“Eh, Stefan, sampai juga kamu.”Sarah yang mendengar ada suara dari luar langsung keluar dari toko dan melihat cucunya. Dia menghampiri Stefan dengan mata tersenyum ramah dan bertanya ketika melihat Stefan datang dengan tangan kosong, “Kamu datang cuma begini doang?”“Memangnya harus gimana lagi, Nek?”Spontan Sarah tertegun. Dasar … cucunya ini benar-benar cowok kaku yang tidak mengerti perasaan wanita! Padahal Sarah sudah berusaha membujuk cucunya sampai dua bulan lebih agar Stefan mau menikah dengan Olivia. Jika bukan Sarah yang mengambil inisiatif, mungkin cucunya akan terus melajang sampai usianya 40-an tahun.“Beli bunga, kek. Atau beli hadiah buat Olivia gitu.”“Dia nggak butuh. Di balkon rumahnya sudah banyak bunga.”Sarah sudah tidak sabar ingin menginjak kaki cucunya, tapi dia berhasil menahan diri untungnya. Apa boleh buat, cucunya sendiri. Kalau dia menginjak kakinya Stefan dan Stefan kesakitan, Sarah sendiri yang akan sedih.“Eh, Stefan juga datang!”Odelina keluar menyapa
Stefan diam saja memperhatikan Olivia. Setelah dua hari tidak bertemu, tiba-tiba Stefan menyadari kalau dia ternyata suka melihat wajah Olivia. Sepasang suami istri itu pun saling menatap satu sama lain selama beberapa detik, sampai akhirnya Olivia memecahkan keheningan tersebut.“Kalau sudah cuci tangan, bantu aku bawain makanannya ke depan. Masaknya sudah selesai.”Stefan hanya diam saja, dia tidak membantah ataupun mengiyakan perintah dari Olivia. Tak lama barulah Stefan bertanya, “Buat apa kamu beli seafood sebanyak ini?”Inti permasalahannya adalah Stefan tidak mendapatkan laporan pembelian dari Olivia. Apakah semua ini Olivia beli dengan menggunakan uangnya sendiri?Perang dingin memang perang dingin, tapi sebagai suami, Stefan bertanggung jawab membiayai keluarganya.“Total habis berapa duit? Nanti aku transfer kamu. Sudah kubilang biaya hidup biar aku yang tanggung.”Olivia hanya tersenyum melihat makanan yang sudah dia masak, lalu dia menjawab, “Aku nggak keluar sepeser pun. I
Menyadari cucunya hanya sibuk makan tanpa peduli dengan istrinya, Sarah pun diam-diam menendang kakinya dari bawah meja. Sontak, Stefan menoleh ke arah neneknya dengan tatapan ta berdosa, seolah mencari jawaban apa alasan sang nenek menendangnya.Bagaimana tidak kesal? Sarah dan suaminya sudah bersusah payah mendidik cucu mereka agar bisa menjadi penerus keluarga. Namun, kenapa hasil yang mereka tuai tidak sesuai dengan harapan. Dari segi pekerjaan, sebenarnya Stefan sudah cukup membuat neneknya puas. Semenjak diambil alih oleh Stefan, Adhitama Group berkembang dengan sangat pesat, bahkan lebih cepat daripada Sanjaya Group. Namun jika bicara soal hubungan asmara, Sarah sungguh kecewa terhadap Stefan.“Kupasin uangnya,” kata Sarah kepada cucunya.Sudah diberikan kesempatan sebaik ini saja dia masih tidak bisa memanfaatkannya. Sarah paling mengerti Stefan karena dialah yang membesarkan Stefan sejak dia masih kecil. Dia tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Stefan. Stefan tidak mengucapkan
