“Pak Firul, bisnis saya memang sangat besar, tapi ada tim yang bisa bertanggung jawab untuk menjalankan operasional perusahaan. Bahkan perusahaan saya akan tetap baik-baik saja, sekalipun saya tidak bekerja selama satu setengah tahun. Setelah saya berpikir cukup lama, akhirnya saya memutuskan untuk berlatih seni bela diri sekaligus melihat kira-kira saya bisa berlatih sampai tingkat berapa.”“Selain itu, saya juga membutuhkan pengawal. Kalau Pak Firul tidak keberatan, mungkin Bapak bisa memperkenalkan beberapa pemuda yang memiliki kemampuan yang mumpuni untuk saya jadikan pengawal. Tenang saja, pendapatan mereka akan sama besarnya seperti para pegawai yang bekerja di perusahaan. Saya juga tidak akan memperlakukan mereka dengan buruk.”Chintya pernah mengatakan kepada Bram kalau sanggar seni bela diri milik keluarganya bukan hanya mengajarkan ilmu bela diri untuk memperkuat tubuh para muridnya, tapi juga mengajarkan bagaimana mereka bisa berkembang dengan baik di tengah masyarakat. Para
“Pak Bram, Chintya sudah dewasa, jadi dia bisa bebas pergi ke tempat mana pun yang dia inginkan. Kami tidak keberatan selama dia memberitahu ke mana dia akan pergi,” balas Firul setelah berpikir sejenak. Firul tidak pernah merasa khawatir dengan keadaan putrinya ke mana pun putrinya pergi. Semuanya akan baik-baik saja selama Chintya tidak menindas orang lain. Firul tidak merasa perlu melarang putrinya pergi bersama Bram ke acara pernikahan Stefan Adhitama, sekalipun hal itu pastinya akan mengundang salah paham bagi banyak orang. Lagi pula, istrinya sering menyalahkannya sebagai penyebab putrinya belum pernah memiliki kekasih sampai di usia 24 tahun. Karena Firul terus mengajarinya seni bela diri. Oleh karena itu, Firul sama sekali tidak keberatan dengan ajakan Bram kepada Chintya. Selain itu, Chintya pastinya perlu melihat dunia yang lebih luas di luar sana. “Pak Firul memang orang tua yang berpikiran terbuka,” ujar Bram sambil tersenyum. Firul membalasnya dengan senyuman lalu mem
Dua kakak beradik itu langsung lari keluar dapur. Lana sangat kesal ketika mendengar kedua laki-laki itu mengatakan akan mendukung kehidupan putrinya selamanya. Bram kembali berdiri ketika melihat kedua kakak Chintya berlari keluar dari dapur. Kemudian Firul berinisiatif untuk memperkenalkan kedua anak laki-lakinya kepada Bram. Bram dengan cepat menyapa kedua calon kakak iparnya dengan sopan setelah Firul memperkenalkan mereka. Rama dan Jerry membalas sapaan Bram dengan sopan lalu memperhatikan laki-laki itu. Rama langsung bertanya kepada Bram setelah mereka semua duduk di atas sofa, “Saya dengar dari Chintya kalau Pak Bram berniat untuk belajar seni bela diri?”Bram langsung tersenyum lalu berkata, “Ya, benar sekali.”Jerry dengan cepat langsung berkata dengan jujur, “Usiamu tidak cocok lagi untuk mulai belajar ilmu seni bela diri. Kamu tetap nggak akan belajar banyak, sekalipun kamu sudah berlatih dan membayar uang di sanggar bela diri kami. Kamu seperti membayar hal yang sia-sia s
Chintya langsung meletakkan kotak makanan cepat saji yang ada di tangannya lalu bergegas mengambil anggur sesuai perintah ayahnya. Dia mengambil sebotol anggur berkualitas baik dan beberapa gelas anggur. Firul lebih dulu mengisi gelas anggur untuk Bram seraya bertanya, “Apa Pak Bram minum?”“Pa, Pak Bram sering bertemu klien dan membicarakan bisnis, jadi pastinya dia suka minum anggur,” jawab Chintya sebelum Bram sempat membuka mulutnya. Bram langsung tersenyum lalu berkata, “Minum anggur memang sangat diperlukan ketika berdiskusi dengan klien ataupun melakukan jamuan makan. Tapi, saya biasanya tidak minum terlalu banyak. saya paling banyak hanya bisa minum dua gelas minuman keras. Bagaimanapun juga, mabuk bukanlah hal baik bagi manusia. Karena dengan mabuk, orang menjadi lebih mudah mendapat masalah.”“Pak Bram baik sekali bisa mengetahui batas kemampuan minum Bapak dan tidak minum berlebihan,” puji Lana. Bram langsung tersenyum setelah mendengar pujian Lana padanya. Dia sudah cuku
“Mamaku juga suka menghidangkan masakan pedas sampai dua piring. Dia bilang kalau makanan pedas bisa membaut orang marah. Kemudian dia menyuruh kami minum teh herbal setelah selesai.”. Chintya langsung tersenyum lalu kembali berkata, “Aku rasa, makanan pedas nggak akan bisa membuat orang marah. Tapi, orang-orang itu selalu saja bilang kalau teh herbal adalah obat mujarab yang bisa menghilangkan berbagai penyakit termasuk rasa pedas di dalam tubuh. Padahal sebenarnya, belum tentu begitu.”Orang-orang di Malinjo menyukai makanan pedas dengan rasa yang kuat. Selain itu, mereka juga sangat suka makan mie, roti kukus dan roti isi. Namun, Lana kurang menyukai makanan itu karena dia tidak berasal dari Malinjo, melainkan dari provinsi yang sama seperti Bram. Lana terbiasa makan makanan dengan rasa yang ringan. Oleh karena itu, pola makan keluarga Baruna juga turut berubah menjadi lebih ringan karena pengaruh Lana. Namun, Lana juga tidak selalu bersikap egois dan mementingkan dirinya sendiri.
