Stefan meraih bahu istrinya lalu menarik tubuh Olivia dan berkata, “Sayang, gimana kalau kita pergi berlibur lusa? Kita berdua saja.”“Memangnya kita mau liburan ke mana?” tanya Olivia yang perhatiannya langsung teralihkan. “Liburan di Mambera saja. Kita pergi ke rumahku yang lainnya yang belum pernah kamu datangi,” jawab Stefan. “Kenapa nggak tunggu sampai pesta pernikahan selesai saja? Lagi pula, kita juga nggak bisa pergi jauh saat berbulan madu. Jadi, kita bisa berbulan madu di Mambera dengan mengendarai mobil,” ujar Olivia. Stefan teringat kalau pesta pernikahannya akan dilaksanakan setelah perayaan ulang tahun pernikahan mereka. Mereka berdua tetap akan pergi berdua saja, tapi rasanya tetaplah berbeda.“Kalau begitu, kita tetap akan pergi berdua saja selama dua hari. Lalu kita juga akan pergi liburan lagi di sekitar Mambera dengan mobil setelah pesta pernikahan kita. Lagi pula, aku punya cuti pernikahan selama 1 bulan,” ujar Stefan. “Entah bagaimana marahnya Reiki kalau mende
“Jadi, bagaimana Bu Chintya?” tanya Bram tentang kepergian mereka ke Vila Permai. Chintya sempat menggunakan ponselnya untuk mencari tahu bagaimana bentuk dari Vila Permai. Namun, dia tidak berhasil menemukan apa pun. “Aku mau melihat gambar Vila Permai, tapi aku nggak mendapatkan apa pun di internet,” jawab Chintya. “Aku yakin kamu nggak akan bisa menemukan foto Vila Permai di internet. Vila Permai adalah kediaman keluarga besar Adhitama. Jadi, bagaimana mungkin orang-orang bisa mengambil foto rumah itu sembarangan? Sudah, tenang saja. Kamu pasti nggak akan menyesal sudah pergi ke rumah itu bersamaku,” ujar Bram berusaha meyakinkan Chintya.Akhirnya, Chintya mengangguk karena dia berpikir kalau dirinya sangat tertarik dengan keluarga Adhitama. Selain itu, Bram sudah membantunya dengan memohon izin untuk datang mengunjungi Vila Permai. “Kalau begitu, kita pergi ke sana. Apa besok Pak Bram kosong? Aku akan membawa anak-anak muridku bertamasya besok,” ujar Chintya antusias. “Aku bis
Chintya setuju dengan perkataan Bram. Kemudian mereka berdua mengobrol bersama sambil terus menyantap hidangan yang tersedia. Mereka mengobrol dengan sangat akrab seakan mereka adalah kenalan lama. Mungkin karena mereka berdua memiliki kepribadian yang mirip, jadi mudah bagi mereka untuk bergaul satu sama lain. Bram di dalam hatinya merasa sangat bersyukur karena perempuan yang ditakdirkan untuknya sangatlah sempurna dari segala aspek.*** Junaidi Group adalah anak perusahaan dari Ferda Group yang berada di Mambera. Jonas adalah pihak yang bertanggung jawab atas semua urusan perusahaan ini. Dia adalah direktur utama yang ditunjuk langsung dari pusat untuk mengurus anak perusahaan di Mambera. Dia juga akan ditempatkan di Mambera untuk waktu yang cukup lama. Raut wajah Jonas tampak lebih serius ketika dia kembali ke kantor di sore hari setelah selesai berkunjung dari rumah keluarga Sanjaya. Semua orang menyadari perubahan suasana hati atasan mereka yang sangat drastis dari sebelumnya.
