Obrolan di antara Olivia dan Dewi berhasil membuat suasana hati Dewi membaik. Dia mendengarkan nasihat Olivia yang mengatakan kalau Ronny sudah dewasa dan bukan anak kecil lagi. Biarkan Ronny melakukan apa yang ingin dilakukannya. Lagi pula, Ronny juga memiliki usahanya sendiri yang sudah stabil. Jadi, keputusannya untuk bekerja sebagai koki pribadi tidak akan mempengaruhi bisnisnya. Dewi memutuskan untuk tidak menghentikan keinginan Ronny setelah berpikir kemungkinan Ronny bekerja sebagai koki pribadi karena ingin mengejar calon istrinya. “Olivia, pikiran Mama sekarang sudah terbuka. Mama juga sudah nggak marah lagi. Sekarang, kita turun yuk temui Russel,” ujar Dewi lalu berdiri. Olivia tersenyum lalu mengikuti Dewi turun ke lantai bawah. Russel sedang menonton kartun dengan serius sambil ditemani oleh Pak Arif di lantai bawah. Pak Arif bergegas berdiri ketika mendengar suara langkah kaki yang mendekat. “Tante!”Russel langsung berdiri dan menghampiri Olivia ketika melihat tanteny
Olivia dan Ronny tidak bergegas masuk ke dalam rumah, sampai akhirnya Ronny berkata, “Kak Olivia, bisa kita bicara sebentar?”Olivia langsung tersenyum seraya berkata, “Tentu saja bisa. Katakan saja apa yang mau kamu katakan.”“Pertengkaran Papa dan Mama kali ini karena aku. Aku mau bekerja sebagai koki pribadi di sebuah keluarga sekaligus mengurus bisnisku, tapi sayangnya Mama nggak setuju. Mama merasa aku harus mengurus bisnisku sendiri dengan serius. Aku juga bisa masak di rumah kalau memang aku senang memasak. Jadi, aku nggak harus bekerja sebagai koki pribadi di rumah orang lain.”“Padahal koki juga merupakan sebuah pekerjaan. Tapi, Mama tetap saja nggak setuju. Karena aku adalah anggota keluarga Adhitama dan nggak seharusnya aku memasak di rumah orang lain,” ujar Ronny sedikit sedih. Penolakan ibunya membuat kedua orang tuanya bertengkar. Bagaimanapun juga, dia dan kakaknya bukanlah orang yang sama. Kakak dibesarkan oleh kakek dan nenek mereka, jadi wajar saja kalau dia lebih de
Wajah Ronny seketika memerah. Hal ini langsung membuat Olivia tahu jawaban dari pertanyaannya. Kemudian dia pun kembali bertanya dengan penasaran, “Siapa nama keluarganya? Dari mana asalnya?”Ronny memperhatikan suasana rumah untuk memastikan orang tuanya tidak akan muncul lalu berkata, “Dia berasal dari Kota Aldimo yang berada di Provinsi Sarga. Nama keluarganya Pangestu.”“Jauh sekali di Provinsi Sarga.”Olivia tidak menyangka kalau Nenek akan pergi sampai Provinsi Sarga hanya untuk mencari calon istri bagi cucunya. “Apa Kota Aldimo yang berada di Provinsi Sarga dekat dengan Kota Harindang?”“Hitungannya sih nggak terlalu jauh. Tapi, Aldimo adalah ibu kota dari Provinsi Sarga,” jawab Ronny bingung. “Kenapa Kak Olivia menanyakan Kota Harindang? Kakak punya teman di sana, ya?” tanya Ronny. Olivia langsung tersenyum lalu berkata, “Nggak, kok. Tapi, sahabatku si Junia punya teman yang tinggal di Kota Harindang. Entah siapa yang bilang, tapi aku pernah dengar kalau di Harindang ada se
