Ucapan Daniel membuat wajah Andien pucat pasi. Akan tetapi dia tidak berani membantah dan berkata, “Pak, saya tahu saya salah. Saya jamin nggak akan mengulangi kesalahan yang sama lagi.Setelah itu dia berjalan ke hadapan Odelina dan berkata, “Bu Odelina, maaf saya sudah menyinggung kamu. Saya minta maaf atas sikap saya.”Amarah Odelina juga sudah surut dan dengan sungkan berkata, “Bu Andien, saya juga salah karena ucapanku yang keterlaluan dan membuatmu marah. Maaf juga ya.” Keduanya saling berminta maaf dan setelah itu Andien menanyakan kapan Odelina bisa mulai bekerja.Setelah Odelina berhasil mendapatkan pekerjaan, perasaannya terasa ringan dan senang. Wajahnya terpatri senyum lebar dan berkata, “Aku siap kapan pun mulai bekerja.”“Kalau gitu besok datang ke kantor saja.”“Baik, terima kasih Bu Andien, Pak Daniel.”Setelah mengucapkan terima kasih, Odelina mengambil surat lamarannya dan melangkah keluar dengan bahagia.“Odelina,” panggil Daniel.Odelina buru-buru menghentikan langk
Setelah kepergian Daniel dan Odelina, semua orang mulai berbisik dan menebak bagaimana direktur mereka bisa kenal dengan Odelina. Sepertinya Daniel cukup perhatian dengan Odelina.“Apakah dia saudara jauhnya Pak Daniel?”“Nggak mungkin, kamu nggak dengar dia panggil Pak Daniel dengan sebutan ‘Bapak’? Sapaan yang terlalu asing untuk keluarga. Mereka kemungkinan pernah ketemu, tapi yang pasti bukan ada hubungan dekat.”“Menurut kalian bos kita bisa suka sama perempuan gemuk itu nggak? Pak Daniel hampir berusia 35 tahun dan masih belum memiliki kekasih.”Daniel termasuk salah satu lelaki berusia muda yang telah menjadi direktur. Karena wajahnya terdapat luka goresan dan juga tubuhnya sangat besar, membuat orang yang melihatnya beranggapan bahwa Daniel merupakan seorang mafia. Itu yang menyebabkan lelaki itu masih tidak memiliki kekasih.Semua melihat ke arah orang yang mengatakan kalimat tersebut. Bahkan Andien menggeplak kepala bagian belakang orang tersebut dan berkata, “Apa yang kamu p
Ucapan perempuan itu membuat sudut bibir Stefan tertarik. Akan tetapi karena dia tidak mengizinkan Olivia masuk ke kamarnya, berarti sama saja dengan Stefan tidak boleh masuk ke kamar perempuan itu.Sekali lagi Stefan merasa persyaratan yang dia tulis di surat perjanjian itu justru dia yang melanggarnya. Stefan tidak menyangka kalau dia akan menjadi orang pertama yang melanggar. Apakah dia boleh menyesalinya?Di mana dia sembunyikan perjanjiannya? Apakah Stefan perlu mengambilnya ketika Olivia tidak ada di rumah dan setelah itu memusnahkannya? Pemikiran tersebut secepat mungkin dienyahkan lagi oleh lelaki itu. Seorang tuan muda dari keluarga Adhitama tidak mungkin melakukan hal memalukan seperti itu.“Anjing yang lucu.”Junia mengelus bulu anjing itu dan memujinya lucu. Ternyata Stefan pintar memilih anjing dan kucing yang lucu. Russel berontak dan tidak membiarkan Stefan menggendongnya karena dia ingin bermain dengan anjing.Olivia mengeluarkan ponsel dan sibuk mengambil gambar anjing
“Stefan, ada kamu ternyata,” ujar Odelina sambil tersenyum lebar ketika melihat Stefan. Dia maju dan menggendong putranya dan mendaratkan ciuman yang tanpa henti ke wajah bocah itu hingga membuat Russel terbahak.“Kak,” panggil Olivia.“Eh? Anjing dan kucing dari mana? Lucu sekali!”Setelah Odelina selesai mengecup anaknya, dia baru menyadari ada anggota baru di dalam toko.“Stefan kasih aku. Kak, Kakak sudah dapat pekerjaan?” tanya Olivia lagi. Dia sudah lama sekali tidak pernah melihat wajah bahagia kakaknya itu.Odelina memuji binatang lucu yang dibeli oleh adik iparnya terlebih dahulu, kemudian menjawab, “Sudah ketemu, kejadiannya sangat di luar ekspektasi. Ternyata aku bertemu dengan orang yang aku kenal. Olivia, kamu tahu tempat kerjanya Kakak di mana?”“Lumanto Group.”Olivia tidak begitu mengikuti perusahaan-perusahaan besar. Dia tahu tentang Adhitama Group juga karena teman baiknya sering menyebut nama tuan muda perusahaan tersebut. Setelah itu, dia menikah dengan Stefan yang
