“Nanti aku ke Aurora Group untuk bertemu Rika. Aku coba tanya sama dia sempat nggak nanti malam. Kami berdua akan temani kamu. Malam ini kita nggak perlu khawatir perempuan tua itu akan apa-apakan kamu. Kami berdua ikut ke sana supaya dia tahu. Sekalipun kamu datang sendiri, di belakangmu ada orang lain. Dia ingin hancurkan kamu di Kota Cianter juga harus pikir matang-matang dulu. Sekalipun nggak takut dengan kita, kekuatan Rika di Kota Mambera cukup untuk buat Patricia takut.”“Rasanya nggak enak seret-seret Rika. Pada dasarnya, Aurora Group dan Gatara Group hidup bersama dengan damai dan tenteram. Kita nggak bisa seret Rika hanya karena dendam pribadi dengan keluarga Gatara.”Melibatkan Ricky adalah hal yang tidak bisa dihindari Odelina. Adik Odelina adalah kakak iparnya Ricky. Sekalipun Ricky tidak melakukan apa pun, di mata Patricia, Ricky tetap saja berada di pihak Odelina.“Nggak ada istilah seret-seret. Rika akan jadi istriku kelak, jadi menantu keluarga Adhitama. Kalau begitu,
Ricky memegang buket uang besar dan berdiri di depan pintu ruang rapat besar Aurora Group. Rika sedang rapat. Perempuan itu benar-benar lebih sibuk dibandingkan Ricky.Apa daya, Rika mengelola perusahaan yang begitu besar. Setiap hari ada rapat yang tidak ada habisnya. Selain itu, juga ada banyak dokumen yang harus diurus, serta banyak klien yang perlu ditangani.Sudah hampir jam pulang kerja. Langit di luar sudah mulai gelap. Rika masih sedang rapat. Angin di sore menjelang malam bertiup kencang. Ricky sudah mengantisipasi hal ini. Sebelum keluar, dia sengaja mengenakan mantel. Dengan begitu, nyaman bagi Rika untuk menghangatkan diri dengan memeluknya nanti.Seandainya Rika tahu apa yang dipikirkan Ricky, dia pasti berkata kalau dia tidak perlu memeluk Ricky untuk menghangatkan diri.Setelah Ricky menunggu selama sepuluh menit, akhirnya pintu ruang rapat dibuka. Para pejabat perusahaan yang menghadiri rapat satu per satu keluar dari ruangan itu. Begitu keluar, mereka melihat Ricky yan
Ronald pergi sambil tertawa. Setelah berjalan beberapa langkah, dia kembali lagi. Dia mencondongkan wajahnya ke depan Ricky dan bertanya dengan hati-hati, “Ricky, kamu benar-benar laporkan aku ke mamaku?”“Selama kamu diam, aku juga nggak akan ngomong apa-apa.”Pokoknya keduanya saling berkaitan. Ricky takut Rika marah, sedangkan Ronald takut orang tuanya mendesaknya untuk menikah. Sekalipun kedua orang tuanya tidak akan mendesak, mereka tetap memarahi Ronald. Ronald pasti akan kewalahan juga.Sekarang, Ricky adalah kesayangan orang tua Ronald dan Rika. Mereka lebih sayang Ricky daripada Ronald yang notabene anak kandung mereka sendiri. Ronald sering mengeluh di depan kakaknya. Dia curiga kalau dia bukan anak kandung orang tuanya. Orang tuanya begitu menyukai Ricky. Mungkin saja dia tertukar dengan Ricky saat kecil.Kemudian, Rika akan melempar Ronald dengan asbak. Ronald merasa di keluarganya, statusnya yang paling rendah. Siapa suruh Ronald masih belum menemukan pasangan. Seandainya
