Walaupun Giselle sangat membenci Olivia, mereka jarang bertemu. Jadi, wajar saja jika Olivia tidak bisa mengenali sosok Giselle dengan mudah. Si pengawal bergegas kembali untuk melapor kepada Olivia setelah melihat Giselle pergi ke Spring Blossom. “Apa mungkin aku dan Rosalina terlalu banyak berpikir?,” tanya Olivia setelah tahu kalau Giselle pergi ke Spring Blossom.Junia juga tidak terlalu mengingat sosok perempuan itu. Dia hanya ingat kalau perempuan itu sangat cantik dengan pakaian yang bagus dan kacamata berlapis emas yang membingkai wajahnya. Perempuan itu sama sekali tidak mirip dengan Giselle. Lagi pula, Giselle sekarang tidak mungkin memiliki uang untuk memperkerjakan pengawal. Akhirnya, Junia berkata, “Aku rasa perempuan itu nggak mungkin Giselle. Lagi pula, kenapa Giselle harus menyamar menjadi orang lain untuk datang ke sini? Lagi pula, dia jelas-jelas sangat membencimu dan Rosalina. Bahkan dia mengatakannya secara gamblang tadi.”“Hal yang paling mungkin adalah kedua ora
Olivia juga turut gembira ketika melihat temannya bahagia. Di saat yang bersamaan, tepatnya di Cianter.Mobil Felicia melaju menuju Aurora Group. Gatara Group sudah cukup lama berniat untuk bekerja sama dengan Aurora Group. Oleh karena itu, Felicia juga cukup sering muncul di Aurora Group sebagai pengambil keputusan sementara di Gatara Group. Selain itu, para pegawai Aurora Group juga sudah mulai terbiasa dengan kemunculan Felicia di perusahaan mereka. Riko Arahan selalu bersikap sopan kepada Felicia. Bahkan Felicia tetap bisa naik ke lantai atas di mana ruangan Riko berada, sekalipun dia belum membuat janji sebelumnya. Beberapa menit kemudian, Felicia sudah berada di ruangan CEO Aurora Group. Felicia langsung tersenyum ketika melihat sosok Rika Arahan yang masih berpenampilan layaknya seorang laki-laki seraya berkata, “Pak CEO, kamu akan semakin membuat hati para gadis itu hancur kalau kamu pakai baju seperti ini terus. Lagi pula, semua orang sudah tahu kalau kamu perempuan. Mere
Rika mempersilakan Felicia untuk meminum tehnya. Felicia perlahan mengambil teh yang dihidangkan untuknya tanpa sungkan lalu menyesapnya.“Tehnya nikmat sekali.”“Semua makanan dan minuman yang ada di kantorku adalah pemberian Ricky dan semuanya sangat lezat. Dia memang tidak main-main kalau memberikan sesuatu,” ujar Rika penuh rasa bangga.Namun, teh yang dihidangkan oleh Felicia bukanlah teh yang diberikan oleh Ricky, melainkan milik Rika yang dia beli sendiri. “Apa tidak ada kesempatan sama sekali yang bisa kamu berikan di obrolan kita terakhir waktu itu?” tanya Felicia setelah meletakkan cangkir teh di atas meja.Rika menatap Felicia dalam lalu berkata, “Aku setuju untuk bekerja sama denganmu, tapi tidak dengan Gatara Group.”Rika sangat menghormati sosok Felicia bukan keluarga Gatara. Lagi pula, dia tidak menganggap Felicia sebagai perwakilan dari Gatara Group. “Terima kasih karena telah menghormatiku. Kalau begitu, bagaimana kalau malam ini aku mentraktirmu makan?” Rika tidak