Lelaki itu menoleh ke belakang dan menemukan Olivia tidak menatapnya sama sekali. Perempuan itu hanya mengambil piring dan menatap masakan tersebut. Selain satu piring sayur, sisanya adalah makanan seafood. Semuanya hasil pemberian Amelia.Stefan melangkah lebar-lebar dan mengambil piring dari tangan Olivia sambil berkata, “Karena aku sudah masuk, aku bantu bawa piringnya keluar. Setidaknya kamu nggak perlu bolak balik.”“Terima kasih, Pak.”Stefan menghentikan langkahnya dan menatap perempuan itu.“Kenapa?” Olivia mengambil dua piring lagi setelah piring yang sebelumnya diambil oleh Stefan. Melihat mata lelaki itu yang menatapnya dengan lurus membuat Olivia bingung. Dia menunduk dan melihat bajunya yang tidak kotor sama sekali.“Kamu … boleh nggak jangan panggil aku ‘Pak Stefan’?” tanya Stefan menyampaikan rasa tidak sukanya. Selama bersama dengan Olivia, sebaiknya dia langsung sampaikan rasa tidak sukanya pada perempuan itu.Jika meminta Olivia yang menebak, perempuan itu pasti tidak
Odelina tidak berkata apa pun lagi dan membantu putranya mengenakan sarung tangan. Setelah selesai makan, Stefan membantu istrinya membersihkan peralatan makan dan dibawa ke dapur.Kakaknya itu tidak bosan memuji adik iparnya di hadapan Olivia dan meminta adiknya untuk memperlakukan Stefan dengan baik. Yang paling Odelina takutkan adalah kegagalan dalam pernikahannya membuat adiknya juga timbul rasa kecewa di hatinya.Roni adalah lelaki berengsek, tetapi bukan berarti semua lelaki sama seperti Roni. Di dunia ini masih ada suami yang jauh lebih baik. Hanya saja nasib Odelina tidak sebaik itu dan tidak bertemu dengan orang tersebut.Dengan pasrah Olivia menjawab, “Kak, aku tahu. Kakak nggak perlu bilang kebaikan dia terus. Aku ke dapur buat cuci piring dulu.”Olivia bergegas masuk ke dapur agar kakaknya tidak lanjut mengatakan hal yang baik tentang Stefan lagi. Seakan-akan dirinya sering jahat dengan Stefan saja. Junia hanya menahan tawanya saja ketika mendengar percakapan itu.Stefan ba
Stefan duduk di luar sesaat dan hendak kembali ke kantor. Kebetulan Olivia baru selesai mencuci piring dan melihat lelaki itu hendak pergi. Dia mengejar lelaki itu keluar dari toko.Dia mengeluarkan amplop besar dari dalam mobil dan memberikannya pada Olivia sambil berkata, “Semuanya ada di dalam sini.”Olivia menerima bukti tersebut dan mengucapkan terima kasih lagi. Mata mereka bertemu dan membuat Olivia bergegas membuang tatapan dan sibuk melihat sekitar. Akan tetapi melihat ada orang lain di sana membuat perempuan itu mengenyahkan pemikiran tersebut.“Hati-hati di jalan, sampai kantor ingat kabari aku.” Stefan hanya berdeham merespons kalimat Olivia tadi.Setelah masuk mobil, lelaki itu masih menatap Olivia dalam-dalam sesaat. Setelah itu dia melajukan mobilnya meninggalkan toko istrinya. Olivia hanya berdiri di tempatnya menatap mobil yang perlahan semakin menjauh. Dia merasa di antara dirinya dan Stefan ada sesuatu yang berubah aneh. Seperti ada sebuah perasaan cinta di sana.Mun
Odelina menggigit bibirnya dengan kuat dan berusaha keras untuk tidak menangis. Dia sudah cukup membuang air matanya demi Roni dan tidak akan ada yang kedua kalinya. Air matanya juga tidak akan mendapatkan rasa iba dari lelaki itu, lalu untuk apa Odelina membuat matanya sembab?“Kakak nggak apa-apa.”Odelina memasukkan semua dokumen dan foto ke dalam amplop dan berusaha bersikap kuat dan tegar sambil berkata, “Sekarang Kakak sudah jauh lebih tenang. Dia bukan baru sekarang mengkhianati Kakak.”“Olivia,” panggil Odelina sambil memberikan amplop itu pada adiknya.“Kamu bantu Kakak jaga semua bukti ini. Kalau Kakak bawa pulang dan ketahuan sama dia, dia pasti akan langsung membuat perpindahan harta yang akan membuat Kakak dirugikan.”“Baik,” jawab Olivia sambil menerima amplop tersebut.“Aku akan bersikap pura-pura nggak terjadi sesuatu seperti saran kamu. Setelah pekerjaan Kakak stabil, baru akan mengajukan cerai. Apa yang harus jadi milik Kakak, akan Kakak perjuangkan sampai dapat!” kat