Rosalina menatap wajah lelaki itu yang bengkak dan bertanya, “Dia memukulmu?”Jordan mengusap wajah yang dipukul Giselle hingga membengkak dan berkata, “Dia menamparku, lalu ketika mau pukul lagi, aku nggak membiarkannya. Dia juga pergi menjenguk Papa dan Mama. Setelah tahu aku meminta Papa dan Mama memindahkan aset mereka ke namaku, dia datang memberiku pelajaran.”“Kak, nggak perlu memedulikan Kak Giselle. Dia begini karena dimanja oleh Papa dan Mama. Biarkan saja dia merasakan kerasnya hidup agar bisa lebih dewasa.”Rosalina merasa iba sambil menyentuh wajah lelaki itu yang membengkak sambil berkata, “Dia memang orang gila. Mama yang membuatnya seperti itu. Nggak sanggup melindungi anaknya seumur hidup, tetapi mendidiknya menjadi orang yang nggak berguna. Sama saja dia merusak hidup anak itu.”Giselle memang dihancurkan oleh orang tuanya sendiri. Semua yang terjadi pada perempuan itu karena ulah orang tuanya.“Kompreslah dengan es batu.”“Iya.”Mereka masuk ke rumah. Sedangkan Gisel
Lelaki paruh baya itu tersenyum dan berkata, “Namaku Lota, sekarang bukannya kita sudah kenal?”Tatapannya terlihat kurang ajar. Dia menatap Giselle dengan terang-terangan dari ujung kepala hingga ujung kaki. Setelah itu dia tersenyum puas setelah melihat penampilan Giselle.“Bu Giselle, duduklah. Kita bicara dulu.”“Pak Lota, ini rumahku. Jangan bersikap seolah-olah ini rumahmu. Kalian sudah masuk secara ilegal, mengerti? Aku bisa melaporkan kalian ke polisi kapan pun.”Lota tertawa sambil menatap Giselle dengan kurang ajar hingga membuat perempuan itu tidak nyaman.“Baik, ini kesalahan kami. Aku minta maaf pada Bu Giselle.”Setelah itu, dia menepuk tangannya diikuti dengan seorang anak buah yang maju. Dia memberikan sebuah tas baru pada Lota. Kemudian lelaki itu mengulurkannya pada Giselle sambil tersenyum dan berkata, “Bu Giselle, ini adalah tanda permintaan maafku. Kamu harus menerimanya, kalau nggak berarti kamu nggak memaafkanku.”“Aku nggak butuh tas,” ujar Giselle dengan sombon
Giselle bertanya dengan raut tidak mengerti, “Kenapa harus mengubah penampilan? Aku cukup puas dengan kondisiku sekarang dan nggak mau ganti penampilanku.”Lota tertawa dan berkata, “Bu Giselle, penampilanmu memang bagus. Kalau nggak mau operasi plastik, pakailah topeng ini. topeng yang aku siapkan ini sangat terlihat asli.”“Selain itu, aku juga akan memberikan Bu Giselle sebuah identitas yang baru. Sebelum kerja sama kita berakhir, kamu nggak boleh kembali menjadi identitas aslimu. Aku jamin, setelah urusanku selesai, aku bisa memberikan harta keluarga Siahaan yang kamu inginkan.”“Nggak sulit bagiku untuk membunuh kakakmu yang buta itu. Nggak ada yang perlu kamu takuti. Tapi, aku butuh kerja sama Bu Giselle. Setelah semuanya selesai, aku akan bantu kamu dapatkan semua yang kamu inginkan.”Lota berbicara dengan sangat sombong seolah dia memiliki kemampuan yang luar biasa.“Pak Lota sehebat itu? Kakakku yang buta sudah bisa melihat, dia juga menjadi Nyonya Kedua keluarga Adhitama. Seh