“Loh, kok bisa begitu?” tanya Yose heran. Amelia adalah kekasih Jonas dan mereka berdua sering pergi bersama. Lalu kenapa keluarga Ardaba yang datang untuk melamar Amelia sambil membawa banyak hadiah?“Jonas, apa kamu mau aku bicara sama kakek, nenek dan mama, papa agar mereka datang ke Mambera sambil membawa hadiah untuk melamar Amelia?” tanya Yose lagi. Yose merasa kalau keluarganya juga tidak kalah hebatnya dari keluarga Ardaba. Selain itu, Jonas juga tidak kalah dari Bram dari berbagai aspek. Selama ini, Yonas tidak pernah meminta bantuan keluarganya untuk menyelesaikan masalah di antara dirinya dan Amelia. Orang tua dan semua saudara Jonas merasa khawatir dengan kehidupan percintaan Jonas. Namun, Jonas selalu menyuruh mereka semua untuk tenang karena dia menyukai perempuan. Selain itu, dia akan berusaha dengan tangannya sendiri untuk mengejar perempuan yang disukainya lalu menikah dan membawanya ke rumah keluarga Junaidi. Semua saudara dan orang tua mereka tidak bisa ikut camp
Apa yang harus dilalui Yose saat itu tidaklah mudah. Namun, akhirnya dia berhasil mendapatkan Mulan dan menikahinya. “Kami lebih baik bertunangan dulu,” ujar Jonas. Jonas merasa kurang realistis kalau dia dan Amelia tiba-tiba menikah. Dia ingin seperti Calvin dan Rosalina yang bertunangan terlebih dahulu. Mereka mengurus semua persiapan pesta pertunangan lalu bertunangan dengan mengundang semua orang penting yang ada di Mambera. Dengan begini, siapa lagi laki-laki yang berani menjadi saingan cinta Jonas setelah Amelia bertunangan dengannya?“Oke, tenang saja. Aku pasti akan membantumu menyelesaikannya,” ujar Yose. Jonas merasa sedikit lebih lega setelah mencurahkan semua kekhawatirannya kepada kakaknya. Keluarga Jonas adalah keluarga yang luar biasa. Dia yakin, Yuna pastinya akan luluh dengan semua bujukan orang tua dan semua saudara Jonas. Yuna pasti akan menyetujui pernikahan putrinya dengan Jonas. Kakek dan neneknya juga bisa maju untuk meyakinkan Yuna kalau saja kedua orang tua
Jonas masih terus tersenyum seraya berkata, “Aku belum pernah mendapatkan rumput selama aku hidup. Jadi, aku akan menunggumu memerikannya padaku.”“Itu mudah saja. Aku akan pergi ke pasar dan membeli sekantung rumput lalu aku akan kasih kamu semua rumput itu,” balas Amelia. “Kalau begitu, apa aku harus beli sapi dan memeliharanya?” tanya Jonas lagi. “Kamu berani menggunakan rumput yang kubelikan untukmu sebagai makanan sapi?” ujar Amelia.“Tentu saja, aku nggak berani,” balas Jonas. Amelia kembali membuka tas belanjanya lalu mengeluarkan dua set pakaian baru dan menyerahkannya kepada Jonas seraya berkata, “Coba kamu lihat. Kira-kira kamu suka, nggak? Semua bajumu mereknya ini, jadi aku belikan merek ini buat kamu. Ada blazer, kemeja dengan merek yang sama.”Amelia membelikan semua itu untuk Jonas. Namun, dia malu untuk mengeluarkannya, jadi Jonas baru akan mengeluarkannya dari tas belanja sesampainya dia di rumah. Jonas meletakkan buket bunganya lalu mengambil baju dari tangan Amel
Hanya ada kakak ketiga Jonas yang belum menikah di antara semua saudara laki-laki yang berada di atasnya karena kakak ketiganya itu memiliki target yang ingin dia capai terlebih dahulu. Sekarang, Jonas dan Amelia-lah yang menjadi bahan incaran kakak iparnya. Sekarang, saudaranya yang lain merasa mati rasa setiap bertemu dengan Mulan. Namun, mereka tetap sering pergi menemuinya karena mereka ingin sekali bermain dengan Audrey si bayi kecil menggemaskan. “Apa Kak Mulan nggak mau menulis novel lagi? Menurutku, novelnya sangat bagus. Aku juga pernah membacanya dan isi novel itu bagus banget, loh. Dia punya imajinasi yang sangat kuat, ya,” ujar Amelia. “Kak Mulan sangat sibuk sekarang, jadi dia nggak punya waktu untuk menulis. Sebenarnya, dia masih suka menulis sesekali, tapi nggak diterbitkan. Dia menggunakan saudara-saudaraku sebagai bahan ceritanya,” balas Jonas.Amelia langsung terkekeh lalu berkata, “Kamu bisa meminta Kak Mulan untuk menjadikanmu pemeran utama laki-laki yang dikelil
