“Ini kantor kamu?” Odelina tercengang. Dia tidak curiga karena nama perusahaan ini terdapat nama keluarga lelaki itu. Stefan pernah bilang kalau Daniel adalah salah satu klien penting di perusahaannya. Odelina hanya tidak menyangka ternyata lelaki itu adalah direktur Lumanto Group.Ketika perusahaan ini mulai didirikan, Odelina masih berkecimpung dalam dunia perkantoran dan tahu kalau perusahaan ini memiliki kemampuan yang hebat. Selama ini Odelina tidak menyangkutpautkan keberadaan Daniel dengan Lumanto Group.“Pak, saya nggak berniat membuat keributan karena saya datang untuk melamar pekerjaan. Tapi HRD kalian bilang penampilan saya nggak memenuhi kualifikasi dan saya hanya menanyakan alasannya saja. Dia justru bilang saya terlalu gemuk dan menghina saya. Saya marah dan dia justru membalas saya dengan mengatakan saya perempuan gemuk dan mengusir saya.”“Pak, Lumanto Group merupakan salah satu perusahaan besar di Mambera. Selama ini saya pikir karyawan di perusahaan ini merupakan oran
Ucapan Daniel membuat wajah Andien pucat pasi. Akan tetapi dia tidak berani membantah dan berkata, “Pak, saya tahu saya salah. Saya jamin nggak akan mengulangi kesalahan yang sama lagi.Setelah itu dia berjalan ke hadapan Odelina dan berkata, “Bu Odelina, maaf saya sudah menyinggung kamu. Saya minta maaf atas sikap saya.”Amarah Odelina juga sudah surut dan dengan sungkan berkata, “Bu Andien, saya juga salah karena ucapanku yang keterlaluan dan membuatmu marah. Maaf juga ya.” Keduanya saling berminta maaf dan setelah itu Andien menanyakan kapan Odelina bisa mulai bekerja.Setelah Odelina berhasil mendapatkan pekerjaan, perasaannya terasa ringan dan senang. Wajahnya terpatri senyum lebar dan berkata, “Aku siap kapan pun mulai bekerja.”“Kalau gitu besok datang ke kantor saja.”“Baik, terima kasih Bu Andien, Pak Daniel.”Setelah mengucapkan terima kasih, Odelina mengambil surat lamarannya dan melangkah keluar dengan bahagia.“Odelina,” panggil Daniel.Odelina buru-buru menghentikan langk
Setelah kepergian Daniel dan Odelina, semua orang mulai berbisik dan menebak bagaimana direktur mereka bisa kenal dengan Odelina. Sepertinya Daniel cukup perhatian dengan Odelina.“Apakah dia saudara jauhnya Pak Daniel?”“Nggak mungkin, kamu nggak dengar dia panggil Pak Daniel dengan sebutan ‘Bapak’? Sapaan yang terlalu asing untuk keluarga. Mereka kemungkinan pernah ketemu, tapi yang pasti bukan ada hubungan dekat.”“Menurut kalian bos kita bisa suka sama perempuan gemuk itu nggak? Pak Daniel hampir berusia 35 tahun dan masih belum memiliki kekasih.”Daniel termasuk salah satu lelaki berusia muda yang telah menjadi direktur. Karena wajahnya terdapat luka goresan dan juga tubuhnya sangat besar, membuat orang yang melihatnya beranggapan bahwa Daniel merupakan seorang mafia. Itu yang menyebabkan lelaki itu masih tidak memiliki kekasih.Semua melihat ke arah orang yang mengatakan kalimat tersebut. Bahkan Andien menggeplak kepala bagian belakang orang tersebut dan berkata, “Apa yang kamu p