Menyadari Stefan masih belum pergi juga dari dapur, Olivia menolehkan kepalanya ke belakang dan bertanya, “Kenapa?”“Nggak apa-apa. Aku balik ke kantor dulu, ya.”“Oke,” sahut Olivia dan kembali mencuci piring.Sarah yang sedang menemani Russel bermain di depan spontan berkata dengan nada sedikit kesal ketika melihat cucunya keluar dari dapur, “Stefan, kamu kenapa nggak bantuin Olivia cuci piring? Dia sudah capek masak seharian.”Para pria di keluarga Adhitama sangat menyayangi istri mereka, terutama anak-anaknya Sarah, tapi kenapa cucunya malah cuek dan tidak tahu bagaimana caranya memberi perhatian kepada istrinya?“Olivia nggak perlu bantuanku. Nek, aku balik ke kantor dulu, ya.”Sarah masih ingin mengatakan sesuatu kepada Stefan, tapi Stefan sudah keburu melangkahkan kakinya keluar dari too. Sarah pun hanya bisa menghela napas dan menarik kembali kata-kata yang sudah bergulir di ujung lidahnya.Stefan pun pergi dari area sekolah dengan mengendarai mobilnya, dan tak lama setelah itu
Tak heran mereka berdua bisa jadi teman baik, tabiatnya saja sama persis.Sewaktu di toko tadi, Stefan sempat bilang ke Olivia untuk tidak menerima pemberian Amelia secara cuma-cuma. Stefan ingin Olivia mentransfer uang ke Amelia agar mereka tidak merasa berutang budi, tapi balasan yang diberikan benar-benar membuat Stefan tak berkutik.Mereka berdua sudah saling menghapus kontak satu sama lain, bahkan Olivia juga memasukkan nomor Stefan ke dalam daftar blacklist.Kalau menghubunginya saja tidak bisa, bagaimana caranya Stefan mau mentransfer uang? Stefan jadi menyesal mengapa dirinya terlalu picik. Hanya karena sebuah kesalahpahaman saja mereka sampai bertengkar dan menghapus kontak segala. ***Sementara itu di gedung kantor Wieland Electro, Roni baru saja keluar dari kantor general manager dengan wajah berseri-seri. Yenny yang melihat atasannya begitu bahagia pun mengikutinya ke kantor dan menutup pintu rapat-rapat.“Ron, tadi bos bilang apa? Aku lihat kamu kesenangan begitu.”Roni m
“Sekarang dia jelek dan gendut. Kalau aku ajak dia, malah aku yang malu nanti,” ujar Roni, lalu dia mencubit wajah Yenny yang cantik dan menyanjungnya, “Dia mana bisa dibandingin sama kamu yang cantik. Yen, cuma kamu yang ada di hatiku. Aku sudah nggak ada perasaan apa-apa lagi sama dia. Sampai sekarang aku masih nggak bisa maafin dia gara-gara ngejar aku ke jalanan sambil bawa pisau. Dia memang sudah minta maaf dan bersikap lebih baik sama aku, tapi aku tetap nggak bisa maafin dia. Kalau aku larinya lambat saja, mungkin hari itu aku sudah mati dipenggal dia. Selama bertahun-tahun aku kenal dia, aku baru tahu kalau ternyata dia sesadis itu. Aku nggak bakal mau balik ke rumah itu kalau bukan demi Russel. Selain itu, mama dan kakakku bilang DP rumah itu aku yang bayar sebelum menikah, dan aku juga yang masih bayar cicilannya. Jadi atas dasar apa dia berhak tinggal di sana? Hubungan dia sama keluarganya saja nggak bagus. Yen, kamu kan pernah ketemu sama keluargaku. Menurut kamu, mereka gi
Roni langsung meninggalkan pekerjaannya dan mengajak Yenny pergi berbelanja. Roni menjabat sebagai manajer, dan Yenny adalah sekretarisnya. Biasanya mereka memang sering keluar untuk bicara soal pekerjaan, jadi tidak ada orang yang berkomentar apa-apa ketika melihat Roni pergi berduaan saja dengan Yenny. Namun, ada satu ibu-ibu yang bertugas menyapu dan mengepel melayangkan sebuah pertanyaan kepada seorang satpam senior di depan ketika melihat Roni mengajak Yenny pergi dengan mobilnya, “Pak Roni seharian pergi berduaan terus sama sekretarisnya, apa istrinya nggak khawatir Pak Roni selingkuh?” Dulu Odelina juga bekerja di perusahaan yang sama, jadi beberapa pegawai lama masih ingat dengannya. Satpam hanya menatap ibu-ibu itu dengan wajah yang seakan berkata “dasar tinggal di gua”. Setelah memastikan di sekitarnya sudah tidak ada orang lain yang bisa mendengar percakapan mereka, satpam itu pun berkata dengan suara lirih, “Kamu kan setiap ari kerjanya bersih-bersih satu kantor, masa ka
