Rosalina tidak menolak lagi. Dia hanya membantu Calvin mengelola uang. Dia tidak akan membatasi pengeluaran Calvin. Selain itu, dia juga tidak perlu menggunakan uang Calvin.Calvin mencium wajah Rosalina, lalu menatapnya sambil tersenyum. Semakin sering melihat wajah cantik di depannya itu, rasa sukanya juga semakin besar.“Kenapa kamu selalu lihat aku sambil tersenyum?”“Karena senang. Rosalina, aku senang sekali sampai nggak bisa tahan nggak senyum.”Usai berkata, Calvin tersenyum lagi. Rosalina juga ikut tersenyum. Keduanya mengobrol sebentar. Setelah melihat jam dan memperkirakan Fenny sebentar lagi sampai, Calvin pun berkata pada tunangan yang sesaat lagi akan jadi istrinya, “Rosalina, Mama sebentar lagi sampai. Kita juga berangkat, yuk. Begitu Mama sampai, kita juga sudah sampai di sana.”Calvin ingin pergi ke toko bunga untuk membeli buket bunga mawar. Rosalina tiba-tiba mengajaknya untuk mendaftarkan pernikahan mereka. Calvin tidak melakukan persiapan apa pun. Namun, sekarang m
Lukas juga berkata sambil tersenyum, “Iya, ini hal yang baik, amat sangat baik. Kami sangat senang. Sudah jam segini. Calvin, cepat bawa Rosalina ke dalam dan urus pernikahan kalian. Nanti keburu pegawai Kantor Capil pulang kerja.”Di bawah desakan orang tuanya, Calvin menggandeng tangan Rosalina, lalu mengambil Kartu Keluarga dari ibunya serta cincin berlian yang sudah dia pesan sejak lama. Kemudian, keduanya masuk ke Kantor Capil.Fenny dan suaminya tidak langsung pergi. Mereka menunggu Calvin dan Rosalina di luar. Lukas memiringkan kepalanya dan berkata pada sang istri, "Ini mengingatkan aku pada 32 tahun yang lalu, saat kita datang ke sini untuk daftarkan pernikahan kita. Rasanya seperti kemarin. Dalam sekejap mata, anak pertama kita juga sudah menikah. Waktu berlalu dengan sangat cepat, ya. Kita juga sudah tua.”Lukas menarik tangan istrinya, lalu berkata lagi, “Seperti janjiku dulu, selalu bersama sampai jadi kakek nenek.”Fenny juga berkata, “Iya, waktu berlalu dengan sangat cep
“Ayo, kita pergi makan dulu. Tadi Mama sudah telepon untuk reservasi ruang VIP Mambera Hotel. Kita makan di sana, untuk rayakan momen yang membahagiakan ini. Mama juga sudah ajak yang lain. Begitu Nenek kamu tahu hari ini kalian daftarkan pernikahan kalian, Nenek senang bukan main.”“Rosalina, Mama barusan telepon tantemu. Mama bilang ke tantemu soal pernikahanmu dengan Calvin. Mama juga ajak tantemu bertemu. Nanti kita sekalian bahas pesta pernikahan kamu dan Calvin. Kalau dihitung-hitung, masih ada beberapa bulan sebelum Tahun Baru. Kita usahakan pesta pernikahannya sebelum Tahun Baru.”Fenny sungguh bekerja dengan sangat cepat. Calvin dan Rosalina baru masuk ke Kantor Capil, dia sudah mengajak tante Rosalina untuk bertemu dan membahas pernikahan Calvin dan Rosalina.Meskipun ayah sambung dan ibu kandung Rosalina masih hidup, mereka sedang berada di penjara. Ditambah lagi, Rosalina membenci mereka. Tentu saja, Rosalina tidak ingin membahas pernikahannya dengan mereka. Oleh karena itu
