Junia merasa kehamilannya bagai sebuah penjara baginya. Dia tidak bisa melakukan apa pun dengan bebas. Oleh karena itu, dia merasa penasaran bagaimana keluarga Adhitama akan memperlakukan Olivia. Apa mungkin mereka hanya akan mengizinkan Olivia untuk bekerja di toko buku seperti dirinya? “Kamu baru hamil 3 bulan. Nanti, kamu bisa pergi jalan-jalan setelah kondisi kandunganmu stabil. Namun, kamu tetap nggak boleh pergi ke sembarang tempat yang bisa membahayakan kandunganmu. Selain itu, kamu juga nggak boleh kelelahan. Kamu juga nggak boleh pergi jauh jika kehamilanmu sudah masuk trisemester ketiga,” balas Nenek. Sekarang, Junia justru merasa semakin iri setelah mendengar perkataan nenek. Namun, dia bukan lagi iri pada nenek, melainkan pada Olivia. Karena secara tidak langsung, nenek mengatakan kalau dia tidak akan memperlakukan Olivia seperti keluarga Reiki memperlakukannya di saat Junia hamil. Mereka bertiga mengobrol selama beberapa saat sampai akhirnya Junia berpamitan pulang. Nam
Reiki berkata, “Penjaga keamanan sudah hafal mobil yang kamu dan Olivia sering gunakan. Mereka langsung memberitahuku setelah melihat mobilmu nggak masuk ke dalam perusahaan.”“Aku sampai berpikir kalau aku sudah melakukan kesalahan karena kamu nggak mau masuk ke dalam untuk menemuiku. Aku benar-benar takut sampai aku menghentikan pekerjaanku lalu buru-buru berlari sampai berguling-guling keluar untuk menemuimu.”Junia tertawa terbahak-bahak setelah mendengar alasan Reiki. Bahkan para pengawalnya juga tidak bisa menahan tawa mereka, tapi mereka berusaha untuk tidak tertawa dengan liar seperti Junia. “Kayaknya aku ini mengerikan banget ya sampai bisa membuatmu berguling-guling keluar dari perusahaan. Tapi, kenapa aku nggak melihat kamu berlari dan berguling-guling tadi? Kalau begitu, bagaimana kalau kamu sekarang praktikkan secara langsung kata-katamu itu? Aku ingin sekali melihatnya,” ujar Junia sambil terus tertawa. “Kamu mau melihatku berlari sambil berguling-guling? Aku akan melak
Junia adalah orang asli Mambera. Keluarganya juga menjadi kaya karena penggusuran yang terjadi di kota ini. “Aku nggak mau makan di hotel. Sekarang, kita pulang saja dan makan di rumah. Aku sudah lapar banget, jadi kita cepat sedikit, ya,” ujar Junia. “Memangnya nggak ada camilan favoritmu di mobil? Aku kan sudah bilang sama kamu untuk menyiapkan camilan di dalam mobil. Kamu bisa menikmati perjalanan sambil makan camilan ketika kamu bepergian tanpa membuat dirimu kelaparan,” ujar Reiki berusaha mengingatkan istrinya itu. “Aku kan jarang pergi beberapa waktu belakangan. Aku juga cuma pergi ke toko buku untuk bekerja. Jadi, aku rasa aku nggak perlu menyiapkan camilan di dalam mobil,” balas Junia acuh tak acuh. “Di jalan nanti kita akan lewat toko makanan ringan. Aku akan turun dan belikan camilan untukmu di sana. Kita pergi makan siang di rumah keluargamu saja, ya. Karena jaraknya juga nggak terlalu jauh dari sini,” ujar Reiki. Jarak Adhitama Group ke kediaman keluarga Santoso meman
Reiki mengakui kalau keluarganya, bahkan pamannya sangat melindungi bayi yang berada di perut Junia. Mereka sama sekali tidak membiarkan Junia melakukan banyak pekerjaan. Dia harus makan makanan bergizi 3 kali sehari sesuai dengan anjuran ahli gizi. Mereka juga tidak membiarkan Junia sering keluar rumah karena takut Junia terluka atau terjadi hal-hal buruk lainnya pada Junia. Semua tetua keluarga Ardaba ingin Junia untuk terus tinggal di rumah agar bisa menjaga kehamilannya. Bahkan ketika Junia ingin pergi keluar untuk berbelanja, para tetua langsung melarang Junia. Kemudian mereka meminta Junia membuat daftar belanjaan yang ingin Junia beli agar pengurus rumah bisa membelikannya untuk Junia. Kehidupan penuh kekangan seakan Junia adalah harta paling berharga bagi keluarga Ardaba juga sudah menghantui Olivia. Oleh karena itu, dia langsung bernegosiasi dengan Stefan ketika dia baru saja hamil. Junia tidak bisa membandingkan hidupnya pada siapa pun sebelum Olivia hamil, jadi dia juga