Amelia menyentuh wajah Jonas dengan lembut setelah mereka selesai berciuman lalu bertanya, “Apa kamu masih marah?” Jonas kembali memberikan ciuman lembut di wajah Amelia lalu berkata, “Aku lega dan tenang setelah mendengar kalau Bram sudah menemukan gadis takdirnya. Tapi, aku masih takut sampai sekarang. Sepertinya, kamu harus kasih kehangatan untukku agar ketakutanku ini bisa mereda.”Amelia langsung tersenyum seraya berkata, “Aku kan sudah kasih kamu hadiah dan ciuman. Apa semua itu masih belum cukup?”Jonas kembali membenamkan kepala Amelia di dadanya lalu berkata, “Hangatnya.”“Semoga hal seperti itu nggak akan pernah terjadi lagi. Aku bisa serangan jantung karena ketakutan kalau sampai terulang lagi.”“Kita harus segera bertunangan dan membuat pesta pertunangan yang akan menggemparkan seluruh Mambera. Pesta kita nanti akan jauh lebih meriah daripada pestanya Calvin dan Rosalina.”Amelia tersenyum lalu berkata, “Kalau begitu, aku akan menunggu pesta pertunangan menggemparkan yang
Pak Samuel, ini bukan soal utang uang dan nggak punya uang untuk bayar utang. Kalau begitu, apa karena utang perasaan? Saya lihat Pak Samuel baik banget sama perempuan itu. Sudah ditendang pun Pak Samuel nggak marah.”Samuel juga tidak berusaha menutupi perasaannya terhadap Rubah. “Tebakanmu benar sekali. Aku ingin jadikan dia sebagai ibu bos kalian. Tapi sayangnya aku belum berhasil. Aku sudah kenal dia selama tiga mau empat bulan. Aku bahkan nggak tahu namanya, juga nggak bisa dapatkan nomor teleponnya.”“Nggak mungkin. Pak Samuel bukan hanya bos kami. Pak Samuel juga tuan muda keempat dari keluarga Adhitama. Di luar sana, ada begitu banyak perempuan yang rela melakukan apa saja demi bisa menikah dan menjadi menantu keluarga Adhitama. Bagaimana mungkin dia nggak suka Pak Samuel? Setelah kenal begitu lama, dia bahkan nggak beritahu namanya. Kecuali dia bukan perempuan normal, atau dia sudah menikah. Pak Samuel, jangan-jangan dia suka sama perempuan? Lesbian gitu?”Samuel langsung meme
Sebenarnya berapa banyak utang Samuel kepada perempuan berbaju merah itu? Perempuan itu tampak tidak senang. Apakah karena dia gagal menagih utangnya?Rubah masuk ke dalam lift. Samuel ingin mengikutinya, tapi Rubah menendangnya keluar dari lift. Sekretaris Samuel menyaksikan bosnya ditendang keluar dari lift hingga mundur ke belakang lalu jatuh dan duduk di lantai. Samuel terlihat kasihan, tapi juga terlihat lucu.Si sekretaris diam-diam tertawa, lalu cepat-cepat berhenti tertawa. Takut ketahuan oleh bosnya. Bisa-bisa dia dipecat.Setelah pintu lift tertutup, Samuel baru berdiri. Dia mengusap perutnya sambil bergumam, “Tendangannya benar-benar kuat. Sakit juga ternyata.”Lift sudah turun ke bawah. Meskipun Samuel ingin mengejar tetap saja tidak bisa. Apa daya, dia hanya bisa kembali ke ruangannya. Tiba-tiba, Samuel teringat dengan pesan neneknya. Semoga Samuel tidak menyesal di kemudian hari.Apakah karena neneknya tahu kalau Rubah tidak mudah untuk ditaklukkan? Ada kemungkinan Samuel