“Makasih, Kak! Aku langsung percaya diri setelah mendengar perkataanmu. Oh iya, masakan Kak Stefan juga lezat, kok. Hanya saja, aku lebih suka memasak, jadi aku mencurahkan lebih banyak cinta di masakanku, makanya aku bisa lebih unggul dari mereka.”Ronny berinvestasi di bisnis kuliner. Dia sering bepergian ke berbagai tempat dan mencicipi berbagai macam kuliner sekaligus mempelajari masakan dari berbagai daerah yang dikunjunginya. Sering kali, dia mencoba berulang kali untuk membuat sebuah masakan agar bisa mendapatkan hasil terbaik. Ronny sangat mahir dalam membuat masakan rumahan. Intinya, dia sangat suka mencoba hal-hal baru dalam makanan. Jadi, dia yakin kalau dirinya pasti bisa meluluhkan lidah perempuan dari keluarga Pangestu itu.“Kamu harus percaya diri sebagai anggota keluarga Adhitama. Kamu juga harus percaya sama Nenek karena Nenek juga percaya sama kamu kalau kamu pasti bisa menaklukkan perempuan yang dipilihnya.”“Perempuan itu suka makan, tapi dia sangat pilih-pilih mak
“Apa boleh aku bilang sama kakakmu?”Ronny sedikit bingung lalu berkata, “Suatu hari nanti, mungkin aku akan membutuhkan bantuan Kak Stefan. Jadi, bagaimana bisa dia membantuku kalau dia saja nggak tahu masalahnya?”Kemudian Olivia segera berbisik, “Kakakmu mungkin bisa membantumu dalam urusan pekerjaan, tapi dia sama sekali nggak berguna dalam urusan perasaan. Kamu bisa bertanya padaku tentang masalah perasaan karena aku lebih handal daripada Stefan.”Stefan tidak mengerti soal perempuan, kecuali Olivia. Dia sudah menghabiskan semua pikirannya untuk mengerti Olivia, jadi dia tidak lagi bisa mengerti perasaan perempuan lain. Bagaimanapun juga, setiap orang memiliki sifat yang berbeda dan sia-sia saja untuk menanyakan perihal perempuan lain selain Olivia kepada Stefan. Stefan mengatakan kalau Olivia tidak akan bisa diduplikasi, sekalipun ada perempuan yang memiliki sifat seperti Olivia. Ronny juga memahami sifat kakak laki-lakinya itu.Akhirnya, Ronny berterima kasih kepada Olivia karen
“Dewi, kenapa kamu nggak membawaku juga ke sini. Kamu sudah membuatku kebingungan di rumah. Kita hampir nggak pernah berpisah. Apa kamu nggak memikirkan perasaanku ketika kamu pergi dari rumah?”“Kamu bisa bilang padaku kalau kamu kangen Stefan dan Olivia. Aku pasti akan mengantarmu ke sini.”Handi melirik ke arah Russel yang berada di pangkuan Dewi lalu berkata, “Kalau kamu kangen Russel, aku juga kangen dia.”Russel tampak kebingungan ketika namanya di sebut. Dia menatap ke arah Dewi lalu ke arah Handi. Kemudian dia menatap Ronny lalu Olivia. Dia tidak mengerti kenapa namanya disebut. Lagi pula, dia hanya meminta Nenek Dewi untuk menemaninya menonton TV ketika Kakek Handi tiba-tiba datang.Kakek Handi langsung menghampirinya dan Nenek Dewi lalu menarik tangan Nenek Dewi dan menggenggamnya sambil terus berbicara. Wajah Nenek Dewi seketika memerah lalu kembali menyuruh Russel untuk menonton TV. Kemudian Nenek Dewi mengajak Kakek Handi ke lantai atas. Dua menit setelah mereka kembali tu
Ronny kembali meminta maaf setelah Olivia dan Russel naik ke lantai atas. Dewi pun berkata, “Mama sudah nggak marah, kok. Ronny, apa yang dikatakan papa dan Olivia memang benar. Kamu sudah dewasa, jadi kamu tahu apa yang terbaik bagimu. Kamu sudah bisa bertanggung jawab pada dirimu sendiri, jadi Mama tidak perlu terlalu mengkhawatirkanmu lagi.”“Lagi pula, kamu bukan Stefan yang harus memikul beban keluarga di pundaknya. Kamu bebas melakukan apa pun yang kamu inginkan selama semua itu masih positif.”Semuanya akan baik-baik saja, selama Ronny membawakan menantu untuk Dewi. Namun, Dewi tidak mengatakannya. Lagi pula, Ronny tidak memberitahunya tentang calon istri yang dipilihkan neneknya, jadi Dewi akan berpura-pura tidak tahu. Mungkin Ronny akan memberitahunya setelah suasana hatinya stabil. Dewi akan menerima siapa pun untuk menjadi menantunya selama putranya bahagia. Sekalipun dia pernah tidak menerima Olivia. Namun, calon istri Ronny bisa mempekerjakan seorang koki pribadi. Itu ar