Ekspresi Giselle seketika berubah keruh.“Pak Lota, kamu minta aku simpanan?”Dia baru berusia 20 tahun dan masih cantik. Dengan latar belakangnya, tidak masalah buat dia menikah dengan orang kaya. Meski lelaki paruh baya di depannya ini merawat dirinya dengan baik, umurnya sudah hampir sama dengan ayahnya! Sekarang lelaki itu ingin menjadikannya selingkuhan, benar-benar keterlaluan.Lota terkekeh dan berkata, “Bu Giselle, kamu nggak ada keahlian khusus dan nggak mau kerja dengan gaji beberapa juta per bulan. Menurutmu, bagaimana kamu bisa hidup? Benar-benar hanya mengandalkan uang saku yang diberikan adikmu?”Giselle terkejut karena lelaki ini tahu percakapannya dengan adiknya. Apakah Lota sudah sejak lama mengawasinya? Apa pun yang dia lakukan dan siapa pun yang dia temui serta apa saja yang dikatakan sudah diketahui semua oleh lelaki itu? Sungguh menyeramkan sekali.“Selain cantik dan muda, apa yang kamu miliki?”Lota menatap Giselle dengan tatapan kurang ajar. Akhirnya perempuan it
Lota terbahak dan setelah itu dia menatap Giselle sambil berkata, “Bu Giselle, ini mungkin bukan pilihanmu. Akan lebih baik kamu setuju, kalau nggak setuju, kamu tetap harus menyetujuinya. Karena aku sudah mencarimu, dan kamu nggak boleh membocorkan keberadaanku. Kalau nggak, aku hanya bisa membunuhmu.”“Aku juga akan membuat kematianmu sangat menyakitkan. Ada lihat anak buahku, ‘kan? Mereka ada puluhan orang.”Wajah Giselle seketika memucat.“Bu Giselle memilih ikut denganku atau memilih mati? Aku kasih kamu waktu beberapa menit untuk berpikir.”Giselle menatap puluhan lelaki berpakaian hitam itu. Kemudian menatap Lota sambil menebak siapa lelaki itu. Apakah dia seorang pembunuh psikopat? Tubuh Giselle merosot ke lantai dan dia berlutut sambil berkata,“Pak Lota, aku mohon lepaskan aku. Aku masih nggak mau mati. Aku baru berusia 20 tahun.”Lota berdiri dan berjalan ke hadapannya. Dia menarik perempuan itu dan membopong tubuh Giselle. Perempuan itu mengerti niat Lota dan wajahnya semak
Giselle bertanya dengan sorot bingung.“Ternyata sasaranmu adalah anak angkat itu. Kenapa nggak langsung mencari orang dari Kota Aldimo? Jarak Mambera dengan Kota Aldimo begitu jauh. Meski Olivia dan nyonya muda keluarga Junaidi sangat dekat, mereka jarang bertemu.”Pak Lota menghela napas dan berkata, “Nggak ada cara lain juga.”Di Kota Aldimo, sama sekali tidak ada informasi tentang Liam yang bisa dia dapatkan. Dia hanya tahu bocah itu anak angkat saja, tetapi tidak ada yang tahu rupa dari anak itu. Selain itu, Liam juga jarang ada di Kota Aldimo. Dia tidak tahu di mana biasanya bocah itu bersembunyi.Keluarga Junaidi dilindungi oleh Keluarga Hartanto. Selain itu ada hubungan kerabat dengan keluarga Lambana di Kota Dawan. Nyonya muda keempat keluarga Junaidi juga merupakan murid dari Dokter Panca, dia tidak berani mengusiknya.Dulu, ketika dia mencoba menyelidiki asal-usul Liam, Yose menemukan ada yang mencari tahu tentang bocah itu. Selanjutnya, mereka sudah kehilangan jejak Liam. H
Lota sengaja berkata, “Aku nggak tertarik dengan barang bekas. Tapi kalau kamu mau balas dendam, aku bisa minta orangku melakukannya. Asalkan kamu ikut denganku dan bekerja untukku, aku nggak akan merugikanmu. Aku juga bisa membantumu membalas orang yang pernah menyakitimu.”Asalkan dia mendapatkan Totem dan menjadi penguasa yang sesungguhnya. Maka sudah saatnya dia bisa mengendalikan semuanya. Ketika hari itu tiba, keluarga Adhitama juga tidak akan dia anggap. Hanya keluarga Ardaba yang kemungkinan bisa dia lirik.“Sebenarnya kamu siapa?”“Untuk sementara aku nggak memberitahumu dulu. Yang penting kamu ikut denganku dan kamu akan hidup nyaman. Sudah, aku nggak ganggu kamu lagi. Aku tinggalkan dua orang untuk menjagamu. Kalau ada apa-apa, minta mereka hubungi aku saja. Aku sudah harus kembali karena usahaku sangat banyak dan sangat sibuk.”Lota meremas paha perempuan itu dan bangkit berdiri. Dia memerintahkan dua orang anak buah untuk tinggal. Sedangkan yang lainnya mengikutinya pergi
