Hanya ada kakak ketiga Jonas yang belum menikah di antara semua saudara laki-laki yang berada di atasnya karena kakak ketiganya itu memiliki target yang ingin dia capai terlebih dahulu. Sekarang, Jonas dan Amelia-lah yang menjadi bahan incaran kakak iparnya. Sekarang, saudaranya yang lain merasa mati rasa setiap bertemu dengan Mulan. Namun, mereka tetap sering pergi menemuinya karena mereka ingin sekali bermain dengan Audrey si bayi kecil menggemaskan. “Apa Kak Mulan nggak mau menulis novel lagi? Menurutku, novelnya sangat bagus. Aku juga pernah membacanya dan isi novel itu bagus banget, loh. Dia punya imajinasi yang sangat kuat, ya,” ujar Amelia. “Kak Mulan sangat sibuk sekarang, jadi dia nggak punya waktu untuk menulis. Sebenarnya, dia masih suka menulis sesekali, tapi nggak diterbitkan. Dia menggunakan saudara-saudaraku sebagai bahan ceritanya,” balas Jonas.Amelia langsung terkekeh lalu berkata, “Kamu bisa meminta Kak Mulan untuk menjadikanmu pemeran utama laki-laki yang dikelil
Amelia menyentuh wajah Jonas dengan lembut setelah mereka selesai berciuman lalu bertanya, “Apa kamu masih marah?” Jonas kembali memberikan ciuman lembut di wajah Amelia lalu berkata, “Aku lega dan tenang setelah mendengar kalau Bram sudah menemukan gadis takdirnya. Tapi, aku masih takut sampai sekarang. Sepertinya, kamu harus kasih kehangatan untukku agar ketakutanku ini bisa mereda.”Amelia langsung tersenyum seraya berkata, “Aku kan sudah kasih kamu hadiah dan ciuman. Apa semua itu masih belum cukup?”Jonas kembali membenamkan kepala Amelia di dadanya lalu berkata, “Hangatnya.”“Semoga hal seperti itu nggak akan pernah terjadi lagi. Aku bisa serangan jantung karena ketakutan kalau sampai terulang lagi.”“Kita harus segera bertunangan dan membuat pesta pertunangan yang akan menggemparkan seluruh Mambera. Pesta kita nanti akan jauh lebih meriah daripada pestanya Calvin dan Rosalina.”Amelia tersenyum lalu berkata, “Kalau begitu, aku akan menunggu pesta pertunangan menggemparkan yang
Jonas sama sekali tidak menyembunyikan ketidaksukaannya dengan warna merah kepada perempuan yang dicintainya. Karena dia menganggap warna merah terlalu mencolok di mata. Kedua orang itu memiliki pandangan yang bereda tentang warna. Di satu sisi, Amelia menyukai warna merah yang mencolok, sedangkan Jonas tidak menyukainya. “Kalau begitu, aku akan menukarnya dengan warna lain.” Kemudian Jonas membisikkan sesuatu di telinga Amelia. Hal itu langsung membuat Amelia tersipu malu dengan wajah yang memerah. Dia pun tersenyum seraya berkata, “Nggak apa-apa. Kamu simpan saja semua barang berwarna merah itu. Lain kali, aku akan berhati-hati dan nggak akan membelikanmu barang-barang berwarna merah lagi.”“Bahkan lebih bagus lagi kalau kamu mencoba mengenakan pakaian perempuan lalu tunjukkan penampilanmu padaku. Kamu itu kan sangat ganteng, jadi kamu pasti akan cocok kalau mengenakan pakaian perempuan.”Raut wajah Jonas berubah serius lalu dia berusaha mengingatkan Amelia dengan berkata, “Amelia
“Pokoknya kamu nggak boleh bilang kalau kamu nggak berguna lagi. Aku nggak suka mendengarnya,” ujar Amelia dengan sedikit emosi. “Oke, oke, aku nggak akan meremehkan diriku sendiri. Aku, Jonas adalah laki-laki berguna dan sangat hebat,” ujar Jonas sambil tersenyum. “Tentu saja kamu hebat. Semua laki-laki yang bisa membuatku jatuh cinta adalah laki-laki hebat dan luar biasa,” ujar Amelia serius. Mereka berdua mengobrol sebentar di kantor lalu Amelia pergi meninggalkan kantor Jonas. Dia masih memiliki janji bertemu dengan kliennya untuk membicarakan urusan bisnis. Namun, Jonas terlihat sangat enggan untuk melepas Amelia pergi seakan kekasihnya itu akan pergi meninggalkannya ribuan kilo jauhnya. Amelia pun kembali berbalik lalu mencium wajah Jonas seraya berkata, “Aku benar-benar punya janji sama klien dan aku nggak bisa membatalkannya. Tunggu sampai meetingku selesai sama klien lalu aku akan segera datang menjemputmu ke sini.”“Sekarang, senyum, dong. Aku suka sekali melihat senyuman
