Pak Riko orangnya sangat hebat dan tampan. Ricky jatuh cinta padanya dan mengejarnya secara terang-terangan, tana memedulikan pendapat orang luar. Keberaniannya patut dikagumi. Itu semuanya karena pesona Pak Riko yang luar biasa.Belakangan, Felicia baru tahu kalau bibinya memiliki dua anak perempuan yang berada di Mambera. Selain itu, anak kedua dari anak bibinya yang kedua ternyata adalah menantu keluarga Adhitama.Felicia pun jadi paham. Dia mungkin terlihat mirip dengan seseorang. Dilihat dari sikap Ricky terhadapnya, Felicia rasa dirinya sangat mirip dengan Olivia. Olivia adalah kakak ipar tertua Ricky. Konon katanya, semua kakak beradik dari keluarga Adhitama sangat menghormati kakak tertua mereka, Stefan. Menghormati Stefan berarti juga menghormati istrinya. Jadi, tentu saja mereka menghormati kakak ipar mereka, Olivia.Felicia juga ingin pergi ke Mambera, bertemu Yuna, juga bertemu dengan Olivia dan kakaknya. Dia dan Yuna adalah saudara sepupu, jadi Olivia dan kakaknya seharusn
Hal ini menunjukkan bahwa pemimpin keluarga Gatara bukanlah orang bodoh. Dia tidak akan melakukan apapun yang merugikan keluarga Gatara.“Riko benar. Kamu bisa datang kapan pun kamu mau. Kami sekeluarga menerimamu.”Cathy menyambut kedatangan Felicia karena dia ingin putrinya belajar menjadi seorang wanita dari Felicia. Meski harapannya kecil, dia tetap berharap.Huh, dia menyesal. Dia seharusnya tidak membesarkan putrinya sebagai anak laki-laki sejak awal. Waktu Rika masih kecil, dia merasa itu menyenangkan dan lucu. Ketika dia membawa dua anak keluar main dan keduanya berpenampilan seperti anak laki-laki, orang-orang mengira dia melahirkan anak kembar.Ketika masuk TK, putrinya masih bersikeras ingin berpenampilan seperti anak laki-laki. Saat itu, dia berpikir putrinya masih kecil. Jadi, tidak apa-apa dan dia pun membiarkannya.Setelah itu, dia menyadari bahwa putrinya sepertinya tidak mau berpaling lagi dari identitasnya sebagai laki-laki. Dia mencoba untuk mengembalikannya lagi, ta
Felicia tumbuh besar di rumah orang tua angkatnya dan selalu di-bully. Biasanya, bisa makan kenyang saja sudah bagus. Mana berani dia pilih-pilih makanan.Setelah dia bisa mencari uang sendiri, menjadi bos besar, dan memiliki aset puluhan miliar sekalipun, di mana dia sudah pernah makan makanan mewah dan lezat, dia tetap tidak pilih-pilih makanan. Dia bisa makan makanan yang sederhana, juga bisa menerima makanan lezat.Makanan yang disediakan di rumah keluarga Gatara juga sangat enak. Namun, karena dia tidak pilih-pilih makanan, dapur tidak pernah menyiapkan hidangan favoritnya. Dia tidak pilih-pilih makanan, tapi dia juga punya makanan favorit, dan pekerja di dapur mengabaikan hal ini.Setiap hari saat satu keluarganya makan bersama, makanan kesukaan ibunya pasti ada di meja, juga ada makanan favoritnya Fani. Semua orang juga punya setidaknya satu makanan favorit di atas meja, sementara dia, putri keluarga Gatara yang sebenarnya, tidak dianggap serius oleh orang dapur.Felicia sebenar
