Andri yang tersadar lebih dahulu. Dia berbalik badan dan langsung berlari keluar untuk melihat istrinya.“Sayang, apa kamu baik-baik saja?”Lenny ditarik dan diseret oleh Stefan, lalu didorong sampai jatuh ke tanah. Dia tidak kesakitan karena jatuh, tapi dia sangat malu. Dia merasa dirinya diinjak-injak oleh Stefan.“Kamu nggak punya hati, ya? Gimana kamu bisa jadi suamiku? Kamu nggak bisa menghentikan pria itu waktu melihat istrimu diseret keluar? Nggak bisa membantuku, hanya melihatku diseret dan didorong ke tanah. Ini penindasan!”Lenny langsung mendorong suaminya Ketika suaminya membantunya berdiri, menunjuk dan memaki suaminya.“Setelah menindas putraku, mereka mulai menindasku. Apa ini adil? Tuhan, bukalah mata-Mu lebar-lebar. Mereka itu orang yang nggak berbakti pada orang yang lebih tua. Cepat sambar mereka dengan petir!”Andri adalah anak bungsu di antara kakak beradiknya dan selalu disayang oleh orang tua dan kakak-kakaknya. Setelah menikah dengannya, istrinya juga mendapatka
Dalam beberapa tahun terakhir, mereka telah dimanjakan dan jadi gemuk. Bergerak sedikit pasti akan terengah-engah dan kehabisan napas. Mereka benar-benar tidak memiliki kemampuan untuk berkelahi dengan Olivia dan suaminya. Olivia bisa bela diri.Entah bagaimana cara Odelina membesarkan adiknya dulu. Bisa-bisanya dia membiarkan Olivia belajar seni bela diri.Untung saja, waktu itu mereka sudah melihat jauh ke depan dan mengambil uang kompensasi dari kematian saudara mereka. Kalau tidak, mereka pasti akan babak belur melawan Odelina dan adiknya ini.“Olivia, jangan terlalu menindas orang, ya. Aku beri tahu kamu. Kalau kamu nggak mengeluarkan Hendra dan terjadi apa-apa pada putraku di sana, aku nggak akan memaafkanmu! Jangan kira aku takut denganmu karena kamu punya suami!” maki Lenny sambil menunjuk Olivia.Setelah mencuci tangan, Stefan menolehkan kepala. Tatapannya yang tajam menyapu Lenny, sehingga suara wanita itu seketika langsung mengecil.Lenny cukup takut pada pria yang dingin da
“Tante, cepat, berterima kasihlah padaku. Sebaiknya kalian belikan aku hadiah dan berterima kasih banyak padaku karena telah menyelamatkan putra kalian.”Perkataan Olivia ini membuat paman-paman dan bibi-bibinya sangat geram.Lenny memelotot dengan marah, sampai urat di dahinya timbul dan ekspresinya sangat galak.Hanya saja, dia tidak berani main tangan.Stefan tersenyum melihat Olivia bisa membuat orang-orang itu tidak bisa membantah tanpa main tangan. Wanita ini cerdas juga!“Olivia.” Bibinya Olivia akhirnya berkata, “Kami nggak bilang kamu salah. Hendra memang salah. Hanya saja, kalian itu sepupu, masih ada hubungan darah yang dekat. Kita satu keluarga. Ada masalah sedikit kita selesaikan dalam keluarga saja. Asalkan kamu bilang pada kami, kami pasti akan memarahi Hendra. Kamu benar-benar nggak perlu membawanya ke kantor polisi.”“Kami ingin menebusnya keluar dari penjara, tapi ditolak. Apa ini karena ada orang yang membantumu dari belakang dan nggak membiarkan kami menebus Hendra