Reiki tidak suka ketika mendengar istrinya mengatakan hidup dipenuhi berkah, tapi tidak tahu bagaimana cara menggunakan berkah itu. Junia tidak seharusnya menganggap dirinya seperti itu. Istrinya ingin terbang tinggi bersama teman-teman dekatnya dan Reiki tidak boleh terlalu mengekangnya. Reiki harus melakukan apa pun untuk membahagiakan istrinya. Junia mengangkat kepalanya sambil terus dipeluk oleh Reiki. Kemudian Reiki membisikkan sesuatu ke telinga istrinya yang membuat Junia langsung mencubit dan mendorongnya. Reiki hanya bisa terkekeh tanpa bisa melakukan apa pun pada Junia karena ada pengawal mereka di dalam mobil. “Kita mampir dulu ke toko obat. Saya mau beli suplemen untuk ayah dan ibu mertua,” ujar Reiki memberi perintah kepada pengawalnya yang sedang menyetir. Pasangan itu datang ke rumah keluarga Santoso tanpa persiapan apa pun. Jadi, mereka harus segera membelinya secara dadakan dalam perjalanan. “Kamu nggak perlu beli banyak barang ke rumah orang tuaku. Kamu selalu saj
Keluarga Santoso tidak tahu kalau pasangan itu akan datang untuk makan siang hari ini. Oleh karena itu, Grace yang merupakan ibu dari Junia merasa heran setelah mendengar bunyi klakson mobil dari depan rumahnya. “Apa aku salah dengar? Sepertinya suara klakson itu mengarah ke rumah kita,” ujar Grace bingung.Mereka berdua sedang makan siang bersama. Mereka tahu kalau anak muda zaman sekarang pastinya sedang sibuk dengan pekerjaan mereka di siang hari. Jadi, klakson mobil itu pastinya bukan klakson mobil anak mereka. Lagi pula, mereka berdua juga baru pergi mengunjungi kerabat dekat mereka dua hari kemarin. Jadi, siapa lagi yang akan mengunjungi mereka siang bolong seperti ini? “Anjing kita nggak menggong-gong, kan? Itu artinya mobil itu bukan datang ke rumah kita. Mungkin saja, putra tetangga kita yang datang sambil membawa pacarnya,” ujar Firdaus yang merupakan ayah dari Junia. “Kira-kira kapan ya putra kita akan membawa pacarnya ke sini?” tanya Grace sambil menghela napas. Anak pe
Junia biasanya hanya memakan bagian paha dan sayap ketika keluarganya menyantap ayam. Jadi, bagaimana mungkin dia bisa menghabiskan ayam satu ekor dalam satu hari sendirian?“Anak zaman sekarang seperti kalian pastinya nggak akan kekurangan gizi, sekalipun kalian terus berada di dalam rumah setelah melahirkan. Mama dulu, cuma bisa makan beberapa ekor ayam dalam satu bulan berada di rumah. Hidup Mama dulu nggak seberuntung kalian ini. Oh iya, kalian ini kenapa sih selalu saja bawa banyak barang setiap kali kalian datang ke sini. Kami kan sudah bilang kalau kalian nggak perlu beli apa-apa kalau mau datang. Papa dan Mama nggak akan mungkin bisa menghabiskan ini semua,” ujar Grace panjang lebar sambil memarahi putrinya karena membeli banyak barang untuk mereka. Namun, dia tetap mengulurkan tangannya untuk mengambil barang-barang itu dari tangan Junia. Karena dia takut putrinya kesulitan untuk membawa barang sebanyak itu.Firdaus bergegas masuk ke dalam dapur ketika masuk ke dalam rumah un
Selesai makan, Reiki mengobrol dengan ayah mertuanya. Sedangkan Junia membantu ibunya membereskan piring kotor dan membawanya ke dapur untuk dicuci. Keduanya juga bisa sambilan mengobrol.“Ma, Oliv hamil.”Junia tidak lupa menyampaikan kabar baik tersebut kepada ibunya. Dia sudah lama berteman dengan Olivia. Di mata ibunya, Olivia juga sudah seperti anaknya sendiri. Olivia tak kunjung hamil walau sudah lama menikah. Ibunya Junia juga ikut khawatir.“Serius?” seru Grace.Grace sangat gembira mendengar kabar tersebut. Kemudian, dia berkata dengan perasaan bersyukur, “Syukurlah, akhirnya Junia hamil juga. Sekarang kita semua bisa tenang. Junia, kamu masih punya kami yang bisa diandalkan. Sedangkan Olivia hanya punya kakaknya. Meskipun bibinya nyonya keluarga Sanjaya, bagaimanapun juga dia hanyalah bibi Olivia. Mama selalu khawatirkan hal ini. Baguslah sekarang dia sudah hamil, Mama juga senang dengarnya. Selama dia bisa punya anak, nggak perlu takut bakal diusir keluarga Adhitama.”“Mama