Rika menghela napas dan berkata, “Mungkin karena anak orang lain lebih baik di mata orang tua.”Felicia tersenyum dan berkata, “Aku bisa memahami perasaan Pak Riko. Ibuku juga seperti itu. Dia selalu mengungkit tentang betapa hebatnya putri dari keluarga orang, menganggapku bodoh dan memarahiku karena nggak bisa apa-apa.”Dia berkata lagi, “Ibuku selalu membandingkanku dengan Fani, bilang betapa Fani jauh lebih baik dariku. Kalau bukan karena aturan yang ditinggalkan oleh nenek moyang keluarga Gatara, dia nggak akan melatihku untuk menjadi penerusnya. Yang jelas, dia nggak menyukaiku.”Felicia mengatakannya dengan ekspresi acuh tak acuh, tapi Rika bisa mendengar kesedihan di dalam suaranya. Meskipun wanita ini tidak tumbuh besar di sisi pemimpin keluarga Gatara, bagaimanapun juga, mereka adalah ibu dan anak kandung. Ibu kandungnya selalu menyakitinya seperti itu, lebih aneh lagi kalau dia tidak merasa sedih.“Felicia, kamu adalah wanita yang sangat hebat. Nggak usah pedulikan apa kata
“Dia juga bilang bahwa dia hanya ingin menduduki posisi biasa dan nggak akan bersaing denganku. Aku nggak takut bersaing dengannya, tapi aku nggak akan pernah mempekerjakan orang yang maunya bersantai saja,” ujar Felicia. Dia melanjutkan, “Tapi, akhir-akhir ini ibuku sepertinya ingin dia kembali ke perusahaan. Bahkan kalaupun dia kembali, aku nggak takut padanya.”Rika menoleh dan menatap Felicia. Felicia juga menatap Rika. Setelah beberapa saat, Felicia tersenyum dan berkata, “Pak Riko, aku nggak menyangka ternyata Pak Riko-lah yang bisa melihat diriku yang sebenarnya.”“Apa yang orang lain pikirkan tentangmu itu nggak penting. Yang terpenting adalah ibumu bisa memahamimu. Di keluargamu, orang yang menjadi kepala keluarga adalah orang yang memiliki kekuasaan absolut. Jadi, kalau ibumu memahamimu dan ternyata orang lain nggak memahamimu, kamu nggak perlu memedulikan mereka.”Senyuman Felicia memudar. “Ibuku … dia biasanya lebih menyayangi Fani.”Rika tidak mengatakan apa-apa lagi. Fan
Ronald masih berani tidak menyukai Felicia, padahal Felicia sendiri sama sekali tidak menyukainya.Namun, apa yang dikatakan Felicia benar. Ronald dekat dengan terlalu banyak wanita, dan wanita-wanita yang dekat dengannya berasal dari semua lapisan masyarakat. Kalaupun dia bilang dia hanya berteman dengan mereka, siapa yang akan percaya padanya? Kalau dia punya pacar nanti, apa pacarnya bisa menerimanya?Felicia berkata, “Pak Riko bilang, Pak Ronald kalau benar-benar jatuh cinta juga akan setia. Aku percaya dengan hal ini, tapi membuat pria seperti itu jatuh cinta sangat sulit. Mereka sudah terbiasa memiliki banyak wanita, nggak suka kalau punya satu saja.”Felicia tidak tertarik pada Ronald, jadi Rika juga tidak bisa terus-menerus membicarakan adiknya. Siapa suruh adiknya selalu berkelakuan seperti playboy? Sejak saat itu, Rika pun akhirnya menyerah untuk menjodohkan adiknya dengan Felicia.Mereka berdua berjalan mengelilingi halaman beberapa kali. Setelah Rhoma dan yang lainnya kemba
Orang yang Felicia sukai adalah kakaknya. Dipikir dia tidak tahu? Sayangnya, kakaknya itu bukanlah kakak laki-laki, melainkan kakak perempuan. Haha. Felicia pasti akan kecewa.Rhoma tiba-tiba berdiri dan berkata kepada anak-anaknya, “Riko, Ronald, kalian temani Ricky dulu. Papa mau mengajak Mama kalian jalan-jalan.”“Pa, aku juga mau ikut,” ujar Ronald. Dia tidak ingin menjadi nyamuk di sini.Rhoma melototi putranya dan berkata, “Papa dan Mama mau pergi jalan-jalan. Untuk apa kamu ikut? Kalau kamu mau jalan-jalan, pergi sendiri. Jangan ikut kami.”Ronald berkata, “ .... Pa, aku ini anak Papa. Anak kandung Papa.”Rhoma menggumam mengiyakan dan berkata, “Justru karena kamu anak Papa, makanya Papa masih mau bicara padamu. Kalau orang lain, Papa akan langsung mengusirmu pergi.”Ronald tidak bisa berkata-kata. Dia pasti dipungut di tempat sampah dulu. Kurang dari sepuluh menit kemudian, Rhoma dan istrinya pergi. Ronald juga mencari alasan untuk menyelinap keluar.Rika melihat keluarganya s