Rika sempat terdiam selama beberapa saat lalu berkata, “Mereka tumbuh besar bersama. Rasanya, mustahil untuk memutus hubungan mereka dengan tiba-tiba karena mereka memiliki rasa persaudaraan yang cukup erat.”“Aku tahu, kok.”Di mata ketiga kakak laki-lakinya, Felicia hanyalah orang asing yang tiba-tiba masuk dan merusak hubungan persaudaraan di antara mereka dan Fani. Kemunculan Felicia sudah menggeser posisi Fani di keluarga Gatara.Pada awalnya, kepala keluarga Gatara masih lebih condong kepada Fani. Bahkan mereka sempat berpikir kalau Felicia tidak akan mungkin bisa mengambil alih keluarga Gatara. Karena ibunya terus mengkritik Felicia tanpa henti. Sampai akhirnya, dua tahun berlalu dan ada banyak kejadian besar yang terjadi di dalam keluarga Gatara. Felicia pun akhirnya menjadi orang yang bertanggung jawab mengatur seluruh keluarga Gatara, termasuk seluruh bisnis Gatara Group. Di sisi lain, Fani justru harus tersingkir dan ditendang keluar dari keluarga Gatara. Sekarang, dia tida
Rika juga sudah banyak membantu Odelina. Lagi pula, orang-orang di Cianter sudah menyadari kalau sosok perempuan yang berasal dari keluarga Hermanus dan datang dari Mambera itu adalah titisan dari kepala keluarga Gatara yang sebelumnya. Perempuan itu datang ke Cianter dengan tujuan untuk menantang keluarga Gatara. Bisnis yang dijalani Odelina serupa dengan bisnis utama keluarga Gatara. Bisa terlihat dengan jelas kalau Odelina memang ingin mengambil alih bisnis keluarga Gatara. Selain itu, ada beberapa anggota keluarga Gatara yang mendukung Odelina secara diam-diam. Felicia hanya tersenyum lalu meminum kembali teh yang dihidangkan sambil menikmati aroma teh. “Kring! Kring!”Ponsel Felicia tiba-tiba saja berdering. Dia meletakkan cangkirnya lalu mengambil ponselnya untuk melihat siapa yang menghubunginya.“Mamaku yang menelepon. Mungkin, dia tidak mau merawat papaku di rumah sakit,” ujar Felicia. Ayahnya sekarang sedang dirawat di rumah sakit. Hubungan antara ibu dan ayahnya juga ter
“Oke, aku nanti akan ke rumah sakit. Mama segera pulang saja dan beristirahat,” balas Felicia tanpa penolakan sama sekali. Patricia sempat terdiam sejenak lalu berkata, “Kamu cukup datang dan duduk selama satu jam tanpa perlu bersusah payah merawatnya. Lagi pula, dia belum merasakan kasih sayang yang mendalam kepadamu sebagai anak kandungnya.”Pada awalnya, Patricia juga belum memiliki kasih sayang seorang ibu ketika Felicia kembali ke sisinya. Namun, lama-kelamaan perasaan itu tumbuh di dalam hati Patricia. Bagaimanapun juga, Felicia adalah anak yang dikandungnya selama sembilan bulan dan ada darahnya mengalir di tubuh Felicia. Namun, hal itu tidak terjadi pada Cakra. Karena dia tidak membesarkan Felicia dengan tangannya sendiri, jadi dia tidak merasakan kasih sayang apa pun kepada putri kandungnya itu. Selain itu, Felicia tidak mewarisi nama keluarga Vikar, sedangkan ketiga kakaknya menggunakan nama keluarga Vikar di nama mereka. Oleh karena itu, sulit bagi Cakra untuk menerima Fel
“Mamaku lelah dan mau pulang. Papa memintaku ke rumah sakit untuk menjaganya,” ujar Felicia tanpa menyembunyikan apa pun di depan Rika. Sebenarnya, Felicia ingin sekali mengenal Rika lebih dekat kalau saja dirinya bukan pemimpin keluarga Gatara. Karena menurutnya, mereka berdua sangat cocok untuk berteman. Rika hanya tersenyum sinis tanpa mengatakan apa pun. Tidak lama kemudian, Felicia berdiri dan berpamitan kepada Rika setelah dia selesai menikmati tehnya. Rika mengantar Felicia sampai ke dalam lift ketika mereka bertemu Ronald yang baru saja keluar dari lift. Mereka semua saling menyapa dan kedua kakak beradik itu berdiri di depan lift sambil melihat Felicia berjalan masuk ke dalam lift sampai pintu lift tertutup sepenuhnya. Mereka berdua kembali ke kantor mereka masing-masing setelah Felicia hilang dari pandangan mereka. Ronald bertanya kepada Rika sambil berjalan, “Kenapa Felicia datang lagi?”Rika menatap adik laki-lakinya lalu berkata, “Dia ingin melanjutkan persaingan untuk
