Calvin baru ada kesempatan untuk berduaan dengan tunangannya. Sebelah tangannya membawa hadiah dan satu tangannya menggandeng Rosalina. Setelah jauh, lelaki itu baru berani mengeluh.“Aku lihat kamu menikmatinya,” kata Rosalina sambil tersenyum.Dia mengeluarkan ponselnya dan melepaskan genggaman tangan Calvin sambil berkata, “Tadi ponselku berbunyi terus. Nggak tahu siapa yang mengirimkan aku banyak pesan. Aku menemani Mama bicara dan nggak lihat.”Begitu membuka pesan, dia melihat pengurus rumah yang mengirimkannya pesan. Isinya adalah foto dan video. Setelah melihat isi dari foto dan video tersebut, Rosalina berkata,“Aku tebak sepertinya Giselle akan mencariku dengan bantuan keluarga Ciugito dan keluarga Gunawan. Tapi nomor baru itu bukan milik kedua tanteku.”“Hasil penelusurannya menunjukkan kalau orang yang pakai nomor baru itu namanya Farhan. Aku pikir-pikir sepertinya nggak ada kenal orang dengan nama itu. Aku tanya Kak Doni dan bilang di Siahaan Group nggak ada orang bernama
Selain Doni tidak menyatakan perasaannya, dia dan kekasihnya juga akhirnya berakhir bahagia. Sekarang tatapannya pada Rosalina juga lebih datar sehingga Calvin juga tidak begitu khawatir.“Kenapa diam? Masih menganggap Kak Doni sainganmu?”Calvin bergegas menyangkal dan berkata, “Nggak begitu, aku hanya bicara saja. Kak Doni sudah ada istri, aku percaya dengannya. Dia itu menganggapmu seperti adiknya sendiri. Tapi meski kakak adik, kalian tetap bukan saudara kandung. Dia juga sudah ada keluarga, lebih baik jaga jarak.”“Kalau kamu ada masalah, bilang sama aku. Aku akan membantumu menyelesaikannya. Kalau bisa jangan merepotkan Kak Doni. Dia sudah banyak membantumu menyelesaikan urusan kantor.”Rosalina tahu lelaki itu berkata serius ketika tidak melihat sorot berbinar di mata Calvin. Dia berkata, “Dulu mataku nggak kelihatan dan dia juga sudah bekerja di kantor cukup lama. Dulu dia sudah dipercayai oleh Om aku, jadi untuk urusan perusahaan, aku sangat bergantung padanya.”“Sekarang aku
Rika memang menyukai Ricky, tetapi perasaannya masihb elum dalam hingga membuatnya bersedia menikah dengan lelaki itu. Oleh karena itu, tugas utama Calvin saat ini adalah mengejar istrinya.Lelaki itu mengurus Blanche Hotel, serta beberapa pabrik milik Adhitama Group yang ada di Cianter. Terkadang Calvin juga akan memberikan arahan pekerjaan di sana.Rosalina mengingat raut dingin Rika dan berkata, “Rika terlihat lebih lelaki dibandingkan lelaki pada umumnya. Sikapnya dan cara kerjanya mirip lelaki. Hanya suaranya saja yang sedikit lebih nyaring dan tidak seberat suara lelaki.”Rika sengaja merendahkan suaranya setiap berbicara dengan orang lain. Meski begitu, dia tetap berbeda dibandingkan lelaki pada umumnya. Namun juga ada lelaki yang suaranya nyaring, sehingga tidak ada orang yang curiga bahwa Rika adalah perempuan.Calvin tertawa dan berkata, “Dari kecil dia sudah berpakaian menjadi lelaki selama 20 tahunan. Tentu saja kelihatan seperti lelaki. Dia terlalu dingin dan mirip dengan
Tanpa menunggu Calvin berbicara, dia berkata lagi, “Obat yang pahit baik untuk penyakit. Aku juga akan menghabiskannya hingga habis.”Itu adalah resep obat dari Kellin. Ada banyak orang yang ingin berobat dengan Kellin, tetapi tidak pernah bisa bertemu dengannya. Rosalina beruntung karena bisa diobati langsung oleh Dokter Kellin berkat Calvin.“Rosalina, pasti bisa sembuh. Kelak, kamu nggak perlu minum obat pahit lagi.”Calvin tahu obat yang diminum oleh perempuan itu sangat pahit. Ketika dia bantu menyiapkannya, aroma pahit dari obat tersebut sudah menyebar di udara. Hanya menciumnya saja dia sudah merasa sangat pahit, apalagi Rosalina yang harus meminumnya setiap hari.Setiap perempuan itu selesai meminumnya, Calvin pasti akan memberikan permen untuk mengurangi rasa pahit tersebut.“Besok akan lebih baik lagi. Setelah malam, akan ada cahaya yang datang,” ujar Rosalina yang buat lelaki itu terkekeh.Kekasihnya ini memang sangat kuat, Calvin menyukainya dan mencintainya.“Calvin, Rosal
Reena tertawa riang. Jika Dibandingkan dengan Dewi, dia kurang anggun dan tenang. Reena bilang dia bukan dari istri dari kepala keluarga Adhitama, sehingga tidak perlu terlalu anggun. Sedangkan Dewi adalah istri kepala keluarga, sehingga harus bersikap dewasa, tenan dan anggun.Sebenarnya, Dewi dan mereka tidak jauh berbeda. Karakter ketiga ipar tersebut hampir mirip. Oleh karena itu, mereka sangat cocok satu sama lain.“Rosalina, waktu kamu baru melihat Calvin, kamu merasa puas?”Wajah perempuan itu seketika memerah. Namun, dia tersenyum dan berkata, “Waktu nggak kelihatan, aku sering meraba wajahnya dan membayangkan raut wajahnya seperti apa. Ketika aku bisa melihatnya, aku sangat terkejut. Dia nggak sama seperti yang aku bayangkan.”“Tentu saja sangat puas. Tante sering bilang sama aku agar bersikap baik dengan Calvin. Dia bilang aku diberkati oleh Papa karena bisa menemukan kekasih seperti Calvin.”“Tante lebih baik pada Calvin dibandingkan aku. Dulu Tante paling sayang sama aku.”
