Junia juga berkata, “Iya, kamu kira seluruh Kota Mambera milik keluargamu? Setiap orang asing yang datang harus dapat izin dari keluargamu dulu.”Reiki tertawa pelan. “Aku nggak ngomong seperti itu. Ada bawahan yang melaporkan soal itu. Aku hanya ungkit sebentar.”Jika pengusaha biasa yang datang, Reiki tentu saja tidak akan membicarakan hal itu dengan Stefan. Namun situasi saat ini sedikit sensitif. Odelina pergi ke Kota Cianter. Ibu Odelina yang sudah meninggal adalah putri bungsu kepala keluarga Gatara sebelumnya di Kota Cianter. Eksistensi keluarga Gatara boleh dibilang cukup spesial di antara keluarga besar lainnya.Mereka semua tahu apa tujuan sebenarnya Odelina pergi ke Kota Cianter. Tiba-tiba, ada seorang bos besar tidak dikenal datang. Tidak ada yang tahu informasi detail orang tersebut pula. Ditambah lagi, orang itu datang dengan tergesa-gesa, juga pergi dengan tergesa-gesa. Jaringan informasi keluarga Ardaba pun melaporkan orang yang cukup menarik perhatian itu.Bram masih b
Yose menganggukkan kepala. Selama kedua bayi sudah kenyang, mereka bisa tidur siang selama dua hingga tiga jam.Setelah para perempuan pergi dan memastikan mereka tidak akan mendengar percakapannya, Stefan baru berkata pada Yose, “Yose, kalian mungkin sedang diawasi. Lebih tepatnya, orang itu mengawasi Liam.”Raut wajah Yose berubah ketika mendengar hal itu. Reiki tidak mengerti. Stefan berkata lagi, “Reiki bilang ada pria misterius yang datang ke Kota Mambera dengan membawa sekelompok pengawal. Dia datang dan pergi dengan cepat. Kebetulan kalian datang ke sini hari ini, bawa Liam lagi. Aku merasa dua hal ini mungkin saling terkait.”Yose adalah pemimpin Ferda Group, juga tokoh terkenal di Kota Aldimo. Siapa pun yang berani mengawasi Yose tidak bisa dianggap remeh. Terutama karena mereka tahu ada Totem di punggung Liam. Liam juga menanggung dendam besar. Di keluarga Liam, semua orang sudah sudah dibunuh. Kecuali Liam yang waktu itu dibawa kabur oleh pengasuhnya hingga ke Kota Dawan.Or
“Dua hari lagi Liam akan pergi lagi. Mau bertemu dengannya lagi mungkin harus tunggu sampai Tahun Baru. Biarkan dia bersenang-senang selama dua hari ini.”Stefan dan Reiki serentak menganggukkan kepala, berjanji akan merahasiakan hal ini. Liam masih kecil. Sekarang dia masih belum tahu kalau dia menanggung dendam yang begitu besar di usianya yang masih sangat muda.Liam juga tidak mengerti mengapa guru dan yang lainnya memiliki tuntutan yang sangat tinggi terhadapnya. Semua orang tidak ingin Liam membunuh siapa pun, tapi mereka juga tidak bisa membiarkan Liam dibunuh. Liam harus memiliki kemampuan yang cukup untuk melindungi dirinya sendiri.Kalau soal balas dendam, ada hukum yang berlaku. Setelah Liam dewasa, dia akan mengumpulkan cukup bukti. Semua musuhnya akan diadili.Setelah perubahan yang terjadi pada keluarga Lambana, mereka tahu bagaimana menggunakan hukum untuk menegakkan keadilan bagi diri mereka sendiri. Mereka bisa membalas dendam dan melampiaskan amarah mereka tanpa menje
