Satu-satunya orang di antara mereka bertiga yang tidak familier dengan sosok itu hanyalah Junia. Karena Junia tidak pernah memiliki kontak apa pun dengan Giselle sebelumnya.“Masuk ke toko lagi saja, yuk. Di luar dingin. Hujannya memang nggak lebat, tapi suhunya cukup dingin,” ujar Olivia meraih lengan Rosalina dan menggandeng Junia masuk ke dalam toko lalu kembali duduk di bagian kasir. “Aku ambil air dulu ya untuk kita bertiga. Aku jadi haus setelah makan kue wijen itu. Kue khas dari kampungnya Om Choki ini memang sangat lezat. Aku sampai nggak mau berhenti makan setelah mencobanya,” ujar Junia hendak mengambil air. “Olivia, aku sudah bisa melihat,” ujar Rosalina berusaha mengingatkan ketika Olivia ingin membantunya duduk. Rosalina memang tidak bisa melihat sebelumnya, tapi dia bisa bergerak bebas di tempat yang dia rasa cukup familier. Oleh karena itu, Calvin selalu menelepon Spring Blossom hampir setiap hari dan meminta Rosalina untuk mengirimkan bunga ke kantornya sebelum merek
Rosalina berkata dengan gamblang, “Perawakan tubuh dan suaranya mirip dengan Giselle, tapi wajahnya berbeda.”Rosalina sempat terdiam sejenak lalu kembali berkata, “Sepertinya, perempuan itu bukan Giselle. Lagi pula, Giselle sempat pergi ke rumah mertuaku untuk meminta uang dan menjelek-jelekkanku. Dia bilang kalau aku sangat kejam dan rela membuatnya mati kelaparan. Dia membuat keributan cukup lama di sana.”“Sampai akhirnya, mertuaku mengambil sekantung uang dan menyuruhku memberikannya kepada Giselle. Giselle mengira kalau isi uang itu adalah uang pecahan seratus ribu, tapi nyatanya uang itu hanya pecahan kecil.”Kemudian Olivia kembali berkata setelah mendengar kecurigaan Rosalina, “Benar, perempuan itu mirip Giselle. Aku baru ingat setelah kamu bilang padaku. Aku langsung merasa familier ketika melihat perawakannya kemarin saat dia datang ke tokoku ini.”“Rosalina, menurutmu mungkin nggak sih kalau perempuan itu adalah Giselle? Apa mungkin Giselle menyamar menjadi perempuan lain?”
Olivia tersenyum setelah mendengar perkataan Rosalina lalu berkata, “Aku nggak mau memikirkan perempuan itu lagi. Aku akan menunggu Stefan pulang malam ini baru aku akan membicarakan masalah ini dengannya. Kalau memang perempuan itu adalah Giselle, itu artinya dia memiliki pendukung yang kuat di belakangnya. Entah, apa lagi rencana yang akan dilakukannya nanti.”“Pokoknya kamu harus lebih berhati-hati, Rosalina.”Olivia berusaha mengingatkan Rosalina. Sebenarnya, Olivia juga harus berhati-hati sama seperti Rosalina. Namun, Olivia memang memiliki tingkat kewaspadaan yang tinggi. Terlebih lagi, karena masalah keluarga Gatara. Olivia sangat tidak rela kalau kekuasaan keluarga Gatara kembali jatuh ke tangan keturunan dari Patricia Gatara. Karena Patricia sudah membunuh kakek dan nenek Olivia dengan sangat keji. Oleh karena itu, Olivia selalu waspada di mana pun dia berada, sekalipun dia memiliki pengawal yang selalu melindunginya. Sebenarnya, Olivia bisa saja melawan sendiri orang-orang
