Share

Bab 2686

Author: Anggur
Di luar itu, Russel memiliki keunggulannya sendiri. Dia lebih baik dari Liam dalam hal membaca dan menulis. Meskipun Liam sudah bisa membaca banyak tulisan, dia masih lemah dalam hal menulis, sedangkan Russel sangat pandai dalam hal itu. Di antara anak-anak sebayanya, tulisan Russel sudah termasuk yang sangat bagus. Itu yang Stefan katakan kepada Russel sebagai pujian, dan Stefan tentu tidak berbohong. Dia adalah bos besar, dan ucapan bos besar tidak pernah dibuat-buat.

“Yuk, kita makan. Aku sudah lapar,” kata Russel.

“Aku juga lapar.”

***

Di kediaman keluarga Siahaan, Giselle berdiri jauh di depan pintu masuk vila dan tak henti dia menghubungi adiknya. Setelah beberapa saat, baru akhirnya Jordan keluar juga. Melihat sang adik baru muncul, Giselle langsung menampar wajahnya.

Jordan sungguh tidak mengira datang-datang kakak keduanya ini langsung menamparnya. Dia pikir Giselle datang untuk menemui karena tahu sebentar lagi dia akan kembali ke kampus.

“Kak Giselle kenapa nampar aku?”

“Ja
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2687

    “Jordan! Kurang ajar kamu! Sudah gede malah bersekongkol sama Rosalina untuk menindasku! Sudah kuduga kamu menjenguk ke penjara memang punya niat buruk. Aku pikir kamu ke sana karena kangen sama Papa Mama, tapi ternyata untuk mengincar harta. Aku juga berhak dapat harta mereka. Kamu jangan harap bisa mengambil semuanya sendirian! Yang paling disayang itu aku, mereka nggak akan kasih semua hartanya atas nama kamu.”Giselle tahu Jordan sempat menjenguk ke penjara untuk meminta orang tuanya mewariskan sisa harta yang masih belum disita atas namanya seorang, bukan untuk Giselle ataupun Rosalina. Rosalina terlahir dari ayah yang berbeda, jadi wajar jika dia tidak mendapat bagian, tetapi Giselle adalah anak kandungnya yang begitu disayang, bagaimana mungkin dia tidak mendapat bagian?Giselle sudah berkonsultasi dengan pengacara dan siap untuk membawa perkara ini ke pengadilan. Namun dia tidak menyangka ternyata adiknya sendiri yang malah ingin memonopoli. Memang manusia itu tidak bisa dinila

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2688

    Mereka keras terhadap Jordan sejak kecil karena bertujuan untuk mendidik Jordan menjadi penerus mereka sedari awal. Hanya saja Jordan masih muda, maka itu mereka tidak mengatakannya langsung. Namun kini Jordan sudah cukup dewasa.Jordan berjanji akan memberikan kehidupan yang layak bagi Giselle, dan ketika Giselle sudah cukup mapan, Jordan tidak akan membiayainya lagi. Namun jika kelak Giselle akan menikah, Jordan akan membantu memberikan mas kawin yang melimpah.Itu berarti Rosalina sedikit pun tidak menginginkan harta mereka. Yang Rosalina inginkan hanyalah keadilan baginya.“Papa Mama nggak bakal setuju. Kamu jangan gila!” kata Giselle. Dia tahu orang tuanya sudah sepakat dengan Jordan, tetapi dia masih saja membohongi diri sendiri. Dia tidak mau percaya bahwa pada akhirnya, kedua orangnya lebih memilih Jordan daripada dia. Apakah itu karena Jordan anak laki-laki? Ternyata kasih sayang kedua orang tuanya semu. Mereka tidak pernah berpikir untuk mewariskan hartanya kepada Giselle!Gi

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2689

    “Kak, aku nggak bisa,” ucap Jordan. “Aku juga nggak bisa mengubah apa yang Kak Rosalina lakukan. Uang yang aku pakai sekarang juga pemberian dia. Aku saja masih dihidupi sama dia, mana mungkin aku bisa mengubah keputusan yang dia buat?”Kalaupun Jordan sanggup membujuk Rosalina untuk itu, dia tetap tidak akan mau melakukannya. Tujuan dia dan Rosalina membekukan kartu Giselle adalah supaya Giselle tidak foya-foya. Jordan berharap di tengah keterpaksaan ini, Giselle mau berjuang dan menjadi sukses karena usahanya sendiri. Jika tidak, selamanya Giselle akan berada di bawah bayang-bayang Rosalina.“Jordan, kamu cuma mau memonopoli warisan, ‘kan? Kamu ngomong manis begitu, memangnya aku gimana bisa menghabiskan warisan kita? Kita punya begitu banyak usaha, asal aku bisa dapat semuanya, uang bakal mengalir deras dan bisa untuk kita pakai tiga turunan.”“Kak Giselle … uang kita nggak sebanyak itu. Ada beberapa aset yang milik Kak Rosalina, dan bisnis Papa Mama juga melanggar hukum. Sudah dar