Ricky terdiam sejenak, lalu berkata dengan suara rendah, “Kamu punya jalan rahasia, begitu juga aku. Aku jamin nggak akan ada yang menyadari kalau kamu mengikutiku ke hotel.”Ricky berharap suatu saat nanti Rika akan mengungkapkan identitasnya sebagai seorang perempuan ke publik karena kemauannya sendiri. Itu artinya, Rika menerimanya dan bersedia kembali menjadi wanita untuknya.Oleh karena itu, meskipun Ricky sudah lama mengetahui bahwa Rika adalah seorang wanita, dia tetap membantu wanita ini menutupi rahasia itu di depan orang lain, agar orang-orang tidak curiga bahwa dia adalah seorang wanita.“Kalau kamu mau, kita bisa pergi sekarang.”“Aku pertimbangkan dulu,” ujar Rika. Kalau dia bilang dia tidak tertarik, namanya bohong. Dia juga ingin menikmati sejuknya air kolam di cuaca panas. Hanya saja, kalau dia turun ke air sekali ini, setelah selesai berenang nanti, dia harus kembali mengubah penampilannya menjadi pria. Itu memakan waktu.Biasanya setiap malam, setelah pulang ke rumah
Nando tidak tahu mengapa Odelina datang. Oleh karena itu, dia menjamu Odelina dengan hati-hati.“Ada sedikit urusan, jadi terlambat.” Felicia memberikan penjelasan dengan suara pelan.Kemudian, Felicia berjalan ke ruang VIP. Dia pun melihat Odelina dan rombongan pengawalnya duduk di sana, dengan secangkir teh di depan mereka. Namun, mereka tampaknya sama sekali tidak menyentuh cangkir teh tersebut.Begitu melihat Felicia datang, Odelina tersenyum dan berkata, “Kalau kamu sibuk, kamu nggak perlu datang ke sini. Kita bisa bicara lewat telepon.”Felicia juga tersenyum. “Manusia boleh berencana, Langit yang menentukan. Baru mau keluar, kakakku datang ke ruanganku. Ada dokumen yang perlu aku tandatangani. Habis itu, dia ngomong ini ngomong itu. Terus telepon mamaku sebentar. Makanya aku terlambat, buat kamu menunggu lama.”“Nggak apa-apa. Aku nggak menunggu lama.”Odelina berdiri. Setelah Felicia mendekat, mereka berdua duduk kembali. Nando juga menuangkan secangkir teh untuk Felicia. Felic
Orang yang berani menyerang Felicia hanyalah ketiga kakak dan juga ayahnya. Selain mereka, tidak akan ada yang berani sembarang menyerangnya.“Baik. Saya akan selesaikan pekerjaan saya lebih cepat. Nanti saya pergi jemput Bu Felicia.”Felicia tidak menolak. Setelah mengakhiri panggilan telepon, Felicia terdiam sejenak. Dia merasa dirinya semakin tergantung pada Vandi. Dia semakin tidak bisa meninggalkan pria itu. Selain itu, Vandi adalah satu-satunya orang yang bisa dia percayai.Felicia mengirim pesan kepada Odelina dan bertanya apakah Odelina sudah tiba. Dia juga memberitahu Odelina kalau dia akan segera tiba. Odelina segera membalas pesan. Odelina bilang dia sudah sampai di perusahaan Felicia. Seorang manajer yang menyambutnya. Felicia membalas dengan emotikon oke. Setelah menyimpan kembali ponselnya, Felicia menyalakan kembali mobilnya dan segera melaju pergi.Empat puluh menit kemudian, mobil Felicia tiba di perusahaannya sendiri. Perusahaannya berkembang dengan baik dan telah men