Dia masih ingin bermain sebentar.“Olivia, biar Mama saja yang menceritakan dongeng untuknya,” bisik Dewi yang merasa kasihan melihat menantunya kelelahan. Dia langsung mengambil buku anak-anak di meja samping tempat tidur dan menceritakan dongeng untuk Russel. Olivia mengizinkan ibunya membacakan cerita kepada Russel, sekalipun ibu mertuanya tidak menunggu persetujuannya terlebih dahulu. Olivia bergeser lalu berkata, “Aku mau memeriksa barang bawaan yang diambilnya sendiri tadi.”Dia ingin memeriksa, apa mungkin Russel melewatkan sesuatu di barang bawaannya. Dewi mulai menceritakan dongeng pengantar tidur untuk Russel di saat Olivia memeriksa isi koper Russel. Russel membawa satu set piyama tebal karena dia mendengar dari orang-orang yang lebih tua kalau cuaca di Cianter cukup dingin dan sering turun salju. Selain itu, di dalam kopernya juga ada mantel tebal, topi, syal, sarung tangan dan beberapa kebutuhannya sehari-hari. Dia juga tidak lupa memasukkan dua mainan serta beberapa ca
“Kamu juga sering bantu kakak iparmu jagain keponakannya?” tanya Yohanna terkejut. Meski Ronny saat ini bekerja sebagai koki pribadinya Yohanna, dia juga memiliki usahanya sendiri di Mambera. Yohanna kira setiap hari Ronny sibuk dengan usahanya, tetapi siapa sangka di tengah kesibukannya itu, dia masih meluangkan waktu untuk mengajak anak-anak bermain. Kalau keponakan yang dimaksud itu adalah keponakannya sendiri, wajah. Tetapi yang Ronny bicarakan ini adalah keponakan kakak iparnya. “Nggak sering juga. Di keluargaku kan banyak orang. Kalau Russel lagi datang main, pasti yang lebih tua pada berebut mau main sama dia. Aku cuma kadang-kadang saja ngajak dia main. Seperti yang pernah aku ceritakan. Aku punya banyak saudara kandung. Saudaranya papaku juga tinggalnya pisah-pisah, tapi rumah mereka nggak jauh, jadi mereka sering kumpul bareng untuk makan-makan atau cuma sekadar meramaikan suasana. Kurang lebih sama seperti keluarga kamu.” Suasana di keluarga Pangestu juga cukup meriah. Ke
Yohanna mencubit gemas pipi adiknya dan berkata, “Kamu kangen sama aku atau kangen sama Ronny? Aku baru turun dari mobil tapi kamu langsung tanya di mana Ronny.” Saat itu Ronny baru saja turun dari mobil yang ada di paling belakang. Kebetulan sekali dia juga mendengar Tommy yang bertanya di mana dia kepada kakaknya. Seketika Ronny pun tersenyum dan memanggil Tommy, “Hey, Tommy, aku di sini.” Tommy dan Christian spontan langsung menoleh ke asal suara itu. Saat mereka memastikan itu benar adalah suaranya Ronny, mereka langsung meninggalkan Yohanna dan berlari ke mendatangi Ronny. Hanya saja karena masih belum terlalu dekat, mereka masih tidak enak hati meminta Ronny memeluk. Namun Ronny seakan bisa membaca pikiran, tanpa berlama-lama langsung menggendong Tommy dan berputar-putar. Setelah Ronny menurunkan Tommy, kini giliran Christian yang digendong dan diajak berputar juga. Mereka berdua sangat senang bisa bertemu lagi dan bermain dengan Ronny. Dari kejauhan Yohanna menyaksikan intera
