Stefan meminta para pengawal membawa Olivia dan Russel pulang setelah mereka selesai makan karena dia akan segera melanjutkan pekerjaannya. Sesampainya di rumah, Russel berlatih piano sebentar lalu menggambar. Olivia sedang duduk di sofa sambil membaca majalah perhiasan. Dia dan Amelia berencana untuk berinvestasi di bisnis perhiasan. Mulan juga sudah berinvestasi di bidang perhiasan dan sudah mulai mendapatkan keuntungan. Sebagian besar perhiasan yang dijualnya adalah hasil rancangan dari ibu kandungnya. Olivia memang tidak tahu, bagaimana merancang perhiasan. Namun, Amelia bisa melakukannya. Amelia dahulu sempat berpikir untuk merancang perhiasan dan membuka toko perhiasannya sendiri. Namun saat itu, dia terlalu sibuk mengejar Stefan sampai tidak berpikir untuk mencari uang. Ditambah lagi, dia sangat disayang dan dimanja oleh kedua orang tua dan kakak-kakaknya. Jadi, dia tidak pernah kekurangan uang sama sekali, sekalipun dia tidak bisa menghasilkan uang. Karena uang yang diberika
Bagaimanapun, Felicia adalah putri kandung dari Patricia. Jika kepala keluarga yang sebelumnya dibunuh oleh Patricia, maka memang Olivia dan Odelina ditakdirkan untuk bermusuhan dengan Felicia.Setelah Odelina diam sesaat, dia bertanya, “Russel di mana?”“Lagi menggambar. Setelah pulang, dia berlatih piano dan sekarang lagi menggambar,” jawab Olivia.“Dari sekolah nggak ada kasih tugas?”Olivia tersenyum dan berkata, “Apa yang bisa menjadi tugas di usianya sekarang? Kalaupun ada tugas, hanya perlu satu menit untuk menyelesaikannya, paling hanya mencoret-coret atau menggambar garis. Di usianya sekarang, kegiatan di sekolah lebih banyak bermain." Tugas untuk menulis sebenarnya adalah tugas yang diberikan Olivia kepada Russel. Meskipun di sekolah anak-anak lebih banyak bermain. Sekolah di Mambera rata-rata berisi anak-anak dari keluarga kaya. Banyak dari mereka adalah calon pewaris keluarga masing-masing, sehingga di luar sekolah, mereka mendapatkan les privat.Teman sekelas Russel bahka
"Aku percaya Kak Daniel nggak akan menyukai Bu Raisa. Di matanya, hanya ada Kakak," kata Olivia dengan yakin. Odelina tersenyum dan menjawab, "Jadi, kamu nggak perlu khawatirkan Kakak. Kalau memang benar ada saingan, itu juga menjadi ujian bagi aku dan Daniel." "Olivia, kamu juga nggak perlu secara sengaja mengawasi. Biarkan semuanya berjalan alami. Kalau Bu Raisa benar-benar bisa merebut Daniel, aku nggak akan berkata apa-apa. Tapi kalau dia gagal, mungkin saja dia malah akan datang menemuiku." Dia ada pengalaman untuk menghadapi saingan. Dulu, sebelum bercerai dengan Roni, ketika lelaki itu berselingkuh dengan Yenny, bukankah dia akhirnya tetap tidak kalah? Dia yang lebih dulu mengajukan cerai.Odelina tidak bisa menerima sedikit pun pengkhianatan. Jika Roni sudah tidak peduli padanya dan memperlakukannya dengan tidak adil, Odelina memilih untuk merelakan mereka bersama. Perceraian tidak selalu buruk. Buktinya, hidupnya sekarang lebih baik. Walaupun dia mendapat bantuan dari adik
