Beberapa menit kemudian.âKak Odelina,â panggil Ricky. Dia masih menunggu Odelina di sana. Begitu Odelina tiba, dia langsung membuka pintu.âRicky, terima kasih.ââSudah dibilang, Kakak jangan sungkan sama aku. Kak, kalian bicara saja, aku mau urus urusanku dulu.âRicky keluar dari kamar dan membiarkan Odelina masuk. Dia berkata pada Dimas dan pengawal yang lainnya, âKalian tunggu di sini dan jangan biarkan orang lain mendekat.âMeski lantai paling atas tidak bisa diakses oleh semua orang, lebih baik dia berjaga-jaga terlebih dahulu. Ketika Odelina masuk, kedua perempuan paruh baya itu sudah duduk di sofa. Di depan mereka terdapat minuman dan makanan ringan.âBu Odelina,â panggil mereka sambil melepaskan masker dan kaca mata. Karena sudah memutuskan untuk bertemu, mereka juga harus menunjukkan wajah asli mereka. Kedua orang tersebut tidak terlihat terlalu tua, dan sangat terawat.âSilakan duduk,â ujar Odelina mempersilakan.Perempuan itu mengambil teko air panas dan menyeduh teh untuk
âUntuk membangkitkan kembali keluarga Gatara harus mengandalkan generasi muda. Selama generasi muda keluarga kita ada kemampuan, mereka seharusnya mendapat posisi yang penting. Menurut Tante apakah benar?âPamannya sudah tua, meski berambisi, mereka juga sudah tidak ada energi seperti dulu lagi. Yang mereka cari sekarang adalah masa depan untuk anak dan cucunya. Ucapan Odelina merupakan sebuah janji yang tersirat.Jika posisi kepala keluarga kembali pada keturunannya, maka semua anak muda di keluarga Gatara pasti akan mendapat kesempatan. Hal ini menunjukkan bahwa dia bisa menerima keberadaan orang lain dengan potensi yang beragam.Kedua tantenya saling berpandangan sejenak. Setelah itu Aura berkata, âBenar, Bu Odelina memang keturunan dari kepala keluarga sebelumnya. Dulu dia juga berpikiran yang sama. Ketika dia masih mengurus keluarga ini, keluarga Gatara merupakan keluarga yang nggak berani diremehkan di Cianter.âTidak seperti sekarang, semua orang tidak menganggap mereka. Meski m
âTerima kasih sudah mengingatkanku, aku pasti hati-hati.âFelicia memang serigala berbulu domba dan Odelina sudah tahu hal itu dari awal. Ada begitu banyak keluarga Gatara dan Odelina paling sering berinteraksi dengan perempuan itu. Felicia juga tidak pernah menutupi sifat aslinya ketika di depannya.âBu Odelina, kami kembali dulu. Kalau ada keperluan, bisa perintahkan kami kapan pun.âOdelina bangkit berdiri dan membawa mereka keluar dari ruangan. Setelah itu, dia kembali ke dalam ruangan dan membereskan meja sofa. Setelah keluar dan mengunci pintu, dia bertanya pada Dimas, âNggak ada yang naik, âkan?ââNggak ada.ââKita juga pergi,â ujar Odelina lagi. Beberapa pengawal lainnya mengikutinya dari belakang.***Kota Malinjo.Sebuah perusahaan baru didirikan di gedung perkantoran 28 lantai. Meski baru berdiri, jumlah karyawan dalam perusahaan tersebut cukup banyak. Sebagian besar karyawan merupakan orang yang dipilih oleh Bram dari berbagai tempat.Dia bilang sama keluarga Baruna bahwa d
