di tangannya. Kukunya sangat pendek, tidak dicat dengan cat kuku pula. Giselle sangat suka memakai cat kuku, dia juga suka memanjangkan kukunya.Sejak kecil Giselle su
“Aku pergi. Sekarang juga aku pergi.”Giselle tidak berani mengatakan kata-kata buruk lagi, juga tidak berani tinggal lebih lama. Begitu Calvin berteriak menyuruhnya pergi, dia langsung berbalik dan berlari kembali ke mobilnya, lalu membuka pintu dan masuk. Tak lama kemudian, mobilnya meninggalkan Spring Blossom.Nama toko bunga Rosalina sangat bagus. Spring Blossom, musim semi bunga bermekaran. Namun, di sana sama sekali tidak menyenangkan. Kalau tinggal terlalu lama di sana, bisa-bisa gigi pun melayang.Setelah Giselle pergi, Lisa juga tidak ingin berlama-lama. Dia pun berkata kepada Rosalina, “Bu Rosalina, aku pergi dulu. Besok aku baru datang lagi ambil bunga yang aku pesan.”“Oke,” jawab Rosalina.Lisa diam-diam melirik Calvin, lalu dia pergi bersama dua pengawalnya. Rosalina keluar dari toko dan melihat mobil Lisa melaju pergi. Hingga mobil itu menghilang di ujung jalan, dia baru kembali ke dalam toko.“Kenapa kamu ada waktu buat datang ke sini?” tanya Rosalina kepada suaminya de
Hebat sekali. Memang patut diacungi jempol.“Calvin.”Rosalina berjalan mendekat dan meraih tangan suaminya, lalu berkata lembut, “Dia hanya anjing gila yang suka sembarang gigit orang. Nggak usah pedulikan dia, jangan biarkan dia buat kamu marah. Nggak sepadan, Sayang. Aku sudah sering dimarahinya, sudah mati rasa. Mulut, mulut dia. Dia mau marah apa terserah dia. Kalau aku nggak tahan, aku tinggal suruh orang tampar dia.”Ekspresi tegas Stefan tiba-tiba berubah lembut. Giselle palsu tidak bisa menahan rasa cemburu ketika melihat perubahan ekspresi pria itu. Saat berhadapan dengannya, Calvin bersikap begitu dingin, seolah ingin mencabik-cabiknya. Namun di depan Rosalina, dia menjadi begitu lembut. Pria keluarga Adhitama benar-benar sayang istri.“Aku nggak tahan dengar ada yang hina kamu seperti itu. Kamu murah hati, nggak mau permasalahkan itu dengannya. Tapi aku nggak bisa seperti kamu. Kalau nggak dengar , aku nggak masalah. Tapi kalau sudah dengar, aku harus kasih dia pelajaran.”