“Samuel, Pak Samuel, coba kamu katakan apa yang harus aku lakukan agar kamu mau kembalikan barangku? Jangan bilang kamu nggak ingat taruh di mana. Itu hanya alasanmu saja. Aku sama sekali nggak percaya.”Samuel pura-pura bodoh. “Apa pun yang kamu lakukan juga nggak ada gunanya. Aku benar-benar nggak ingat. Terserah kamu percaya atau nggak. Nggak ingat ya nggak ingat. Kalau kamu benar-benar mau cari kakak iparku, cari saja. Kakak iparku memang ramah dan mudah didekati. Dia juga suka berteman. Dia paling suka berteman sama orang seperti kamu. Oh ya, kakak iparku juga menguasai ilmu bela diri. Kalau kamu sempat, kamu bisa coba lawan dia.”“Tapi kakak iparku sedang hamil. Lebih baik tunggu sampai keponakanku lahir saja baru kamu coba lawan dia. Sekalipun kamu minta dia datang dan minta barang denganku, percuma saja. Paling-paling kakak iparku merasa kesal. Nanti kakakku yang pukul aku.”Samuel bersikap seperti orang tidak tahu malu. Sikapnya membuat Rubah marah bukan main, tapi tidak bisa
Rubah duduk tegak, lalu mengambil gelas berisi air hangat. Dia minum beberapa teguk, lalu pura-pura hendak menyiram Samuel dengan air. Samuel hanya menatapnya sambil tersenyum. Akhirnya, Rubah meletakkan gelasnya.“Nggak usah sanjung-sanjung aku begitu. Aku hanya ingin tanya. Kapan kamu akan kembalikan barangku?”Samuel duduk di seberang Rubah dan tetap memberikan jawaban yang sama. “Aku benar-benar nggak ingat taruh di mana. Sekarang nggak ketemu. Tunggu ketemu, aku akan kembalikan ke kamu. Aku antar sendiri. Kamu kasih saja aku alamat dan nomor teleponmu. Gimana kalau aku ganti yang baru? Kamu bilang saja di mana kamu beli barang itu.”“Kalau bukan punyaku, biar barang baru aku juga nggak mau. Samuel, sudah kubilang. Caramu minta nomor telepon ini terlalu buruk. Sama saja seperti jadi pencuri. Nggak, seperti perampok. Kamu sedang merampok.”Samuel tersenyum tipis. “Rubah, kamu sepertinya sudah lupa gimana aku bisa ambil barang itu dari kamu. Kalau kamu nggak bersikap sopan padaku leb
Samuel membuka pintu dan mempersilahkan Rubah masuk. Semua orang melihat gadis berbaju merah itu berjalan dengan arogan. Sedangkan Samuel tetap memasang wajah tersenyum. Samuel benar-benar seorang pria berkelas, juga memiliki temperamen yang sangat baik.Di antara saudara-saudaranya, Samuel memang memiliki temperamen yang lebih baik. Akan tetapi, dia tetap bersikap serius dan tegas di perusahaan, sehingga meninggalkan kesan-kesan kepada karyawannya kalau dia sosok yang serius dan tegas. Semua orang sering bilang kalau Samuel sangat mirip dengan kakak sepupunya, Stefan. Meskipun mereka belum pernah bertemu Stefan secara langsung, mereka sering mendengar kalau Stefan adalah orang yang dingin, tegas dan serius.Barusan mereka dengar Samuel bilang kalau gadis baju merah itu datang untuk menagih utang. Bahkan seorang bos seperti Samuel tetap harus tersenyum saat berhadapan dengan penagih utang. Mereka jadi penasaran berapa besar utang Samuel pada gadis itu.Setelah pintu kantor Samuel ditu
