Rosalina sangat menyukai Fenny dan keluarganya. Fenny sangat baik kepadanya, sementara ibu kandung Rosalina malah tidak pernah baik kepadanya sedikit pun. Bahkan kasih sayang Fenny kepadanya berkali-kali lipat jauh lebih besar daripada ibu kandung sendiri. Sewaktu Rosalina masih tidak bisa melihat, Fenny tak pernah sekali pun membencinya. Kedua tantenya Rosalina dulu pernah berkunjung ke kediaman keluarga Adhitama dan bilang kalau Rosalina tidak pantas bersama Calvin, serta beralasan Rosalina hanya ingin memanfaatkan Fenny untuk bersama dengan Calvin. Namun, di saat itu Fenny justru menentang keras mereka berdua. Rosalina yang juga mendengar Fenny membelanya merasa sungguh terharu dan mulai menganggap Fenny selayaknya ibu kandung sendiri, dan Fenny dengan senang hati mengemban peran itu.“Rosalina, penglihatan kamu sudah membaik, belum? Sudah bisa lihat yang jauh?” tanya Fenny.“Tante, suruh Rosalina masuk saja dulu, baru kita ngobrol lagi di dalam,” ujar Olvia, lalu dia berkata kepada
“Aku jalan kaki saja di belakang mereka. Kalau Olivia capek, aku bisa gotong dia pulang.”“... Kakak terlalu memanjakan istri, ya.”Perut Olivia masih belum terlihat membesar meski sedang hamil. Sekarang juga dia masih belum menunjukkan tanda-tanda mual sehingga tidak berpengaruh ke aktivitasnya sehari-hari. Hanya berjalan sedikit saja mana perlu Olivia digotong.Namun demikian, tetap saja Stefan berkata, “Aku cuma melakukan apa yang aku mau, yaitu kasih perhatian yang tulus ke istri. Aku nggak berniat untuk memanjakan siapa pun.”“Iya, iya … Kakak memang panutan yang baik. Aku masih harus banyak belajar dari Kakak. Jadi … mau naik mobil, nggak? Kalau nggak mau, aku duluan.”Melihat Stefan menolak tawarannya, Calvin pun sendirian mengemudikan mobilnya. Setelah mengejar mereka bertiga yang sudah berada di depan, Calvin memperlambat laju kendaraan dan menekan klakson. Spontan Fenny pun menoleh dan menegur anaknya, “Ngapain kamu klakson-klaskon, berisik. Jangan bikin kaget menantuku.”“Ma
Mendengar itu, Fenny juga turut menatap Rosalina dengan simpati. Dia ingin menggendong cucu, tetapi jika karena Rosalina masih muda dan belum ingin melahirkan, atau jika kondisi tidak memungkinkan, Fenny tidak keberatan menunggu beberapa tahun lagi. Yang penting asalkan mereka tetap mau punya anak ke depannya.Jika Rosalina memutuskan untuk tidak punya anak … Fenny sebagai yang lebih tua mungkin pada awalnya akan keberatan, tapi lama-kelamaan dia pasti bisa menerimanya. Bagaimanapun anak-anaknya sudah besar dan punya pemikiran mereka masing-masing dan hidup seperti apa yang ingin mereka jalani. Asalkan mereka bahagia, itu sudah cukup.“Capek, nggak? Mau duduk santai sebentar?” tanya Fenny ketika mereka tiba di sebuah gazebo.“Nggak,” jawab Rosalina.Karena baru datang, Rosalina ingin segera ke rumah untuk menyapa yang lain, rasanya kurang pantas saja jika dia malah bersantai-santai di sini.“Dokter bilang badanku sekarang susah untuk mengandung, butuh makan obat untuk pemulihan dulu, t
Rosalina menatap mertuanya yang langsung mengerti dengan maksud tatapan menantunya. Dia tertawa kecil dan berkata, “Nggak perlu melihat Mama seperti itu. Jangan bicarakan tubuhmu bisa dipulihkan. Meski kamu nggak bisa melahirkan, Mama juga nggak akan keberatan. Kalau keberatan, waktu Calvin mengejarmu, Mama sudah pasti akan menolak.”“Mama nggak akan membiarkan kalian sampai pada hari ini. Waktu baru tahu kamu, kamu masih nggak bisa melihat. Ditambah tantemu sudah membawamu berobat selama sepuluh tahun dan matamu tetap nggak bisa sembuh.”“Selama anakku suka, nggak peduli bagaimana wujudmu, kami akan menerimanya dan nggak akan keberatan. Meski kamu seorang lelaki, asalkan Calvin suka maka kami akan menerimanya.”Dengan penuh haru Rosalina berkata, “Ma, terima kasih. Sudah buat aku merasakan kehangatan keluarga dan kasih sayang seorang Ibu.”Mertuanya mencintainya bagaikan putri kandung.“Kalau aku nggak sayang sama menantuku, mau sayang siapa? Kamu nggak perlu merasa tertekan. Percaya