Namun Olivia justru malah bertanya, “Russel, kamu mau menemani Liam kerjain tugasnya? Anggap saja ini sebagai latihan menulis. Ingatan kalian berdua kan bagus, kalau kamu nulis banyak dan bisa ingat apa yang kamu tulis, di masa depan bakal berguna juga buat kamu, lho.” Tidak pernah ada salahnya mengerti sedikit tentang kesehatan dan ilmu kedokteran. Karena ditatap oleh tante dan teman baiknya, Russel secara tak terduga menerima tantangan itu. Biarlah, dia pikir, tidak ada ruginya juga menemani teman baiknya mengerjakan tugas. ***Sementara itu di Aldimo ….Kemarin malam baru saja turun salju yang sangat deras, maka dari itu hari ini di mana-mana dipenuhi dengan pemandangan jalan yang putih pekat. Di halaman rumah keluarga Pangestu, terlihat dua orang anak dengan pakaian tebal sedang asyik bermain dan membuat boneka salju. Mereka adalah dua anak penerus keluarga Pangestu. Tommy membuat boneka salju dengan ukuran yang sangat besar. Setelah boneka salju itu jadi, dia mundur beberapa l
Dalam hatinya Yose berkata “Stefan belajarnya cepat juga ternyata, padahal waktu itu dia yang datang berguru padaku.” Setelah sarapan, Mulan dan Olivia membawa anak-anak mereka untuk bermain di ruang tengah utama, semetara Yose harus berangkat ke kantornya untuk bekerja. Dengan hati yang sangat berat dia menyerahkan putri kesayangannya kepada Mulan, lalu meminta Mulan untuk mengantarnya sampai ke pintu depan. Setelah itu baru Yose berangkat kerja. “Dasar … anak sudah sebesar ini masih saja manja,” ujar Mulan mengeluhkan sikap suaminya kepada Olivia. “Romantis banget. Hubungan kamu dan Yose masih sama seperti waktu pertama kali kalian pacaran. Kalau bukan romantis, apa namanya? Kamu itu kan wanita idaman yang sudah Yose impikan selama belasan tahun, wajah saja kalau dia masih suka bersikap manja sama kamu.” Seketika rona wajah Mulan langsung memerah. Di saat itu juga, Dokter Panca baru datang sambil menggendong Tiano. Sally juga datang menggandeng dua anak lelakinya untuk meramaikan
Raut wajah Liam langsung berubah masam dan seketika nafsu makannya juga hilang. Namun mengingat, jarak liburan musim panas nanti masih ada setengah tahun, nafsu makannya kembali membaik. “Olivia, biasanya Russel dikasih pelajaran apa? Liburan musim panas tahun depan kan mereka berdua main bareng lagi, gimana kalau kita suruh mereka belajar bareng juga. Kalau ada teman belajar, belajarnya pasti bisa lebih cepat masuk,” Yose mengusulkan. “Liburan musim panas nanti, mungkin aku nggak bisa datang, kecuali Liam yang datang ke rumahku,” kata Olivia. Di saat itu anak Olivia baru genap satu bulan. Anaknya masih sangat kecil sehingga tidak memungkinkan Olivia untuk melakukan perjalanan jauh. Jika Liam yang datang ke Mambera juga akan menjadi tanggung jawab yang berat. Olivia tidak berani menanggung itu. Andaikan Mulan mau membawakan Liam dan kedua anak kembarnya ke Mambera, itu akan lebih baik, karena bagaimanapun Mulan dan Yose adalah orang tuanya Liam. Di liburan musim panas nanti, kedua
“Ma, Om Stefan nggak mungkin secepat itu datang jemput aku dan Tante, ‘kan? Aku masih belum puas main di sini, aku masih mau main sebentar lagi.” Mendengar Russel bilang begitu, Liam juga ikut khawatir Russel akan segera pulang ke Mam bera, maka dia pun bergegas berbicara kepada Odelina, “Tante, jangan jemput Russel pulang dulu. Kasih Russel masih di sini beberapa hari lagi saja. Kami masih belum puas. Aku … aku nggak bakal berantem sama Russel, jadi tolong kasih Russel menginap di sini lebih lama, ya.” “Boleh, kalau begitu Tante kasih kasih Russel menginap di sana satu minggu lagi. Seharusnya nanti Stefan ada waktu kosong untuk jemput dia,” kata Odelina. Liam merasa satu minggu saja masih tidak cukup, jadi dia memberikan tawaran baru. “Tante, kalau sepuluh hari saja, boleh nggak?” “Sepuluh hari, ya …,” Odelina menghitung tanggal. “Kalau sepuluh hari, Tante sudah libur. Ya sudah, oleh. Kalau begitu Russel menginap di sana sepuluh hari lagi, tapi kalian berdua harus akur, ya. Jangan