Olivia orangnya sebenarnya bisa diajak bicara baik-baik dan sangat menghormati orang yang lebih tua. Tentu saja, dia hanya akan menghormati orang yang memang bisa dianggap sebagai orang yang lebih tua.“Olivia, orang-orang tadi itu keluargamu dari kampung? Apa mereka datang mengganggumu lagi? Apa mereka memintamu untuk membayar biaya pengobatan nenekmu? Orang-orang itu benar-benar nggak tahu malu. Mereka bawa mobil dan tinggal di vila, bahkan punya tabungan miliaran, tapi nggak mau mengeluarkan uang untuk pengobatan ibu mereka sendiri dan malah memaksa dua keponakan mereka yang orang tuanya sudah meninggal untuk membayarnya.”“Aku pernah melihat orang yang nggak tahu malu, tapi belum pernah melihat yang nggak tahu malunya seperti mereka. Benar-benar pertama kali lihat.”“Iya, orang tua Olivia meninggal karena kecelakaan. Uang kompensasinya saja dibagi-bagi oleh mereka. 15 tahun lalu, yang 1,2 miliar itu sangat besar. Mereka bisa punya hidup yang berkecukupan seperti sekarang ini semua
Sambil tersenyum malu, Olivia berkata, “Lain kali, kalau ada masalah yang nggak bisa aku selesaikan, aku pasti akan memberimu kesempatan untuk membantuku.”Stefan tidak perlu turun tangan menyelesaikan masalah yang bisa dia selesaikan sendiri.Supaya dia tidak perlu berhutang budi pada pria ini.Stefan berkata padanya, “Masalah apa yang nggak bisa kamu selesaikan sendiri?”Olivia menyeringai dan berkata, “Ada banyak. Banyak. Aku nggak bisa memikirkannya sekarang. Pak Stefan, pergilah bekerja.”Setelah menatap Olivia dalam diam beberapa saat, Stefan berkata dengan dingin, “Aku balik ke kantor untuk lembur dulu. Jam berapa kamu tutup toko malam ini? Aku akan ke sini untuk menunggumu dan kita pulang bersama. Aku takut orang-orang itu akan datang menghentikan mobilmu lagi.”“Nggak akan, kok. Itu juga karena Hendra masih muda, makanya bisa melakukan hal seperti itu. Setelah dipenjara kali ini, dia nggak akan berani melakukan untuk kedua kalinya. Jangan lihat mereka sepertinya sangat berani,
Kalau parah, penyakit perlemakan hati bisa berubah menjadi sirosis. Dia tidak ingin menjadi penderita sirosis.Setelah keluar dari kompleks, Odelina mendorong anaknya ke toko susu.Dulu, adiknya yang selalu membantunya membawakan susu pulang ke rumah.Jalan ke toko itu cukup jauh, jadi dia anggap ini sebagai jalan-jalan.“Papa.” Russel tiba-tiba memanggil “Papa”.Odelina cepat-cepat melihat sekeliling, tetapi tidak melihat Roni.Dia bertanya pada putranya, “Russel, kamu melihat papamu?”Russel menunjuk ke sebuah mobil yang diparkir di pinggir jalan dan memanggil “Papa”.Maksudnya adalah, mobil itu adalah mobil ayahnya.Odelina melihat mobil yang ditunjuk anaknya itu. Memang modelnya sama dengan mobil suaminya, tapi plat nomornya bukan milik pria itu.Dia tersenyum dan berkata, “Russel, itu bukan mobil Papa. Itu hanya mobil yang modelnya sama dengan mobil papamu, dengan nomor plat yang berbeda. Jadi, itu bukan mobil papamu.”Russel jarang bermain dengan ayahnya, tapi bisa mengingat mobi
Begitu Odelina meletakkan ponsel itu di sebelah telinganya, dia langsung mendengar Roni memarahinya di telepon, “Apa yang kamu ajarkan ke Russel biasanya? Kamu mengajarinya untuk nggak menyukai kakak sepupunya, nggak mengerti untuk bersikap ramah dan saling berbagi. Masa waktu aku bilang mau beli mainan untuknya, dia bilang jangan beli untuk kakak sepupunya.”Setelah dimarahi suaminya, Odelina pun jadi ikut marah. “Apa yang aku ajarkan ke Russel? Apa itu salah Russel? Aiden, anak kakakmu itu, selalu merebut mainan Russel setiap kali datang ke rumah, juga memukul Russel. Dia pikir Russel itu adonan, yang bisa dicubit dan dipukul seenaknya?“Jelas-jelas salahnya Aiden. Kamu sebagai papanya bukannya melindungi putra sendiri, masih menyalahkan putramu nggak pengertian? Apa kamu maunya Russel memberikan semua mainannya pada Aiden, lalu kalau Aiden memukulnya, dibiarkan saja?”“Aiden itu terlalu dimanjakan oleh kakak dan orang tuamu. Dia selalu menindas Russel. Mata kalian semua itu buta, ya
