Lukas juga berkata sambil tersenyum, “Iya, ini hal yang baik, amat sangat baik. Kami sangat senang. Sudah jam segini. Calvin, cepat bawa Rosalina ke dalam dan urus pernikahan kalian. Nanti keburu pegawai Kantor Capil pulang kerja.”Di bawah desakan orang tuanya, Calvin menggandeng tangan Rosalina, lalu mengambil Kartu Keluarga dari ibunya serta cincin berlian yang sudah dia pesan sejak lama. Kemudian, keduanya masuk ke Kantor Capil.Fenny dan suaminya tidak langsung pergi. Mereka menunggu Calvin dan Rosalina di luar. Lukas memiringkan kepalanya dan berkata pada sang istri, "Ini mengingatkan aku pada 32 tahun yang lalu, saat kita datang ke sini untuk daftarkan pernikahan kita. Rasanya seperti kemarin. Dalam sekejap mata, anak pertama kita juga sudah menikah. Waktu berlalu dengan sangat cepat, ya. Kita juga sudah tua.”Lukas menarik tangan istrinya, lalu berkata lagi, “Seperti janjiku dulu, selalu bersama sampai jadi kakek nenek.”Fenny juga berkata, “Iya, waktu berlalu dengan sangat cep
“Ayo, kita pergi makan dulu. Tadi Mama sudah telepon untuk reservasi ruang VIP Mambera Hotel. Kita makan di sana, untuk rayakan momen yang membahagiakan ini. Mama juga sudah ajak yang lain. Begitu Nenek kamu tahu hari ini kalian daftarkan pernikahan kalian, Nenek senang bukan main.”“Rosalina, Mama barusan telepon tantemu. Mama bilang ke tantemu soal pernikahanmu dengan Calvin. Mama juga ajak tantemu bertemu. Nanti kita sekalian bahas pesta pernikahan kamu dan Calvin. Kalau dihitung-hitung, masih ada beberapa bulan sebelum Tahun Baru. Kita usahakan pesta pernikahannya sebelum Tahun Baru.”Fenny sungguh bekerja dengan sangat cepat. Calvin dan Rosalina baru masuk ke Kantor Capil, dia sudah mengajak tante Rosalina untuk bertemu dan membahas pernikahan Calvin dan Rosalina.Meskipun ayah sambung dan ibu kandung Rosalina masih hidup, mereka sedang berada di penjara. Ditambah lagi, Rosalina membenci mereka. Tentu saja, Rosalina tidak ingin membahas pernikahannya dengan mereka. Oleh karena itu
Ricky yang berada jauh di Kota Cianter juga telah melihat postingan Calvin. Setelah melihat Calvin dan Rosalina sudah resmi menikah, dia merasa iri bukan main. Dia tidak bisa duduk diam lagi. Dia segera keluar dari kantornya di hotel, lalu meninggalkan hotel itu. Dia melajukan mobilnya menuju Aurora Group.Saat ini, Rika baru saja selesai bernegosiasi dengan klien. Dia berdiri dan mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan klien.“Senang bisa bekerja sama, Pak Gian.”“Senang bisa bekerja sama.”“Sudah jam makan siang. Bagaimana kalau saya traktir Pak Gian makan siang?”“Terima kasih, Pak Riko. Kedatangan saya kali ini jadwalnya sangat padat. Benar-benar nggak bisa luangkan waktu. Saya harus segera ke bandara, hanya bisa makan siang di pesawat. Lain kali saja. Lain kali ke sini lagi, saya yang traktir Pak Riko.Rika memaklumi, “Kalau Pak Gian datang, tentu saja harus saya yang traktir. Bagaimana boleh biarkan Pak Gian yang traktir? Kalau begitu, lain kali Pak Gian harus berikan
Gian baru tahu kalau itu mobil Ricky. “Ternyata itu mobil Pak Ricky. Pak Ricky benar-benar datang setiap hari ke Aurora Group untuk ganggu Pak Riko, ya. Aku kira itu hanya rumor.”“Bukan rumor, Pak. Itu fakta. Pak Riko adalah CEO perusahaan besar termuda dan paling menonjol di Kota Cianter. Wajah tampannya itu sudah menarik perhatian banyak perempuan. Dia menjadi pria idaman para perempuan muda di Kota Cianter. Tapi siapa sangka Pak Riko yang nggak bisa didapatkan oleh perempuan mana pun, malah didapatkan oleh seorang pria.”“Tapi kalau dari penampilan luar, Pak Ricky dan Pak Riko benar-benar sangat serasi. Seandainya salah satu dari mereka perempuan, mereka pasti akan jadi pasangan paling serasi. Sayangnya, dua-duanya pria. Sayang sekali.”Hubungan mereka berdua telah memberikan tamparan bagi banyak perempuan. Para perempuan dari keluarga ternama di Kota Cianter sangat membenci Ricky. Bisa-bisanya mereka kalah dari Ricky.“Mereka sudah konfirmasi hubungan mereka?” tanya Gian penasaran