“Kalian berdua nggak perlu mengantarku. Cepat, masuk toko! Di luar dingin,” ujar Rosalina menyuruh kedua temannya untuk kembali masuk ke dalam toko. “Kirimkan pesan kepada kami kalau kamu sudah tiba agar kami tahu kalau kamu sudah sampai di toko dengan aman,” ujar Olivia. “Iya, cepat masuk. Jangan sampai kalian masuk angin karena mengantarku,” balas Rosalina sambil tersenyum. Olivia dan Junia menunggu Rosalina masuk ke dalam mobil lalu kembali masuk ke dalam toko. Giselle datang kembali ke toko buku setelah 30 menit Olivia dan Junia masuk kembali ke dalam toko. Kali ini, dia datang dengan menaiki bus karena dia datang sebagai sosok Giselle Siahaan.Terminal bus terbesar di Mambera berada di seberang SMP Negeri Kota Mambera. Jadi, sangat mudah bagi Giselle untuk naik bus menuju toko buku milik Olivia.Ini adalah pertama kalinya Giselle menaiki bus. Pak Lota yang meminta Giselle untuk kembali ke toko buku. Dia mendengar cerita Giselle yang bertemu Rosalina di toko buku. Walaupun Rosal
“Olivia, di mana Rosalina? Suruh dia keluar! Aku tahu dia di dalam. Aku pergi ke toko bunganya, tapi pegawainya bilang kalau dia ke sini! Kenapa dia memberikanku sekantung uang yang isinya recehan?”“Aku ini saudara perempuannya. Kami berdua lahir dari rahim yang sama. Walaupun aku dulu nggak terlalu baik padanya, tapi dia nggak bisa memperlakukanku seburuk ini! Aku hampir nggak punya uang untuk sekedar makan. Aku meminta sedikit uang padanya, tapi dia justru memberikanku sekantung recehan begini layaknya seorang pengemis!” seru Giselle yang langsung naik pitam setelah teringat akan kantung uang yang berisi recehan. Olivia dan Junia juga sempat mendengar masalah kantung uang itu dari Rosalina sebelumnya. Sulit untuk membandingkan Giselle dan sosok perempuan pembeli buku informasi di toko bukunya dengan sikap Giselle yang seperti ini. “Kayaknya kamu sial banget, ya. Rosalina sudah pergi dari sini. Memangnya kamu nggak bertemu dengannya di jalan?” balas Olivia ketus. Kemudian Giselle
“Siapa pemilik rumah keluarga Siahaan? Siapa yang menempatinya? Orang tuamu itu yang tidak tahu malu karena seenaknya menempati rumah Rosalina. Sekarang, kamu malah bilang kalau rumah itu punyamu.”“Giselle, aku bukanlah Rosalina yang bisa menolerir sikap menyebalkanmu itu. Kamu pasti tidak akan mendapatkan apa pun kalau saja kamu dan Rosalina bukan saudara satu ibu, bahkan untuk makan sekalipun.”“Pergi kamu dari sini! Aku tidak mau melihatmu lagi!”Rosalina mungkin kejam, tapi dia masih memiliki rasa persaudaraan pada kedua adiknya. Jika tidak, Rosalina bisa saja menghancurkan Giselle dengan mudahnya. “Kamu pikir, aku mau melihatmu? Aku dan kedua orang tuaku tidak akan mungkin masuk penjara kalau bukan karenamu. Hal buruk yang terjadi dalam hidupku adalah ulahmu! Olivia, mungkin aku nggak berdaya sekarang. Tapi, aku akan membalasmu dua kali lipat lebih menyakitkan kalau nanti aku kembali ke masa jayaku! Jadi, lebih baik kamu banyak-banyak berdoa agar kamu bisa selamat dariku!”Gisel
Walaupun Giselle sangat membenci Olivia, mereka jarang bertemu. Jadi, wajar saja jika Olivia tidak bisa mengenali sosok Giselle dengan mudah. Si pengawal bergegas kembali untuk melapor kepada Olivia setelah melihat Giselle pergi ke Spring Blossom. “Apa mungkin aku dan Rosalina terlalu banyak berpikir?,” tanya Olivia setelah tahu kalau Giselle pergi ke Spring Blossom.Junia juga tidak terlalu mengingat sosok perempuan itu. Dia hanya ingat kalau perempuan itu sangat cantik dengan pakaian yang bagus dan kacamata berlapis emas yang membingkai wajahnya. Perempuan itu sama sekali tidak mirip dengan Giselle. Lagi pula, Giselle sekarang tidak mungkin memiliki uang untuk memperkerjakan pengawal. Akhirnya, Junia berkata, “Aku rasa perempuan itu nggak mungkin Giselle. Lagi pula, kenapa Giselle harus menyamar menjadi orang lain untuk datang ke sini? Lagi pula, dia jelas-jelas sangat membencimu dan Rosalina. Bahkan dia mengatakannya secara gamblang tadi.”“Hal yang paling mungkin adalah kedua ora
