“Haish, sudah bosan aku dengar kisah cintamu sama Stefan,” kata Rosalina.“Tapi Calvin juga sayang banget sama kamu,” balas Olivia.Percakapan mereka selesai di sana. Olivia tidak lagi mengganggu Rosalina yang sedang sibuk. Seketika Olivia baru akan naik ke mobilnya, dia mendengar seseorang menyerukan namanya. Spontan Olivia menoleh dan melihat Roni.“Olivia!” seru Roni sembari menghampiri. Melihat Olivia hanya seorang diri, dia bertanya, “Kamu sudah ngantar Russel?”“Iya, kamu mau ketemu dia?”“Aku kebetulan lagi lewat daerah sini, jadi sekalian mau nengokin Russel. Aku kira kalian masih belum sampai. Ternyata kalian pagi juga, ya.”“Russel baik-baik saja,” kata Olivia dengan datar.“Iya, aku tahu. Aku dan Odelina merasa tenang memercayakan Russel ke kamu. Kata Russel kakakmu lagi pergi karena ada urusan kerjaan dan masih lama pulangnya?”“Kenapa?”“Nggak apa-apa, cuma nanya saja. Kakakmu benar-benar lama banget baru pulang ke sini?”“Kurang tahu juga.”“Oh.”“Kalau nggak ada lagi, ak
Mobil Olivia sudah sampai di depan gedung kantor Lumanto Group dan sedang menunggu Daniel turun. Tidak sampai dua menit berlalu, Daniel sudah menampakkan dirinya dengan mobil.“Olivia,” sapanya seraya menurunkan kaca mobil, “Kopernya Russel kasih aku saja.”“Ak uamu antar kalian ke bandara juga. Kak Daniel, barang-barangnya Russel sudah di mobilku. Sebentar lagi dia selesai sekolah. Kita ke sekolah dulu saja.”“Oke. Stefan nggak ikut?”“Aku nggak bilang ke dia. Dia juga lagi sibuk banget.”Mobil Olivia melaju duluan diikuti oleh mobil Daniel di belakang. Sesampainya di sekolah, tak disangka lagi-lagi Olivia bertemu dengan Giselle yang sedang menyamar.“Eh, datang lagi ya untuk jemput keponakan kamu?” ujarnya basa-basi. Padahal dia memang sengaja menunggu di sini. Matanya langsung berbinar melihat Olivia kali ini datang bersama dengan Daniel. Kalau saja dia masih berdiri cukup jauh, dia pasti sudah mengambil foto mereka berduaan. Stefan sangat menyayangi istrinya, tetpai apa dia tahu ka
“Tante Olivia, Om Daniel!” Russel menyapa begitu dia dibawa keluar oleh guru. Dia melepaskan tangan dari genggaman gurunya dan berlari secepat mungkin.“Russel, jangan lari-lari, awas jatuh!” seru Olivia.Hanya dalam sekejap mata, Russel sudah berlari sampai di depan Olivia. Olivia berjongkok bermaksud untuk menggendong Russel, tetapi Russel malah meronta turun.“Di perut Tante lagi ada adik. Kalau Tante peluk aku, nanti aku mala menimpa dia.”Terkadang Russel juga suka mengelus-elus perut Olivia dan menyapa adiknya yang belum lahir itu. Bahkan dia juga kadang bertanya mengapa yang lahir adalah adik laki-laki, bukan perempuan, tetapi sayang adiknya itu masih belum bisa menjawab. Olivia bilang tinggal sebulan lagi saja, adiknya itu sudah bisa membalas sapaannya.“Nggak apa-apa, Russel nggak berat. Nggak mungkin sampai menimpa adik.”Semua orang khawatir Russel tak sengaja menendang perut Olivia, maanya mereka tidak mengizinkan Olivia menggendong Russel. Russel dapat memaklumi hal itu. O