Malamnya saat hendak pulang kerja, Reiki mengetuk ruang kerja CEO dengan membawa setumpuk dokumen di tangannya.Stefan mendongak ke arahnya, lalu melanjutkan pekerjaannya lagi. Setelah Reiki duduk, Stefan berkata pada pria itu, “Sekretarismu gunanya untuk apa?”“Sekretaris aku hamil. Aku pengertian dan nggak ingin dia mondar mandir ke sana kemari. Kalau dia sampai kelelahan, bisa-bisa suaminya datang mencariku. Jadi, lebih mending aku yang melakukannya sendiri.”Reiki meletakkan setumpuk dokumen itu di hadapan temannya.“Aku sudah membaca semuanya. Nggak ada masalah, kok. Kamu hanya perlu tanda tangan saja.”Setelah meletakkan dokumen-dokumen itu, Reiki bangkit dan menuangkan segelas air hangat untuk dirinya sendiri. Lalu, dia duduk, meminum airnya sambil memandang pria di seberangnya.Stefan sangat tampan. Meski wajahnya cemberut setiap hari dan ekspresinya serius serta acuh tak acuh, pria itu tidak bisa menyembunyikan ketampanannya.Di zaman di mana kecantikan dan ketampanan seseoran
Meski disindir oleh ibunya, Felicia tetap tak goyah. Dia berkata, “Tentu saja aku perhatian sama mamaku sendiri. Mau sejahat apa pun, aku tetap bakal peduli.”“Memangnya aku apain kamu? Apa aku ada jahat sama kamu selama ini. Kalau kamu bukan anak kandungku, dari apa yang sudah kamu lakukan selama ini, punya sembilan nyawa pun nggak cukup.”“Iya, iya. Aku seharusnya berterima kasih karena karena aku masih dikasih hidup.”Mendengar itu, Patricia refleks mengangkat tangannya untuk memukul Felicia.“Waduh.”Felicia sengaja menjerit kesakitan, lalu menutup bagian bagian yang terpukul dan berjongkok di lantai. Patricia kaget melihatnya dan memelototinya. “Aku cuma mukul kamu pelan memangnya bikin tangan kamu patah? Dasar cengeng, begitu saja sampai teriak.”“Aduh … sakit! Sakit banget!” Alih-alih menanggapi ibunya, Felicia terus menjerit kesakitan sambil memegangi bagian tubuhnya yang tadi dipukul.Seketika Patricia terdiam untuk beberapa saat. Lalu dia berjongkok untuk memeriksa tangan Fel
“Vandi, menurut kamu, besok mamaku bakal apain aku? Apa dia bakal membiusku lagi? Atau bikin aku pingsan?”Vandi terdiam. Dia dapat memikirkan berbagai macam cara untuk membuat Felicia tak berdaya, tetapi dia tidak tahu cara mana yang akan Patricia gunakan. Felicia pun tidak menanya lebih jauh. Dia tahu ibunya suka berubah-ubah dan tidak mudah ditebak. Lagi pula Vandi bukan asistennya Patricia. Tidak mungkin dia langsung tahu apa saja yang Patricia rencanakan.“Sudah malam, kamu istirahatlah dulu. Aku juga sudah mau tidur.”Felicia mengirimkan pesan kepada Vandi untuk segera beristirahat. Dia meletakkan ponselnya di atas meja kecil samping kasur dan mematikan lampu kecil. Hanya saja, terlalu banyak hal yang mengusik hati Felicia, membuat dia kesulitan untuk tidur meski sudah berguling ke sana kemari cukup lama.Entah sudah berapa menit berlalu Felicia pun masih tidak bisa tidur, akhirnya dia pun duduk dan menyalakan lampu kecil, mengambil ponselnya dan melihat jam yang ternyata sudah m