Olivia juga turut gembira ketika melihat temannya bahagia. Di saat yang bersamaan, tepatnya di Cianter.Mobil Felicia melaju menuju Aurora Group. Gatara Group sudah cukup lama berniat untuk bekerja sama dengan Aurora Group. Oleh karena itu, Felicia juga cukup sering muncul di Aurora Group sebagai pengambil keputusan sementara di Gatara Group. Selain itu, para pegawai Aurora Group juga sudah mulai terbiasa dengan kemunculan Felicia di perusahaan mereka. Riko Arahan selalu bersikap sopan kepada Felicia. Bahkan Felicia tetap bisa naik ke lantai atas di mana ruangan Riko berada, sekalipun dia belum membuat janji sebelumnya. Beberapa menit kemudian, Felicia sudah berada di ruangan CEO Aurora Group. Felicia langsung tersenyum ketika melihat sosok Rika Arahan yang masih berpenampilan layaknya seorang laki-laki seraya berkata, “Pak CEO, kamu akan semakin membuat hati para gadis itu hancur kalau kamu pakai baju seperti ini terus. Lagi pula, semua orang sudah tahu kalau kamu perempuan. Mere
Namun Olivia justru malah bertanya, “Russel, kamu mau menemani Liam kerjain tugasnya? Anggap saja ini sebagai latihan menulis. Ingatan kalian berdua kan bagus, kalau kamu nulis banyak dan bisa ingat apa yang kamu tulis, di masa depan bakal berguna juga buat kamu, lho.” Tidak pernah ada salahnya mengerti sedikit tentang kesehatan dan ilmu kedokteran. Karena ditatap oleh tante dan teman baiknya, Russel secara tak terduga menerima tantangan itu. Biarlah, dia pikir, tidak ada ruginya juga menemani teman baiknya mengerjakan tugas. ***Sementara itu di Aldimo ….Kemarin malam baru saja turun salju yang sangat deras, maka dari itu hari ini di mana-mana dipenuhi dengan pemandangan jalan yang putih pekat. Di halaman rumah keluarga Pangestu, terlihat dua orang anak dengan pakaian tebal sedang asyik bermain dan membuat boneka salju. Mereka adalah dua anak penerus keluarga Pangestu. Tommy membuat boneka salju dengan ukuran yang sangat besar. Setelah boneka salju itu jadi, dia mundur beberapa l
Dalam hatinya Yose berkata “Stefan belajarnya cepat juga ternyata, padahal waktu itu dia yang datang berguru padaku.” Setelah sarapan, Mulan dan Olivia membawa anak-anak mereka untuk bermain di ruang tengah utama, semetara Yose harus berangkat ke kantornya untuk bekerja. Dengan hati yang sangat berat dia menyerahkan putri kesayangannya kepada Mulan, lalu meminta Mulan untuk mengantarnya sampai ke pintu depan. Setelah itu baru Yose berangkat kerja. “Dasar … anak sudah sebesar ini masih saja manja,” ujar Mulan mengeluhkan sikap suaminya kepada Olivia. “Romantis banget. Hubungan kamu dan Yose masih sama seperti waktu pertama kali kalian pacaran. Kalau bukan romantis, apa namanya? Kamu itu kan wanita idaman yang sudah Yose impikan selama belasan tahun, wajah saja kalau dia masih suka bersikap manja sama kamu.” Seketika rona wajah Mulan langsung memerah. Di saat itu juga, Dokter Panca baru datang sambil menggendong Tiano. Sally juga datang menggandeng dua anak lelakinya untuk meramaikan