Setelah menghabiskan selama beberapa waktu bersama dengan perempuan yang menjadi takdirnya, Bram semakin mencintainya. Karena semakin cinta, dia takut membuat Chintya ketakutan.Biasanya Bram tidak takut dengan apa pun. Selalu orang yang takut dengannya. Di hadapan Chintya, dia merasa menjadi lemah dan takut dengan apa pun.âBram, aku tanya sama kamu. Kapan kami boleh ke sana bertemu dengan besan? Semua persiapan lamaran sudah siap, setiap kami memikirkan apa yang kurang, pasti akan langsung dibeli. Dijamin proses lamarannya sempurna,â ujar ayahnya tidak sabar.Bram juga tidak sabar, karena dia sudah hampir berusia 40 tahun. Dia dan Daniel sama-sama lelaki lajang yang berusia lanjut di Mambera. Tentu saja dia cemas.  âPa, aku masih belum menyatakan perasaanku. Bagaimana kalian mau melamar?âAyahnya berseru, âSudah begitu lama tapi kamu masih belum menyatakan perasaan? Ada apa? Dia ada orang yang disukai? Atau kamu yang takut?ââPa, kamu merasa waktunya lama, tapi sebenarnya singkat. A
Ketika ibunya baru menerima ponsel, dia berkata, âAnak nakal itu sudah matikan teleponnya.ââBeraninya anak itu mematikan teleponku,â marah ayahnya.âKita benar-benar dibuat pusing karena anak nakal ini. Dari dulu sudah kenalkan dia banyak calon, tapi nggak ada yang dia sukai. Setelah tahu dia ada masalah, dan akhirnya ada yang bisa menolongnya. Tapi anak ini malah lambat dan ragu-ragu.ââNyatakan, melamar, menikah, melahirkan anak. Memangnya susah?â ujar Ardian.Kania berkata, âBram nggak pernah pacaran dan nggak ada pengalaman. Sekarang dia masih meraba. Dia nggak sama seperti orang lain. Selama ada dia di Kota Malinjo, nggak ada lelaki lain yang mendekati Chintya. Tenang saja.ââPernikahan itu masalah seumur hidup, nggak bisa buru-buru. Harus mereka sama-sama bersedia baru bisa bahagia. Kita nggak bisa memaksanya menikah. Yang ada nanti menjadi dendam.âKeluarga Baruna tidak bisa dibandingkan dengan keluarga Ardaba. Namun, sanggar mereka sudah berdiri sangat lama di Kota Malinjo. Mu
Chintya bertanya sambil tersenyum.âAku baru saja berhasil menegosiasikan satu bisnis besar. Kontrak ini bisa menghasilkan keuntungan puluhan miliar. Malam ini aku traktir semua orang makan malam untuk merayakannya.âChintya tertawa dan berkata, âNggak perlu, beli saja lauk dan kita masak sendiri di rumah. Kalau ke restoran akan menghabiskan uang banyak, mamaku akan merasa sayang dan mulai mengomel kalau anak muda hanya bisa boros. Dia selalu bilang, uang untuk makan di restoran kalau digunakan beli sayur bisa bikin lauk satu meja makan hingga penuh.âBram tahu jika ibunya Chintya suka mengomel, tetapi jika diundang untuk makan, perempuan itu akan datang paling cepat. Bahkan berdandan dan terlihat jauh lebih muda.âNggak apa-apa. Aku sudah kebal dengan omelan Tante. Uang itu untuk dihabiskan karena kita harus menikmati hasil jerih payah kita. Jangan pelit sama diri sendiri.âSejak dia tinggal di sini, awalnya semua orang mengira dia hanya tinggal beberapa hari. Setelah itu, ternyata di
Bram tertawa dan berkata, âKalau semuanya aku selesaikan, apa yang dilakukan karyawanku? Setidaknya harus kasih mereka kesempatan. Yang penting siang hari aku bisa hadir di kantor.âJika di Mambera, dia tidak akan ke kantor selama setengah bulan. Berbagai hal di perusahaan diserahkan pada petinggi di perusahaan. Kecuali hal yang paling penting saja baru dia kembali ke kantor.Orang sibuk seperti dia, tidak mungkin setiap hari ke kantor. Bram tidak hanya mengurus sebuah usaha, masih ada banyak hal yang harus diurus. Siapa suruh ayahnya sudah pensiun dini. Hanya memegang nama sebagai pemimpin utama, tetapi pada faktanya, semua urusan menjadi tanggung jawabnya.âSeakan-akan kamu ke kantor berarti sangat menghargai orang itu. Itu kantormu, uang yang dihasilkan juga masuk ke dompetmu, bukan karyawanmu. Kalau malam harus ada pertemuan, kau bilang saja. Nggak perlu khawatir pulang malam nggak bisa masuk rumah. Asalkan kamu telepon aku, aku akan membuka pintu untukmu.âIbunya biasa pukul 11 ma