Ucapan perempuan itu membuat sudut bibir Stefan tertarik. Akan tetapi karena dia tidak mengizinkan Olivia masuk ke kamarnya, berarti sama saja dengan Stefan tidak boleh masuk ke kamar perempuan itu.Sekali lagi Stefan merasa persyaratan yang dia tulis di surat perjanjian itu justru dia yang melanggarnya. Stefan tidak menyangka kalau dia akan menjadi orang pertama yang melanggar. Apakah dia boleh menyesalinya?Di mana dia sembunyikan perjanjiannya? Apakah Stefan perlu mengambilnya ketika Olivia tidak ada di rumah dan setelah itu memusnahkannya? Pemikiran tersebut secepat mungkin dienyahkan lagi oleh lelaki itu. Seorang tuan muda dari keluarga Adhitama tidak mungkin melakukan hal memalukan seperti itu.“Anjing yang lucu.”Junia mengelus bulu anjing itu dan memujinya lucu. Ternyata Stefan pintar memilih anjing dan kucing yang lucu. Russel berontak dan tidak membiarkan Stefan menggendongnya karena dia ingin bermain dengan anjing.Olivia mengeluarkan ponsel dan sibuk mengambil gambar anjing
“Stefan, ada kamu ternyata,” ujar Odelina sambil tersenyum lebar ketika melihat Stefan. Dia maju dan menggendong putranya dan mendaratkan ciuman yang tanpa henti ke wajah bocah itu hingga membuat Russel terbahak.“Kak,” panggil Olivia.“Eh? Anjing dan kucing dari mana? Lucu sekali!”Setelah Odelina selesai mengecup anaknya, dia baru menyadari ada anggota baru di dalam toko.“Stefan kasih aku. Kak, Kakak sudah dapat pekerjaan?” tanya Olivia lagi. Dia sudah lama sekali tidak pernah melihat wajah bahagia kakaknya itu.Odelina memuji binatang lucu yang dibeli oleh adik iparnya terlebih dahulu, kemudian menjawab, “Sudah ketemu, kejadiannya sangat di luar ekspektasi. Ternyata aku bertemu dengan orang yang aku kenal. Olivia, kamu tahu tempat kerjanya Kakak di mana?”“Lumanto Group.”Olivia tidak begitu mengikuti perusahaan-perusahaan besar. Dia tahu tentang Adhitama Group juga karena teman baiknya sering menyebut nama tuan muda perusahaan tersebut. Setelah itu, dia menikah dengan Stefan yang
Lelaki itu menoleh ke belakang dan menemukan Olivia tidak menatapnya sama sekali. Perempuan itu hanya mengambil piring dan menatap masakan tersebut. Selain satu piring sayur, sisanya adalah makanan seafood. Semuanya hasil pemberian Amelia.Stefan melangkah lebar-lebar dan mengambil piring dari tangan Olivia sambil berkata, “Karena aku sudah masuk, aku bantu bawa piringnya keluar. Setidaknya kamu nggak perlu bolak balik.”“Terima kasih, Pak.”Stefan menghentikan langkahnya dan menatap perempuan itu.“Kenapa?” Olivia mengambil dua piring lagi setelah piring yang sebelumnya diambil oleh Stefan. Melihat mata lelaki itu yang menatapnya dengan lurus membuat Olivia bingung. Dia menunduk dan melihat bajunya yang tidak kotor sama sekali.“Kamu … boleh nggak jangan panggil aku ‘Pak Stefan’?” tanya Stefan menyampaikan rasa tidak sukanya. Selama bersama dengan Olivia, sebaiknya dia langsung sampaikan rasa tidak sukanya pada perempuan itu.Jika meminta Olivia yang menebak, perempuan itu pasti tidak
Odelina tidak berkata apa pun lagi dan membantu putranya mengenakan sarung tangan. Setelah selesai makan, Stefan membantu istrinya membersihkan peralatan makan dan dibawa ke dapur.Kakaknya itu tidak bosan memuji adik iparnya di hadapan Olivia dan meminta adiknya untuk memperlakukan Stefan dengan baik. Yang paling Odelina takutkan adalah kegagalan dalam pernikahannya membuat adiknya juga timbul rasa kecewa di hatinya.Roni adalah lelaki berengsek, tetapi bukan berarti semua lelaki sama seperti Roni. Di dunia ini masih ada suami yang jauh lebih baik. Hanya saja nasib Odelina tidak sebaik itu dan tidak bertemu dengan orang tersebut.Dengan pasrah Olivia menjawab, “Kak, aku tahu. Kakak nggak perlu bilang kebaikan dia terus. Aku ke dapur buat cuci piring dulu.”Olivia bergegas masuk ke dapur agar kakaknya tidak lanjut mengatakan hal yang baik tentang Stefan lagi. Seakan-akan dirinya sering jahat dengan Stefan saja. Junia hanya menahan tawanya saja ketika mendengar percakapan itu.Stefan ba