"Iya, anjing Tante sekarang sudah kurusan, nggak gemuk seperti dulu. Tapi kucingnya masih agak gemuk," jawab Russel sambil mengangguk. Bi Lesti memang sudah mengontrol makanan untuk peliharaan mereka, tetapi si kucing gemuk selalu mencuri makanan sehingga tetap sulit menurunkan berat badannya."Ayo kita jalan-jalan keluar, sekalian lihat anjing Tante yang sudah kurusan," ajak Olivia. Setelah meletakkan hasil gambar Russel, Olivia membawa keponakannya keluar untuk menikmati udara segar. Rumah pribadi milik Stefan memiliki halaman yang luas. Bahkan hanya berjalan-jalan di taman, mereka bisa menghabiskan waktu cukup lama. Karena Russel sering berkunjung dan ditambah Olivia sedang hamil, Stefan sengaja menyediakan area di taman sebagai taman bermain anak-anak. Meskipun tidak sebesar taman bermain di vila keluarga mereka, untuk satu atau dua anak masih cukup menyenangkan. Saat keduanya keluar rumah, si anjing gendut segera berlari mendekat. Russel langsung melepaskan genggaman tangan ta
Setelah memarkir mobilnya, Raisa melepas melepas sepatu flatnya dan menggantinya dengan sepatu hak tinggi. Kemudian dia mengambil tas dan baru kemudian membuka pintu mobil untuk turun."Mama!" Anaknya langsung memeluk erat perempuan itu."Mama, aku sangat merindukanmu." Hubungan ibu dan anak ini hanya berlangsung di pagi dan malam hari. Siang hari Raisa sibuk mengurus bisnis, bahkan makan siang pun tidak di rumah. Anaknya lebih banyak diasuh oleh mertua dan para pengasuh. Anaknya adalah anak yang pengertian, tetapi juga sangat kasihan. Setelah kehilangan ayahnya, dia merasa seperti kehilangan ibunya juga, karena ibunya jarang sekali menemaninya. Sudah lama sekali ibunya tidak pernah mengajaknya bermain bersama. Ketika akhir pekan, ibunya tetap sibuk dengan berbagai urusan, seperti mengajak klien makan malam, menemani mereka bermain golf, atau menghadiri berbagai acara dan pesta. Hati Raisa terasa perih, tetapi dia tetap memeluk tubuh kecil anaknya dengan penuh kasih. Anak yang beru
“Setelah kamu masuk SMA, Mama akan mengirimmu ke luar negeri. Di dalam negeri ini, persaingannya terlalu ketat.”Raisa tidak tega jika mengirim putranya ke luar negeri sebelum menginjak SMA. Meskipun dia sekarang tidak punya banyak waktu untuk menemani putranya, setidaknya dia masih bisa bertemu pagi dan malam. Selain itu, kakek dan neneknya juga tidak rela kehilangan cucu mereka. Jika bukan karena cucunya, setelah putranya meninggal, mungkin kedua orang tua itu tidak akan mampu bertahan. Cucu adalah sumber semangat hidup mereka. “Aku sudah menyelesaikan tugasku dan kasih ke Kakek untuk diperiksa. Aku hanya salah di satu soal kecil. Kalau di ujian, soal itu nilainya dua poin. Yang lainnya benar semua. Mama, aku sudah ada kemajuan. Aku akan belajar dengan sangat keras supaya Mama nggak kecewa.” Anak itu tahu bahwa dia memikul terlalu banyak harapan dari kakek, nenek, dan ibunya. Dia memang tidak terlalu pintar, tetapi dia mau belajar dan berusaha keras. Bocah itu berusaha lebih keras
Raisa masuk ke dalam rumah. Kedua mertuanya sudah bangkit dari sofa, ibu mertuanya bahkan menyambutnya. Wajahnya menunjukkan senyuman penuh kasih sayang dan berkata, "Raisa, kamu sudah pulang."“Ma, aku sudah pulang.”Meskipun sangat lelah, dia merasa tenang begitu kembali ke rumah dan melihat mertuanya serta putranya. Selama mereka sehat, tidak peduli betapa lelahnya dia, Raisa merasa semuanya sepadan."Apa kamu lapar? Mama sudah memasak sup, ada satu mangkuk yang masih hangat, Mama akan ambilkan untukmu." "Perusahaanmu lagi sangat sibuk belakangan ini, setiap malam Mama melihatmu pulang dalam keadaan lelah, bahkan tubuhmu terlihat semakin kurus, hati Mama juga merasa sakit melihatnya. Semua ini karena Yardi yang meninggal muda, yang membuatmu jadi sangat kelelahan." Saat menyebut anak mereka yang meninggal muda, mata ibu mertuanya mulai berkaca-kaca. Meskipun anaknya sudah meninggal tujuh tahun yang lalu, setiap kali topik ini dibahas maka hati ibu mertuanya tetap merasa sakit. Ra