Sekalipun Felicia tidak ikut serta dalam persaingan keluarga Gatara, dia tetap terlibat dalam pertarungan dunia bisnis. Orang yang terjun ke dunia bisnis hanya sedikit yang benar-benar baik. Orang yang berbisnis pasti licik, yang tidak licik tidak bisa berbisnis.Setelah Felicia memulai bisnisnya sendiri, dia sudah bekerja keras sampai ke titik dia berada saat ini. Dia juga sudah melewati berbagai pertarungan. Banyak pabrik dan perusahaan kecil yang tidak dapat bersaing dengan perusahaannya. Pada akhirnya, mereka tidak mendapat pesanan dan bangkrut. Banyak perusahaan-perusahaan kecil ditutup. Di dunia ini, hanya mereka yang kuat yang akan bertahan hidup.“Saya akan cari tahu. Kalau Bu Yuna benar-benar temukan asisten itu, saya rasa dia akan segera datang ke sini,” kata Vandi.Jika kepala keluarga sebelumnya benar-benar dibunuh oleh Patricia, bagaimana mungkin Yuna tidak membalaskan dendam orang tuanya? Itu kejadian puluhan tahun yang lalu. Patricia mungkin tidak akan dijatuhi hukuman m
Setelah terdiam sejenak, Vandi berkata, “Ada penemuan baru di Kota Mambera. Sekarang saya belum tahu jelas. Coba lihat apakah Odelina akan ungkapkan sedikit informasi ke Bu Felicia.”“Nggak masalah dia ungkapkan atau nggak. Bagaimanapun juga, kami berdua saingan. Jujur saja, aku berani percaya dia, tapi dia nggak berani percaya padaku sepenuhnya. Jika dia berani percaya padaku sepenuhnya, dia nggak cocok untuk ambil alih keluarga Gatara.”Sebelum kebenaran tentang kematian kakak dan adik ibunya terungkap, Felicia tidak akan menyerahkan keluarga Gatara kepada siapa pun. Dia pernah bilang, jika benar ibunya yang membunuh kedua tantenya, dia akan kerja sama dengan Odelina dan mengembalikan semuanya kepada keturunan tantenya. Felicia akan pergi jauh dan tidak akan memberikan masalah atau ancaman apa pun terhadap Odelina.Kalau kedua tantenya meninggal murni karena kecelakaan, maka Odelina harus bersaing dengan Felicia untuk mendapatkan posisi sebagai kepala keluarga. Jika Odelina bisa mele
Kalau bukan karena campur tangan Odelina, Fani tidak akan mati. Sekalipun kematian Fani disebabkan oleh banyak faktor, Ivan juga tidak bisa dan tidak berani melakukan apa pun pada ibu serta adiknya. Oleh karena itu, dia hanya bisa melampiaskannya kepada Odelina.Di belakang Odelina ada tiga keluarga besar. Namun, keluarga Adhitama, keluarga Lumanto dan keluarga Sanjaya berada di Kota Mambera. Di sini Kota Cianter. Selama Ivan tidak melakukannya secara terang-terangan, maka tidak akan ada masalah.Felicia tidak tahu apa yang dipikirkan kakaknya. Dia berjalan keluar dari gedung kantor. Baru saja masuk ke mobil, Felicia menerima hasil penyelidikan yang dikirim oleh Vandi. Setelah melihat hasil penyelidikan, Felicia bersikap seperti biasa saja. Dia mengemudikan mobilnya keluar dan meninggalkan perusahaan.Beberapa menit kemudian, Vandi menelepon. Felicia menepikan mobilnya dan mengangkat telepon dari Vandi.“Bu Felicia, Pak Ivan adalah dalang dibalik kejadian dua mobil yang menabrak Bu Ode
Felicia menatap Ivan sejenak, lalu berkata, “Baguslah kalau nggak ada. Sekarang aku sangat sibuk. Mama nggak ada di sini juga. Kalau Kak Ivan buat masalah, aku nggak ada waktu untuk bantu Kak Ivan.”“Tenang saja, nggak akan. Aku kerja setiap hari. Kalau nggak kerja juga pergi ke rumah mama mertuaku. Urusan dengan kakak iparmu saja nggak kelar-kelar, mana ada waktu untuk pergi buat masalah. Lagi pula, aku sudah tua. Kalau aku benar-benar buat masalah, aku akan bereskan sendiri. Aku mana berani minta kamu bantu aku.”“Baguslah kalau begitu. Kak Ivan kembali saja. Aku juga mau keluar,” kata Felicia.Usai berkata, Felicia berdiri dan berjalan keluar dari meja kerjanya. Keduanya keluar dari ruangan bersama-sama. Ivan ingin cari tahu apa yang Felicia lakukan di luar, tapi Felicia menutup rapat mulutnya. Alhasil, Ivan tidak mendapatkan informasi apa pun.Setelah masuk ke dalam lift, Felicia berdiri tegak di depan. Sedangkan Ivan di belakangnya. Dia yang mengenakan setelan formal benar-benar m