Stefan duduk di luar sesaat dan hendak kembali ke kantor. Kebetulan Olivia baru selesai mencuci piring dan melihat lelaki itu hendak pergi. Dia mengejar lelaki itu keluar dari toko.Dia mengeluarkan amplop besar dari dalam mobil dan memberikannya pada Olivia sambil berkata, “Semuanya ada di dalam sini.”Olivia menerima bukti tersebut dan mengucapkan terima kasih lagi. Mata mereka bertemu dan membuat Olivia bergegas membuang tatapan dan sibuk melihat sekitar. Akan tetapi melihat ada orang lain di sana membuat perempuan itu mengenyahkan pemikiran tersebut.“Hati-hati di jalan, sampai kantor ingat kabari aku.” Stefan hanya berdeham merespons kalimat Olivia tadi.Setelah masuk mobil, lelaki itu masih menatap Olivia dalam-dalam sesaat. Setelah itu dia melajukan mobilnya meninggalkan toko istrinya. Olivia hanya berdiri di tempatnya menatap mobil yang perlahan semakin menjauh. Dia merasa di antara dirinya dan Stefan ada sesuatu yang berubah aneh. Seperti ada sebuah perasaan cinta di sana.Mun
Olivia tersenyum, "Anak-anak memang seperti itu. Dalam hidup ini, masa yang paling bahagia dan tanpa beban adalah masa kanak-kanak. Saat mereka bertambah besar dan mulai bersekolah, mereka akan menghadapi tekanan belajar dan nggak bisa lagi sebebas dan seceria sekarang." Mulan mengangguk setuju. "Itu benar, aku bahkan ingin kembali ke masa kecil. Waktu masih jadi anak kecil, rasanya sangat menyenangkan." Saat kecil, dia adalah anak kesayangan di keluarganya. Semua orang memanjakannya, bahkan lebih bahagia dibandingkan anak angkat mereka. Liam harus belajar ilmu medis dan seni bela diri. Sementara sebelum masuk sekolah dasar, Mulan hanya bermain sepanjang waktu. Olivia berkata padanya, "Ucapanmu itu sebaiknya jangan terlalu keras, jangan sampai Yose mendengarnya. Nanti dia malah mengira kamu merasa nggak bahagia setelah menikah dengannya, lalu dia akan memikirkan berbagai cara untuk membuatmu senang." Mulan secara refleks menoleh ke arah Yose. Seolah memiliki telepati, lelaki itu j
Anak perempuan memang sangat menggemaskan. Anak perempuan juga lebih patuh dibandingkan anak laki-laki, tidak terlalu nakal. Ibu mertuanya berkata, “Bukannya bilang nggak mau punya anak kedua? Kalau mau lagi, sebaiknya tunggu beberapa tahun lagi. Nanti setelah Tiano masuk taman kanak-kanak, baru kalian coba punya anak kedua.” Dia tidak mempermasalahkan berapa banyak anak yang ingin dimiliki oleh menantunya. Tidak ikut campur, tidak mendesak mereka untuk memiliki anak. Anak-anaknya sudah dewasa, mereka punya pemikiran sendiri. Asalkan mereka tahu apa yang mereka lakukan, itu sudah cukup. Selama anak-anaknya merasa bahagia, dia tidak peduli apakah mereka menikah atau tidak, memiliki anak atau tidak, dan berapa banyak anak yang ingin mereka miliki.“Ya, sekarang belum saatnya memiliki anak lagi. Sekarang pun aku nggak ada waktu untuk hamil dan melahirkan,” kata Kellin. Dia teringat bahwa malam ini dia harus berangkat ke Mambera, menemani Setya ke Cianter. Setiap hari dia sibuk ke san