Dia begitu lelah, bahkan dalam pengeluaran pun dia sangat hemat. Mertua menghabiskan uang dengan boros, hidupnya jauh lebih santai daripada dia, orang tua bisa merasakan sakit hati untuk anak dan menantu, kenapa mereka tidak bisa merasakan sakit hati untuk putri mereka?Kakak iparnya sangat boros. Kehidupannya bahkan jauh lebih santai dari Raisa. Orang tuanya peduli pada putra dan menantu mereka, tetapi kenapa tidak bisa sedikit peduli pada anak perempuan mereka sendiri? Putranya memeluknya erat dan berkata dengan lembut, "Mama nggak pernah mengecewakanku. Aku tahu Mama sangat lelah. Semua yang Mama lakukan adalah untuk aku biar bisa hidup lebih baik. Mama, aku akan belajar dengan giat dan tumbuh menjadi orang yang berguna, menjadi sandaran Mama, melindungi Mama, dan membuat Mama nggak perlu bekerja terlalu keras." Raisa memeluk tubuh kecil anaknya dengan penuh kasih dan berkata dengan lega, "Anakku memang yang paling pengertian. Selama kamu sehat dan selamat, Mama sudah merasa tenan
Yang menemani Aldi pulang bersama adalah salah satu murid terkuat Rubah Perak yang dijuluki Elang. Usianya masih cukup muda, kira-kira tak jauh berbeda dengan Daniel. Dia adalah orang yang sangat serius, tatapannya tajam, dan siapa pun yang ditatap olehnya akan langsung bergidik ketakutan.“Ma, ini bukti-bukti yang dikumpulkan sama Pak Setya. Aku temui ini di tempatnya.”Aldi lantas memberikan bukti-bukti yang dia temukan kepada ibunya. Yuna tidak langsung melihatnya ketika dia mengambil itu dari Aldi, tetapi menyerahkannya kepada Setya.Bukti-bukti yang Setya kumpulkan itu dijaga dengan sangat baik. Meski sudah lewat belasan tahun sekalipun, tulisannya masih bisa dilihat dengan jelas.“Setya, coba lihat apa ini,” kata Yuna dengan lembut.Setya pun mengeluarkan kacamatanya dan mengambilnya dari tangan Yuna. Dia membuka kotaknya dan melihat satu per satu, lalu berkata, “Ya, ini bukti yang aku kumpulkan. Nggak banyak, tapi semuanya mengarah ke Patricia.”Setya kemudian menyerahkan kembal
“Kalau cara kamu ngejar dia cuma begini saja, apa bisa terkejar? Kalau kamu nggak berhasil, mending kejar si Katarina lagi saja sesuai yang Nenek sudah atur. Nenek pilihin kamu Katarina berarti memang dia yang paling cocok sama kamu. Kamu ngejar Katarina juga baru dua tiga bulan saja. Perasaannya masih belum terjalin. Aku dan Kak Stefan juga nggak langsung suka pada pandangan pertama. Tetap harus dijalani dulu sampai lama baru muncul rasa tertarik. Kayak waktu aku ngejar Rosalina, memangnya aku langsung jatuh cinta sama dia pada pandangan pertama? Nggak. Tapi aku penasaran kenapa Nenek jodohin aku sama Rosalina, jadi aku coba dekati dia untuk melihat apa yang bikin Nenek tertarik sama dia. Aku mau tahu sisi apa dari dia yang cocok denganku. Terdorong rasa penasaran itu, aku terus mengamati dia dan perlahan menyadari sisi positifnya, sejak itu tanpa sadar aku jatuh hati sama dia. Ricky juga sama sepertiku, cuma Kak Stefan saja yang pelan-pelan baru tertarik sama Olivia setelah menikah d