Ricky yang berada jauh di Kota Cianter juga telah melihat postingan Calvin. Setelah melihat Calvin dan Rosalina sudah resmi menikah, dia merasa iri bukan main. Dia tidak bisa duduk diam lagi. Dia segera keluar dari kantornya di hotel, lalu meninggalkan hotel itu. Dia melajukan mobilnya menuju Aurora Group.Saat ini, Rika baru saja selesai bernegosiasi dengan klien. Dia berdiri dan mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan klien.“Senang bisa bekerja sama, Pak Gian.”“Senang bisa bekerja sama.”“Sudah jam makan siang. Bagaimana kalau saya traktir Pak Gian makan siang?”“Terima kasih, Pak Riko. Kedatangan saya kali ini jadwalnya sangat padat. Benar-benar nggak bisa luangkan waktu. Saya harus segera ke bandara, hanya bisa makan siang di pesawat. Lain kali saja. Lain kali ke sini lagi, saya yang traktir Pak Riko.Rika memaklumi, “Kalau Pak Gian datang, tentu saja harus saya yang traktir. Bagaimana boleh biarkan Pak Gian yang traktir? Kalau begitu, lain kali Pak Gian harus berikan
Gian baru tahu kalau itu mobil Ricky. “Ternyata itu mobil Pak Ricky. Pak Ricky benar-benar datang setiap hari ke Aurora Group untuk ganggu Pak Riko, ya. Aku kira itu hanya rumor.”“Bukan rumor, Pak. Itu fakta. Pak Riko adalah CEO perusahaan besar termuda dan paling menonjol di Kota Cianter. Wajah tampannya itu sudah menarik perhatian banyak perempuan. Dia menjadi pria idaman para perempuan muda di Kota Cianter. Tapi siapa sangka Pak Riko yang nggak bisa didapatkan oleh perempuan mana pun, malah didapatkan oleh seorang pria.”“Tapi kalau dari penampilan luar, Pak Ricky dan Pak Riko benar-benar sangat serasi. Seandainya salah satu dari mereka perempuan, mereka pasti akan jadi pasangan paling serasi. Sayangnya, dua-duanya pria. Sayang sekali.”Hubungan mereka berdua telah memberikan tamparan bagi banyak perempuan. Para perempuan dari keluarga ternama di Kota Cianter sangat membenci Ricky. Bisa-bisanya mereka kalah dari Ricky.“Mereka sudah konfirmasi hubungan mereka?” tanya Gian penasaran
Ricky berjalan masuk ke gedung kantor sambil membawa buket bunga. Karena jam istirahat, banyak karyawan yang sedang berjalan keluar. Saat melihat Ricky datang dengan buket bunga, mereka juga sudah tidak heran lagi. Sebaliknya, kalau suatu hari Ricky tidak muncul, itu baru hal yang aneh.“Pak Ricky.”Tidak peduli betapa risihnya semua orang terhadap Ricky, mereka tetap memperlakukan pria itu dengan hormat.Ricky mengangguk sambil tersenyum, sebagai balasan dari sapaan para karyawan tersebut. Sesaat kemudian, dia sampai di depan Rika dan Ronald.“Riko, sudah pulang kerja, kan. Aku datang jemput kamu. Kita makan bareng, yuk. Ini bunga untuk kamu.”Usai berkata, Ricky menyerahkan buket itu kepada Rika. Rika hanya berkata dengan acuh tak acuh, “Sudah kubilang, aku nggak suka bunga. Jangan bawakan aku bunga setiap kali kamu datang ke sini. Ruanganku sebentar lagi sudah bisa jadi toko bunga.”Ada kalanya, Ricky datang beberapa kali dalam sehari. Pria itu juga akan memberikan bunga beberapa ka
Tim pengawal mengikuti Ronald dalam diam. Mereka hanya bisa menyaksikan Rika dibawa masuk ke dalam mobil oleh Ricky. Sesaat kemudian, Madach milik Ricky meninggalkan Aurora Group di bawah tatapan semua orang.“Ricky benar-benar kakak ipar paling sombong yang pernah aku temui. Dia sama sekali nggak berusaha menyenangkan hati adik ipar satu-satunya ini,” gumam Ronald.Ronald hanya bergumam. Dia tidak benar-benar mengikuti Rika dan Ricky pergi untuk jadi obat nyamuk. Kalau dia sungguh punya kakak laki-laki, dia pasti akan ikut. Dia tidak akan membiarkan Ricky mencelakai kakaknya.Namun, Rika adalah kakak perempuannya. Bagaimanapun juga, Rika harus menikah. Ricky cocok untuk Rika. Jadi dia tidak boleh jadi obat nyamuk. Jangan sampai Ricky mengadu pada ayah dan ibunya. Kalau Ricky mengadu, Ronald pasti akan dimarahi habis-habisan. Sekarang di depan orang tuanya, Ricky jauh lebih dipandang dibandingkan Rika dan Ronald.“Ronald nggak ikut, kan?” Ricky mengemudikan mobil sambil bertanya pada R