Bukannya menganggap rendah, Yenny malah sangat senang.Roni merasa Yenny benar-benar menyukainya dan bukan menginginkan uangnya. Wanita itu ingin tumbuh tua bersamanya dan bukan untuk main-main saja. Karena itulah, wanita itu menolak untuk berhubungan seks dengannya. Wanita itu begitu serius dengannya, jadi dia juga menjadi lebih serius.Dia juga berjanji kepada Yenny bahwa jika dia sudah menabung lebih banyak, dia akan memberikan mobil baru untuk wanita itu.Yenny sangat terharu hingga menciumnya beberapa kali, membuatnya terbuai dan sangat bahagia.Apa lagi yang bisa Odelina katakan? Roni sudah menutup telepon, lalu dia mentransfer 2,4 juta kepada Odelina untuk membeli susu.Meskipun Roni tidak memberinya 4,8 juta dan hanya memberi 2,4 juta, Odelina tetap menerimanya.“Ada apa? Apa itu istrimu?”Ketika Roni mengangkat telepon, Yenny berjalan menjauh dengan pengertian.Setelah melihat Roni menutup telepon, dia baru datang membawa dua gelas anggur merah.Malam ini, Yenny berpakaian sep
Olivia tersenyum, "Anak-anak memang seperti itu. Dalam hidup ini, masa yang paling bahagia dan tanpa beban adalah masa kanak-kanak. Saat mereka bertambah besar dan mulai bersekolah, mereka akan menghadapi tekanan belajar dan nggak bisa lagi sebebas dan seceria sekarang." Mulan mengangguk setuju. "Itu benar, aku bahkan ingin kembali ke masa kecil. Waktu masih jadi anak kecil, rasanya sangat menyenangkan." Saat kecil, dia adalah anak kesayangan di keluarganya. Semua orang memanjakannya, bahkan lebih bahagia dibandingkan anak angkat mereka. Liam harus belajar ilmu medis dan seni bela diri. Sementara sebelum masuk sekolah dasar, Mulan hanya bermain sepanjang waktu. Olivia berkata padanya, "Ucapanmu itu sebaiknya jangan terlalu keras, jangan sampai Yose mendengarnya. Nanti dia malah mengira kamu merasa nggak bahagia setelah menikah dengannya, lalu dia akan memikirkan berbagai cara untuk membuatmu senang." Mulan secara refleks menoleh ke arah Yose. Seolah memiliki telepati, lelaki itu j
Anak perempuan memang sangat menggemaskan. Anak perempuan juga lebih patuh dibandingkan anak laki-laki, tidak terlalu nakal. Ibu mertuanya berkata, “Bukannya bilang nggak mau punya anak kedua? Kalau mau lagi, sebaiknya tunggu beberapa tahun lagi. Nanti setelah Tiano masuk taman kanak-kanak, baru kalian coba punya anak kedua.” Dia tidak mempermasalahkan berapa banyak anak yang ingin dimiliki oleh menantunya. Tidak ikut campur, tidak mendesak mereka untuk memiliki anak. Anak-anaknya sudah dewasa, mereka punya pemikiran sendiri. Asalkan mereka tahu apa yang mereka lakukan, itu sudah cukup. Selama anak-anaknya merasa bahagia, dia tidak peduli apakah mereka menikah atau tidak, memiliki anak atau tidak, dan berapa banyak anak yang ingin mereka miliki.“Ya, sekarang belum saatnya memiliki anak lagi. Sekarang pun aku nggak ada waktu untuk hamil dan melahirkan,” kata Kellin. Dia teringat bahwa malam ini dia harus berangkat ke Mambera, menemani Setya ke Cianter. Setiap hari dia sibuk ke san