Raut wajah Liam langsung berubah masam dan seketika nafsu makannya juga hilang. Namun mengingat, jarak liburan musim panas nanti masih ada setengah tahun, nafsu makannya kembali membaik. “Olivia, biasanya Russel dikasih pelajaran apa? Liburan musim panas tahun depan kan mereka berdua main bareng lagi, gimana kalau kita suruh mereka belajar bareng juga. Kalau ada teman belajar, belajarnya pasti bisa lebih cepat masuk,” Yose mengusulkan. “Liburan musim panas nanti, mungkin aku nggak bisa datang, kecuali Liam yang datang ke rumahku,” kata Olivia. Di saat itu anak Olivia baru genap satu bulan. Anaknya masih sangat kecil sehingga tidak memungkinkan Olivia untuk melakukan perjalanan jauh. Jika Liam yang datang ke Mambera juga akan menjadi tanggung jawab yang berat. Olivia tidak berani menanggung itu. Andaikan Mulan mau membawakan Liam dan kedua anak kembarnya ke Mambera, itu akan lebih baik, karena bagaimanapun Mulan dan Yose adalah orang tuanya Liam. Di liburan musim panas nanti, kedua
“Ma, Om Stefan nggak mungkin secepat itu datang jemput aku dan Tante, ‘kan? Aku masih belum puas main di sini, aku masih mau main sebentar lagi.” Mendengar Russel bilang begitu, Liam juga ikut khawatir Russel akan segera pulang ke Mam bera, maka dia pun bergegas berbicara kepada Odelina, “Tante, jangan jemput Russel pulang dulu. Kasih Russel masih di sini beberapa hari lagi saja. Kami masih belum puas. Aku … aku nggak bakal berantem sama Russel, jadi tolong kasih Russel menginap di sini lebih lama, ya.” “Boleh, kalau begitu Tante kasih kasih Russel menginap di sana satu minggu lagi. Seharusnya nanti Stefan ada waktu kosong untuk jemput dia,” kata Odelina. Liam merasa satu minggu saja masih tidak cukup, jadi dia memberikan tawaran baru. “Tante, kalau sepuluh hari saja, boleh nggak?” “Sepuluh hari, ya …,” Odelina menghitung tanggal. “Kalau sepuluh hari, Tante sudah libur. Ya sudah, oleh. Kalau begitu Russel menginap di sana sepuluh hari lagi, tapi kalian berdua harus akur, ya. Jangan
Status keluarga Junaidi di Aldimo membuat mereka tidak bisa bertindak gegabah. Faktor lainnya adalah nantinya mereka tidak akan bisa lagi mendapat informasi apa pun tentang Liam dari Vila Ferda. Mereka menduga keluarga Junaidi mengirim anak itu ke suatu tempat, tetapi mereka tidak tahu tempat apa pastinya. “Nggak apa-apa. Libur musim panas tahun depan waktunya lebih panjang. Nante Tante bawa Russel main ke rumahmu, biar dia bisa menemani kamu selama liburan,” kata Odelina tersenyum. “Tante Odelina harus tepat janji, ya! Liburan musim panas nanti Russel harus temani aku main,” ujar Liam. Liam dan Russel pasti ada saja sesekali bertengkar, tetapi sebagian besar waktu lebih banyak mereka habiskan dengan bermain bersama. Ada banyak sekali anak-anak di Vila Ferda, tetapi Archie dan Audrey masih terlalu kecil untuk bermain bersama dengan Liam. Liam tentu saja berharap Russel yang datang untuk bermain bersama. “Pasti,” Odelina berjanji. Ketika liburan musim panas nanti, anaknya Olivia ju
“Oke!” jawab Russel dengan gembira. “Mama, aku makan sendiri, lho. Tante Olivia nggak suapin aku lagi. Aku makan juga nasinya sudah nggak berantakan di meja. Aku mau tanding sama Liam siapa yang bisa makan lebih cepat.” Lam langsung mendekat dan dengan santun menyapa Odelina. “Halo, Tante. Selamat pagi. Tante sudah makan, belum?” Odelina tersenyum. “Tante baru saja makan. Sekarang lagi perjalanan balik ke kantor. Kamu sama Russel makan yang banyak, ya, biar cepat tinggi.” “Kak Odelina, jangan suruh mereka berdua makan banyak. Mereka ini tukang makan, aku malah takut mereka makan kebanyakan dan malah jadi sakit perut mereka,” sahut Mulan. Odelina juga sadar anaknya, Russel, itu tukang makan. Namun apa mau dikata, semua orang yang menjaganya juga sama-sama suka makan. Karena mendapat pengaruh dari Olivia, reputasi Russel sebagai tukang makan justru malah makin terkenal. Sisi positifnya, paling tidak sekarang sudah tidak pilih-pilih makanan. Dulu Russel paling tidak suka makan sayur,
