Chintya setuju dengan perkataan Bram. Kemudian mereka berdua mengobrol bersama sambil terus menyantap hidangan yang tersedia. Mereka mengobrol dengan sangat akrab seakan mereka adalah kenalan lama. Mungkin karena mereka berdua memiliki kepribadian yang mirip, jadi mudah bagi mereka untuk bergaul satu sama lain. Bram di dalam hatinya merasa sangat bersyukur karena perempuan yang ditakdirkan untuknya sangatlah sempurna dari segala aspek.*** Junaidi Group adalah anak perusahaan dari Ferda Group yang berada di Mambera. Jonas adalah pihak yang bertanggung jawab atas semua urusan perusahaan ini. Dia adalah direktur utama yang ditunjuk langsung dari pusat untuk mengurus anak perusahaan di Mambera. Dia juga akan ditempatkan di Mambera untuk waktu yang cukup lama. Raut wajah Jonas tampak lebih serius ketika dia kembali ke kantor di sore hari setelah selesai berkunjung dari rumah keluarga Sanjaya. Semua orang menyadari perubahan suasana hati atasan mereka yang sangat drastis dari sebelumnya.
“Loh, kok bisa begitu?” tanya Yose heran. Amelia adalah kekasih Jonas dan mereka berdua sering pergi bersama. Lalu kenapa keluarga Ardaba yang datang untuk melamar Amelia sambil membawa banyak hadiah?“Jonas, apa kamu mau aku bicara sama kakek, nenek dan mama, papa agar mereka datang ke Mambera sambil membawa hadiah untuk melamar Amelia?” tanya Yose lagi. Yose merasa kalau keluarganya juga tidak kalah hebatnya dari keluarga Ardaba. Selain itu, Jonas juga tidak kalah dari Bram dari berbagai aspek. Selama ini, Yonas tidak pernah meminta bantuan keluarganya untuk menyelesaikan masalah di antara dirinya dan Amelia. Orang tua dan semua saudara Jonas merasa khawatir dengan kehidupan percintaan Jonas. Namun, Jonas selalu menyuruh mereka semua untuk tenang karena dia menyukai perempuan. Selain itu, dia akan berusaha dengan tangannya sendiri untuk mengejar perempuan yang disukainya lalu menikah dan membawanya ke rumah keluarga Junaidi. Semua saudara dan orang tua mereka tidak bisa ikut camp
Apa yang harus dilalui Yose saat itu tidaklah mudah. Namun, akhirnya dia berhasil mendapatkan Mulan dan menikahinya. “Kami lebih baik bertunangan dulu,” ujar Jonas. Jonas merasa kurang realistis kalau dia dan Amelia tiba-tiba menikah. Dia ingin seperti Calvin dan Rosalina yang bertunangan terlebih dahulu. Mereka mengurus semua persiapan pesta pertunangan lalu bertunangan dengan mengundang semua orang penting yang ada di Mambera. Dengan begini, siapa lagi laki-laki yang berani menjadi saingan cinta Jonas setelah Amelia bertunangan dengannya?“Oke, tenang saja. Aku pasti akan membantumu menyelesaikannya,” ujar Yose. Jonas merasa sedikit lebih lega setelah mencurahkan semua kekhawatirannya kepada kakaknya. Keluarga Jonas adalah keluarga yang luar biasa. Dia yakin, Yuna pastinya akan luluh dengan semua bujukan orang tua dan semua saudara Jonas. Yuna pasti akan menyetujui pernikahan putrinya dengan Jonas. Kakek dan neneknya juga bisa maju untuk meyakinkan Yuna kalau saja kedua orang tua
Jonas masih terus tersenyum seraya berkata, “Aku belum pernah mendapatkan rumput selama aku hidup. Jadi, aku akan menunggumu memerikannya padaku.”“Itu mudah saja. Aku akan pergi ke pasar dan membeli sekantung rumput lalu aku akan kasih kamu semua rumput itu,” balas Amelia. “Kalau begitu, apa aku harus beli sapi dan memeliharanya?” tanya Jonas lagi. “Kamu berani menggunakan rumput yang kubelikan untukmu sebagai makanan sapi?” ujar Amelia.“Tentu saja, aku nggak berani,” balas Jonas. Amelia kembali membuka tas belanjanya lalu mengeluarkan dua set pakaian baru dan menyerahkannya kepada Jonas seraya berkata, “Coba kamu lihat. Kira-kira kamu suka, nggak? Semua bajumu mereknya ini, jadi aku belikan merek ini buat kamu. Ada blazer, kemeja dengan merek yang sama.”Amelia membelikan semua itu untuk Jonas. Namun, dia malu untuk mengeluarkannya, jadi Jonas baru akan mengeluarkannya dari tas belanja sesampainya dia di rumah. Jonas meletakkan buket bunganya lalu mengambil baju dari tangan Amel