Kellin tersenyum dan berkata, "Archie, Tante Kelli nggak bisa menggendong kamu, duduk saja dulu dan mainkan mainanmu." Archie yang sudah mengulurkan tangan tetapi tidak digendong langsung tidak senang dan mulai berteriak ke arah Kellin. "Wah, sekarang kalau nggak digendong, sudah bisa protes, ya?" Kellin tertawa, lalu melepaskan satu tangan dan meraih pinggang Archie, menggendongnya juga. Begitu digendong, bocah itu melihat adiknya masih memegang mainan di tangannya. Dengan sikap dominan, dia langsung mengulurkan tangan untuk merebutnya. Audrey menggenggam erat mainannya, tidak membiarkan kakaknya merebutnya. Archie tetap berusaha merebut, tetapi Audrey lebih kuat. Dia menarik mainannya kembali dengan sekuat tenaga, lalu langsung mengayunkannya ke arah kakaknya. Archie yang terkena pukulan beberapa kali dengan mainan itu, langsung merengut, matanya memerah, bersiap untuk menangis keras-keras. "Bibi, cepat gendong Archie, dia mau menangis!" Kellin paling takut jika anak-anak menan
Di mata ibu mertuanya, Kellin mungkin terkenal suka menggigit orang dan yang paling sering digigitnya adalah anak kecil. Siapa suruh kulit bayi begitu halus dan lembut? Melihatnya saja sudah membuat orang ingin menggigit, dan kalau sudah tidak bisa menahan diri, ya benar-benar menggigit. Kellin pun mengikuti ibu mertuanya masuk ke dalam rumah. "Ma, kapan guruku dan yang lainnya sampai?" "Mereka sudah datang. Yose dan adiknya keluar untuk menjemput mereka," jawab Wanita itu. Kellin mengangguk, lalu merasa lega saat melihat anaknya sudah berhenti menangis. Dia takut anaknya masih menangis saat gurunya masuk ke dalam rumah nanti. "Lain kali jangan sering-sering menggigit Tiano," ujar mertuanya."Kalau memang nggak bisa menahan diri, setidaknya jangan gigit terlalu keras. Kulit bayi masih lembut, meskipun hanya digigit pelan, tetap akan memerah cukup lama. Lagi pula, dia anakmu sendiri, apa kamu nggak kasihan sama dia? Sering menggigit seperti ini, seperti harimau saja." "Waktu hamil
Kellin tertawa kecil sambil mencubit lembut pipi anaknya, "Maunya selalu digendong. Siapa yang punya waktu untuk terus menggendongmu? Semua gara-gara papamu yang terlalu memanjakanmu, waktu di masa nifas selalu menggendongmu." Saat pertama kali menjadi ayah, setiap kali anaknya menangis, Jhon langsung menggendongnya. Akibatnya, Tiano jadi terbiasa digendong, sehingga begitu lepas dari pelukan orang dewasa, ia mudah terkejut dan menangis. "Belum lagi kakekmu juga sangat memanjakanmu. Dia yang paling menyayangimu." Tiano tersenyum pada ibunya. Melihat senyum anaknya, hati Kellin menjadi luluh. Dia pun mencium pipi anaknya yang halus. Merasa kulit anaknya begitu lembut, dia tidak tahan untuk menggigitnya sedikit. Menurutnya, dia menggigit dengan sangat pelan. Namun, sesaat kemudian, anaknya cemberut lalu menangis keras. "Dasar bocah, Mama cuma menggigitmu sedikit saja. Siapa suruh kulitmu begitu halus dan lembut? Mama jadi nggak bisa menahan diri. Lagipula Mama nggak menggigitmu denga
Kellin mengambil putranya yang terus menangis dari pelukan pengasuh dan bertanya, "Apa dia buang air?" "Nggak, baru saja diganti popoknya." "Dia juga baru saja makan, lalu kenapa menangis lagi? Ribut sekali, siang menangis, malam pun menangis. Nggak bisakah dia sedikit tenang?" Kellin menggendong putranya sambil menenangkannya, lalu bertanya kepada pengasuh, "Papanya di mana?" "Pak Jhon mungkin ada di tempat Pak Yose."Karena Dokter Panca dan beberapa tamu termasuk Olivia hari ini datang, maka Yose dan saudaranya tidak pergi ke kantor dan tetap di vila untuk menunggu para tetua. Kellin pun berkata kepada pengasuh, "Baiklah, aku akan membawanya bermain dengan kakak-kakaknya." Meskipun kakak-kakak Tiano juga masih anak-anak, mereka sering berkumpul dan saling menatap. Terkadang juga menangis bersama, tetapi lebih sering bermain bersama.Namun, karena Tiano lebih kecil beberapa bulan dari mereka, dia belum bisa duduk dan hanya bisa berbaring di tempat tidurnya. Bocah itu tidak bisa