Rika mengambil kotak yang disodorkan adiknya. Kemudian membukanya untuk melihat isinya dan kembali menutupnya dengan cepat. “Perhiasan yang kamu berikan ini bukan model yang kusuka,” ujar Rika lalu mengembalikannya kepada Ronald. Lagi pula, Rika juga memiliki banyak sekali uang. Dia bisa membeli barang-barang mewah dan mahal apa pun yang diinginkannya. Selain itu, ibu mertuanya juga memberikannya banyak sekali perhiasan. Namun, dia tidak terbiasa mengenakannya. Bahkan Nenek Sarah juga sempat memberikannya beberapa perhiasan mahal. Nenek Sarah lahir dari sebuah keluarga berada. Namun, keluarganya sempat mengalami kebangkrutan sampai akhirnya mereka kembali bangkit. Setelah itu, Nenek Sarah mengoleksi banyak sekali perhiasan yang sangat berharga. Dia memberikan beberapa perhiasannya kepada menantunya, tapi perhiasan itu masih tersisa cukup banyak. Akhirnya, Nenek Sarah mengatakan kalau siapa pun yang bisa melahirkan cucu perempuan untuknya, maka mereka akan mendapatkan banyak sekali
Yuna mengangguk."Sore nanti ajak Russel bersama ke sini." Setelah berpikir sejenak, Yuna menambahkan, "Dokter Panca bilang, waktu Kakek Setya nggak banyak lagi. Biarkan dia bertemu dengan anak-anak satu per satu." Semua orang saling memandang. Olivia dengan cemas bertanya, "Penyakit apa yang diderita Kakek Setya?" "Mungkin karena luka lama yang meninggalkan efek samping, ditambah usia lanjut. Orang tua pasti punya penyakit kecil di sana-sini," jawab Yuna sambil menghela napas, dia tidak melanjutkan lebih jauh. Dokter Panca sudah menyuruh mereka bersiap secara mental. "Sore nanti, aku akan menjemput Russel, lalu kita akan datang bersama." Olivia juga memahami bahwa usia Setya yang sudah sangat tua, ditambah keinginannya yang sudah terpenuhi, mungkin tidak akan bertahan lama lagi. "Apakah perlu memberi tahu Kak Odelina agar pulang?" "Untuk sementara nggak perlu. Kakek Setya belum menyerahkan bukti-buktinya ke aku, jadi dalam waktu dekat sepertinya nggak akan ada apa-apa. Saat dia
Wajah Yuna berubah drastis. “Dokter Panca, apakah nggak ada cara agar Om Setya bisa hidup beberapa tahun lagi?” Dokter Panca berkata, “Saya dan murid-murid saya sudah pakai semua obat terbaik yang kami tanam untuknya. Kami sudah melakukan yang terbaik. Dia bisa bertahan sampai sejauh ini, pertama karena kami membantu memulihkan tubuhnya, dan kedua karena obsesi yang ada di hatinya.” “Meski dendam besar mamamu belum terbalaskan, melihat kalian hidup dengan baik, memiliki kekuatan dan dukungan, Om Setya merasa lebih tenang. Dia percaya bahwa balas dendam untuk ibumu bisa diserahkan sama kalian, jadi dia bisa pergi menemui majikannya dengan hati lega.” “Begitu obsesi itu hilang, seperti yang saya katakan sebelumnya, semangatnya akan turun. Ketika itu terjadi, dia nggak akan bertahan lama lagi. Apalagi, usianya sudah hampir seratus tahun. Bahkan kalua hari itu tiba, kalian harus menerimanya dengan tenang.” Hidup hingga seratus tahun, meski sering diucapkan, berapa banyak orang yang be