Vandi menjawab, “Kalau diselidiki sekarang pun nggak akan dapat apa-apa, waktunya terlalu mepet. Bu Patricia sudah menyuruh pelayan rumah pergi ke rumah keluarga Arahan untuk mengantar undangannya supaya besok malam Bu Yuna dan yang lain datang. Dia juga mengundang beberapa anggota keluarga Gatara yang lain. Kurasa kalau Bu Patricia mau beraksi, pasti akan dia lakukan besok di pesta.”Undangan perjamuan yang Patricia adakan kali ini berbeda dengan yang pertama kali. Pertama kali dia mengundang Odelina, lalu Ricky dan Rika juga datang. Meski Patricia mau menghabisi Odelina dalam perjalanan sesuai dengan rencananya, sayang upaya itu gagal.Setelah itu, Patricia dan Odelina sempat beberapa kali bertemu, tetapi Patricia sudah tidak lagi mengundang Odelina ke rumah. Dalam perjuaman kali ini ada banyak yang datang dari Mambera. Yang datang semuanya adalah orang-orang kaya dan penting. Tanpa perlu ditanya pun sudah tahu kalau mereka datang bertujuan untuk memberi dukungan kepada Odelina.Alas
“Kalau ada waktu, Stefan juga suka baca-baca buku mengasuh anak supaya ada pengetahuan dasar untuk jadi papa.”Mulan tertawa, “Sama kayak Yose dulu.”Tak heran meski Stefan dan Yose jarang berhubungan, mereka saling percaya satu sama lain. Bisnis yang mereka jalani juga makin lama makin makmur. Mereka berdua adalah tipe orang yang serupa.Sekali lagi Olivia dan Mulan saling bertatapan dan bertukar senyum. Kebahagiaan mereka terpancar dengan sangat jelas melalui sorot mata. Baik itu Stefan atau Yose, mereka berdua adalah pria yang luar biasa, dan sama-sama bertanggung jawab sebagai kepala keluarga.Mereka begitu sibuk, tetapi tetap tidak melupakan keluarga dan anak istri. Mereka tetap bekerja keras menunaikan tanggung jawab sebagai ayah dan suami yang baik. Sebagai istri mereka berdua, Olivia dan Mulan merasa sangat bahagia. Pantas saja begitu banyak wanita lain di luar sana yang menambakan mereka.“Kamu juga cepat tidur, deh. Good night.”“Good night.”Setelah mengucapkan selamat malam
Dokter Panca mau Liam untuk menyalin tidak masalah, asal jangan terlalu banyak sehingga mengganggu waktu istirahat dan bermainnya. Sekarang sudah masuk musim liburan dan anak-anak seharusnya bisa bermain dengan gembira. Seiring dengan berjalannya usia, waktu untuk bersenang-senang akan makin berkurang. Studi dan karir menjadi prioritas, yang mana otomatis akan memotong waktu bermain.Dengan khawatir Liam bertanya, “Mama, apa Kakek Guru bakal dengar permintaan Mama? Dokter Kellin lagi nggak di rumah. Kalau Dokter Kellin yang ngomong pasti Kakek Guru mau dengar.”“Tenang saja, Dokter Panca pasti mau dengar,” kata Mulan dengan hangat. “Apa pun yang terjadi, kamu tetap anak Mama. Sekeras apa pun Dokter Panca, dia tetap harus mendengar pendapat dari orang tua murid. Sudah, tidur, gih. Besok pagi jangan lupa latihan. Habis sarapan, baru kamu lanjutkan tugas menyalinmu. Habis itu baru boleh main sama Russel. Sorenya juga sama, habis tidur siang, kerjain dulu tugasmu selama satu jam, baru sisa
Orang lain tidak pernah ada yang mengatakannya terang-terangan, dan Olivia juga anggap saja tida tahu apa-apa. Toh makin bahagia hidupnya, orang lain yang makin iri padanya.“... Sayang, sudah malam, nih. Kamu cepat tidur, deh. Kamu mungkin belum mau tidur, tapi anak kita sudah mau,” kata Stefan. Dia buru-buru mengganti topik obrolan dan membujuk istrinya untuk segera tidur. Namun di satu sisi, dia belum ingin menyudahi percakapannya dengan istri tercinta. Namun akhirnya Olivia-lah yang mengakhiri pembicaraan mereka.Setelah meletakkan ponselnya, Olivia mengelus perutnya sambil berkata kepada anak yang masih di dalam perutnya itu, “Sayang, Papa nggak mau jujur sama Mama. Walaupun maksudnya baik, dia tetap saja berbohong.”Setelah keheningan sesaat, Olivia berkata lagi, “Tapi kita nggak boleh nyalahin Papa. Dia berbohong demi kebaikan kita. Sekarang Mama nggak boleh gegabah karena harus menjaga kamu. Semua orang yang sayang sama kamu nggak mau Mama kenapa-napa. Sayang, menurut kamu, Pap