Hanya ada kakak ketiga Jonas yang belum menikah di antara semua saudara laki-laki yang berada di atasnya karena kakak ketiganya itu memiliki target yang ingin dia capai terlebih dahulu. Sekarang, Jonas dan Amelia-lah yang menjadi bahan incaran kakak iparnya. Sekarang, saudaranya yang lain merasa mati rasa setiap bertemu dengan Mulan. Namun, mereka tetap sering pergi menemuinya karena mereka ingin sekali bermain dengan Audrey si bayi kecil menggemaskan. “Apa Kak Mulan nggak mau menulis novel lagi? Menurutku, novelnya sangat bagus. Aku juga pernah membacanya dan isi novel itu bagus banget, loh. Dia punya imajinasi yang sangat kuat, ya,” ujar Amelia. “Kak Mulan sangat sibuk sekarang, jadi dia nggak punya waktu untuk menulis. Sebenarnya, dia masih suka menulis sesekali, tapi nggak diterbitkan. Dia menggunakan saudara-saudaraku sebagai bahan ceritanya,” balas Jonas.Amelia langsung terkekeh lalu berkata, “Kamu bisa meminta Kak Mulan untuk menjadikanmu pemeran utama laki-laki yang dikelil
Amelia menyentuh wajah Jonas dengan lembut setelah mereka selesai berciuman lalu bertanya, “Apa kamu masih marah?” Jonas kembali memberikan ciuman lembut di wajah Amelia lalu berkata, “Aku lega dan tenang setelah mendengar kalau Bram sudah menemukan gadis takdirnya. Tapi, aku masih takut sampai sekarang. Sepertinya, kamu harus kasih kehangatan untukku agar ketakutanku ini bisa mereda.”Amelia langsung tersenyum seraya berkata, “Aku kan sudah kasih kamu hadiah dan ciuman. Apa semua itu masih belum cukup?”Jonas kembali membenamkan kepala Amelia di dadanya lalu berkata, “Hangatnya.”“Semoga hal seperti itu nggak akan pernah terjadi lagi. Aku bisa serangan jantung karena ketakutan kalau sampai terulang lagi.”“Kita harus segera bertunangan dan membuat pesta pertunangan yang akan menggemparkan seluruh Mambera. Pesta kita nanti akan jauh lebih meriah daripada pestanya Calvin dan Rosalina.”Amelia tersenyum lalu berkata, “Kalau begitu, aku akan menunggu pesta pertunangan menggemparkan yang
Jonas sama sekali tidak menyembunyikan ketidaksukaannya dengan warna merah kepada perempuan yang dicintainya. Karena dia menganggap warna merah terlalu mencolok di mata. Kedua orang itu memiliki pandangan yang bereda tentang warna. Di satu sisi, Amelia menyukai warna merah yang mencolok, sedangkan Jonas tidak menyukainya. “Kalau begitu, aku akan menukarnya dengan warna lain.” Kemudian Jonas membisikkan sesuatu di telinga Amelia. Hal itu langsung membuat Amelia tersipu malu dengan wajah yang memerah. Dia pun tersenyum seraya berkata, “Nggak apa-apa. Kamu simpan saja semua barang berwarna merah itu. Lain kali, aku akan berhati-hati dan nggak akan membelikanmu barang-barang berwarna merah lagi.”“Bahkan lebih bagus lagi kalau kamu mencoba mengenakan pakaian perempuan lalu tunjukkan penampilanmu padaku. Kamu itu kan sangat ganteng, jadi kamu pasti akan cocok kalau mengenakan pakaian perempuan.”Raut wajah Jonas berubah serius lalu dia berusaha mengingatkan Amelia dengan berkata, “Amelia
“Pokoknya kamu nggak boleh bilang kalau kamu nggak berguna lagi. Aku nggak suka mendengarnya,” ujar Amelia dengan sedikit emosi. “Oke, oke, aku nggak akan meremehkan diriku sendiri. Aku, Jonas adalah laki-laki berguna dan sangat hebat,” ujar Jonas sambil tersenyum. “Tentu saja kamu hebat. Semua laki-laki yang bisa membuatku jatuh cinta adalah laki-laki hebat dan luar biasa,” ujar Amelia serius. Mereka berdua mengobrol sebentar di kantor lalu Amelia pergi meninggalkan kantor Jonas. Dia masih memiliki janji bertemu dengan kliennya untuk membicarakan urusan bisnis. Namun, Jonas terlihat sangat enggan untuk melepas Amelia pergi seakan kekasihnya itu akan pergi meninggalkannya ribuan kilo jauhnya. Amelia pun kembali berbalik lalu mencium wajah Jonas seraya berkata, “Aku benar-benar punya janji sama klien dan aku nggak bisa membatalkannya. Tunggu sampai meetingku selesai sama klien lalu aku akan segera datang menjemputmu ke sini.”“Sekarang, senyum, dong. Aku suka sekali melihat senyuman