Samuel hanya melihat tumpukan berkas itu sekilas. Dia tidak segera memberikan cap, tetapi malah dengan santai menutupnya. Sekarang dia punya masalah lain yang mau dia katakan. Dia tidak mau fokusnya terpecah agar tidak lengah dan berakhir diceramahi oleh Calvin.“Kak, jadi begini. Aku nggak sengaja menemukan kalau Nana dan Rubah-ku ini gerak-geriknya agak mirip,” kata Samuel langsung ke inti masalah. Dia datang tidak lain adalah untuk membahas si Rubah. Hanya si Rubah seorang yang bisa membuat Samuel memberanikan diri untuk datang menemui kakaknya meski sudah dipandang sebelah mata.Rubah juga sudah menghilang entah bersembunyi di mana. Samuel sudah mencari satu Mambera, tetapi dia tidak berhasil mendapatkan petunjuk sekecil apa pun tentang keberadaan Rubah. Selama hampir 30 tahun hidup, Samuel tidak pernah merasa sefrustrasi ini.“Terus? Kamu curiga kalau Nana itu sebenarnya Rubah kamu? Ngomong-ngomong, si Rubah ini cewek yang waktu itu datang ke kantor, bukan?”Calvin masih ingat sep
“… kan bisa saja apa yang aku minta kalian nggak bisa bantu, makanya aku minta bantuannya ke kakak iparku. Kak Olivia sudah pergi ke Vila Ferda, Kak Rika masih belum resmi masuk keluarga Adhitama dan aku juga nggak begitu dekat sama dia. Cuma Kak Rosalina saja yang bisa kuminta bantuan. Memang nggak boleh aku minta tolong sama dia?”Rosalina adalah kakak iparnya yang paling tua, tetapi keluarga Adhitama ini terdiri dari beberapa anak lelaki dari ayah yang berbeda sehingga Olivia secara tidak langsung hanya ipar tiri statusnya. Hanya Rosalina saja yang bisa dianggap sebagai ipar dari saudara kandung.“Rosalina bahkan nggak kenal dan nggak pernah ketemu sama cewek yang kamu suka. Dia nggak bakal bisa bantu banyak juga, jadi mending kamu nggak usah ganggu dia. Kalau ada apa-apa, bilang ke aku saja. Kalau aku rasa Rosalina bisa bantu, nanti biar aku yang ngomong ke dia.”“Ini bukan soal si Rubah, tapi soal Nana. Kak Rosalina kan kenal sama Nana dan seharusnya mereka juga pernah berinteraks
“Ini mah banyak banget!” keluh Samuel.“Kamu pikir kami semua sesantai kamu? Kamu saja yang bisa santai, aku dan Kak Stefan setiap hari sibuknya bukan main.”“Kata siapa aku santai? Aku juga punya kesibukan sendiri, kok.”“Masa? Aku nggak pernah lihat kamu sibuk.”“.…”Samuel tidak ditempatkan di kantor pusat Adhitama Group, jelas saja para kakak yang lebih tua tidak pernah melihat Samuel sibuk. Ini salah Samuel sendiri yang tadi mengatakan kalau dia sedang senggang. Bukankah akan lebih baik jika dia terus terang saja apa tujuan dari kedatangannya ke sini?“Kak Stefan jauh lebih capek dari aku,” ucap Calvin.Stefan adalah kunci dari Adhitama Group. Meskipun urusan sepele tidak perlu melalui persetujuan Stefan lagi, tetap saja masih ada banyak urusan lain yang harus dia tangani secara langsung. Adhitama Group sangat besar. Setiap ari ada saja pekerjaan yang harus Stefan urus, belum lagi rapat yang tidak pernah ada habisnya dan sesekali harus pergi menjamu klien.Saat masih bertunangan,
Masih berbicara dengan suaminya di telepon, Rosalina berkata, “Kamu kan sibuk, beresin saja dulu sana. Aku mau menemani Nenek jalan-jalan lagi sebentar. Dia tadi habis marah-marah sama Dewi sampai mukanya merah semua.”Sarah, “….”Di telepon Calvin tertawa sangat keras, tetapi dia cukup sadar diri untuk tidak menanyakan apa yang Dewi katakan kepada neneknya, supaya neneknya tidak melampiaskan kekesalannya dengan cara mengumbar aib Calvin yang lain. Setelah pembicaraan di telepon berakhir, Calvin meletakan ponselnya dan menyeruput kopinya. Sebelum dia meletakkan kembali gelasnya di atas meja, dia mendengar suara ketukan pintu.“Masuk,” ujarnya.Lantas pintu ruang kantornya terbuka dimasuki oleh Samuel. Melihat kedatangan adik kecilnya itu, Calvin pun dengan rapi meletakkan gelasnya kembali ke tatakan gelas dan berkata dengan senyum tipis di wajah, “Tuben, ada angin apa kamu datang ke sini?”“Aku merasa sedikit tersinggung Kak Calvin ngomong begitu. Aku ini adik kandungmu, lho.”Samuel d