Odelina ingin keluar jalan-jalan sebentar sambil mengamati pasar. Odelina tidak tampak terkejut ketika dia dicegat oleh orang suruhan Patricia. Cepat atau lembat, Patricia akan menyuruh seseorang datang untuk mencari Odelina. Akan tetapi, Odelina tidak menyangka akan secepat ini.“Ada apa?”Pengawal keluarga Gatara berkata dengan sopan, “Bu Odelina, Bu Patricia mengadakan perjamuan di rumah malam ini. Beliau mengundang Bu Odelina datang untuk makan malam bersama. Bu Patricia berharap Bu Odelina nggak menolak. Karena kalian masih kerabat, sudah sewajarnya saling berkunjung.”“Bu Patricia juga bilang sudah menyiapkan kamar di rumah. Beliau ingin Bu Odelina pindah ke sana. Iya kalau Bu Patricia nggak tahu Bu Odelina ke sini. Karena tahu, beliau pasti nggak akan membiarkan Bu Odelina tinggal di hotel.”Sekalipun Blanche Hotel adalah hotel dibawah naungan Adhitama Group.“Kamu pulang dan beritahu Bu Patricia, nanti malam aku akan ke sana. Kalau soal tinggal di sana, nggak perlu. Aku nyaman-
“Nanti aku ke Aurora Group untuk bertemu Rika. Aku coba tanya sama dia sempat nggak nanti malam. Kami berdua akan temani kamu. Malam ini kita nggak perlu khawatir perempuan tua itu akan apa-apakan kamu. Kami berdua ikut ke sana supaya dia tahu. Sekalipun kamu datang sendiri, di belakangmu ada orang lain. Dia ingin hancurkan kamu di Kota Cianter juga harus pikir matang-matang dulu. Sekalipun nggak takut dengan kita, kekuatan Rika di Kota Mambera cukup untuk buat Patricia takut.”“Rasanya nggak enak seret-seret Rika. Pada dasarnya, Aurora Group dan Gatara Group hidup bersama dengan damai dan tenteram. Kita nggak bisa seret Rika hanya karena dendam pribadi dengan keluarga Gatara.”Melibatkan Ricky adalah hal yang tidak bisa dihindari Odelina. Adik Odelina adalah kakak iparnya Ricky. Sekalipun Ricky tidak melakukan apa pun, di mata Patricia, Ricky tetap saja berada di pihak Odelina.“Nggak ada istilah seret-seret. Rika akan jadi istriku kelak, jadi menantu keluarga Adhitama. Kalau begitu,
Ricky memegang buket uang besar dan berdiri di depan pintu ruang rapat besar Aurora Group. Rika sedang rapat. Perempuan itu benar-benar lebih sibuk dibandingkan Ricky.Apa daya, Rika mengelola perusahaan yang begitu besar. Setiap hari ada rapat yang tidak ada habisnya. Selain itu, juga ada banyak dokumen yang harus diurus, serta banyak klien yang perlu ditangani.Sudah hampir jam pulang kerja. Langit di luar sudah mulai gelap. Rika masih sedang rapat. Angin di sore menjelang malam bertiup kencang. Ricky sudah mengantisipasi hal ini. Sebelum keluar, dia sengaja mengenakan mantel. Dengan begitu, nyaman bagi Rika untuk menghangatkan diri dengan memeluknya nanti.Seandainya Rika tahu apa yang dipikirkan Ricky, dia pasti berkata kalau dia tidak perlu memeluk Ricky untuk menghangatkan diri.Setelah Ricky menunggu selama sepuluh menit, akhirnya pintu ruang rapat dibuka. Para pejabat perusahaan yang menghadiri rapat satu per satu keluar dari ruangan itu. Begitu keluar, mereka melihat Ricky yan
Ronald pergi sambil tertawa. Setelah berjalan beberapa langkah, dia kembali lagi. Dia mencondongkan wajahnya ke depan Ricky dan bertanya dengan hati-hati, “Ricky, kamu benar-benar laporkan aku ke mamaku?”“Selama kamu diam, aku juga nggak akan ngomong apa-apa.”Pokoknya keduanya saling berkaitan. Ricky takut Rika marah, sedangkan Ronald takut orang tuanya mendesaknya untuk menikah. Sekalipun kedua orang tuanya tidak akan mendesak, mereka tetap memarahi Ronald. Ronald pasti akan kewalahan juga.Sekarang, Ricky adalah kesayangan orang tua Ronald dan Rika. Mereka lebih sayang Ricky daripada Ronald yang notabene anak kandung mereka sendiri. Ronald sering mengeluh di depan kakaknya. Dia curiga kalau dia bukan anak kandung orang tuanya. Orang tuanya begitu menyukai Ricky. Mungkin saja dia tertukar dengan Ricky saat kecil.Kemudian, Rika akan melempar Ronald dengan asbak. Ronald merasa di keluarganya, statusnya yang paling rendah. Siapa suruh Ronald masih belum menemukan pasangan. Seandainya