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2690

    “Jordan, kasih aku sedikit lagi. Cuma sepuluh juta doang mana cukup. Atau nggak, gimana kalau kamu ke rumahnya Rosalina dan ambil surat rumah sama kunci serepnya.”Giselle ingat ibunya pernah membelikan dia beberapa unit rumah. Giselle tidak tinggal di asrama sewaktu dia berkuliah dulu. Dia tinggalnya di rumah yang ibunya belikan, yang lokasinya kebetulan masih cukup dekat. Lalu ketika Giselle tidak kuliah, rumah itu disewakan dan menghasilkan passive income setiap bulannya, tetapi ibunya tidak memberi tahu Giselle tentang itu. Yang Giselle tahu rumah itu memang dibelikan untuknya.Asalkan Giselle bisa mendapatkan surat dan kunci rumah itu, dia bisa menjualnya dan mendapatkan uang dari sana. Rumah itu berada di sekitar kawasan kampus, yang mana kalau dijual pasti bisa mencapai miliaran.“Atas dasar apa Rosalina sampai memegang surat rumahku? Itu harta milikku, kenapa dia yang ambil?!”Surat rumah itu disimpan di dalam kotak brankas yang ada di kamar orang tuanya. Waktu itu Rosalina men

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2691

    Rosalina menatap wajah lelaki itu yang bengkak dan bertanya, “Dia memukulmu?”Jordan mengusap wajah yang dipukul Giselle hingga membengkak dan berkata, “Dia menamparku, lalu ketika mau pukul lagi, aku nggak membiarkannya. Dia juga pergi menjenguk Papa dan Mama. Setelah tahu aku meminta Papa dan Mama memindahkan aset mereka ke namaku, dia datang memberiku pelajaran.”“Kak, nggak perlu memedulikan Kak Giselle. Dia begini karena dimanja oleh Papa dan Mama. Biarkan saja dia merasakan kerasnya hidup agar bisa lebih dewasa.”Rosalina merasa iba sambil menyentuh wajah lelaki itu yang membengkak sambil berkata, “Dia memang orang gila. Mama yang membuatnya seperti itu. Nggak sanggup melindungi anaknya seumur hidup, tetapi mendidiknya menjadi orang yang nggak berguna. Sama saja dia merusak hidup anak itu.”Giselle memang dihancurkan oleh orang tuanya sendiri. Semua yang terjadi pada perempuan itu karena ulah orang tuanya.“Kompreslah dengan es batu.”“Iya.”Mereka masuk ke rumah. Sedangkan Gisel

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2692

    Lelaki paruh baya itu tersenyum dan berkata, “Namaku Lota, sekarang bukannya kita sudah kenal?”Tatapannya terlihat kurang ajar. Dia menatap Giselle dengan terang-terangan dari ujung kepala hingga ujung kaki. Setelah itu dia tersenyum puas setelah melihat penampilan Giselle.“Bu Giselle, duduklah. Kita bicara dulu.”“Pak Lota, ini rumahku. Jangan bersikap seolah-olah ini rumahmu. Kalian sudah masuk secara ilegal, mengerti? Aku bisa melaporkan kalian ke polisi kapan pun.”Lota tertawa sambil menatap Giselle dengan kurang ajar hingga membuat perempuan itu tidak nyaman.“Baik, ini kesalahan kami. Aku minta maaf pada Bu Giselle.”Setelah itu, dia menepuk tangannya diikuti dengan seorang anak buah yang maju. Dia memberikan sebuah tas baru pada Lota. Kemudian lelaki itu mengulurkannya pada Giselle sambil tersenyum dan berkata, “Bu Giselle, ini adalah tanda permintaan maafku. Kamu harus menerimanya, kalau nggak berarti kamu nggak memaafkanku.”“Aku nggak butuh tas,” ujar Giselle dengan sombon