Kedua anak bayi itu baru beberapa bulan dan baru bisa tengkurap serta bicara bahasa bayi. Benar-benar sangat lucu sekali.Liam berkata, “Aku sering melihat Audrey dan dia mengenaliku. Tentu saja dia senyum sama aku. Dia nggak mengenalimu makanya nggak senyum sama kamu. Kamu sama Archie saja, Audrey sama aku saja.”Kaki kecil Archie terus menendang dan mengenai tangan Russel yang ada di tepi kereta bayi. Anak kecil ini sangat tidak tenang. Selain tidur, maka dia akan bergerak terus atau menangis dan hendak digendong oleh orang dewasa.Mainan hanya bisa dimainkan selama dua menit saja. Setelah itu, akan dibuang dan menangis hebat. Audrey memang tidak suka menangis. Jika kedua saudara itu diletakkan bersebelahan, maka Audrey akan menendang kakaknya yang terus menangis. Seakan meminta bocah itu untuk berhenti.Russel menundukkan tubuhnya dan ingin mengecup Audrey, tetapi ditahan oleh Liam.“Kamu nggak boleh cium Audrey. Om Yose sudah bilang, kita nggak ada yang boleh cium Audrey. Tapi kit
“Saya sudah tahu dari penjaga keamanan tadi.”Devina kembali berkata, “Sepertinya, Bu Katarina itu bukan orang biasa. Tapi, saya juga tidak tahu dia berasal dari mana. Bahkan dia tidak mau menjawab ketika Bu Amelia menanyakan dari perusahaan mana dan dari daerah mana dia berasal.”“Bu Amelia curiga kalau perempuan itu adalah saingan cinta Bu Olivia. Jadi, Bu Olivia harus mempersiapkan hati dan mental Ibu sebaik mungkin.”Olivia langsung kehilangan senyumannya lalu berkata, “Kenapa kalian semua berpikir kalau ada perempuan muda yang mencariku pastinya adalah saingan cintaku? Lagi pula, kenapa Amelia mengizinkan perempuan itu masuk kalau memang perempuan itu adalah saingan cintaku?”“Bu Amelia juga tidak tahu siapa dia. Pokoknya, Bu Olivia harus waspada karena perempuan itu sangat mencurigakan.”Stefan Adhitama adalah laki-laki yang luar biasa, jadi wajar saja kalau ada banyak saingan cinta Olivia yang muncul dari waktu ke waktu. Bahkan Olivia pernah mengatakan kalau dia kemungkinan masi
Namun, Daniel tidak segan untuk menggigit siapa pun yang menginjak ekornya. Mereka pastinya tidak akan melakukan hal buruk seperti itu jika mereka masih memiliki akal sehat. Semua orang yang melihat Daniel langsung menyapanya dengan sopan. Pegawai kantin juga sudah menyiapkan makanan untuk Daniel dan sudah menghidangkannya di atas meja. Kemudian Daniel duduk bersama beberapa petinggi perusahaan untuk makan bersama. Mereka makan sambil terus mengobrol dengan sangat akrab tanpa ada rasa canggung seakan mereka menganggap Daniel adalah teman mereka dan bukan bos mereka. Mereka tidak membicarakan pekerjaan di luar jam bekerja. Mereka terbiasa mengobrol tentang hal-hal konyol layaknya teman. Daniel sering mengatakan kalau mereka harus lebih bersantai setelah selesai bekerja agar tidak stres. Di saat yang bersamaan, Stefan sedang makan bersama istri tercintanya di Mambera Hotel. Mereka memutuskan untuk beristirahat di presidensial suit yang berada di lantai atas hotel setelah selesai makan