“Ronald terlalu santai. Kasih dia lebih banyak pekerjaan.”“Tahu sendiri kemampuan Ronald. Pekerjaan yang bisa serahkan padanya sudah diserahkan. Yang belum berarti dia masih belum mampu untuk kerjakan. Jangan kasih pekerjaan di luar kemampuannya.”Ronald punya kemampuan, tapi tetap saja kalah sedikit jika dibandingkan dengan kakaknya. Terlebih lagi, Aurora Group sudah berada di bawah kendali Rika selama beberapa tahun. Rika telah mengumpulkan lebih banyak pengalaman daripada adiknya.Rika tiba-tiba tertawa pelan dan berkata, “Kalau Ronald tahu kamu suruh aku tambah pekerjaannya, dia pasti bakal lompat-lompat.”“Aku nggak takut dia lompat. Aku nggak tega lihat kamu begitu lelah setiap hari. Sedangkan dia punya banyak waktu untuk temani berbagai macam tipe perempuan, pergi jalan-jalan, belanja, makan-makan, jalani kehidupan tanpa beban.”“Aku sudah terbiasa dengan kehidupan seperti ini. Kalau suatu hari aku benar-benar berhenti kerja dan nggak perlu melakukan apa pun, aku malah nggak ak
Pada saat yang sama, kediaman keluarga Gatara.Patricia Gatara mengadakan perjamuan keluarga dan mengundang Odelina untuk datang makan bersama. Orang-orang di rumah keluarga Gatara sudah sibuk sejak siang hari.Banyak anggota keluarga datang untuk membantu. Karena Patricia mengatakan itu adalah perjamuan keluarga. Semua orang yang akan menghadiri perjamuan malam ini merupakan anggota keluarga Gatara. Setiap orang yang mempunyai sedikit status di dalam keluarga boleh menghadiri perjamuan tersebut. Sedangkan anggota keluarga biasa atau yang sudah memutuskan hubungan dengan Patricia tidak boleh hadir.Hal ini membuat banyak anggota keluarga Gatara merasa tidak adil. Mereka merasa karena Patricia mengatakan ini adalah perjamuan keluarga, seharusnya semua anggota keluarga boleh hadir.Sekalipun mereka yang sudah memutuskan hubungan, mereka masih memakai nama belakang Gatara, tetap bagian dari keluarga Gatara. Lantas mengapa mereka tidak boleh menghadiri perjamuan keluarga?Mereka semakin t
Kakak Patricia bisa mendapatkan kesetiaan dari pria itu. Kakak iparnya juga benar-benar sangat mencintai kakaknya. Tidak seperti dia dan Cakra yang punya keegoisan masing-masing. Tidak ada yang murni. Pria yang tampan memang tidak bisa diandalkan.“Om Cakra lagi nggak enak badan, toh. Kalau begitu harus istirahat baik-baik.”Orang itu tahu kalau Patricia sedang berbohong. Dia pun mengakhiri pembicaraan dan tidak berani bertanya tentang Cakra lagi. Yang lain segera mencari topik pembicaraan lain untuk dibicarakan dengan Patricia.Sesaat kemudian, pengurus rumah tangga datang dengan tergesa-gesa. Dia berjalan ke samping Patricia dan berkata dengan hormat, “Bu Patricia, Bu Odelina sudah datang.”Orang-orang yang ada di ruangan itu spontan kembali terdiam. Patricia menoleh ke arah Fani dan ketiga putranya yang berada di sampingnya dan berkata, “Kalian pergi sambut Odelina. Sekalipun kalian lebih tua, Odelina jauh-jauh datang ke sini. Dia tamu kita. Kita harus jamu tamu dengan baik.”Menuru
Ivan menghampiri Odelina bersama adik-adiknya, lalu memperkenalkan diri dengan sopan. “Kak Odelina, aku Ivan, anak pertama di rumah. Aku dengar dari mamaku, kalau menurut silsilah keluarga, kamu seharusnya panggil aku paman. Ini adik kedua dan adik ketigaku. Kalau Fani, aku rasa kamu sudah kenal.”Ivan juga memperkenalkan adik-adiknya kepada Odelina. Odelina hanya mengangguk kepada mereka dan memanggil Ivan dengan sebutan Pak Ivan. Dia tidak memanggil Ivan dengan sebutan paman. Saat bertemu Patricia, Odelina juga tidak memanggilnya dengan sebutan nenek, apalagi Ivan.Selain itu, Patricia juga tidak mengakui secara terbuka kalau Yuna dan ibunya Odelina adalah keponakannya. Terakhir kali Patricia pergi ke rumah keluarga Sanjaya dan bertemu Yuna, sikap yang dia tunjukkan jelas sikap terhadap seorang musuh. Kalau Patricia menganggap mereka sebagai musuh, untuk apa repot-repot membicarakan ikatan keluarga lagi.Terlebih lagi, memang tidak ada hubungan keluarga di antara mereka. Yang ada han