Langit malam berganti siang. Tidak terasa dua hari sudah berlalu. Hari ini adalah hari pernikahan terbesar orang terkaya di Mambera. Stefan Adhitama dan Olivia Hermanus akan melaksanakan resepsi pernikahan mereka. Pintu Vila Permai terbuka lebar untuk menyambut kedatangan para taipan bisnis dan selebriti terkenal dari seluruh penjuru negeri. Biasanya, para tamu pergi ke Vila Permai terlebih dahulu ketika mereka tiba untuk bertemu dengan anggota keluarga Adhitama. Setelah itu, keluarga Adhitama akan mengatur penginapan mereka di Hotel Mambera yang berada di bawah naungan Adhitama Group. Hotel Mambera sudah memberikan pengumuman beberapa hari sebelumnya bahwa Hotel Mambera akan ditutup untuk umum selama masa resepsi pernikahan Stefan dan Olivia. Hotel Mambera akan dibuka untuk umum keesokan hari setelah pesta pernikahan selesai. Pagi-pagi sekali ketika fajar belum menyingsing, Olivia dibangunkan oleh kakaknya. Penata rias senior kelas atas yang akan merias wajah Olivia sudah datang m
Olivia berjalan ke kamar mandi seraya berkata, “Kakak sudah mengatakan hal itu ratusan kali padaku. Telingaku mati rasa ketika mendengarnya dan aku juga sudah hafal di luar kepalaku.”Odelina langsung tersenyum lalu berkata, “Memangnya aku sudah mengatakannya ratusan kali? Kenapa aku merasa baru mengatakannya dua kali saja? Aku bukannya khawatir sama kamu, tapi kamu kan sulit untuk mendapatkan kehamilan ini. Jadi, kamu harus lebih berhati-hati. Bagaimanapun juga, akan ada banyak orang di acara pernikahanmu nanti, makanya kamu harus lebih berhati-hati. Aku juga sudah mengingatkan Stefan tentang masalah ini.”“Stefan sudah berjanji untuk menjagaku dan nggak akan membiarkan ada orang yang menabrakku, kan?” tanya Olivia. Odelina mengangguk lalu berkata, “Ya, dia sudah berjanji.”“Kalau begitu, apa lagi yang Kakak khawatirkan? Adik iparmu sudah berjanji untuk menjagaku. Bahkan langit runtuh sekalipun nggak akan bisa menghancurkanku selama dia melindungiku. Tenang saja, Kakak akhir-akhir in
Tiara masih muntah setiap hari. Dia muntah sepanjang masa kehamilannya. Hal ini membuat Aksa sedih sampai dia terus membicarakan hal ini setiap hari. Dia hanya akan memiliki satu anak saja dan tidak akan membiarkan istrinya hamil kembali untuk memiliki anak kedua. Tiara tidak peduli dengan perkataan Aksa. Dia hanya ingin melahirkan anak laki-laki dari perutnya ini. Walaupun Aksa lebih menyukai anak perempuan, Tiara tetap menginginkan anak laki-laki. Bagaimanapun juga, keluarga Sanjaya memiliki bisnis yang sangat besar, jadi dia berharap dia bisa melahirkan anak laki-laki untuk mewarisi bisnis keluarga suaminya di masa depan. Olivia memberitahu Stefan kalau Tiara yang merupakan istri dari sepupu Olivia adalah orang yang sangat jujur dan tegas. Ada banyak orang yang mengatakan ingin melahirkan anak laki-laki, tapi mereka juga mengatakan lebih menyukai anak perempuan karena mereka tidak ingin dicap sebagai orang yang lebih menyukai anak laki-laki daripada perempuan. Namun, Tiara tidak s