"Benar, Kakek Setya, menunggu satu atau dua hari lagi juga nggak masalah. Bagaimana kalau kami menemani Kakek jalan-jalan?" Aldi ikut menimpali perkataan ibunya. Bahkan Elang juga berkata, "Kakek, Tante Yuna benar. Sudah menunggu selama puluhan tahun, menunggu satu atau dua hari lagi juga nggak ada bedanya. Yang terpenting adalah kesehatanmu. Kellin mungkin akan tiba malam ini." "Sejak melahirkan, dia selalu ingin pergi ke luar. Katanya anaknya suka menangis dan rewel." Elang tertawa, "Tiano mirip sekali dengan Kellin saat kecil, suka menangis dan rewel." "Tapi kenapa aku ingat waktu Kellin kecil sangat mudah diurus?" Kenangan Setya tentang Kellin saat kecil berhenti pada usia dua atau tiga tahun. Pada usia itu, Kellin tidak banyak menangis dan sangat penurut. Ingatannya juga luar biasa, dia bisa mengingat segala sesuatu yang diajarkan kepadanya meskipun belum bisa menguasainya sepenuhnya. Setelah mengingatnya, dia akan mencerna dan memahaminya sendiri perlahan-lahan. Elang yang
Olivia merupakan menantu paling tua di keluarga Adhitama. Ibu kandung Olivia, Reni, adalah putri kedua dari kepala keluarga Gatara yang sebelumnya. Kelak, Odelina akan menjadi menantu keempat keluarga Lumanto. Perempuan itu memiliki status dan kedudukan yang sama dengan Olivia. Keluarga Sanjaya juga memiliki hubungan dengan keluarga Gatara karena Yuna, adalah putri sulung dari kepala keluarga Gatara sebelumnya. Oleh karena itu, keluarga Adhitama, keluarga Sanjaya, dan keluarga Lumanto adalah tiga keluarga yang bersedia dijaga hubungannya oleh Organisasi Lima Kaisar dalam jangka panjang. Semua ini berkat pengaruh Setya. Elang sebelumnya tidak memiliki hubungan dengan ketiga keluarga ini. Namun, setelah gurunya datang ke Mambera, dia telah menyelidiki semua keluarga besar di sana dan mengetahui bahwa empat keluarga tersebut menguasai Mambera. Umumnya, tidak ada yang berani menyinggung mereka. Para pemimpin dari empat keluarga besar itu juga mampu mengendalikan anggota keluarganya, me
“Dokter Panca bilang, dia akan mengatur agar Dokter Dharma datang dan menemani kita pergi ke Cianter,” kata Yuna. “Dengan adanya Dokter Dharma bersama kita, setidaknya kita bisa lebih tenang,” lanjutnya. Setya sudah sangat tua. Perjalanan jauh membuat semua orang khawatir dan takut jika sewaktu-waktu napasnya tersendat, dia akan langsung pergi begitu saja. Dengan kehadiran Dokter Dharma atau Dokter Panca, mereka bisa merasa lebih lega. “Dokter Dharma sering bepergian untuk mengobati orang. Kalau dia pergi selama beberapa hari, Olivia juga nggak akan curiga,” lanjut Yuna. “Kalau saja Olivia nggak sedang hamil, kami juga nggak perlu menyembunyikan ini darinya.” “Bayinya lebih penting, lebih baik kita merahasiakannya,” kata Setya, yang juga setuju untuk menyembunyikan ini dari Olivia. Apalagi setelah mengetahui bahwa Olivia baru bisa hamil setelah satu tahun menikah. Kehamilan ini tidak mudah baginya, ditambah lagi dengan tekanan besar yang dia hadapi. Jika perempuan itu tahu bahwa s