Tidak peduli apakah Odelina akan memperebutkan posisi sebagai kepala keluarga atau tidak, mereka tidak akan memiliki kesempatan untuk mengambil posisi itu. Kecuali semua perempuan di keluarga Gatara meninggal, mereka baru memiliki kesempatan untuk mengambil posisi itu.“Lihat saja, Felicia ramah sekali dengan Odelina. Seperti kakak-adik saja.”Meskipun keduanya beda generasi, sikap Felicia terhadap Odelina sungguh terlihat seperti kakak-adik. Odelina juga memberi muka kepada Felicia. Dia bersikap lembut dan sopan pada Felicia.Kecemburuan Fani terhadap Felicia muncul kembali. Pada awalnya, kekuasaan, status dan identitas yang Felicia miliki saat ini seharusnya menjadi milik Fani. Kalau tidak ada Felicia, sekarang Fani tetap menjadi orang kedua setelah Patricia di keluarga Gatara yang bisa melakukan apa saja. Saat berada di luar, orang lain akan menyanjung dan menjilatnya. Tidak seperti sekarang, tidak ada yang mau menghiraukannya.Orang-orang yang pernah menjadi teman dekat Fani juga p
Patricia tidak ingin melanjutkan pembicaraannya dengan Ivan. Dia pun berkata, “Kalau nggak ada urusan lain, aku tutup dulu teleponnya.”“Ma, aku akan bantu Felicia. Nggak ada apa-apa, Ma. Mama lanjut kerja saja.”Patricia menutup telepon. Ivan spontan menghela napas lega setelah ibunya menutup telepon. Kemudian, dia mengangkat tangannya untuk menyeka keringat dingin di dahinya. Setelah bertindak impulsif dengan menuding ibunya, Ivan langsung berkeringat dingin. Di cuaca yang begitu dingin, dia masih bisa berkeringat. Itu membuktikan kalau dia sangat ketakutan.Felicia mengambil tisu dan memberikannya kepada Ivan. Ivan meletakkan ponsel dan mengambil tisu dari adiknya, lalu menyeka keringat di wajahnya sambil berkata, “Aku ketakutan setengah mati tadi. Aku bahkan nggak tahu kenapa aku berani ngomong seperti itu.”“Salah makan obat kali, makanya jadi berani.”Ivan memelototi Felicia dan menyalahkannya. “Gara-gara kamu. Kamu telepon sama Mama, kenapa pula kasih ponselmu ke aku. Sekarang a
“Ma.” Ivan terkekeh dan berkata, “Papa nggak mungkin marah Mama. Dia memang sudah berbuat salah, tapi Mama selalu ada di hatinya. Papa tinggal sama aku. Setiap hari dia selalu ngomong soal Mama. Dia bilang kalau Mama lagi kesal, siapa yang temani Mama cari angin segar? Setiap hari Papa baca novel dari ponselnya. Baca novel roman lagi. Dia sampai bilang mau minta maaf pada Mama seperti tokoh dalam novel.”Cakra sudah mengebiri dirinya sendiri. Tidak peduli secantik dan semuda apa perempuan di luar sana, Cakra juga tidak bisa menyentuh mereka lagi. Patricia telah menghancurkan satu-satunya kebanggaan Cakra.Namun, Cakra tidak mau bercerai. Sekalipun dia sangat membenci istrinya, dia juga tidak mau bercerai. Karena dia tahu, setelah cerai, dia tidak akan mendapatkan apa pun. Kemungkinan besar, dia harus pergi dengan tangan kosong.Di Kota Cianter, Cakra tidak akan pernah bisa mengalahkan Patricia. Kecuali dia bisa hidup lebih lama dari Patricia. Dengan begitu, setelah Patricia meninggal,