Si sekretaris mengangguk lalu kembali berkata, “Saya hanya ingin bilang kalau ada orang yang biasanya mengenakan pakaian kerja biasa lalu tiba-tiba dia mengubah penampilannya dengan mengenakan pakaian kasual yang sangat cantik. Apa yang dilakukannya pasti untuk menarik perhatian seseorang.”“Entah dia sedang jatuh cinta atau karena alasan lainnya. Tapi, perempuan terkenal senang menyenangkan diri mereka sendiri.”Daniel langsung menoleh ke arah sekretarisnya lalu berkata, “Kamu cukup mengerti tentang perempuan, ya.”“Pak Daniel, saya adalah ayah dari dua anak. Laki-laki yang sudah berkeluarga pastinya memahami perempuan. Pak Daniel bisa belajar dari saya jika ingin menyenangkan hati Bu Odelina.”“Andai saja, saya tahu sejak lama kalau kamu sangat memahami perempuan, pastinya saya sudah berhasil mendapatkan perempuan itu,” ujar Daniel bercanda. “Saya memang tidak terlalu mengerti hati perempuan. Tapi, saya tahu kalau dengan mencintai perempuan itu adalah hal yang lebih dari cukup untuk
Daniel bisa menyukai dan jatuh cinta kepada Odelina pasti karena mereka sering bertemu dan berkomunikasi satu sama lain. Daniel bukanlah laki-laki yang bisa jatuh cinta pada pandangan pertama. Daniel adalah laki-laki yang bisa jatuh cinta seiring berjalannya waktu. Raisa yakin, kalau dirinya pasti jauh lebih baik dari Odelina selama dia diberikan waktu yang cukup. Dia akan membuat Daniel melihat keunggulannya dan memilihnya. Waktu makan sudah tiba ketika mereka selesai membicarakan bisnis. Raisa langsung berinisiatif untuk mengajak Daniel makan malam bersama. Namun, Daniel menolaknya dengan berkata, “Saya belum bisa bergerak dengan leluasa. Saya tidak akan makan di luar dengan siapa pun, kecuali dengan orang-orang terdekat. Saya juga lebih suka makan di kantin perusahaan.”“Oke, saya akan mentraktir Pak Daniel setelah Pak Daniel pulih sepenuhnya.”Raisa tidak bisa memaksakan keinginannya kepada Daniel. Dia takut, sikap agresifnya justru akan membuat Daniel membencinya. Dia juga taku
Raisa selalu merasa senang dan santai setiap kali minum kopi ketika suaminya masih hidup. Namun sekarang, dia harus minum kopi agar bisa tetap segar ketika bekerja. Daniel meminta sekretarisnya untuk menyiapkan kopi bagi Raisa dengan berkata, “Siapkan kopi untuk Bu Raisa saja dan segelas air hangat untuk saya. Saya sudah minum kopi di kantornya Stefan.”Daniel terbiasa minum kopi di pagi hari. Dia jarang sekali minum kopi di sore hari karena dia takut tidak bisa tidur ketika malam hari dan akan membuat matanya kelelahan. “Pak Daniel pergi ke Adhitama Group tadi?” tanya Raisa dengan senyuman lembut di wajahnya. “Ya, ada urusan mendesak, makanya saya pergi ke sana untuk mendiskusikannya dengan Pak Stefan,” jawab Daniel seadanya. Raisa memutuskan untuk tidak menanyakan hal itu lebih lanjut setelah mendengar jawaban Daniel yang seakan tidak ingin membicarakannya secara detail. Semua masyarakat kelas atas Mambera mengetahui kalau Stefan, Daniel dan Reiki adalah sahabat yang sangat dekat
Raisa mengambil alih posisi berdiri sekretaris Daniel dan mulai mendorong kursi roda Daniel menuju ruang CEO. Kedua sekretaris mereka mengikuti dari belakang dalam diam. “Bu Raisa, saya bisa melakukannya sendiri,” ujar Daniel yang menolak Raisa untuk mendorong kursi rodanya karena kursi roda yang digunakannya sekarang adalah kursi roda otomatis. Raisa langsung tersenyum seraya berkata, “Saya tidak mendorongnya, kok. Pak Daniel yang menggerakkannya sendiri.”Raisa sengaja tidak mengenakan pakaian kerjanya seperti biasa. Dia memilih untuk mengenakan pakaian kasual dan tidak menyanggul rambutnya. Dia membiarkan rambutnya tergerai dan mengenakan perhiasan yang biasa dia kenakan ketika suaminya masih hidup. Ditambah lagi, dengan riasan wajah yang membuatnya semakin cantik dan awet muda seakan dia masih berusia 20 tahun. Semua orang pastinya tidak akan menyangka kalau Raisa adalah seorang janda berusia 30 tahunan dan memiliki putra berusia 9 tahun. Bahkan putranya memuji Raisa ketika dia