“Sudah, kok. Nggak usah takut, nggak mungkin Tante bikin kamu bolak-balik. Biar menghemat waktu, Om Daniel juga ikut untuk jemput kamu sekalian. Yuk, mama kamu sudah menunggu di Cianter.”“Om Daniel, ayo kita cepat berangkat. Jangan bikin Mama menunggu kelamaan,” kata Russel.“Oke, ayo kita berangkat sekarang kalau begitu.”Daniel meminta pengawalnya untuk mengantar mereka langsung ke bandara, di mana pesawat pribadi mereka sudah menunggu.“Russel lapar, nggak?” tanya Daniel.“Tadi aku sudah makan sedikit di sekolah.”Di jam makan siang biasanya sekolah pasti akan menyediakan makanan untuk para murid. Russel tahu dia sebentar lagi sudah mau pergi, jadi dia makan sedikit lebih banyak dari biasanya supaya tidak kelaparan sewaktu di perjalanan.“Kalau lapar, kamu bisa pesan makan di pesawat atau di mobil. Sekarang kita nggak makan dulu, makannya nanti saja kalau sudah ketemu sama mama kamu.”“Oke!”Daniel sudah menyiapkan banyak makanan dan minuman untuk perjalanan mereka agar Russel tida
Russel pernah tinggal di rumah keluarga ayahnya selama dua tahun, tetapi sekarang semuanya sudah berbeda semenjak direnovasi. Setiap kali pulang ke sana, Rita selalu mengajarkan Russel untuk bilang ke Odelina supaya dia mau baikan dengan Roni. Namun saat itu Russel masih sangat kecil dan tidak memahami apa maksudnya. Rita pun coba menjelaskan dengan lebih sederhana, yaitu supaya kedua orang tua kandung Russel mau tinggal bersama lagi. Namun Russel menolak karena dia lebih suka tinggal dengan ibunya. Russel juga bilang di sana ada Adien yang selalu saja merebut mainan Russel.Andi dan Rita berjanji akan membela Russel, tetapi Shella selalu saja bilang keluarga Russel kaya raya. Sudah punya banyak mainan, tetapi tidak pernah mau berbagi dengan Aiden. Shella juga bahkan diam-diam meminta Russel untuk mengambil uang untuk diberikan padanya. Selain itu semua, Shella sering kali mengatakan Russel itu bodoh karena membiarkan uang jajannya dipegang oleh Odelina. Alhasil lama kelamaan Russel ja
“Oke, hat-hati di jalan.”“Bye, Tante Olivia. Bye, Papa,” ujar Russel seraya melambaikan tangannya tak hanya kepada Olivia, tetapi juga kepada ayahnya.Tak lama Daniel dan Russel pun pergi meninggalkan area sekolah. Giselle juga memanfaatkan momen tersebut untuk diam-diam melarikan diri. Orang tua yang menjemput anaknya harus menyerahkan kartu jemput kepada guru, baru kemudian guru memanggilkan anak mereka dari dalam. Kalau Giselle terus di situ tanpa menjemput keponakannya, Olivia pasti akan curiga.Setelah mobil yang membawa Daniel dan Russel pergi jauh, Olivia juga kembali ke mobilnya dan dengan segera meninggalkan sekolah. Cuma Roni sendiri yang masih ada di sana dengan perasaan sedih dan kesepian.Dia merasa Russel makin lama makin menjauh dari hidupnya. Terkadang Roni ingin membawa perkara ini ke pengadilan untuk mengambil hak asuh Russel kembali. Orang tuanya tentu mendukung, tetapi itu hanya dorongan sesaat saja dan menghilang ketika Roni kembali berpikir dengan tenang. Kalau d
Olivia kembali duduk setelah memandangi pot tanaman dan bunga-bunganya. Kemudian dia mengambil ponselnya dan mengirimkan pesan kepada kakaknya. “Kak, Kak Daniel sudah membawa Russel ke bandara. Mungkin malam ini, mereka sampai.”Odelina bergegas membalas pesan Olivia dengan panggilan telepon.“Ya, Kak.”“Aku sudah terima pesan Daniel. Aku akan menunggu mereka sekalian akan mengajak mereka makan bersama setibanya mereka di sini.”Dibutuhkan waktu terbang beberapa jam untuk tiba di Cianter dari Mambera. Oleh karena itu, Odelina memutuskan untuk makan malam sedikit terlambat agar bisa menunggu sekaligus makan bersama Russel dan Daniel. “Russel bilang, kalau papanya datang menjemput, ya?” tanya Odelina. “Aku bertemu dengan Roni ketika mengantar Russel ke sekolah. Dia bilang kalau dia baru mengantar tamu di sekitar sekolah Russel, makanya dia datang untuk bertemu dengan Russel tepat ketika Russel sudah masuk kelas.”Namun, Olivia tidak terlalu percaya perkataan Roni, jadi dia pun berkata