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2693

    Giselle bertanya dengan raut tidak mengerti, “Kenapa harus mengubah penampilan? Aku cukup puas dengan kondisiku sekarang dan nggak mau ganti penampilanku.”Lota tertawa dan berkata, “Bu Giselle, penampilanmu memang bagus. Kalau nggak mau operasi plastik, pakailah topeng ini. topeng yang aku siapkan ini sangat terlihat asli.”“Selain itu, aku juga akan memberikan Bu Giselle sebuah identitas yang baru. Sebelum kerja sama kita berakhir, kamu nggak boleh kembali menjadi identitas aslimu. Aku jamin, setelah urusanku selesai, aku bisa memberikan harta keluarga Siahaan yang kamu inginkan.”“Nggak sulit bagiku untuk membunuh kakakmu yang buta itu. Nggak ada yang perlu kamu takuti. Tapi, aku butuh kerja sama Bu Giselle. Setelah semuanya selesai, aku akan bantu kamu dapatkan semua yang kamu inginkan.”Lota berbicara dengan sangat sombong seolah dia memiliki kemampuan yang luar biasa.“Pak Lota sehebat itu? Kakakku yang buta sudah bisa melihat, dia juga menjadi Nyonya Kedua keluarga Adhitama. Seh

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 2694

    Ekspresi Giselle seketika berubah keruh.“Pak Lota, kamu minta aku simpanan?”Dia baru berusia 20 tahun dan masih cantik. Dengan latar belakangnya, tidak masalah buat dia menikah dengan orang kaya. Meski lelaki paruh baya di depannya ini merawat dirinya dengan baik, umurnya sudah hampir sama dengan ayahnya! Sekarang lelaki itu ingin menjadikannya selingkuhan, benar-benar keterlaluan.Lota terkekeh dan berkata, “Bu Giselle, kamu nggak ada keahlian khusus dan nggak mau kerja dengan gaji beberapa juta per bulan. Menurutmu, bagaimana kamu bisa hidup? Benar-benar hanya mengandalkan uang saku yang diberikan adikmu?”Giselle terkejut karena lelaki ini tahu percakapannya dengan adiknya. Apakah Lota sudah sejak lama mengawasinya? Apa pun yang dia lakukan dan siapa pun yang dia temui serta apa saja yang dikatakan sudah diketahui semua oleh lelaki itu? Sungguh menyeramkan sekali.“Selain cantik dan muda, apa yang kamu miliki?”Lota menatap Giselle dengan tatapan kurang ajar. Akhirnya perempuan it

Latest chapter

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3524

    Terlalu banyak cucu juga bukan hal yang baik.“Nggak, kok. Nenek nggak bilang apa-apa tentang kamu. Jangan selalu berpikiran buruk tentang Nenek, ya,” ujar Rosalina dengan maksud bercanda.Mendengar itu, Nene Sarah dengan sengaja meninggikan suaranya, “Rosalina, aku kasih tahu, nih. Calvin waktu kecil suka ngompol. Waktu umur dia lima tahun saja kadang-kadang masih suka ngompol. Dia selalu ngaku cari kamar mandi di mimpinya. Pas lagi nyari, begitu ketemu langsung pipis.”“Nenek!” sahut Calvin di telepon.Ya, baiklah. Di antara kakak beradik itu, memang Calvin yang paling sering mengompol. Yang lain pada umumnya sudah tidak mengompol lagi di usia mereka sudah bisa berbicara. Begitu mereka ke kamar mandi sebelum tidur, mereka akan tertidur lelap sampai hari mulai terang. Berbeda dengan Calvin,dia justru banyak minum menjelang tidur dan tidak ke kamar mandi. Makanya, dia sering terbangun di tengah malam untuk pipis. Namun bagaimanapun juga, Calvin baru berusia 5-6 tahun dan masih dianggap

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3523

    Nenek Sarah tersenyum, lalu dia berkata, “Aku nggak peduli apa kata mereka. Toh cucuku ya milikku. Aku yang membesarkan mereka dari kecil, aku dan suamiku yang bersusah payah mendidik mereka dengan sepenuh hati. Aku yang paling tahu seperti apa sifat mereka, dan wanita seperti apa yang cocok dengan mereka. Aku cuma mau cucuku bahagia dan memberikan mereka istri yang pantas. Apa itu salah? Orang-orang bilang Olivia nggak pantas untuk Stefan. Mereka sering kali bertanya memangnya sudah berapa lama Olivia masuk ke keluarga Adhitama? Atau bertanya dengan kemampuan yang Olivia miliki, apa dia pantas untuk Stefan?”Sarah dari dulu memang lebih menyayangi Olivia. Dia melanjutkan, “Aku justru sangat berterima kasih sama Olivia karena dia mau menikah sama Stefan. Dengan sifat Stefan yang temperamental itu, bisa jadi dia nggak akan dapat pasangan seumur hidup. Bahkan para ahli juga pada bilang kalau Stefan dan Olivia itu memang ditakdirkan untuk jadi suami istri seumur hidup. Mereka mendapatkan