Sama seperti para lelaki di keluarga menantunya. Tidak heran kedua keluarga itu bisa memiliki hubungan yang erat. Mereka adalah orang-orang yang sejenis. “Dokter Panca,” sapa Stefan dengan hormat. Lelaki tua itu mengangguk lagi. Kemudian, dia memperkenalkan beberapa teman lamanya kepada pasangan itu. Terakhir, dia menunjuk Setya dan berkata kepada Olivia, “Bu Olivia, kakakku ini adalah orang yang selama ini kalian cari. Tantemu memanggilnya Om Setya.” “Dokter Panca, panggil aku Olivia saja,” kata Olivia dengan sopan. Dia menoleh ke Setya dan menyapanya, “Kakek Setya.” Sebagai generasi muda, Olivia belum pernah bertemu dengan asisten tua itu, dan begitu pula sebaliknya. Karena itu, baik Olivia maupun Setya, tidak memiliki perasaan emosional yang sama seperti Yuna. Setya tersenyum dan mengangguk, lalu berkata, “Kamu pasti Olivia, 'kan?” Bu Yuna benar, Olivia tidak begitu mirip dengan Reni. Sekilas terlihat sedikit mirip, tapi kalau diperhatikan lebih saksama, ternyata nggak. Keli
“Om Setya, putri sulung Reni sudah pergi ke Cianter untuk berkarier. Anda untuk sementara nggak bisa bertemu dengannya,” kata Yuna dengan suara lembut.Dia tahu alasan Setya sering memandang Amelia. Mungkin lelaki itu khawatir bahwa keluarga ibunya tidak ada yang mampu mengambil alih keluarga Gatara. Setya sangat setia, dan menganggap keluarga Gatara itu adalah milik keturunan majikannya.Meskipun Patricia telah duduk di posisi kepala keluarga selama lebih dari 40 tahun, Setya tetap tidak mengakui kedudukan Patricia yang sah. Perempuan itu tidak ingin Setya hidup, karena selama dia masih hidup, Patricia selalu merasa posisinya tidak kokoh. Tanpa Setya, dengan semua saudaranya ang telah tiada, mengambil alih keluarga Gatara menjadi hal yang wajar baginya, sehingga dia akan merasa lebih percaya diri. “Olivia sedang dalam perjalanan. Sebentar lagi Anda bisa bertemu dengannya,” “Olivia lebih mirip ayahnya, sedangkan Odelina lebih mirip Reni. Anak laki-laki Odelina, Russel, sangat mirip
Yuna menangis sejadi-jadinya di depan nisan adiknya. Namun, tidak peduli seberapa keras tangisnya, dia tidak dapat menghidupkan kembali adiknya. Satu hal yang bisa dia lakukan hanyalah menjadi sosok ibu bagi kedua keponakannya dan memberikan mereka lebih banyak kasih sayang.Yuna dan adiknya mengalami masa kecil yang tragis. Kemudian, keduanya dipisahkan oleh dua alam yang berbeda. Setelah mengetahui penyebab kematian orang tuanya, Yuna sangat membenci Patricia.“Kalau nggak ingin orang tahu apa yang kamu lakukan, lebih baik nggak usah lakukan. Dia akan membayar harga atas semua perbuatannya,” ujar Setya dengan penuh kebencian.“Benar, Om. Dia akan bayar harga atas semua yang telah dia lakukan.”“Aku yang nggak berguna. Aku nggak punya banyak bukti. Hanya ada sedikit. Karena orang-orang yang tahu masalah ini sudah mati semua, jadi sulit untuk memberatkannya dengan bukti yang sedikit ini.” Usai berkata, Setya kembali menyalahkan dirinya sendiri dan menangis.“Aku nggak peduli ada bukti
Tahun lalu, Setya baru saja kembali dari gerbang kematian. Setelah mendengar perkataan Panca, Setya pun berusaha menenangkan dirinya. Dia menganggukkan kepala kepada teman-temannya, lalu berkata kepada yuna, “Non Yuna, aku akan berusaha tetap hidup. Sampai kalian membalaskan dendam orang tuamu, agar Bu Patricia terima hukuman atas perbuatannya. Kalau nggak, aku nggak bisa mati dengan tenang.”“Ini juga salahku. Selama bertahun-tahun, aku nggak bisa membalaskan dendam orang tuamu. Aku juga nggak bisa temukan keberadaan kamu dan adikmu.”Kalau saja Setya menemukan Yuna dan Reni lebih awal, Reni tidak akan meninggal secepat ini. Setya gagal melindungi kepala keluarga Gatara sebelumnya, juga gagal melindungi kedua putri kepala keluarga Gatara sebelumnya. Setya merasa sangat bersalah.Setya yang telah menjalani pelatihan khusus menjadi asisten terpercaya kepala keluarga Gatara. Dia telah melakukan banyak hal untuk kepala keluarga Gatara. Namun pada akhirnya, dia gagal melaksanakan dua hal t