âBaik-baik saja. Pagi ini aku menemani dia periksa kehamilan. Bayinya berkembang dengan baik. Ketika USG, bayinya terlihat sudah bisa bergerak. Tapi Junia masih belum merasakan pergerakannya. Dokter bilang biasanya minggu ke-16 baru bisa merasakan pergerakan.âBram ingin berkata jika tidak bergerak bukankah ada apa-apa? Sepupunya berbicara dengan aneh, tetapi dia bisa mengerti karena pengalaman pertama menjadi ayah. Kemungkinan jika dia dan Chintya menikah dan istrinya hamil, dia juga akan sama seperti Reiki.Itu masih jauh di masa depan. Sekarang dia bahkan belum menyatakan perasaannya. Dia tidak tahu kapan bisa memenangkan hati gadis pujaannya dan menjadi ayah. Semoga sebelum berusia 40 tahun dia sudah bisa jadi ayah.âKak, ada masalah?âHubungan Reiki dengan kakak sepupunya sangat baik. Namun, keduanya jarang berkomunikasi jika tidak ada hal penting karena keduanya sama-sama sibuk. Jika ada yang menghubungi berarti ada kendala. Reiki terdengar sedikit gagap sehingga Reiki secara oto
â⊠kan bisa saja apa yang aku minta kalian nggak bisa bantu, makanya aku minta bantuannya ke kakak iparku. Kak Olivia sudah pergi ke Vila Ferda, Kak Rika masih belum resmi masuk keluarga Adhitama dan aku juga nggak begitu dekat sama dia. Cuma Kak Rosalina saja yang bisa kuminta bantuan. Memang nggak boleh aku minta tolong sama dia?âRosalina adalah kakak iparnya yang paling tua, tetapi keluarga Adhitama ini terdiri dari beberapa anak lelaki dari ayah yang berbeda sehingga Olivia secara tidak langsung hanya ipar tiri statusnya. Hanya Rosalina saja yang bisa dianggap sebagai ipar dari saudara kandung.âRosalina bahkan nggak kenal dan nggak pernah ketemu sama cewek yang kamu suka. Dia nggak bakal bisa bantu banyak juga, jadi mending kamu nggak usah ganggu dia. Kalau ada apa-apa, bilang ke aku saja. Kalau aku rasa Rosalina bisa bantu, nanti biar aku yang ngomong ke dia.ââIni bukan soal si Rubah, tapi soal Nana. Kak Rosalina kan kenal sama Nana dan seharusnya mereka juga pernah berinteraks
âIni mah banyak banget!â keluh Samuel.âKamu pikir kami semua sesantai kamu? Kamu saja yang bisa santai, aku dan Kak Stefan setiap hari sibuknya bukan main.ââKata siapa aku santai? Aku juga punya kesibukan sendiri, kok.ââMasa? Aku nggak pernah lihat kamu sibuk.ââ.âŠâSamuel tidak ditempatkan di kantor pusat Adhitama Group, jelas saja para kakak yang lebih tua tidak pernah melihat Samuel sibuk. Ini salah Samuel sendiri yang tadi mengatakan kalau dia sedang senggang. Bukankah akan lebih baik jika dia terus terang saja apa tujuan dari kedatangannya ke sini?âKak Stefan jauh lebih capek dari aku,â ucap Calvin.Stefan adalah kunci dari Adhitama Group. Meskipun urusan sepele tidak perlu melalui persetujuan Stefan lagi, tetap saja masih ada banyak urusan lain yang harus dia tangani secara langsung. Adhitama Group sangat besar. Setiap ari ada saja pekerjaan yang harus Stefan urus, belum lagi rapat yang tidak pernah ada habisnya dan sesekali harus pergi menjamu klien.Saat masih bertunangan,