Rika berkata, “Setelah aku dewasa, nggak ada waktu lagi untuk liburan. Setiap hari pasti sangat sibuk. Nggak ada waktu untuk bermain. Tapi aku pergi ke banyak tempat karena sering dinas.”“Kamu mau bulan madu ke mana?” tanya Ricky.Rika berpikir sejenak dan berkata, “Aku suka tempat yang bersifat alam dan tenang. Aku berpikir untuk mencari tempat tenang yang ada gunung dan sungai. Setelah itu tinggal di sana sebulan dan menikmati masa berdua.”Ternyata perempuan itu suka alam. Bukankah Vila Permai adalah tempat yang dimaksud? Biasanya juga sangat tenang.“Kamu suka Vila Permai?”“Suka. Mau bulan madu di Vila Permai?”Ricky tertawa dan berkata, “Nggak juga. Itu rumah kita kelak. Kalau bulan madu pastinya harus keluar.”“Aku saja belum selesai mempertimbangkan mau menikah denganmu atau nggak. Sudah bahas bulan madu saja.”Rika menertawakan dirinya sendiri dan lanjut berkata, “Selama bersama denganmu, aku mudah dijebak sama kamu. Semua kecerdasanku nggak ada gunanya di hadapanmu.”“Rika,
Yuna mengangguk."Sore nanti ajak Russel bersama ke sini." Setelah berpikir sejenak, Yuna menambahkan, "Dokter Panca bilang, waktu Kakek Setya nggak banyak lagi. Biarkan dia bertemu dengan anak-anak satu per satu." Semua orang saling memandang. Olivia dengan cemas bertanya, "Penyakit apa yang diderita Kakek Setya?" "Mungkin karena luka lama yang meninggalkan efek samping, ditambah usia lanjut. Orang tua pasti punya penyakit kecil di sana-sini," jawab Yuna sambil menghela napas, dia tidak melanjutkan lebih jauh. Dokter Panca sudah menyuruh mereka bersiap secara mental. "Sore nanti, aku akan menjemput Russel, lalu kita akan datang bersama." Olivia juga memahami bahwa usia Setya yang sudah sangat tua, ditambah keinginannya yang sudah terpenuhi, mungkin tidak akan bertahan lama lagi. "Apakah perlu memberi tahu Kak Odelina agar pulang?" "Untuk sementara nggak perlu. Kakek Setya belum menyerahkan bukti-buktinya ke aku, jadi dalam waktu dekat sepertinya nggak akan ada apa-apa. Saat dia
Wajah Yuna berubah drastis. “Dokter Panca, apakah nggak ada cara agar Om Setya bisa hidup beberapa tahun lagi?” Dokter Panca berkata, “Saya dan murid-murid saya sudah pakai semua obat terbaik yang kami tanam untuknya. Kami sudah melakukan yang terbaik. Dia bisa bertahan sampai sejauh ini, pertama karena kami membantu memulihkan tubuhnya, dan kedua karena obsesi yang ada di hatinya.” “Meski dendam besar mamamu belum terbalaskan, melihat kalian hidup dengan baik, memiliki kekuatan dan dukungan, Om Setya merasa lebih tenang. Dia percaya bahwa balas dendam untuk ibumu bisa diserahkan sama kalian, jadi dia bisa pergi menemui majikannya dengan hati lega.” “Begitu obsesi itu hilang, seperti yang saya katakan sebelumnya, semangatnya akan turun. Ketika itu terjadi, dia nggak akan bertahan lama lagi. Apalagi, usianya sudah hampir seratus tahun. Bahkan kalua hari itu tiba, kalian harus menerimanya dengan tenang.” Hidup hingga seratus tahun, meski sering diucapkan, berapa banyak orang yang be