Calvin baru ada kesempatan untuk berduaan dengan tunangannya. Sebelah tangannya membawa hadiah dan satu tangannya menggandeng Rosalina. Setelah jauh, lelaki itu baru berani mengeluh.“Aku lihat kamu menikmatinya,” kata Rosalina sambil tersenyum.Dia mengeluarkan ponselnya dan melepaskan genggaman tangan Calvin sambil berkata, “Tadi ponselku berbunyi terus. Nggak tahu siapa yang mengirimkan aku banyak pesan. Aku menemani Mama bicara dan nggak lihat.”Begitu membuka pesan, dia melihat pengurus rumah yang mengirimkannya pesan. Isinya adalah foto dan video. Setelah melihat isi dari foto dan video tersebut, Rosalina berkata,“Aku tebak sepertinya Giselle akan mencariku dengan bantuan keluarga Ciugito dan keluarga Gunawan. Tapi nomor baru itu bukan milik kedua tanteku.”“Hasil penelusurannya menunjukkan kalau orang yang pakai nomor baru itu namanya Farhan. Aku pikir-pikir sepertinya nggak ada kenal orang dengan nama itu. Aku tanya Kak Doni dan bilang di Siahaan Group nggak ada orang bernama
Selain Doni tidak menyatakan perasaannya, dia dan kekasihnya juga akhirnya berakhir bahagia. Sekarang tatapannya pada Rosalina juga lebih datar sehingga Calvin juga tidak begitu khawatir.“Kenapa diam? Masih menganggap Kak Doni sainganmu?”Calvin bergegas menyangkal dan berkata, “Nggak begitu, aku hanya bicara saja. Kak Doni sudah ada istri, aku percaya dengannya. Dia itu menganggapmu seperti adiknya sendiri. Tapi meski kakak adik, kalian tetap bukan saudara kandung. Dia juga sudah ada keluarga, lebih baik jaga jarak.”“Kalau kamu ada masalah, bilang sama aku. Aku akan membantumu menyelesaikannya. Kalau bisa jangan merepotkan Kak Doni. Dia sudah banyak membantumu menyelesaikan urusan kantor.”Rosalina tahu lelaki itu berkata serius ketika tidak melihat sorot berbinar di mata Calvin. Dia berkata, “Dulu mataku nggak kelihatan dan dia juga sudah bekerja di kantor cukup lama. Dulu dia sudah dipercayai oleh Om aku, jadi untuk urusan perusahaan, aku sangat bergantung padanya.”“Sekarang aku
Rika memang menyukai Ricky, tetapi perasaannya masihb elum dalam hingga membuatnya bersedia menikah dengan lelaki itu. Oleh karena itu, tugas utama Calvin saat ini adalah mengejar istrinya.Lelaki itu mengurus Blanche Hotel, serta beberapa pabrik milik Adhitama Group yang ada di Cianter. Terkadang Calvin juga akan memberikan arahan pekerjaan di sana.Rosalina mengingat raut dingin Rika dan berkata, “Rika terlihat lebih lelaki dibandingkan lelaki pada umumnya. Sikapnya dan cara kerjanya mirip lelaki. Hanya suaranya saja yang sedikit lebih nyaring dan tidak seberat suara lelaki.”Rika sengaja merendahkan suaranya setiap berbicara dengan orang lain. Meski begitu, dia tetap berbeda dibandingkan lelaki pada umumnya. Namun juga ada lelaki yang suaranya nyaring, sehingga tidak ada orang yang curiga bahwa Rika adalah perempuan.Calvin tertawa dan berkata, “Dari kecil dia sudah berpakaian menjadi lelaki selama 20 tahunan. Tentu saja kelihatan seperti lelaki. Dia terlalu dingin dan mirip dengan
Tanpa menunggu Calvin berbicara, dia berkata lagi, “Obat yang pahit baik untuk penyakit. Aku juga akan menghabiskannya hingga habis.”Itu adalah resep obat dari Kellin. Ada banyak orang yang ingin berobat dengan Kellin, tetapi tidak pernah bisa bertemu dengannya. Rosalina beruntung karena bisa diobati langsung oleh Dokter Kellin berkat Calvin.“Rosalina, pasti bisa sembuh. Kelak, kamu nggak perlu minum obat pahit lagi.”Calvin tahu obat yang diminum oleh perempuan itu sangat pahit. Ketika dia bantu menyiapkannya, aroma pahit dari obat tersebut sudah menyebar di udara. Hanya menciumnya saja dia sudah merasa sangat pahit, apalagi Rosalina yang harus meminumnya setiap hari.Setiap perempuan itu selesai meminumnya, Calvin pasti akan memberikan permen untuk mengurangi rasa pahit tersebut.“Besok akan lebih baik lagi. Setelah malam, akan ada cahaya yang datang,” ujar Rosalina yang buat lelaki itu terkekeh.Kekasihnya ini memang sangat kuat, Calvin menyukainya dan mencintainya.“Calvin, Rosal