“Sudah, jangan terlalu banyak berpikir. Hujan dan badai yang kalian berdua harus hadapi, jauh lebih banyak daripada pasangan lainnya. Kalian selalu bisa melihat pelangi setelah badai. Kak Odelina sedang sangat sibuk sekarang. Dia benar-benar tertekan dengan perusahaan barunya. Kamu juga tahu itu, kan?”“Walaupun dia pernah bekerja cukup baik sebelum menikah, tapi dia adalah ibu rumah tangga setelah menikah. Dia menarik diri dari dunia sosial selama bertahun-tahun. Sampai akhirnya, dia berhasil mendirikan usahanya sendiri, tapi itu juga belum lama. Sekarang, dia harus membuka perusahaan baru yang dibangun secara khusus untuk menyaingi Gatara Group.”“Pengalamannya masih belum cukup dan dia berada dalam tekanan yang cukup besar. Selain itu, penerus Gatara Group juga bukan orang biasa yang tidak bisa apa-apa. Mereka berdua sama-sama sedang berjuang keras. Dia mengatakan tidak ingin terburu-buru untuk meresmikan pernikahan kalian pasti karena dia ingin fokus untuk mengurus perusahaan barun
Selain itu, ketiga kakaknya juga akan membantunya mengurus perusahaan, jadi Daniel bisa memulihkan tubuh dan mengejar calon istrinya dengan lebih leluasa. “Oke, kita bicarakan lagi nanti malam,” pungkas Odelina lalu menutup panggilan teleponnya yang telah mempersilakan sekretarisnya masuk.Sekretaris mengetuk pintu ruangannya untuk memberitahu kalau ada seorang klien yang datang. Odelina sendiri yang akan menerima dan menemui semua kliennya saat ini agar dia bisa segera mendapatkan kontrak kerja sama dari berbagai klien. Dia ingin agar perusahaannya memiliki pekerjaan yang bisa mereka kerjakan setelah libur tahun baru. Daniel melepaskan ponsel dari telinganya setelah Odelina mengakhiri panggilan mereka. Namun, wajah Daniel tampak kosong sambil terus memegangi ponselnya. Stefan sedang menikmati kopi sambil menatap sahabatnya itu sampai akhirnya tatapan mereka saling beradu. “Kenapa kamu menatapku begitu?” tanya Daniel sambil meletakkan ponselnya. “Kamu mikirin apa, sih? Pikiranmu pa
“Proses pembuatan surat nikah nggak lama, kok. Kita bisa melakukannya setelah kamu pulang,” ujar Daniel yang bersikeras untuk mendapatkan surat nikah terlebih dahulu. Odelina pasti akan lebih tenang setelah mereka resmi menikah karena tidak akan lagi ada perempuan di luar sana yang berpikiran untuk bisa merebut Daniel dari sisinya. “Daniel, kita bicarakan masalah ini nanti saja kalau aku ada waktu kosong. Sekarang, lebih baik kita pertimbangkan dulu semuanya baik-baik.”“Kita nggak bisa bertindak impulsif karena pernikahan adalah hal besar di dalam hidup kita. Terlebih lagi, aku adalah seorang janda, jadi aku harus ekstra hati-hati dalam menghadapi pernikahan keduaku nantinya.”Daniel langsung berpikir kalau Odelina mungkin terlalu sibuk atau mungkin karena mimpi itu telah mengubah pikiran Odelina sampai ingin menunda peresmian hubungan mereka. Sebenarnya, apa yang dikatakan Odelina sudah cukup jelas, kegagalan pernikahannya terus membayangi keputusannya untuk menikah kembali. Kerag