Samuel Group adalah perusahaan yang didirikan oleh Samuel sendiri, tanpa ada hubungan dengan Adhitama Group. Bahkan, tidak ada interaksi bisnis di antara keduanya, terutama karena industri yang digeluti perusahaan ini sama sekali tidak ada hubungannya.Baru saja selesai rapat dan kembali ke kantornya, Samuel mendengar suara familier yang disertai nada marah begitu dia tiba di depan pintu kantornya. "Samuel!" Rubah itu datang. Samuel menoleh ke arah suara tersebut dan melihat si Rubah yang masih mengenakan gaun merah. Meskipun model pakaiannya berbeda, warnanya tetap merah. Di malam hari, melihatnya dengan pakaian merah menyala membuatnya tampak sangat mempesona. Di siang hari, dia bahkan terlihat lebih luar biasa. Kecantikannya begitu mencolok dan penuh percaya diri. Namun, satu-satunya masalah adalah temperamennya yang tidak begitu baik. Meskipun begitu, kepribadiannya yang seperti itu membuat Samuel menyukainya. "Pak Samuel, perempuan ini bersikeras ingin menemui Anda. Kami suda
“Nenek, kami akan makan siang dulu, lalu istirahat sebentar, setelah itu kembali ke kota. Setelah menjemput Russel, kami akan pergi ke rumah tanteku untuk makan malam,” kata Olivia. Nenek mengangguk. “Baiklah, aku akan bersiap-siap. Aku akan ikut kalian ke sana. Jarang sekali para orang tua itu datang ke Mambera. Aku harus menunjukkan keramahan sebagai tuan rumah. Setelah itu, aku akan tinggal di rumah kalian selama beberapa hari. Sebelum aku datang tadi, apa yang kalian bicarakan?” Nenek tiba-tiba mengalihkan topik pembicaraan, membuat ketiganya terdiam sejenak. Dewi pun menjawab,“Setelah liburan musim dingin, Russel akan pergi ke rumah keluarga Junaidi untuk bermain. Olivia dan Stefan lagi sibuk kerja, jadi aku akan ikut ke sana untuk menjaga Russel, agar mereka bisa bekerja dengan tenang. Kami akan berusaha menyelesaikan pekerjaan lebih cepat supaya bisa libur lebih awal.” “Ma, apakah Mama ingin ikut juga?” “Tentu saja! Aku sangat merindukan cicit perempuanku. Nanti aku akan p
Nenek tertawa dan berkata, “Inilah Yuna yang aku kenal. Kalau memang sesuatu itu milik kita sendiri, maka ambil aja Kembali. Perlu alasan apa lagi?” “Meski kematian nenekmu dan keluarganya nggak ada banyak bukti dari Kakek Setya, dia adalah saksi hidup dari kejadian itu. Apa yang dia katakan juga bisa menjadi bukti. Kalau nenekmu nggak dibunuh, mengapa dia harus dikejar dan dibunuh?” “Orang yang menyelamatkan Kakek Setya adalah Dokter Panca dan teman-temannya. Meski mereka telah pensiun dari dunia persilatan selama puluhan tahun, cerita tentang mereka masih beredar di kalangan masyarakat.""Ditambah lagi dengan reputasi Dokter Dharma, mereka kembali menjadi perhatian publik, membawa kenangan orang-orang terhadap masa lalu mereka.” “Dengan kesaksian mereka kalau Kakek Setya memang dikejar dan terluka parah, setiap kata yang dikatakan Kakek Setya akan dipercaya oleh banyak orang.” “Sekarang, yang terpenting adalah Kakek Setya menjaga kesehatannya. Kalau dia bisa menemani kalian untuk
Olivia menjawab, "Baik, nanti biar Papa dan Mama yang menjaga Russel. Kami akan kembali lebih awal untuk urus pekerjaan. Menjelang Tahun Baru, kami akan kembali menjemput kalian."Para orang tua dari kedua keluarga sudah pensiun dan tidak banyak kesibukan. Jika mereka berkumpul, bahkan hanya untuk bermain kartu, pasti akan terasa ramai. Yose juga pasti akan menyetujuinya.Dewi tertawa senang, lalu pergi ke dapur untuk meminta koki menyiapkan beberapa hidangan favorit Olivia, sambil tetap memperhatikan selera makan putranya juga.Ketika keluar dari dapur, Nenek sudah kembali. Mendengar bahwa cucu pertama dan istrinya datang berkunjung mencarinya, Nenek pun meninggalkan sekumpulan teman lamanya dan kembali ke vila.“Nenek.”Olivia menyapa dengan manis.Senyum Nenek sangat ramah dan penuh kasih sayang. Setelah saling menyapa dengan hangat, Nenek menarik Olivia untuk duduk bersamanya di sofa.Dewi secara pribadi mempersiapkan buah-buahan, camilan, dan berbagai makanan ringan untuk menantu