“Ronald terlalu santai. Kasih dia lebih banyak pekerjaan.”“Tahu sendiri kemampuan Ronald. Pekerjaan yang bisa serahkan padanya sudah diserahkan. Yang belum berarti dia masih belum mampu untuk kerjakan. Jangan kasih pekerjaan di luar kemampuannya.”Ronald punya kemampuan, tapi tetap saja kalah sedikit jika dibandingkan dengan kakaknya. Terlebih lagi, Aurora Group sudah berada di bawah kendali Rika selama beberapa tahun. Rika telah mengumpulkan lebih banyak pengalaman daripada adiknya.Rika tiba-tiba tertawa pelan dan berkata, “Kalau Ronald tahu kamu suruh aku tambah pekerjaannya, dia pasti bakal lompat-lompat.”“Aku nggak takut dia lompat. Aku nggak tega lihat kamu begitu lelah setiap hari. Sedangkan dia punya banyak waktu untuk temani berbagai macam tipe perempuan, pergi jalan-jalan, belanja, makan-makan, jalani kehidupan tanpa beban.”“Aku sudah terbiasa dengan kehidupan seperti ini. Kalau suatu hari aku benar-benar berhenti kerja dan nggak perlu melakukan apa pun, aku malah nggak ak
Patricia tidak ingin melanjutkan pembicaraannya dengan Ivan. Dia pun berkata, “Kalau nggak ada urusan lain, aku tutup dulu teleponnya.”“Ma, aku akan bantu Felicia. Nggak ada apa-apa, Ma. Mama lanjut kerja saja.”Patricia menutup telepon. Ivan spontan menghela napas lega setelah ibunya menutup telepon. Kemudian, dia mengangkat tangannya untuk menyeka keringat dingin di dahinya. Setelah bertindak impulsif dengan menuding ibunya, Ivan langsung berkeringat dingin. Di cuaca yang begitu dingin, dia masih bisa berkeringat. Itu membuktikan kalau dia sangat ketakutan.Felicia mengambil tisu dan memberikannya kepada Ivan. Ivan meletakkan ponsel dan mengambil tisu dari adiknya, lalu menyeka keringat di wajahnya sambil berkata, “Aku ketakutan setengah mati tadi. Aku bahkan nggak tahu kenapa aku berani ngomong seperti itu.”“Salah makan obat kali, makanya jadi berani.”Ivan memelototi Felicia dan menyalahkannya. “Gara-gara kamu. Kamu telepon sama Mama, kenapa pula kasih ponselmu ke aku. Sekarang a
“Ma.” Ivan terkekeh dan berkata, “Papa nggak mungkin marah Mama. Dia memang sudah berbuat salah, tapi Mama selalu ada di hatinya. Papa tinggal sama aku. Setiap hari dia selalu ngomong soal Mama. Dia bilang kalau Mama lagi kesal, siapa yang temani Mama cari angin segar? Setiap hari Papa baca novel dari ponselnya. Baca novel roman lagi. Dia sampai bilang mau minta maaf pada Mama seperti tokoh dalam novel.”Cakra sudah mengebiri dirinya sendiri. Tidak peduli secantik dan semuda apa perempuan di luar sana, Cakra juga tidak bisa menyentuh mereka lagi. Patricia telah menghancurkan satu-satunya kebanggaan Cakra.Namun, Cakra tidak mau bercerai. Sekalipun dia sangat membenci istrinya, dia juga tidak mau bercerai. Karena dia tahu, setelah cerai, dia tidak akan mendapatkan apa pun. Kemungkinan besar, dia harus pergi dengan tangan kosong.Di Kota Cianter, Cakra tidak akan pernah bisa mengalahkan Patricia. Kecuali dia bisa hidup lebih lama dari Patricia. Dengan begitu, setelah Patricia meninggal,