“Memangnya kenapa kalau dia punya banyak pendukung? Toh mereka semua ada di Kota Mambera. Mereka hanya punya bisnis kecil di Kota Cianter. Kamu kira mereka bisa ikut campur urusan keluarga kita?”“Memangnya kenapa kalau dia keturunan Tante? Tante sudah meninggal puluhan tahun yang lalu. Kepala keluarga yang sekarang adalah mama kita. Kalau kamu nggak mampu, wajar saja posisi kepala keluarga dikembalikan ke mereka. Tapi kamu mampu. Mana mungkin posisi ini dikembalikan ke mereka?”“Apakah Odelina punya kemampuan itu? Memangnya kenapa kalau dia buka perusahaan di Kota Cianter? Keluarga Gatara nggak ada yang kenal dia. Saat kamu baru pulang pun, banyak orang yang nggak anggap kamu bagian dari keluarga. Apalagi Odelina. Banyak orang yang nggak senang dengan Mama. Tapi mereka bisa apa?” ujar Ivan panjang lebar.Usai berkata, Ivan bergumam pelan, “Mungkin saja Odelina juga orang yang berumur pendek, seperti neneknya, meninggal di usia paruh baya.”Ivan sudah menyuruh orang untuk menabrak Odel
Felicia menatap dan berkata, “Keponakanku usianya hanya sepuluh tahun lebih muda dariku, nggak cocok jadi anakku. Kalau memang mau adopsi, keponakan yang paling kecil baru berusia beberapa tahun, dia lebih cocok.”Keponakan Felicia yang paling kecil adalah anak dari Erwin, kakak ketiga Felicia. Anak itu baru berusia enam tahun. Tentu saja, Felicia hanya asal bicara saja. Dia tidak akan benar-benar mengadopsi keponakannya untuk menjadi anaknya. Felicia ingin punya anak sendiri.Jika tidak ada pria lain, dengan Vandi pun tidak masalah. Nanti Felicia tinggal melakukan program bayi tabung dengan menggunakan benih dari Vandi. Dengan kecerdasan dan kemampuan Vandi, anak mereka pasti akan jadi anak yang pintar juga.Sebenarnya bakat beberapa keponakan Felicia boleh dibilang rata-rata, sulit untuk dilatih menjadi penerus keluarga. Kalau bisa, Patricia juga tidak akan terburu-buru untuk melatih Felicia. Begitu tahu Fani bukan anak kandungnya, perhatian Patricia sudah tertuju pada cucu-cucunya.
Patricia tidak ingin melanjutkan pembicaraannya dengan Ivan. Dia pun berkata, “Kalau nggak ada urusan lain, aku tutup dulu teleponnya.”“Ma, aku akan bantu Felicia. Nggak ada apa-apa, Ma. Mama lanjut kerja saja.”Patricia menutup telepon. Ivan spontan menghela napas lega setelah ibunya menutup telepon. Kemudian, dia mengangkat tangannya untuk menyeka keringat dingin di dahinya. Setelah bertindak impulsif dengan menuding ibunya, Ivan langsung berkeringat dingin. Di cuaca yang begitu dingin, dia masih bisa berkeringat. Itu membuktikan kalau dia sangat ketakutan.Felicia mengambil tisu dan memberikannya kepada Ivan. Ivan meletakkan ponsel dan mengambil tisu dari adiknya, lalu menyeka keringat di wajahnya sambil berkata, “Aku ketakutan setengah mati tadi. Aku bahkan nggak tahu kenapa aku berani ngomong seperti itu.”“Salah makan obat kali, makanya jadi berani.”Ivan memelototi Felicia dan menyalahkannya. “Gara-gara kamu. Kamu telepon sama Mama, kenapa pula kasih ponselmu ke aku. Sekarang a