Olivia berusaha mengganti topik pembicaraan dan tidak lagi ingin membicarakan keluarga Pamungkas. Odelina langsung kehilangan senyumannya lalu berkata, “Apa kamu pikir, kakakmu ini Dewi yang bisa terbang? Mana mungkin semuanya bisa stabil hanya dalam sekejap mata?”“Perusahaan kan baru berdiri dan masih membutuhkan banyak pegawai.”“Kakak sih sama sekali nggak khawatir dengan bisnis di sini. Singkatnya, perusahaan kakak ini kan masih termasuk dalam bagian dari Sanjaya Group. Selain itu, masih ada Stefan dan Daniel yang selalu membantu Kakak. Jadi, kakak merasa seperti seorang pekerja paruh waktu di sini, ujar Odelina yang sengaja membangun bisnisnya untuk bersaing dengan Gatara Group. Olivia langsung tertawa seraya berkata, “Kakak bukan pekerja paruh waktu. Kakak itu bosnya. Kak, perusahaanmu nantinya akan memberikan akomodasi dan makanan untuk para pegawai, kan? Di sana pastinya nanti akan ada kantin, kan? Pokoknya Kakak jangan sampai lupa untuk menghubungi perusahaanku kalau perusa
Namun Olivia justru malah bertanya, “Russel, kamu mau menemani Liam kerjain tugasnya? Anggap saja ini sebagai latihan menulis. Ingatan kalian berdua kan bagus, kalau kamu nulis banyak dan bisa ingat apa yang kamu tulis, di masa depan bakal berguna juga buat kamu, lho.” Tidak pernah ada salahnya mengerti sedikit tentang kesehatan dan ilmu kedokteran. Karena ditatap oleh tante dan teman baiknya, Russel secara tak terduga menerima tantangan itu. Biarlah, dia pikir, tidak ada ruginya juga menemani teman baiknya mengerjakan tugas. ***Sementara itu di Aldimo ….Kemarin malam baru saja turun salju yang sangat deras, maka dari itu hari ini di mana-mana dipenuhi dengan pemandangan jalan yang putih pekat. Di halaman rumah keluarga Pangestu, terlihat dua orang anak dengan pakaian tebal sedang asyik bermain dan membuat boneka salju. Mereka adalah dua anak penerus keluarga Pangestu. Tommy membuat boneka salju dengan ukuran yang sangat besar. Setelah boneka salju itu jadi, dia mundur beberapa l
Dalam hatinya Yose berkata “Stefan belajarnya cepat juga ternyata, padahal waktu itu dia yang datang berguru padaku.” Setelah sarapan, Mulan dan Olivia membawa anak-anak mereka untuk bermain di ruang tengah utama, semetara Yose harus berangkat ke kantornya untuk bekerja. Dengan hati yang sangat berat dia menyerahkan putri kesayangannya kepada Mulan, lalu meminta Mulan untuk mengantarnya sampai ke pintu depan. Setelah itu baru Yose berangkat kerja. “Dasar … anak sudah sebesar ini masih saja manja,” ujar Mulan mengeluhkan sikap suaminya kepada Olivia. “Romantis banget. Hubungan kamu dan Yose masih sama seperti waktu pertama kali kalian pacaran. Kalau bukan romantis, apa namanya? Kamu itu kan wanita idaman yang sudah Yose impikan selama belasan tahun, wajah saja kalau dia masih suka bersikap manja sama kamu.” Seketika rona wajah Mulan langsung memerah. Di saat itu juga, Dokter Panca baru datang sambil menggendong Tiano. Sally juga datang menggandeng dua anak lelakinya untuk meramaikan