Ricky segera melepas sepatu hak tingginya setelah dia tiba di dalam lift. Ternyata sulit sekali menggunakan sepatu hak tinggi. Pantas saja Rika selalu menolak untuk memakainya. Bahkan dia lebih suka berpura-pura menjadi laki-laki daripada berdandan seperti perempuan. Ricky sudah membelikan rok dan sepatu hak tinggi untuk Rika dan mengatakan kalau dia sangat ingin melihat Rika mengenakannya. Namun, Rika menolaknya mentah-mentah. Dia justru menyuruh Ricky untuk mengenakan semua pakaian itu. Oleh karena itu, Ricky mengenakan pakaian perempuan untuk menunjukkannya kepada Rika sekali saja. Bagi Ricky, mengenakan wig panjang dan rok sama sekali bukanlah suatu masalah. Begitu pun, merias wajahnya agar wajahnya yang tegas terlihat lebih lembut. Namun, hal paling sulit untuk dilakukan adalah ketika dia harus berjalan menggunakan sepatu hak tinggi.Untung saja, saat ini dia berada di Cianter. Dia juga tidak memberitahu orang-orang kalau dia sebenarnya adalah Ricky yang sedang menyamar menjadi
“Tapi, kamu berbeda sama aku. Kamu punya ciri-ciri feminin seorang perempuan. Kamu berpura-pura menjadi laki-laki, tapi sayangnya kamu masih kurang maskulin. Kamu pastinya akan menjadi sangat cantik dan menawan kalau saja kamu pakai baju perempuan. Kamu pada dasarnya adalah seorang perempuan. Sini, tukar bajumu. Aku sudah mempermalukan diriku dengan memakai baju perempuan begini hanya untukmu.”“Kamu nggak perlu memamerkan dirimu di luar sana dengan pakaian perempuan. Kamu hanya perlu mengganti pakaianmu dan menunjukkan dirimu yang memakai pakaian perempuan di depanku.” Namun, Rika hanya terdiam setelah mendengar perkataan Ricky. Bagaimanapun juga, Ricky sudah mempermalukan dirinya sendiri dengan berjalan di Aurora Group dengan mengenakan pakaian perempuan. Riko menatap Ricky dari atas sampai ke bawah. Tidak lama kemudian, dia pun tidak bisa menahan tawanya. “Pak Ricky terlihat cukup bagus dalam pakaian perempuan. Tapi, sayangnya kamu masih terlihat maskulin,” ujar Rika.“Aku tetap t
Rika tampak sangat bahagia ketika dia tertawa. Karena ada satu hal yang dia yakini tentang perasaan Ricky kepadanya. Sekarang, Ricky benar-benar menyukai Rika dan bukan lagi semata-mata hanya mengikuti keinginan neneknya yang menjodohkannya dengan Rika. Rika tiba-tiba saja berdiri lalu berjalan menuju ruang istirahat setelah dia berpikir selama beberapa saat. Ricky yang berada di dalam ruang istirahat sudah selesai mengganti pakaiannya tanpa mengenakan alas kaki. Dia melirik ke arah sepatu hak tinggi yang tadi dikenakannya lalu mengambilnya dan hendak membuangnya. “Buat apa kamu buang sepatu itu? Taruh saja di sini. Bagaimanapun juga itu kan sepatu yang sudah pernah dipakai seorang Ricky Adhitama,” ujar Rika dengan nada bercanda. Ricky langsung menoleh ke arah sumber suara. Dia melihat sosok Rika yang sedang berdiri sambil bersandar di pintu dengan tangannya yang dimasukkan ke dalam saku celana. Perempuan itu juga tampak sedang menyeringai sambil terus menatapnya. “Rok itu jangan d
“Ricky!” panggil Rika yang berhasil membuat Ricky tersadar lalu melangkah mendekati Rika.“Diam di tempatmu dan ambil ponselmu. Kamu cuma boleh memotretku dua kali. Cepat, potret aku! Aku mau segera ganti pakaianku ini. Mungkin kamu nggak akan pernah melihatku pakai pakaian perempuan lagi seumur hidupmu,” ujar Rika lagi. Ricky buru-buru mengeluarkan ponselnya seraya berkata, “Oke! Oke! Aku akan segera memotretmu. Jangan ganti baju dulu.”Ricky dengan cepat memotret Rika yang mengenakan pakaian perempuan. Walaupun Rika tidak mengenakan riasan sama sekali, wajahnya masih terlihat sangat cantik. Kecantikannya sama seperti yang pernah dibayangkan Ricky sebelumnya. Tidak lama kemudian, Rika berbalik dan berjalan menuju kamar mandi. Ricky dengan cepat memotret bagian belakang tubuh Rika yang sedang berjalan dengan pakaian perempuan. Pemandangan ini adalah hal yang sangat indah. Ricky berulang kali mengamati foto-foto Rika yang diambilnya. Kemudian dia memilih foto Rika yang tercantik lal