Sama seperti para lelaki di keluarga menantunya. Tidak heran kedua keluarga itu bisa memiliki hubungan yang erat. Mereka adalah orang-orang yang sejenis. “Dokter Panca,” sapa Stefan dengan hormat. Lelaki tua itu mengangguk lagi. Kemudian, dia memperkenalkan beberapa teman lamanya kepada pasangan itu. Terakhir, dia menunjuk Setya dan berkata kepada Olivia, “Bu Olivia, kakakku ini adalah orang yang selama ini kalian cari. Tantemu memanggilnya Om Setya.” “Dokter Panca, panggil aku Olivia saja,” kata Olivia dengan sopan. Dia menoleh ke Setya dan menyapanya, “Kakek Setya.” Sebagai generasi muda, Olivia belum pernah bertemu dengan asisten tua itu, dan begitu pula sebaliknya. Karena itu, baik Olivia maupun Setya, tidak memiliki perasaan emosional yang sama seperti Yuna. Setya tersenyum dan mengangguk, lalu berkata, “Kamu pasti Olivia, 'kan?” Bu Yuna benar, Olivia tidak begitu mirip dengan Reni. Sekilas terlihat sedikit mirip, tapi kalau diperhatikan lebih saksama, ternyata nggak. Keli
“Om Setya, putri sulung Reni sudah pergi ke Cianter untuk berkarier. Anda untuk sementara nggak bisa bertemu dengannya,” kata Yuna dengan suara lembut.Dia tahu alasan Setya sering memandang Amelia. Mungkin lelaki itu khawatir bahwa keluarga ibunya tidak ada yang mampu mengambil alih keluarga Gatara. Setya sangat setia, dan menganggap keluarga Gatara itu adalah milik keturunan majikannya.Meskipun Patricia telah duduk di posisi kepala keluarga selama lebih dari 40 tahun, Setya tetap tidak mengakui kedudukan Patricia yang sah. Perempuan itu tidak ingin Setya hidup, karena selama dia masih hidup, Patricia selalu merasa posisinya tidak kokoh. Tanpa Setya, dengan semua saudaranya ang telah tiada, mengambil alih keluarga Gatara menjadi hal yang wajar baginya, sehingga dia akan merasa lebih percaya diri. “Olivia sedang dalam perjalanan. Sebentar lagi Anda bisa bertemu dengannya,” “Olivia lebih mirip ayahnya, sedangkan Odelina lebih mirip Reni. Anak laki-laki Odelina, Russel, sangat mirip
Yuna menangis sejadi-jadinya di depan nisan adiknya. Namun, tidak peduli seberapa keras tangisnya, dia tidak dapat menghidupkan kembali adiknya. Satu hal yang bisa dia lakukan hanyalah menjadi sosok ibu bagi kedua keponakannya dan memberikan mereka lebih banyak kasih sayang.Yuna dan adiknya mengalami masa kecil yang tragis. Kemudian, keduanya dipisahkan oleh dua alam yang berbeda. Setelah mengetahui penyebab kematian orang tuanya, Yuna sangat membenci Patricia.“Kalau nggak ingin orang tahu apa yang kamu lakukan, lebih baik nggak usah lakukan. Dia akan membayar harga atas semua perbuatannya,” ujar Setya dengan penuh kebencian.“Benar, Om. Dia akan bayar harga atas semua yang telah dia lakukan.”“Aku yang nggak berguna. Aku nggak punya banyak bukti. Hanya ada sedikit. Karena orang-orang yang tahu masalah ini sudah mati semua, jadi sulit untuk memberatkannya dengan bukti yang sedikit ini.” Usai berkata, Setya kembali menyalahkan dirinya sendiri dan menangis.“Aku nggak peduli ada bukti
Tahun lalu, Setya baru saja kembali dari gerbang kematian. Setelah mendengar perkataan Panca, Setya pun berusaha menenangkan dirinya. Dia menganggukkan kepala kepada teman-temannya, lalu berkata kepada yuna, “Non Yuna, aku akan berusaha tetap hidup. Sampai kalian membalaskan dendam orang tuamu, agar Bu Patricia terima hukuman atas perbuatannya. Kalau nggak, aku nggak bisa mati dengan tenang.”“Ini juga salahku. Selama bertahun-tahun, aku nggak bisa membalaskan dendam orang tuamu. Aku juga nggak bisa temukan keberadaan kamu dan adikmu.”Kalau saja Setya menemukan Yuna dan Reni lebih awal, Reni tidak akan meninggal secepat ini. Setya gagal melindungi kepala keluarga Gatara sebelumnya, juga gagal melindungi kedua putri kepala keluarga Gatara sebelumnya. Setya merasa sangat bersalah.Setya yang telah menjalani pelatihan khusus menjadi asisten terpercaya kepala keluarga Gatara. Dia telah melakukan banyak hal untuk kepala keluarga Gatara. Namun pada akhirnya, dia gagal melaksanakan dua hal t