Sementara itu di kamar sebelah, setelah Russel pergi, sekarang giliran Olivia yang mengobrol dengan Stefan.“Sayang, kamu bawa Russel main di rumahnya keluarga Junaidi saja. Biar dia main di sana sampai puas tanpa perlu mikir apa-apa. Kalau aku sudah selesai, aku jemput kalian di sana,” kata Stefan.“Muka kamu kelihatannya capek banget. Kamu yang lebih butuh istirahat dari aku. Tugas yang bisa dioper ke orang lain dioper saja, nggak perlu semuanya kamu yang kerjain sendiri,” ujar Olivia membalas. “Kalau semuanya kamu yang kerjain sendiri pasti capek banget. Jangan pikir mentang-mentang masih muda jadi boleh bergadang. Kebanyakan bergadang nanti jadi cepat tua dan malah kasih dampak buruk ke badan kamu. Risiko meninggal tiba-tiba juga jadi meningkat. Stefan, kamu harus ingat, sekarang kamu nggak sendiri lagi. Kamu punya istri dan sebentar lagi punya anak. Aku dan anak kita menunggu kamu pulang.”“Iya, Sayang. Tenang saja. Aku selalu ingat kamu waktu mengerjakan apa pun. Aku bisa melindu
“Mama kamu sudah sibuk seharian pasti butuh istirahat, kita kasih dia waktu untuk istirahat sebentar, ya.”Russel sejenak berpikir, lalu dengan berat hati dia menyahut, “Oke, kalau begitu aku mau tidur dulu. Besok pagi baru aku telepon Mama. Tante Olivia, besok bangunin aku, ya.”“Oke. Jam 7.30 besok Tante bangunin, ya. Seharusnya jam segitu mama kamu lagi sarapan,” ujar Olivia.Dengan berat hati Russel melambaikan tangannya sambil berpamitan dengan Stefan, dia lalu meninggalkan amarnya Olivia dan kembali ke kamar tidur dia dan Liam.Di kamarnya Liam sedang menyalin nama-nama obat beserta khasiat dan larangan penggunaan dari setiap jenisnya. Saat melihat Russel kembali, dia langsung mengangkat kepalanya dan bertanya, “Russel, kamu sudah ketemu sama mama kamu?”Russel menghampiri dan melihat nama obat yang Lam tulis. Hanya sedikit saja huruf yang bisa dia baca. “Mama masih sibuk, jadi nggak ada waktu untuk ngobrol. Tante Olivia suruh aku untuk istirahat dulu. Besok pagi baru aku bisa ng
Tanpa pikir panjang Russel menjawab,”Jelas suka, dong! Aku suka Om Daniel. Asyik juga nambah satu papa lagi. Orang lain cuma punya satu papa, aku punya dua.”Pada saat awal-awal Daniel mencari tahu apakah Russel menginginkan ayah baru, Russel bilang kalau dia sudah punya ayah. Dia tidak ingin serakah, satu ayah saja sudah cukup. Sekarang ketika Russel sudah lebih besar, dia mulai membangun hubungan ayah dan anak dengan Daniel, dan sekarang dia sudah bisa menerima Daniel sebagai ayah barunya. Di luar itu, saat ini hubungan Russel dengan Daniel justru lebih dekat dibandingkan ayah kandungnya.Alasan utamanya adalah karena keluarga Pamungkas suka membuat masalah yang perlahan mengikis hubungan mereka dengan Russel. Russel sekarang masih kecil. Sebenarnya asal keluarga Pamungkas mau memperlakukan Russel dengan baik dan tidak memanfaatkannya untuk mendapat keuntungan pribadi, dan benar- benar menyayangi Russel dengan tulus, Russel juga pasti akan senang dengan mereka. Jika menunggu sampai R