Ivan tidak memiliki perasaan apa pun terhadap istrinya lagi sekarang. Padahal dulu hubungan mereka sangat baik. Mereka punya putra dan putri. Ivan pun sangat sayang anak-anaknya. Dia paling sayang putrinya.Pada saat Ivan tahu kalau Fani bukan adik kandungnya, lalu adik kandungnya Felicia, terlihat seperti orang yang lemah dan tidak bisa apa-apa, Ivan merasa sangat senang. Dia berharap ibunya bisa mewariskan posisi sebagai kepala keluarga kepada putrinya.Meskipun sekarang putri Ivan tampak tidak memiliki kemampuan apa pun, itu karena putrinya masih kecil. Selama ibunya bersedia melatih cucunya sebagai penerus, Ivan yakin putrinya tidak terlalu buruk. Oleh karena itu, dia sangat menyayangi putrinya.Setelah mendengar pertanyaan Felicia, Ivan membuka mulutnya, ingin memberikan penjelasan. Namun, dia mendapati kalau dia sama sekali tidak bisa membantah. Dia hanya bisa diam.Felicia selesai membaca dokumen di tangannya dan merasa tidak ada masalah. Dia pun menelepon ibunya dan berkata kal
Felicia bertemu dengan Ivan yang baru keluar dari lift di pintu lift. Kedua saudara itu berhenti sejenak. Ivan keluar lebih dulu dari lift, sementara Felicia tidak terburu-buru masuk. "Felicia, kamu mau pergi?" Ivan memegang sebuah map dokumen, mungkin ada dokumen yang perlu ditandatangani Felicia. Karena ibu mereka sedang tidak berada di perusahaan, semua cap penting diserahkan kepada Felicia.Banyak dokumen penting harus ditandatangani dan dicap olehnya agar berlaku. Biasanya, urusan tanda tangan dokumen seperti itu selalu diserahkan kepada sekretaris, dan jarang Ivan datang langsung. Felicia dengan tenang menjawab, "Ya, ada sedikit urusan yang harus aku urus, Kak. Ada apa?" Dia melirik map dokumen di tangan Ivan. Namun, lelaki itu tidak langsung menyerahkan map itu, melainkan berkata, "Ada dokumen yang butuh tanda tangan dan cap darimu." "Bisa ditunda sebentar? Kamu mau pergi urus apa? Apakah penting sekali?" Nada Ivan terdengar ramah, tetapi ada sedikit nada menyelidik. Ke ma
Mereka sangat menyayangi Fani, dan itu tulus. Setelah pewaris yang sebenarnya kembali, mereka tetap tidak bisa menerimanya, selalu merasa Felicia adalah penyusup yang merebut semua yang seharusnya milik Fani. Di hati mereka, ada rasa benci terhadap Felicia. Karena sejak kecil dia hidup di lingkungan yang keras tanpa kasih sayang, Felicia tidak pernah berharap bahwa orang tua kandung atau saudara laki-lakinya akan memperlakukannya dengan baik, sebagaimana dia sendiri juga tidak memiliki banyak rasa terhadap mereka. Hubungan kasih sayang antara orang tua dan anak, saudara laki-laki dan perempuan, memang perlu dipupuk. Karena dia tidak tumbuh besar di sisi orang tua kandung atau saudara laki-lakinya, tidak ada hubungan emosional yang terbentuk. Meskipun sudah kembali ke sisi orang tua kandung selama dua tahun, tetapi itu tidak ada apa-apanya dibandingkan Fani yang tumbuh besar bersama keluarga Gatara sejak kecil. Sekarang, setelah Fani tiada, ayah dan tiga saudara laki-lakinya hanya
“Felicia, sekarang kamu ada waktu?” tanya Odelina.Felicia menjawab, “Selama kamu membutuhkan bantuan, aku selalu punya waktu.” “Kalau begitu, mari kita tentukan tempat untuk bertemu.” “Kamu yang pilih tempatnya.” Felicia mengangguk, lalu bertanya lagi, “Ada apa?” “Aku baru saja keluar dari Blanche Hotel, dan hampir saja tertabrak dua mobil di depan hotel. Pengemudinya bilang mereka gugup karena melihat banyak orang, lalu salah injak gas. Tapi ada kejanggalan, dan aku rasa ini bukan kecelakaan.” Felicia segera paham. Dia berkata, “Kamu curiga ini ulah mamaku yang menyuruh orang untuk menabrakmu? Mamaku sedang bepergian jauh, seharusnya bukan dia, 'kan?” Meski tahu ibunya bukan orang baik, Felicia tetap berharap ibunya tidak melakukan hal seperti itu. Odelina berkata, “Aku rasa ini bukan mamamu. Mamamu itu licik, kalau dia memang ingin aku mati, dia nggak akan menggunakan trik sepele seperti ini yang mudah ketahuan.” Sebelumnya, Waktu Ricky, dan Rika pergi ke pesta keluarga Gata