Status keluarga Junaidi di Aldimo membuat mereka tidak bisa bertindak gegabah. Faktor lainnya adalah nantinya mereka tidak akan bisa lagi mendapat informasi apa pun tentang Liam dari Vila Ferda. Mereka menduga keluarga Junaidi mengirim anak itu ke suatu tempat, tetapi mereka tidak tahu tempat apa pastinya. “Nggak apa-apa. Libur musim panas tahun depan waktunya lebih panjang. Nante Tante bawa Russel main ke rumahmu, biar dia bisa menemani kamu selama liburan,” kata Odelina tersenyum. “Tante Odelina harus tepat janji, ya! Liburan musim panas nanti Russel harus temani aku main,” ujar Liam. Liam dan Russel pasti ada saja sesekali bertengkar, tetapi sebagian besar waktu lebih banyak mereka habiskan dengan bermain bersama. Ada banyak sekali anak-anak di Vila Ferda, tetapi Archie dan Audrey masih terlalu kecil untuk bermain bersama dengan Liam. Liam tentu saja berharap Russel yang datang untuk bermain bersama. “Pasti,” Odelina berjanji. Ketika liburan musim panas nanti, anaknya Olivia ju
“Oke!” jawab Russel dengan gembira. “Mama, aku makan sendiri, lho. Tante Olivia nggak suapin aku lagi. Aku makan juga nasinya sudah nggak berantakan di meja. Aku mau tanding sama Liam siapa yang bisa makan lebih cepat.” Lam langsung mendekat dan dengan santun menyapa Odelina. “Halo, Tante. Selamat pagi. Tante sudah makan, belum?” Odelina tersenyum. “Tante baru saja makan. Sekarang lagi perjalanan balik ke kantor. Kamu sama Russel makan yang banyak, ya, biar cepat tinggi.” “Kak Odelina, jangan suruh mereka berdua makan banyak. Mereka ini tukang makan, aku malah takut mereka makan kebanyakan dan malah jadi sakit perut mereka,” sahut Mulan. Odelina juga sadar anaknya, Russel, itu tukang makan. Namun apa mau dikata, semua orang yang menjaganya juga sama-sama suka makan. Karena mendapat pengaruh dari Olivia, reputasi Russel sebagai tukang makan justru malah makin terkenal. Sisi positifnya, paling tidak sekarang sudah tidak pilih-pilih makanan. Dulu Russel paling tidak suka makan sayur,
Selama ada Vandi di sisinya, mau dunia kiamat pun Felicia tidak akan merasa khawatir.Odelina selalu bilang kalau Vandi mencintai Felicia, dan Felicia juga memiliki perasaan kepada Vandi. Odeline sudah pernah mengingatkan Felicia agar tidak menyia-nyiakan Vandi, dan juga jangan mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal seperti hanya menginginkan anak tanpa suami agar tidak membuat Vandi bersedih.Tidak peduli bagaimana akhir dari persaingan antara Odelina dengan keluarga Gatara, dalam hubungan asmara, Odelina hanya ingin memberikan saran demi kebaikan Felicia sendiri. Felicia mengakui perasaannya, dia memang mencintai Vandi. Tak bisa dipungkiri, memang sangat mudah untuk mencintai pria yang luar biasa seperti Vandi.Melihat Felicia sudah tertidur, Vandi menghentikan mobil dan melepas jaketnya, lalu dia gunakan jaket itu untuk menutupi tubuh Felicia. Udara masih terasa dingin meski di dalam mobil sudah menggunakan penghangat. Felicia akan mudah masuk angin jika dia tertidur begitu saja.