Kellin tersenyum dan berkata, "Archie, Tante Kelli nggak bisa menggendong kamu, duduk saja dulu dan mainkan mainanmu." Archie yang sudah mengulurkan tangan tetapi tidak digendong langsung tidak senang dan mulai berteriak ke arah Kellin. "Wah, sekarang kalau nggak digendong, sudah bisa protes, ya?" Kellin tertawa, lalu melepaskan satu tangan dan meraih pinggang Archie, menggendongnya juga. Begitu digendong, bocah itu melihat adiknya masih memegang mainan di tangannya. Dengan sikap dominan, dia langsung mengulurkan tangan untuk merebutnya. Audrey menggenggam erat mainannya, tidak membiarkan kakaknya merebutnya. Archie tetap berusaha merebut, tetapi Audrey lebih kuat. Dia menarik mainannya kembali dengan sekuat tenaga, lalu langsung mengayunkannya ke arah kakaknya. Archie yang terkena pukulan beberapa kali dengan mainan itu, langsung merengut, matanya memerah, bersiap untuk menangis keras-keras. "Bibi, cepat gendong Archie, dia mau menangis!" Kellin paling takut jika anak-anak menan
Di mata ibu mertuanya, Kellin mungkin terkenal suka menggigit orang dan yang paling sering digigitnya adalah anak kecil. Siapa suruh kulit bayi begitu halus dan lembut? Melihatnya saja sudah membuat orang ingin menggigit, dan kalau sudah tidak bisa menahan diri, ya benar-benar menggigit. Kellin pun mengikuti ibu mertuanya masuk ke dalam rumah. "Ma, kapan guruku dan yang lainnya sampai?" "Mereka sudah datang. Yose dan adiknya keluar untuk menjemput mereka," jawab Wanita itu. Kellin mengangguk, lalu merasa lega saat melihat anaknya sudah berhenti menangis. Dia takut anaknya masih menangis saat gurunya masuk ke dalam rumah nanti. "Lain kali jangan sering-sering menggigit Tiano," ujar mertuanya."Kalau memang nggak bisa menahan diri, setidaknya jangan gigit terlalu keras. Kulit bayi masih lembut, meskipun hanya digigit pelan, tetap akan memerah cukup lama. Lagi pula, dia anakmu sendiri, apa kamu nggak kasihan sama dia? Sering menggigit seperti ini, seperti harimau saja." "Waktu hamil
Kellin tertawa kecil sambil mencubit lembut pipi anaknya, "Maunya selalu digendong. Siapa yang punya waktu untuk terus menggendongmu? Semua gara-gara papamu yang terlalu memanjakanmu, waktu di masa nifas selalu menggendongmu." Saat pertama kali menjadi ayah, setiap kali anaknya menangis, Jhon langsung menggendongnya. Akibatnya, Tiano jadi terbiasa digendong, sehingga begitu lepas dari pelukan orang dewasa, ia mudah terkejut dan menangis. "Belum lagi kakekmu juga sangat memanjakanmu. Dia yang paling menyayangimu." Tiano tersenyum pada ibunya. Melihat senyum anaknya, hati Kellin menjadi luluh. Dia pun mencium pipi anaknya yang halus. Merasa kulit anaknya begitu lembut, dia tidak tahan untuk menggigitnya sedikit. Menurutnya, dia menggigit dengan sangat pelan. Namun, sesaat kemudian, anaknya cemberut lalu menangis keras. "Dasar bocah, Mama cuma menggigitmu sedikit saja. Siapa suruh kulitmu begitu halus dan lembut? Mama jadi nggak bisa menahan diri. Lagipula Mama nggak menggigitmu denga
Kellin mengambil putranya yang terus menangis dari pelukan pengasuh dan bertanya, "Apa dia buang air?" "Nggak, baru saja diganti popoknya." "Dia juga baru saja makan, lalu kenapa menangis lagi? Ribut sekali, siang menangis, malam pun menangis. Nggak bisakah dia sedikit tenang?" Kellin menggendong putranya sambil menenangkannya, lalu bertanya kepada pengasuh, "Papanya di mana?" "Pak Jhon mungkin ada di tempat Pak Yose."Karena Dokter Panca dan beberapa tamu termasuk Olivia hari ini datang, maka Yose dan saudaranya tidak pergi ke kantor dan tetap di vila untuk menunggu para tetua. Kellin pun berkata kepada pengasuh, "Baiklah, aku akan membawanya bermain dengan kakak-kakaknya." Meskipun kakak-kakak Tiano juga masih anak-anak, mereka sering berkumpul dan saling menatap. Terkadang juga menangis bersama, tetapi lebih sering bermain bersama.Namun, karena Tiano lebih kecil beberapa bulan dari mereka, dia belum bisa duduk dan hanya bisa berbaring di tempat tidurnya. Bocah itu tidak bisa