“Itu yang buat orang curiga.” Dimas berkata, “Mereka kemungkinan besar memang menargetkanmu.” “Aku sedang berpikir, apakah ini perbuatan tanteku atau putranya?” Odelina menganalisis, “Aku rasa bibi nenekku nggak akan buat kesalahan sepele seperti ini. Kalau dia yang mengatur, mereka pasti akan mempercepat mobil saat benar-benar mendekatiku, sehingga aku hampir nggak punya kesempatan untuk menghindar.”“Felicia juga nggak mungkin. Kami cukup dekat.” Meski dalam bisnis mereka adalah saingan, terkadang Odelina merebut pelanggan Felicia, kadang sebaliknya. Di luar itu, mereka bisa berbincang dengan dengan baik. Jika Felicia bukan pewaris utama keluarga Gatara, mungkin mereka bisa menjadi teman baik. Odelina sangat menyukai sifat perempuan itu."Ketiga putra keluarga Gatara mungkin memang ingin membunuhku, terutama Ivan. Aku pernah kirim foto dia dan Fani ke istrinya. Dia pasti bisa menebak itu aku.” “Sekarang Fani sudah meninggal. Mungkin dia ingin membalas dendam untuk Fani.“Bibi ne
“Maaf, saya melihat ada banyak orang berdiri di depan hotel, saya langsung panik dan, meskipun berniat menginjak rem, saya malah menginjak gas.” Setelah memarkir mobilnya, pengemudi mobil kedua turun dari mobil sambil terus-menerus meminta maaf. Dia adalah seorang gadis muda, dan tampaknya dia benar-benar panik.Tatapannya melewati kerumunan orang dan jatuh pada Odelina, yang sedang dibantu berdiri. Dengan nada penuh perhatian dan penyesalan, dia bertanya,"Kamu nggak apa-apa? Maaf, benar-benar maaf, aku baru dapat SIM setengah bulan yang lalu, ini pertama kali aku mengemudi keluar rumah. Kalau lihat banyak orang, aku masih nggak bisa menahan diri untuk merasa gugup." Pengemudi mobil pertama sudah membawa mobilnya masuk ke tempat parkir bawah tanah dan menghilang. Odelina melihat gadis muda itu yang terlihat sangat gugup. Wajar gugup kalau dia baru mendapatkan SIM-nya. Karena Odelina tidak mengalami apa-apa, dia berkata,"Aku nggak apa-apa, tapi kamu harus lebih hati-hati. Sebaiknya
Mobil berhenti di depan Blanche Hotel.Dia mengambil dua tisu untuk mengusap hidungnya yang baru saja bersin, lalu membuang tisu itu ke tempat sampah di pintu hotel. Setelah itu, dia turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam hotel bersama sekretaris dan beberapa anggota tim manajer untuk bertemu dengan klien."Bu Odelina."Para staf Blanche Hotel menyapa Odelina dengan hormat saat melihatnya.Meskipun perempuan itu belum sepenuhnya masuk dalam dunia bisnis di Cianter, tetapi karena dia adalah kakak dari Olivia maka para staf hotel memperlakukannya dengan sangat hormat. Bahkan Ricky yang ada di sini juga bersikap hormat pada perempuan itu.Odelina membalas dengan senyuman tanpa menghentikan langkah kakina. Perempuan itu langsung menuju ruang rapat bersama timnya. Dia sudah mengatur pertemuan dengan klien, tetapi klien belum tiba.Klien tersebut sudah menelepon sebelumnya dan mengatakan bahwa mereka akan tiba dalam beberapa belas menit. Karena Odelina yang ingin bekerja sama dengan or