Terlalu banyak cucu juga bukan hal yang baik.“Nggak, kok. Nenek nggak bilang apa-apa tentang kamu. Jangan selalu berpikiran buruk tentang Nenek, ya,” ujar Rosalina dengan maksud bercanda.Mendengar itu, Nene Sarah dengan sengaja meninggikan suaranya, “Rosalina, aku kasih tahu, nih. Calvin waktu kecil suka ngompol. Waktu umur dia lima tahun saja kadang-kadang masih suka ngompol. Dia selalu ngaku cari kamar mandi di mimpinya. Pas lagi nyari, begitu ketemu langsung pipis.”“Nenek!” sahut Calvin di telepon.Ya, baiklah. Di antara kakak beradik itu, memang Calvin yang paling sering mengompol. Yang lain pada umumnya sudah tidak mengompol lagi di usia mereka sudah bisa berbicara. Begitu mereka ke kamar mandi sebelum tidur, mereka akan tertidur lelap sampai hari mulai terang. Berbeda dengan Calvin,dia justru banyak minum menjelang tidur dan tidak ke kamar mandi. Makanya, dia sering terbangun di tengah malam untuk pipis. Namun bagaimanapun juga, Calvin baru berusia 5-6 tahun dan masih dianggap
Nenek Sarah tersenyum, lalu dia berkata, “Aku nggak peduli apa kata mereka. Toh cucuku ya milikku. Aku yang membesarkan mereka dari kecil, aku dan suamiku yang bersusah payah mendidik mereka dengan sepenuh hati. Aku yang paling tahu seperti apa sifat mereka, dan wanita seperti apa yang cocok dengan mereka. Aku cuma mau cucuku bahagia dan memberikan mereka istri yang pantas. Apa itu salah? Orang-orang bilang Olivia nggak pantas untuk Stefan. Mereka sering kali bertanya memangnya sudah berapa lama Olivia masuk ke keluarga Adhitama? Atau bertanya dengan kemampuan yang Olivia miliki, apa dia pantas untuk Stefan?”Sarah dari dulu memang lebih menyayangi Olivia. Dia melanjutkan, “Aku justru sangat berterima kasih sama Olivia karena dia mau menikah sama Stefan. Dengan sifat Stefan yang temperamental itu, bisa jadi dia nggak akan dapat pasangan seumur hidup. Bahkan para ahli juga pada bilang kalau Stefan dan Olivia itu memang ditakdirkan untuk jadi suami istri seumur hidup. Mereka mendapatkan
Tante Rida pernah berpesan kepada Rosalina. Andaikan Rosalina sungguh mencintai Calvin, maka terimalah cintanya. Jangan sampai Rosalina melewatkan kesempatan ini atau dialah yang akan menyesal nantinya.Setiap anak lelaki yang terlahir di keluarga Adhitama, entah di urutan yang keberapa pun, mereka sama-sama mendapatkan pendidikan yang setara. Cara mereka menyikapi hubungan asmara juga sama, yaitu fokus dengan pasangan masing-masing bahkan sampai ke tahap buta asmara. Mereka tidak akan jatuh cinta dengan mudah, tetapi sekali jatuh cinta, maka itu akan menjadi komitmen seumur hidup.“Aku bisa mengerti. Memang ini sudah risiko menjadi bagian dari keluarga yang dikenal banyak orang,” ujar Sarah, seraya menepuk punggung tangan Rosalina dengan kasih sayang.Rosalina tersenyum dan berkata, “Nek, yang aku bilang itu dulu. Sekarang aku sudah nggak merasa tertekan atau merasa minder lagi. Dulu aku merasa beruntung karena Calvin sudah memilih aku. Sekarang aku merasa aku pasti punya suatu kelebi