Ivan tidak memiliki perasaan apa pun terhadap istrinya lagi sekarang. Padahal dulu hubungan mereka sangat baik. Mereka punya putra dan putri. Ivan pun sangat sayang anak-anaknya. Dia paling sayang putrinya.Pada saat Ivan tahu kalau Fani bukan adik kandungnya, lalu adik kandungnya Felicia, terlihat seperti orang yang lemah dan tidak bisa apa-apa, Ivan merasa sangat senang. Dia berharap ibunya bisa mewariskan posisi sebagai kepala keluarga kepada putrinya.Meskipun sekarang putri Ivan tampak tidak memiliki kemampuan apa pun, itu karena putrinya masih kecil. Selama ibunya bersedia melatih cucunya sebagai penerus, Ivan yakin putrinya tidak terlalu buruk. Oleh karena itu, dia sangat menyayangi putrinya.Setelah mendengar pertanyaan Felicia, Ivan membuka mulutnya, ingin memberikan penjelasan. Namun, dia mendapati kalau dia sama sekali tidak bisa membantah. Dia hanya bisa diam.Felicia selesai membaca dokumen di tangannya dan merasa tidak ada masalah. Dia pun menelepon ibunya dan berkata kal
Felicia bertemu dengan Ivan yang baru keluar dari lift di pintu lift. Kedua saudara itu berhenti sejenak. Ivan keluar lebih dulu dari lift, sementara Felicia tidak terburu-buru masuk. "Felicia, kamu mau pergi?" Ivan memegang sebuah map dokumen, mungkin ada dokumen yang perlu ditandatangani Felicia. Karena ibu mereka sedang tidak berada di perusahaan, semua cap penting diserahkan kepada Felicia.Banyak dokumen penting harus ditandatangani dan dicap olehnya agar berlaku. Biasanya, urusan tanda tangan dokumen seperti itu selalu diserahkan kepada sekretaris, dan jarang Ivan datang langsung. Felicia dengan tenang menjawab, "Ya, ada sedikit urusan yang harus aku urus, Kak. Ada apa?" Dia melirik map dokumen di tangan Ivan. Namun, lelaki itu tidak langsung menyerahkan map itu, melainkan berkata, "Ada dokumen yang butuh tanda tangan dan cap darimu." "Bisa ditunda sebentar? Kamu mau pergi urus apa? Apakah penting sekali?" Nada Ivan terdengar ramah, tetapi ada sedikit nada menyelidik. Ke ma
Mereka sangat menyayangi Fani, dan itu tulus. Setelah pewaris yang sebenarnya kembali, mereka tetap tidak bisa menerimanya, selalu merasa Felicia adalah penyusup yang merebut semua yang seharusnya milik Fani. Di hati mereka, ada rasa benci terhadap Felicia. Karena sejak kecil dia hidup di lingkungan yang keras tanpa kasih sayang, Felicia tidak pernah berharap bahwa orang tua kandung atau saudara laki-lakinya akan memperlakukannya dengan baik, sebagaimana dia sendiri juga tidak memiliki banyak rasa terhadap mereka. Hubungan kasih sayang antara orang tua dan anak, saudara laki-laki dan perempuan, memang perlu dipupuk. Karena dia tidak tumbuh besar di sisi orang tua kandung atau saudara laki-lakinya, tidak ada hubungan emosional yang terbentuk. Meskipun sudah kembali ke sisi orang tua kandung selama dua tahun, tetapi itu tidak ada apa-apanya dibandingkan Fani yang tumbuh besar bersama keluarga Gatara sejak kecil. Sekarang, setelah Fani tiada, ayah dan tiga saudara laki-lakinya hanya
“Felicia, sekarang kamu ada waktu?” tanya Odelina.Felicia menjawab, “Selama kamu membutuhkan bantuan, aku selalu punya waktu.” “Kalau begitu, mari kita tentukan tempat untuk bertemu.” “Kamu yang pilih tempatnya.” Felicia mengangguk, lalu bertanya lagi, “Ada apa?” “Aku baru saja keluar dari Blanche Hotel, dan hampir saja tertabrak dua mobil di depan hotel. Pengemudinya bilang mereka gugup karena melihat banyak orang, lalu salah injak gas. Tapi ada kejanggalan, dan aku rasa ini bukan kecelakaan.” Felicia segera paham. Dia berkata, “Kamu curiga ini ulah mamaku yang menyuruh orang untuk menabrakmu? Mamaku sedang bepergian jauh, seharusnya bukan dia, 'kan?” Meski tahu ibunya bukan orang baik, Felicia tetap berharap ibunya tidak melakukan hal seperti itu. Odelina berkata, “Aku rasa ini bukan mamamu. Mamamu itu licik, kalau dia memang ingin aku mati, dia nggak akan menggunakan trik sepele seperti ini yang mudah ketahuan.” Sebelumnya, Waktu Ricky, dan Rika pergi ke pesta keluarga Gata