Masih berbicara dengan suaminya di telepon, Rosalina berkata, âKamu kan sibuk, beresin saja dulu sana. Aku mau menemani Nenek jalan-jalan lagi sebentar. Dia tadi habis marah-marah sama Dewi sampai mukanya merah semua.âSarah, ââŠ.âDi telepon Calvin tertawa sangat keras, tetapi dia cukup sadar diri untuk tidak menanyakan apa yang Dewi katakan kepada neneknya, supaya neneknya tidak melampiaskan kekesalannya dengan cara mengumbar aib Calvin yang lain. Setelah pembicaraan di telepon berakhir, Calvin meletakan ponselnya dan menyeruput kopinya. Sebelum dia meletakkan kembali gelasnya di atas meja, dia mendengar suara ketukan pintu.âMasuk,â ujarnya.Lantas pintu ruang kantornya terbuka dimasuki oleh Samuel. Melihat kedatangan adik kecilnya itu, Calvin pun dengan rapi meletakkan gelasnya kembali ke tatakan gelas dan berkata dengan senyum tipis di wajah, âTuben, ada angin apa kamu datang ke sini?ââAku merasa sedikit tersinggung Kak Calvin ngomong begitu. Aku ini adik kandungmu, lho.âSamuel d
Terlalu banyak cucu juga bukan hal yang baik.âNggak, kok. Nenek nggak bilang apa-apa tentang kamu. Jangan selalu berpikiran buruk tentang Nenek, ya,â ujar Rosalina dengan maksud bercanda.Mendengar itu, Nene Sarah dengan sengaja meninggikan suaranya, âRosalina, aku kasih tahu, nih. Calvin waktu kecil suka ngompol. Waktu umur dia lima tahun saja kadang-kadang masih suka ngompol. Dia selalu ngaku cari kamar mandi di mimpinya. Pas lagi nyari, begitu ketemu langsung pipis.ââNenek!â sahut Calvin di telepon.Ya, baiklah. Di antara kakak beradik itu, memang Calvin yang paling sering mengompol. Yang lain pada umumnya sudah tidak mengompol lagi di usia mereka sudah bisa berbicara. Begitu mereka ke kamar mandi sebelum tidur, mereka akan tertidur lelap sampai hari mulai terang. Berbeda dengan Calvin,dia justru banyak minum menjelang tidur dan tidak ke kamar mandi. Makanya, dia sering terbangun di tengah malam untuk pipis. Namun bagaimanapun juga, Calvin baru berusia 5-6 tahun dan masih dianggap
Nenek Sarah tersenyum, lalu dia berkata, âAku nggak peduli apa kata mereka. Toh cucuku ya milikku. Aku yang membesarkan mereka dari kecil, aku dan suamiku yang bersusah payah mendidik mereka dengan sepenuh hati. Aku yang paling tahu seperti apa sifat mereka, dan wanita seperti apa yang cocok dengan mereka. Aku cuma mau cucuku bahagia dan memberikan mereka istri yang pantas. Apa itu salah? Orang-orang bilang Olivia nggak pantas untuk Stefan. Mereka sering kali bertanya memangnya sudah berapa lama Olivia masuk ke keluarga Adhitama? Atau bertanya dengan kemampuan yang Olivia miliki, apa dia pantas untuk Stefan?âSarah dari dulu memang lebih menyayangi Olivia. Dia melanjutkan, âAku justru sangat berterima kasih sama Olivia karena dia mau menikah sama Stefan. Dengan sifat Stefan yang temperamental itu, bisa jadi dia nggak akan dapat pasangan seumur hidup. Bahkan para ahli juga pada bilang kalau Stefan dan Olivia itu memang ditakdirkan untuk jadi suami istri seumur hidup. Mereka mendapatkan
Tante Rida pernah berpesan kepada Rosalina. Andaikan Rosalina sungguh mencintai Calvin, maka terimalah cintanya. Jangan sampai Rosalina melewatkan kesempatan ini atau dialah yang akan menyesal nantinya.Setiap anak lelaki yang terlahir di keluarga Adhitama, entah di urutan yang keberapa pun, mereka sama-sama mendapatkan pendidikan yang setara. Cara mereka menyikapi hubungan asmara juga sama, yaitu fokus dengan pasangan masing-masing bahkan sampai ke tahap buta asmara. Mereka tidak akan jatuh cinta dengan mudah, tetapi sekali jatuh cinta, maka itu akan menjadi komitmen seumur hidup.âAku bisa mengerti. Memang ini sudah risiko menjadi bagian dari keluarga yang dikenal banyak orang,â ujar Sarah, seraya menepuk punggung tangan Rosalina dengan kasih sayang.Rosalina tersenyum dan berkata, âNek, yang aku bilang itu dulu. Sekarang aku sudah nggak merasa tertekan atau merasa minder lagi. Dulu aku merasa beruntung karena Calvin sudah memilih aku. Sekarang aku merasa aku pasti punya suatu kelebi