Ricky berjalan masuk ke gedung kantor sambil membawa buket bunga. Karena jam istirahat, banyak karyawan yang sedang berjalan keluar. Saat melihat Ricky datang dengan buket bunga, mereka juga sudah tidak heran lagi. Sebaliknya, kalau suatu hari Ricky tidak muncul, itu baru hal yang aneh.“Pak Ricky.”Tidak peduli betapa risihnya semua orang terhadap Ricky, mereka tetap memperlakukan pria itu dengan hormat.Ricky mengangguk sambil tersenyum, sebagai balasan dari sapaan para karyawan tersebut. Sesaat kemudian, dia sampai di depan Rika dan Ronald.“Riko, sudah pulang kerja, kan. Aku datang jemput kamu. Kita makan bareng, yuk. Ini bunga untuk kamu.”Usai berkata, Ricky menyerahkan buket itu kepada Rika. Rika hanya berkata dengan acuh tak acuh, “Sudah kubilang, aku nggak suka bunga. Jangan bawakan aku bunga setiap kali kamu datang ke sini. Ruanganku sebentar lagi sudah bisa jadi toko bunga.”Ada kalanya, Ricky datang beberapa kali dalam sehari. Pria itu juga akan memberikan bunga beberapa ka
Tim pengawal mengikuti Ronald dalam diam. Mereka hanya bisa menyaksikan Rika dibawa masuk ke dalam mobil oleh Ricky. Sesaat kemudian, Madach milik Ricky meninggalkan Aurora Group di bawah tatapan semua orang.“Ricky benar-benar kakak ipar paling sombong yang pernah aku temui. Dia sama sekali nggak berusaha menyenangkan hati adik ipar satu-satunya ini,” gumam Ronald.Ronald hanya bergumam. Dia tidak benar-benar mengikuti Rika dan Ricky pergi untuk jadi obat nyamuk. Kalau dia sungguh punya kakak laki-laki, dia pasti akan ikut. Dia tidak akan membiarkan Ricky mencelakai kakaknya.Namun, Rika adalah kakak perempuannya. Bagaimanapun juga, Rika harus menikah. Ricky cocok untuk Rika. Jadi dia tidak boleh jadi obat nyamuk. Jangan sampai Ricky mengadu pada ayah dan ibunya. Kalau Ricky mengadu, Ronald pasti akan dimarahi habis-habisan. Sekarang di depan orang tuanya, Ricky jauh lebih dipandang dibandingkan Rika dan Ronald.“Ronald nggak ikut, kan?” Ricky mengemudikan mobil sambil bertanya pada R
Rika berkata, “Setelah aku dewasa, nggak ada waktu lagi untuk liburan. Setiap hari pasti sangat sibuk. Nggak ada waktu untuk bermain. Tapi aku pergi ke banyak tempat karena sering dinas.”“Kamu mau bulan madu ke mana?” tanya Ricky.Rika berpikir sejenak dan berkata, “Aku suka tempat yang bersifat alam dan tenang. Aku berpikir untuk mencari tempat tenang yang ada gunung dan sungai. Setelah itu tinggal di sana sebulan dan menikmati masa berdua.”Ternyata perempuan itu suka alam. Bukankah Vila Permai adalah tempat yang dimaksud? Biasanya juga sangat tenang.“Kamu suka Vila Permai?”“Suka. Mau bulan madu di Vila Permai?”Ricky tertawa dan berkata, “Nggak juga. Itu rumah kita kelak. Kalau bulan madu pastinya harus keluar.”“Aku saja belum selesai mempertimbangkan mau menikah denganmu atau nggak. Sudah bahas bulan madu saja.”Rika menertawakan dirinya sendiri dan lanjut berkata, “Selama bersama denganmu, aku mudah dijebak sama kamu. Semua kecerdasanku nggak ada gunanya di hadapanmu.”“Rika,
Ini namanya perhatian, pengertian.”Rika tertawa sambil menyambut tangan lelaki itu untuk turun dari mobil. Namun, Ricky ingin menggandeng tangan perempuan itu masuk ke hotel. Tentu saja ditolak oleh Rika. Dia menarik tangan yang digenggam oleh Ricky.Ricky menyipitkan matanya. Di tempat umum, perempuan itu masih enggan bersikap seperti sepasang kekasih dengan dirinya. Seperti yang dikatakan Rika, perempuan itu masih belum begitu mencintainya. Keduanya jalan bersisian dan mendadak Rika menghentikan langkahnya.“Kenapa?” tanya Ricky dengan perhatian. Apakah mereka bertemu dengan para penggemar Rika? Ricky melihat ke depan dan tidak menemukan siapa pun.“Irwan?” gumam Rika dengan suara kecil. Kemudian dia bergegas menarik Ricky untuk bersembunyi di balik mobil. Beberapa pengawalnya bergegas maju karena mengira ada bahaya yang datang.“Semuanya sembunyi, jangan tutupi aku,” perintah Rika.Ternyata tuan muda mereka ingin mencari tahu seseorang. Perempuan itu menunjuk seorang lelaki paruh b