Calvin tidak akan sungkan dengan pamannya itu. Dia langsung menuangkan minuman untuk mereka semua dan mencuci buah. Kemudian dia mengeluarkan makanan ringan.Lelaki itu melirik papan catur dan tertawa sambil berkata, “Tante sengaja nggak mau buat Om tidur dan makan dengan tenang. Sampai besok pun, dia mungkin tidak tahu harus meletakkan pionnya di mana.”Malvin mendelik pada keponakannya itu. Meski kemampuannya bermain catur sangat buruk, dia juga tidak mau ditertawakan oleh keponakannya. Bagaimanapun, dia adalah senior dan masih ada harga diri.Calvin terkekeh dan menatap tantenya agar dapat membelanya. Reena yang mendapat sinyal tersebut langsung berkata, “Simpan caturnya. Kita main lagi kalau ada waktu.”“Aku nggak mau kamu menemaniku main catur. Aku mau Calvin yang menemaniku main catur seharian. Calvin, akhir pekan ini kamu jangan ke mana pun. Kamu kembali dan temani Om main cautr. Kalau kamu nggak mau, Om akan mengomeli kamu setiap kita ketemu.”Calvin langsung memohon ampun, “Om
“Ternyata Sisi mau kamu menggendongnya. Padahal biasanya dia sangat sombong sekali. Aku saja dicakar olehnya kalau mau menggendongnya,” ujar Calvin dengan terkejut.Reena tertawa dan berkata, “Siapa suruh dulu kamu menendangnya? Dia pendendam. Tapi benar, Sisi memang memilih orang, dia suka orang yang lembut.”“Aku sangat galak?”Calvin merasa dirinya tidak galak.“Di antara kalian semua, siapa yang paling lembut? Sisi itu sangat pintar, dia bisa merasakan kalau kalian hanya pura-pura lembut.”“Tante, dia namanya Sisi? Lucu sekali.”“Kucing ini memang lucu. Kalau kamu suka, minta Calvin beli dua ekor untukmu. Mereka sangat manja dan suka minta dielus atau melompat ke pangkuanmu.Rosalina tersenyum dan berkata, “Aku rasa aku nggak akan ada waktu untuk merawat mereka.”“Kak Stefan pernah kasih Kak Olivia kucing dan anjing. Tapi karena nggak sempat dirawat, jadi diserahkan ke Bi Lesti. Akhirnya mereka nggak dekat dengan Kak Olivia. Hewan peliharaan memang lebih dekat dengan orang yang mer
Rosalina tidak takut dengan Giselle. Namun, dia berhati-hati dengan orang yang ada di belakang perempuan itu. Orang yang memiliki nama Farhan itu tidak diketahui identitasnya.“Kalau butuh bantuan bilang saja.”“Aku bisa menghadapinya sendiri. Begitu dia dibebaskan, dia langsung menghubungi orang yang ada nama Farhan yang nggak tahu siapa identitasnya. Sekarang aku masih belum cari tahu.”“Calvin bilang mau minta Kak Stefan bilang sama Bram dan memintanya mencari tahu identitas Farhan itu. Takutnya ketika mereka menyerang tiba-tiba dan aku nggak siap kalau nggak tahu identitasnya.”Olivia berkata, “Aku bilang sama Junia saja. Junia akan bilang sama Reiki. Kamu nggak perlu khawatir.”“Terima kasih.”“Kita ini sudah seperti saudara, nggak perlu sungkan. Aku harap kita semua bisa hidup dengan baik dan tenang.”Rosalina tersenyum dan berkata, “Semua orang mau hidup dengan tenang, tapi nggak banyak orang yang bisa hidup dengan tenang. Pasti akan ada badai yang menerjang.”“Benar juga.”Oliv