âDuduk dulu di sana, kita bicarakan pelan-pelan,â kata Nenek Sarah seraya menunjuk ke sebuah gazebo yang terletak tidak jauh dari mereka.âRosalina dengan lembut menanggapi ajakan itu dan menuntun Sarah menuju ke gazebo yang dimaksud. Setelah mereka sampai di sana dan duduk, Sarah memegang tangan Rosalina dan berkata kepadanya, âRosalina, tekanan menjadi menantu di keluarga Adhitama pasti berat, ya. Nggak peduli apa pun yang kalian lakukan, pasti akan selalu ada mata yang terus mengawasi setiap pergerakan kalian kalaupun kalian melakukannya dengan baik, nggak banyak orang yang kasih pujian ke kalian, dan kalau mereka merasa kalian kurang baik, pasti banyak yang menghujat. Kalau privasi kalian nggak terjaga dengan baik, pasti akan dengan mudah tersebar ke luar dan menimbulkan rumor yang jadi hiburan untuk orang lain. Ini akan bikin kalian sangat frustrasi dan kerepotan.âNamun ketika mendengar itu, Rosalina hanya mengatupkan bibirnya dan menjawab, âNek, aku baik-baik saja, kok. Awalnya
Sarah hanya ingin mencari topik pembicaraan dengan cucu menantunya itu, makanya dia pura-pura tertarik.âAku rasa mereka orang yang sama. Mereka sampai cari satu pengganti untuk menyamar jadi Giselle. Habis itu, Lisa juga muncul di depanku. Dia ingin buat aku nggak curiga. Target mereka sepertinya Olivia. Tapi karena aku paling kenal Giselle, jadi mereka mau nggak mau harus libatkan aku juga.âHanya dengan membuat Rosalina tidak curiga, Olivia baru akan berhenti curiga. Karena Rosalina kakaknya Giselle.âAku hanya ingin beritahu Olivia, biar bisa analisis bersama. Rasanya mereka sedang main catur besar di belakang. Nggak perlu terburu-buru. Mereka nggak buru-buru, kita juga nggak buru-buru. Makanya aku pagi ini baru datang ke sini, tapi ternyata Olivia sudah pergi.âRosalina merasa iri pada Olivia. âAku juga ingin libur, bawa anak-anak pergi main. Tapi sayangnya aku nggak punya keponakan.âRosalina memiliki adik perempuan, tapi Giselle juga belum menikah. Jadi dia belum memiliki kepona
âIya, Mama sudah tua, nggak usah keliaran ke mana-mana dan buat anak-anak khawatir,â kata Dewi.Sarah sengaja melotot ke arah menantunya. âKenapa kamu ikut-ikutan juga? Aku nggak keliaran. Sekarang aku diam saja di rumah, kan? Aku nggak ikut Oliv pergi gendong Audrey.âDewi langsung mengungkap kebohongan ibu mertuanya. âBukannya karena Mama selalu mau culik anak orang setiap kali pergi ke sana jadi sekarang mereka nggak mau terima kunjungan Mama?âWajah Sarah memerah. Rosalina spontan tertawa cekikikan.âRosalina, temani Nenek jalan-jalan. Suasana hati Nenek jadi nggak bagus karena tantemu. Dia nggak kasih aku cucu perempuan. Aku suka cucu orang lain, dia malah salahkan aku.ââMama juga nggak punya anak perempuan, masih saja mau salahkan aku. Memangnya kami yang nggak mau punya anak perempuan? Ada masalah dengan feng shui keluarga Adhitama. Aku curiga rumah dan makam leluhur kita ada di tanah milik seorang biksu,â kata Dewi sambil menutup mulut untuk menahan tawa.Keluarga Adhitama han