Yuna memanggil pria itu Setya, adik Yuna juga ikut memanggilnya dengan nama itu. Setiap kali Yuna dan adiknya memanggil Setya, pria itu selalu menjawab sambil tersenyum.Dalam ingatan Yuna yang samar-samar, orang tuanya dan Setya sangat sibuk. Namun, kesehatan ibunya kurang baik, jadi ibunya sering meminta bibinya yang tidak lain adalah Patricia untuk melakukan sesuatu.Sekarang kalau dipikir-pikir, justru karena ibunya Yuna sakit. Jadi ibunya Yuna mau tidak mau sering minta Patricia mengurus perusahaan dan urusan keluarga, sehingga timbul keinginan di dalam hati Patricia untuk merebut kekuasaan.Patricia pasti merasa dia telah berbuat banyak, tapi semua orang tetap berpihak pada ibu Yuna. Oleh karena itu, Patricia ingin mengambil alih. Karena dia mengira hanya dengan menjadi kepala keluarga, semua orang akan sepenuhnya berpihak padanya.“Huh ....”Syuna memanggil Sety, Setya menghela napas sambil menahan air matanya. Keduanya sama-sama tidak memiliki kesan mendalam terhadap satu sama
Stefan tertawa pelan. “Oke, asal kamu nggak berebut dengan tantemu untuk dapat perhatian, sebenarnya kamu akan merasa sangat bahagia. Ada begitu banyak orang yang sayang sama kamu. Cepat gosok gigi dan cuci muka. Habis itu ambil tasmu dan turun untuk sarapan dulu. Nanti om sopir yang antar kamu ke sekolah. Om dan tantemu ada urusan, nggak bisa antar kamu.”Russel memanyunkan bibir lagi. Namun pada akhirnya, dia tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia pun pergi mencuci muka dan menggosok gigi dengan tenang. Sedangkan Stefan kembali ke kamarnya untuk membangunkan Olivia. Dia memberitahu Olivia kalau Dokter Panca membawa asisten nenek Olivia ke rumah keluarga Sanjaya.Olivia langsung bangun dan mandi secepatnya. Selesai ganti baju, dia bergegas turun bersama suaminya. Di sisi lain, Aksa juga telah membangunkan orang tuanya. Begitu mengetahui kedatangan para pria tua dan salah satu di antaranya adalah guru Kellin, Yuna langsung keluar dari kamar. Namun, suaminya segera menghentikannya.“Yuna, k
Mereka berdua sedang bertelepon, tapi Stefan malah bilang kalau dia tidak bicara dengan Aksa. Karena Aksa tahu Stefan pasti sedang mengurus Russel, Aksa pun tidak marah.“Oke, kamu bisa bicara sekarang.” Stefan akhirnya bicara dengan Aksa.Kalau bukan karena tahu Olivia masih tidur saat ini, Aksa sungguh tidak ingin menelepon Stefan. Dengar saja nada bicara Stefan, sangat menjengkelkan, bukan? Seolah-olah Aksa akan melapor ke Stefan saja.Aksa pun berkata sambil menahan amarahnya, “Dokter Panca bawa asisten nenekku datang ke sini. Selain mereka berdua, ada beberapa pak tua lainnya. Mereka mungkin para master yang menguasai dunia beberapa puluh tahun yang lalu. Kamu bilang sama Olivia. Kalau kamu bisa datang, kamu temani Olivia datang ke sini sebentar.”“Dokter Panca?” Stefan spontan mengerutkan kening. “Kamu yakin orang itu Dokter Panca?”“Aku nggak yakin. Makanya aku suruh Jonas datang. Jonas pernah bertemu dengannya. Tapi aku rasa mereka nggak akan berbohong. Nggak akan ada yang bera