Yuna memanggil pria itu Setya, adik Yuna juga ikut memanggilnya dengan nama itu. Setiap kali Yuna dan adiknya memanggil Setya, pria itu selalu menjawab sambil tersenyum.Dalam ingatan Yuna yang samar-samar, orang tuanya dan Setya sangat sibuk. Namun, kesehatan ibunya kurang baik, jadi ibunya sering meminta bibinya yang tidak lain adalah Patricia untuk melakukan sesuatu.Sekarang kalau dipikir-pikir, justru karena ibunya Yuna sakit. Jadi ibunya Yuna mau tidak mau sering minta Patricia mengurus perusahaan dan urusan keluarga, sehingga timbul keinginan di dalam hati Patricia untuk merebut kekuasaan.Patricia pasti merasa dia telah berbuat banyak, tapi semua orang tetap berpihak pada ibu Yuna. Oleh karena itu, Patricia ingin mengambil alih. Karena dia mengira hanya dengan menjadi kepala keluarga, semua orang akan sepenuhnya berpihak padanya.“Huh ....”Syuna memanggil Sety, Setya menghela napas sambil menahan air matanya. Keduanya sama-sama tidak memiliki kesan mendalam terhadap satu sama
Stefan tertawa pelan. “Oke, asal kamu nggak berebut dengan tantemu untuk dapat perhatian, sebenarnya kamu akan merasa sangat bahagia. Ada begitu banyak orang yang sayang sama kamu. Cepat gosok gigi dan cuci muka. Habis itu ambil tasmu dan turun untuk sarapan dulu. Nanti om sopir yang antar kamu ke sekolah. Om dan tantemu ada urusan, nggak bisa antar kamu.”Russel memanyunkan bibir lagi. Namun pada akhirnya, dia tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia pun pergi mencuci muka dan menggosok gigi dengan tenang. Sedangkan Stefan kembali ke kamarnya untuk membangunkan Olivia. Dia memberitahu Olivia kalau Dokter Panca membawa asisten nenek Olivia ke rumah keluarga Sanjaya.Olivia langsung bangun dan mandi secepatnya. Selesai ganti baju, dia bergegas turun bersama suaminya. Di sisi lain, Aksa juga telah membangunkan orang tuanya. Begitu mengetahui kedatangan para pria tua dan salah satu di antaranya adalah guru Kellin, Yuna langsung keluar dari kamar. Namun, suaminya segera menghentikannya.“Yuna, k
Mereka berdua sedang bertelepon, tapi Stefan malah bilang kalau dia tidak bicara dengan Aksa. Karena Aksa tahu Stefan pasti sedang mengurus Russel, Aksa pun tidak marah.“Oke, kamu bisa bicara sekarang.” Stefan akhirnya bicara dengan Aksa.Kalau bukan karena tahu Olivia masih tidur saat ini, Aksa sungguh tidak ingin menelepon Stefan. Dengar saja nada bicara Stefan, sangat menjengkelkan, bukan? Seolah-olah Aksa akan melapor ke Stefan saja.Aksa pun berkata sambil menahan amarahnya, “Dokter Panca bawa asisten nenekku datang ke sini. Selain mereka berdua, ada beberapa pak tua lainnya. Mereka mungkin para master yang menguasai dunia beberapa puluh tahun yang lalu. Kamu bilang sama Olivia. Kalau kamu bisa datang, kamu temani Olivia datang ke sini sebentar.”“Dokter Panca?” Stefan spontan mengerutkan kening. “Kamu yakin orang itu Dokter Panca?”“Aku nggak yakin. Makanya aku suruh Jonas datang. Jonas pernah bertemu dengannya. Tapi aku rasa mereka nggak akan berbohong. Nggak akan ada yang bera