Raut wajah Liam langsung berubah masam dan seketika nafsu makannya juga hilang. Namun mengingat, jarak liburan musim panas nanti masih ada setengah tahun, nafsu makannya kembali membaik. “Olivia, biasanya Russel dikasih pelajaran apa? Liburan musim panas tahun depan kan mereka berdua main bareng lagi, gimana kalau kita suruh mereka belajar bareng juga. Kalau ada teman belajar, belajarnya pasti bisa lebih cepat masuk,” Yose mengusulkan. “Liburan musim panas nanti, mungkin aku nggak bisa datang, kecuali Liam yang datang ke rumahku,” kata Olivia. Di saat itu anak Olivia baru genap satu bulan. Anaknya masih sangat kecil sehingga tidak memungkinkan Olivia untuk melakukan perjalanan jauh. Jika Liam yang datang ke Mambera juga akan menjadi tanggung jawab yang berat. Olivia tidak berani menanggung itu. Andaikan Mulan mau membawakan Liam dan kedua anak kembarnya ke Mambera, itu akan lebih baik, karena bagaimanapun Mulan dan Yose adalah orang tuanya Liam. Di liburan musim panas nanti, kedua
“Ma, Om Stefan nggak mungkin secepat itu datang jemput aku dan Tante, ‘kan? Aku masih belum puas main di sini, aku masih mau main sebentar lagi.” Mendengar Russel bilang begitu, Liam juga ikut khawatir Russel akan segera pulang ke Mam bera, maka dia pun bergegas berbicara kepada Odelina, “Tante, jangan jemput Russel pulang dulu. Kasih Russel masih di sini beberapa hari lagi saja. Kami masih belum puas. Aku … aku nggak bakal berantem sama Russel, jadi tolong kasih Russel menginap di sini lebih lama, ya.” “Boleh, kalau begitu Tante kasih kasih Russel menginap di sana satu minggu lagi. Seharusnya nanti Stefan ada waktu kosong untuk jemput dia,” kata Odelina. Liam merasa satu minggu saja masih tidak cukup, jadi dia memberikan tawaran baru. “Tante, kalau sepuluh hari saja, boleh nggak?” “Sepuluh hari, ya …,” Odelina menghitung tanggal. “Kalau sepuluh hari, Tante sudah libur. Ya sudah, oleh. Kalau begitu Russel menginap di sana sepuluh hari lagi, tapi kalian berdua harus akur, ya. Jangan
Status keluarga Junaidi di Aldimo membuat mereka tidak bisa bertindak gegabah. Faktor lainnya adalah nantinya mereka tidak akan bisa lagi mendapat informasi apa pun tentang Liam dari Vila Ferda. Mereka menduga keluarga Junaidi mengirim anak itu ke suatu tempat, tetapi mereka tidak tahu tempat apa pastinya. “Nggak apa-apa. Libur musim panas tahun depan waktunya lebih panjang. Nante Tante bawa Russel main ke rumahmu, biar dia bisa menemani kamu selama liburan,” kata Odelina tersenyum. “Tante Odelina harus tepat janji, ya! Liburan musim panas nanti Russel harus temani aku main,” ujar Liam. Liam dan Russel pasti ada saja sesekali bertengkar, tetapi sebagian besar waktu lebih banyak mereka habiskan dengan bermain bersama. Ada banyak sekali anak-anak di Vila Ferda, tetapi Archie dan Audrey masih terlalu kecil untuk bermain bersama dengan Liam. Liam tentu saja berharap Russel yang datang untuk bermain bersama. “Pasti,” Odelina berjanji. Ketika liburan musim panas nanti, anaknya Olivia ju
“Oke!” jawab Russel dengan gembira. “Mama, aku makan sendiri, lho. Tante Olivia nggak suapin aku lagi. Aku makan juga nasinya sudah nggak berantakan di meja. Aku mau tanding sama Liam siapa yang bisa makan lebih cepat.” Lam langsung mendekat dan dengan santun menyapa Odelina. “Halo, Tante. Selamat pagi. Tante sudah makan, belum?” Odelina tersenyum. “Tante baru saja makan. Sekarang lagi perjalanan balik ke kantor. Kamu sama Russel makan yang banyak, ya, biar cepat tinggi.” “Kak Odelina, jangan suruh mereka berdua makan banyak. Mereka ini tukang makan, aku malah takut mereka makan kebanyakan dan malah jadi sakit perut mereka,” sahut Mulan. Odelina juga sadar anaknya, Russel, itu tukang makan. Namun apa mau dikata, semua orang yang menjaganya juga sama-sama suka makan. Karena mendapat pengaruh dari Olivia, reputasi Russel sebagai tukang makan justru malah makin terkenal. Sisi positifnya, paling tidak sekarang sudah tidak pilih-pilih makanan. Dulu Russel paling tidak suka makan sayur,