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3522

    Tante Rida pernah berpesan kepada Rosalina. Andaikan Rosalina sungguh mencintai Calvin, maka terimalah cintanya. Jangan sampai Rosalina melewatkan kesempatan ini atau dialah yang akan menyesal nantinya.Setiap anak lelaki yang terlahir di keluarga Adhitama, entah di urutan yang keberapa pun, mereka sama-sama mendapatkan pendidikan yang setara. Cara mereka menyikapi hubungan asmara juga sama, yaitu fokus dengan pasangan masing-masing bahkan sampai ke tahap buta asmara. Mereka tidak akan jatuh cinta dengan mudah, tetapi sekali jatuh cinta, maka itu akan menjadi komitmen seumur hidup.“Aku bisa mengerti. Memang ini sudah risiko menjadi bagian dari keluarga yang dikenal banyak orang,” ujar Sarah, seraya menepuk punggung tangan Rosalina dengan kasih sayang.Rosalina tersenyum dan berkata, “Nek, yang aku bilang itu dulu. Sekarang aku sudah nggak merasa tertekan atau merasa minder lagi. Dulu aku merasa beruntung karena Calvin sudah memilih aku. Sekarang aku merasa aku pasti punya suatu kelebi

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3521

    “Duduk dulu di sana, kita bicarakan pelan-pelan,” kata Nenek Sarah seraya menunjuk ke sebuah gazebo yang terletak tidak jauh dari mereka.”Rosalina dengan lembut menanggapi ajakan itu dan menuntun Sarah menuju ke gazebo yang dimaksud. Setelah mereka sampai di sana dan duduk, Sarah memegang tangan Rosalina dan berkata kepadanya, “Rosalina, tekanan menjadi menantu di keluarga Adhitama pasti berat, ya. Nggak peduli apa pun yang kalian lakukan, pasti akan selalu ada mata yang terus mengawasi setiap pergerakan kalian kalaupun kalian melakukannya dengan baik, nggak banyak orang yang kasih pujian ke kalian, dan kalau mereka merasa kalian kurang baik, pasti banyak yang menghujat. Kalau privasi kalian nggak terjaga dengan baik, pasti akan dengan mudah tersebar ke luar dan menimbulkan rumor yang jadi hiburan untuk orang lain. Ini akan bikin kalian sangat frustrasi dan kerepotan.”Namun ketika mendengar itu, Rosalina hanya mengatupkan bibirnya dan menjawab, “Nek, aku baik-baik saja, kok. Awalnya

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3520

    Sarah hanya ingin mencari topik pembicaraan dengan cucu menantunya itu, makanya dia pura-pura tertarik.“Aku rasa mereka orang yang sama. Mereka sampai cari satu pengganti untuk menyamar jadi Giselle. Habis itu, Lisa juga muncul di depanku. Dia ingin buat aku nggak curiga. Target mereka sepertinya Olivia. Tapi karena aku paling kenal Giselle, jadi mereka mau nggak mau harus libatkan aku juga.”Hanya dengan membuat Rosalina tidak curiga, Olivia baru akan berhenti curiga. Karena Rosalina kakaknya Giselle.“Aku hanya ingin beritahu Olivia, biar bisa analisis bersama. Rasanya mereka sedang main catur besar di belakang. Nggak perlu terburu-buru. Mereka nggak buru-buru, kita juga nggak buru-buru. Makanya aku pagi ini baru datang ke sini, tapi ternyata Olivia sudah pergi.”Rosalina merasa iri pada Olivia. “Aku juga ingin libur, bawa anak-anak pergi main. Tapi sayangnya aku nggak punya keponakan.”Rosalina memiliki adik perempuan, tapi Giselle juga belum menikah. Jadi dia belum memiliki kepona