“Itu yang buat orang curiga.” Dimas berkata, “Mereka kemungkinan besar memang menargetkanmu.” “Aku sedang berpikir, apakah ini perbuatan tanteku atau putranya?” Odelina menganalisis, “Aku rasa bibi nenekku nggak akan buat kesalahan sepele seperti ini. Kalau dia yang mengatur, mereka pasti akan mempercepat mobil saat benar-benar mendekatiku, sehingga aku hampir nggak punya kesempatan untuk menghindar.”“Felicia juga nggak mungkin. Kami cukup dekat.” Meski dalam bisnis mereka adalah saingan, terkadang Odelina merebut pelanggan Felicia, kadang sebaliknya. Di luar itu, mereka bisa berbincang dengan dengan baik. Jika Felicia bukan pewaris utama keluarga Gatara, mungkin mereka bisa menjadi teman baik. Odelina sangat menyukai sifat perempuan itu."Ketiga putra keluarga Gatara mungkin memang ingin membunuhku, terutama Ivan. Aku pernah kirim foto dia dan Fani ke istrinya. Dia pasti bisa menebak itu aku.” “Sekarang Fani sudah meninggal. Mungkin dia ingin membalas dendam untuk Fani.“Bibi ne
“Maaf, saya melihat ada banyak orang berdiri di depan hotel, saya langsung panik dan, meskipun berniat menginjak rem, saya malah menginjak gas.” Setelah memarkir mobilnya, pengemudi mobil kedua turun dari mobil sambil terus-menerus meminta maaf. Dia adalah seorang gadis muda, dan tampaknya dia benar-benar panik.Tatapannya melewati kerumunan orang dan jatuh pada Odelina, yang sedang dibantu berdiri. Dengan nada penuh perhatian dan penyesalan, dia bertanya,"Kamu nggak apa-apa? Maaf, benar-benar maaf, aku baru dapat SIM setengah bulan yang lalu, ini pertama kali aku mengemudi keluar rumah. Kalau lihat banyak orang, aku masih nggak bisa menahan diri untuk merasa gugup." Pengemudi mobil pertama sudah membawa mobilnya masuk ke tempat parkir bawah tanah dan menghilang. Odelina melihat gadis muda itu yang terlihat sangat gugup. Wajar gugup kalau dia baru mendapatkan SIM-nya. Karena Odelina tidak mengalami apa-apa, dia berkata,"Aku nggak apa-apa, tapi kamu harus lebih hati-hati. Sebaiknya
Mobil berhenti di depan Blanche Hotel.Dia mengambil dua tisu untuk mengusap hidungnya yang baru saja bersin, lalu membuang tisu itu ke tempat sampah di pintu hotel. Setelah itu, dia turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam hotel bersama sekretaris dan beberapa anggota tim manajer untuk bertemu dengan klien."Bu Odelina."Para staf Blanche Hotel menyapa Odelina dengan hormat saat melihatnya.Meskipun perempuan itu belum sepenuhnya masuk dalam dunia bisnis di Cianter, tetapi karena dia adalah kakak dari Olivia maka para staf hotel memperlakukannya dengan sangat hormat. Bahkan Ricky yang ada di sini juga bersikap hormat pada perempuan itu.Odelina membalas dengan senyuman tanpa menghentikan langkah kakina. Perempuan itu langsung menuju ruang rapat bersama timnya. Dia sudah mengatur pertemuan dengan klien, tetapi klien belum tiba.Klien tersebut sudah menelepon sebelumnya dan mengatakan bahwa mereka akan tiba dalam beberapa belas menit. Karena Odelina yang ingin bekerja sama dengan or