Selama ada Vandi di sisinya, mau dunia kiamat pun Felicia tidak akan merasa khawatir.Odelina selalu bilang kalau Vandi mencintai Felicia, dan Felicia juga memiliki perasaan kepada Vandi. Odeline sudah pernah mengingatkan Felicia agar tidak menyia-nyiakan Vandi, dan juga jangan mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal seperti hanya menginginkan anak tanpa suami agar tidak membuat Vandi bersedih.Tidak peduli bagaimana akhir dari persaingan antara Odelina dengan keluarga Gatara, dalam hubungan asmara, Odelina hanya ingin memberikan saran demi kebaikan Felicia sendiri. Felicia mengakui perasaannya, dia memang mencintai Vandi. Tak bisa dipungkiri, memang sangat mudah untuk mencintai pria yang luar biasa seperti Vandi.Melihat Felicia sudah tertidur, Vandi menghentikan mobil dan melepas jaketnya, lalu dia gunakan jaket itu untuk menutupi tubuh Felicia. Udara masih terasa dingin meski di dalam mobil sudah menggunakan penghangat. Felicia akan mudah masuk angin jika dia tertidur begitu saja.
Felicia menyapu pandangannya ke arah bawahan Dikta yang sudah tumbang di lantai. “Cukup awasi saja mereka, nggak perlu dibunuh.”“Baik, sudah kuperintahkan ke anak buahku,” jawab Vandi.Felicia mengiyakan, lalu dia langsung naik ke mobilnya Vandi. Dengan segera Vandi mengemudikan mobil itu kembali ke Cianter. Selagi di perjalanan, Vandi berkata, “Dari awal Bu Patricia sudah merencanakan ini. Dia sudah minta Dikta untuk menyiapkan seorang pengganti. Sekarang pengganti itu ada di rumah.”“Sudah kuduga Mama pasti bakal melakukan ini,” tutur Felicia seraya memijat lehernya.Karena itu Felicia juga sudah menyiapkan rencananya sendiri. Sewaktu ibunya mengajak dia jalan-jalan di halaman rumah, Felicia sudah menunggu ibunya beraksi, agar ibunya mengira kalau rencananya berjalan dengan lancar. Dengan begitu, Felicia bisa kembali ke Cianter tanpa ketahuan.“Mama sudah tua pun tenaganya masih kuat. Leherku sampai sekarang masih sakit.”“Bu Patricia pernah latihan bela diri. Usianya sudah tua pun
Ketiga putranya sudah memiliki anak, dan menantunya juga lebih mendengarkan Cakra untuk mengungsi ke kediaman keluarga Vikar selama tahun baru.Yang ingin Cakra lindungi adalah anak cucu yang mewarisi marganya, sedangkan yang ingin Patricia lindungi adalah Felicia yang masih menggunakan marga Gatara.Namun, bagaimanapun juga mereka tetaplah cucunya, maka dari itu Patricia tidak meminta para menantunya untuk membawa anak-anak mereka ke Cianter. Biarlah mereka melewati tahun baru yang damai di sana. Akan lebih baik jika mereka jauh dari perseteruan ini. Dalam hal ini, Cakra melakukan bagiannya dengan baik. Cakra menyadari kekejaman istrinya. Jika cucunya tidak segera pergi, dikhawatirkan mereka semua juga tidak akan bertahan hidup.Patricia mengerutkan bibirnya. Apa yang akan terjadi pada malam ini semua bergantung kepada takdir mereka semua. Andaikan, belum waktunya bagi mereka untuk mati, mungkin mereka bisa keluar dari rumah ini dengan selamat. Namun apabila mereka tidak berhasil mela