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3519

    “Iya, Mama sudah tua, nggak usah keliaran ke mana-mana dan buat anak-anak khawatir,” kata Dewi.Sarah sengaja melotot ke arah menantunya. “Kenapa kamu ikut-ikutan juga? Aku nggak keliaran. Sekarang aku diam saja di rumah, kan? Aku nggak ikut Oliv pergi gendong Audrey.”Dewi langsung mengungkap kebohongan ibu mertuanya. “Bukannya karena Mama selalu mau culik anak orang setiap kali pergi ke sana jadi sekarang mereka nggak mau terima kunjungan Mama?”Wajah Sarah memerah. Rosalina spontan tertawa cekikikan.“Rosalina, temani Nenek jalan-jalan. Suasana hati Nenek jadi nggak bagus karena tantemu. Dia nggak kasih aku cucu perempuan. Aku suka cucu orang lain, dia malah salahkan aku.”“Mama juga nggak punya anak perempuan, masih saja mau salahkan aku. Memangnya kami yang nggak mau punya anak perempuan? Ada masalah dengan feng shui keluarga Adhitama. Aku curiga rumah dan makam leluhur kita ada di tanah milik seorang biksu,” kata Dewi sambil menutup mulut untuk menahan tawa.Keluarga Adhitama han

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3518

    Sarah pun tidak marah. Dia justru berkata, “Sekarang transportasi sudah mudah. Ada pesawat terbang, kereta cepat, mau ke mana-mana gampang. Pagi di Kota Mambera, siang sudah di luar negeri. Takut apa jauh? Yang penting orangnya baik, cocok untuk anak-anak. Kalian harusnya senang, malah bilang orang yang aku pilihkan kejauhan. Kalau suruh kalian yang urus, rambut kalian pasti akan semakin cepat beruban. Mana bisa santai seperti sekarang.”Sarah menyentuh rambut putihnya dan berkata lagi, “Rambutku putih semua karena mengkhawatirkan pernikahan mereka.”Dewi melihat rambut putih ibu mertuanya dan bercanda, “Mama bisa saja cat rambut Mama jadi hitam. Mama rawat diri dengan baik, kelihatan seperti baru usia awal enam puluhan. Kalau rambut Mama dicat hitam, pasti kelihatan lebih muda.”“Nggak mau. Harus berani hadapi kenyataan kalau aku sudah tua.”Orang yang datang adalah Rosalina. Baru saja masuk ke ruangan, dia mendengar percakapan santai antara ibu mertua dan menantunya.“Nenek, Tante.”

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3517

    Setelah Olivia dan yang lainnya pergi, Dewi baru menelepon Yuna. Yuna pun segera mengangkat telepon.“Oliv sudah berangkat?” tanya Yuna.“Baru saja berangkat. Aku lihat dia dan Russel naik ke helikopter, sampai helikopternya terbang jauh, aku baru berani telepon kamu. Dia nggak akan bisa dengar percakapan kita, kecuali dia punya pendengaran super.”“Oke, terima kasih sudah kasih kabar.”“Sama saudara sendiri nggak perlu sungkan-sungkan. Toh, tujuan kita sama,” kata Dewi.“Kamu juga sungkan sama aku. Setelah semuanya selesai, ayo kita makan bareng. Aku yang traktir.”Keduanya adalah perempuan paling terhormat di Kota Mambera, tapi mereka tidak pernah makan bersama di luar. Karena Olivia menjadi menantu keluarga Adhitama, keduanya baru menjadi sadara. Namun, keduanya belum pernah membuat janji makan bersama.Mereka juga tidak sedekat Dewi dengan ibunya Bram dan ibunya Daniel. Namun, keluarga Ardaba dan keluarga Lumanto memang sangat dekat dengan keluarga Adhitama. Wajar saja Dewi dekat d

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3516

    “Aku dan Tante akan pulang sebelum Tahun Baru. Om Stefan bilang habis dari luar kota, dia akan pergi ke sana jemput aku dan Tante.”Dewi tersenyum. “Kalau begitu kita nggak akan bisa bertemu selama belasan hari.”Dewi menarik Russel ke dekatnya lagi dan memeluknya sebentar. Kemudian, dia mencium pipi Russel dan berkata, “Selamat bersenang-senang di sana. Nanti ceritkan pada Nenek kamu dan Liam main apa saja, pergi ke mana, makan apa, terus bawa oleh-oleh dari sana buat kami.”Seandainya bukan karena khawatir Olivia akan mengetahui bahwa semua orang menyembunyikan situasi di Kota Cianter darinya, Dewi pasti tidak akan membiarkan Russel pergi ke Vila Ferda secepat ini.Di hari biasa, Russel harus masuk sekolah. Akhir pekan belum tentu anak itu datang. Hanya sesekali, itu pun untuk satu atau dua hari saja. Semua orang merindukan anak itu. Sekarang Russel sedang libur panjang, tapi dia malah merengek ingin pergi bertemu teman sepermainannya.“Oliv, karena kalian pergi main, bersenang-senan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status