Selama ada Vandi di sisinya, mau dunia kiamat pun Felicia tidak akan merasa khawatir.Odelina selalu bilang kalau Vandi mencintai Felicia, dan Felicia juga memiliki perasaan kepada Vandi. Odeline sudah pernah mengingatkan Felicia agar tidak menyia-nyiakan Vandi, dan juga jangan mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal seperti hanya menginginkan anak tanpa suami agar tidak membuat Vandi bersedih.Tidak peduli bagaimana akhir dari persaingan antara Odelina dengan keluarga Gatara, dalam hubungan asmara, Odelina hanya ingin memberikan saran demi kebaikan Felicia sendiri. Felicia mengakui perasaannya, dia memang mencintai Vandi. Tak bisa dipungkiri, memang sangat mudah untuk mencintai pria yang luar biasa seperti Vandi.Melihat Felicia sudah tertidur, Vandi menghentikan mobil dan melepas jaketnya, lalu dia gunakan jaket itu untuk menutupi tubuh Felicia. Udara masih terasa dingin meski di dalam mobil sudah menggunakan penghangat. Felicia akan mudah masuk angin jika dia tertidur begitu saja.
Felicia menyapu pandangannya ke arah bawahan Dikta yang sudah tumbang di lantai. “Cukup awasi saja mereka, nggak perlu dibunuh.”“Baik, sudah kuperintahkan ke anak buahku,” jawab Vandi.Felicia mengiyakan, lalu dia langsung naik ke mobilnya Vandi. Dengan segera Vandi mengemudikan mobil itu kembali ke Cianter. Selagi di perjalanan, Vandi berkata, “Dari awal Bu Patricia sudah merencanakan ini. Dia sudah minta Dikta untuk menyiapkan seorang pengganti. Sekarang pengganti itu ada di rumah.”“Sudah kuduga Mama pasti bakal melakukan ini,” tutur Felicia seraya memijat lehernya.Karena itu Felicia juga sudah menyiapkan rencananya sendiri. Sewaktu ibunya mengajak dia jalan-jalan di halaman rumah, Felicia sudah menunggu ibunya beraksi, agar ibunya mengira kalau rencananya berjalan dengan lancar. Dengan begitu, Felicia bisa kembali ke Cianter tanpa ketahuan.“Mama sudah tua pun tenaganya masih kuat. Leherku sampai sekarang masih sakit.”“Bu Patricia pernah latihan bela diri. Usianya sudah tua pun
Ketiga putranya sudah memiliki anak, dan menantunya juga lebih mendengarkan Cakra untuk mengungsi ke kediaman keluarga Vikar selama tahun baru.Yang ingin Cakra lindungi adalah anak cucu yang mewarisi marganya, sedangkan yang ingin Patricia lindungi adalah Felicia yang masih menggunakan marga Gatara.Namun, bagaimanapun juga mereka tetaplah cucunya, maka dari itu Patricia tidak meminta para menantunya untuk membawa anak-anak mereka ke Cianter. Biarlah mereka melewati tahun baru yang damai di sana. Akan lebih baik jika mereka jauh dari perseteruan ini. Dalam hal ini, Cakra melakukan bagiannya dengan baik. Cakra menyadari kekejaman istrinya. Jika cucunya tidak segera pergi, dikhawatirkan mereka semua juga tidak akan bertahan hidup.Patricia mengerutkan bibirnya. Apa yang akan terjadi pada malam ini semua bergantung kepada takdir mereka semua. Andaikan, belum waktunya bagi mereka untuk mati, mungkin mereka bisa keluar dari rumah ini dengan selamat. Namun apabila mereka tidak berhasil mela