"Benar, Kakek Setya, menunggu satu atau dua hari lagi juga nggak masalah. Bagaimana kalau kami menemani Kakek jalan-jalan?" Aldi ikut menimpali perkataan ibunya. Bahkan Elang juga berkata, "Kakek, Tante Yuna benar. Sudah menunggu selama puluhan tahun, menunggu satu atau dua hari lagi juga nggak ada bedanya. Yang terpenting adalah kesehatanmu. Kellin mungkin akan tiba malam ini." "Sejak melahirkan, dia selalu ingin pergi ke luar. Katanya anaknya suka menangis dan rewel." Elang tertawa, "Tiano mirip sekali dengan Kellin saat kecil, suka menangis dan rewel." "Tapi kenapa aku ingat waktu Kellin kecil sangat mudah diurus?" Kenangan Setya tentang Kellin saat kecil berhenti pada usia dua atau tiga tahun. Pada usia itu, Kellin tidak banyak menangis dan sangat penurut. Ingatannya juga luar biasa, dia bisa mengingat segala sesuatu yang diajarkan kepadanya meskipun belum bisa menguasainya sepenuhnya. Setelah mengingatnya, dia akan mencerna dan memahaminya sendiri perlahan-lahan. Elang yang
Olivia merupakan menantu paling tua di keluarga Adhitama. Ibu kandung Olivia, Reni, adalah putri kedua dari kepala keluarga Gatara yang sebelumnya. Kelak, Odelina akan menjadi menantu keempat keluarga Lumanto. Perempuan itu memiliki status dan kedudukan yang sama dengan Olivia. Keluarga Sanjaya juga memiliki hubungan dengan keluarga Gatara karena Yuna, adalah putri sulung dari kepala keluarga Gatara sebelumnya. Oleh karena itu, keluarga Adhitama, keluarga Sanjaya, dan keluarga Lumanto adalah tiga keluarga yang bersedia dijaga hubungannya oleh Organisasi Lima Kaisar dalam jangka panjang. Semua ini berkat pengaruh Setya. Elang sebelumnya tidak memiliki hubungan dengan ketiga keluarga ini. Namun, setelah gurunya datang ke Mambera, dia telah menyelidiki semua keluarga besar di sana dan mengetahui bahwa empat keluarga tersebut menguasai Mambera. Umumnya, tidak ada yang berani menyinggung mereka. Para pemimpin dari empat keluarga besar itu juga mampu mengendalikan anggota keluarganya, me
“Dokter Panca bilang, dia akan mengatur agar Dokter Dharma datang dan menemani kita pergi ke Cianter,” kata Yuna. “Dengan adanya Dokter Dharma bersama kita, setidaknya kita bisa lebih tenang,” lanjutnya. Setya sudah sangat tua. Perjalanan jauh membuat semua orang khawatir dan takut jika sewaktu-waktu napasnya tersendat, dia akan langsung pergi begitu saja. Dengan kehadiran Dokter Dharma atau Dokter Panca, mereka bisa merasa lebih lega. “Dokter Dharma sering bepergian untuk mengobati orang. Kalau dia pergi selama beberapa hari, Olivia juga nggak akan curiga,” lanjut Yuna. “Kalau saja Olivia nggak sedang hamil, kami juga nggak perlu menyembunyikan ini darinya.” “Bayinya lebih penting, lebih baik kita merahasiakannya,” kata Setya, yang juga setuju untuk menyembunyikan ini dari Olivia. Apalagi setelah mengetahui bahwa Olivia baru bisa hamil setelah satu tahun menikah. Kehamilan ini tidak mudah baginya, ditambah lagi dengan tekanan besar yang dia hadapi. Jika perempuan itu tahu bahwa s