Saat Rika datang, Felicia berdiri dan menyapa sambil tersenyum, “Pak Riko.”Rika tersenyum, yang jarang sekali dia lakukan. Dia mempersilakan Felicia untuk duduk lagi dan bertanya sambil tersenyum, “Bu Felicia kapan datangnya? Sebelum datang nggak menelepon. Kalau menelepon kan aku bisa menjemput Ibu di pintu gerbang.”Wajah cantik Felicia sedikit merah. Dia tampak malu-malu dan berkata, “Aku nggak perlu kerja di akhir pekan, di rumah juga bosan. Aku juga nggak punya banyak teman, hanya Pak Riko yang baik padaku. Jadi, aku memberanikan diri untuk datang ke sini, untuk mengobrol dengan Pak Riko.”Dia tidak akan mengharapkan cinta Pak Riko lagi, tapi Pak Riko memang selalu bersikap lembut padanya. Pak Riko biasanya bersikap dingin pada wanita lain, dan hanya bersikap lembut padanya. Pria ini bahkan masih tersenyum padanya sekarang.Felicia pikir, senyum pria ini menawan sekali. Pria ini biasanya jarang tersenyum. Kalau dipikir-pikir, mungkin karena ada terlalu banyak orang yang mengagumi
Pak Riko orangnya sangat hebat dan tampan. Ricky jatuh cinta padanya dan mengejarnya secara terang-terangan, tana memedulikan pendapat orang luar. Keberaniannya patut dikagumi. Itu semuanya karena pesona Pak Riko yang luar biasa.Belakangan, Felicia baru tahu kalau bibinya memiliki dua anak perempuan yang berada di Mambera. Selain itu, anak kedua dari anak bibinya yang kedua ternyata adalah menantu keluarga Adhitama.Felicia pun jadi paham. Dia mungkin terlihat mirip dengan seseorang. Dilihat dari sikap Ricky terhadapnya, Felicia rasa dirinya sangat mirip dengan Olivia. Olivia adalah kakak ipar tertua Ricky. Konon katanya, semua kakak beradik dari keluarga Adhitama sangat menghormati kakak tertua mereka, Stefan. Menghormati Stefan berarti juga menghormati istrinya. Jadi, tentu saja mereka menghormati kakak ipar mereka, Olivia.Felicia juga ingin pergi ke Mambera, bertemu Yuna, juga bertemu dengan Olivia dan kakaknya. Dia dan Yuna adalah saudara sepupu, jadi Olivia dan kakaknya seharusn
Hal ini menunjukkan bahwa pemimpin keluarga Gatara bukanlah orang bodoh. Dia tidak akan melakukan apapun yang merugikan keluarga Gatara.“Riko benar. Kamu bisa datang kapan pun kamu mau. Kami sekeluarga menerimamu.”Cathy menyambut kedatangan Felicia karena dia ingin putrinya belajar menjadi seorang wanita dari Felicia. Meski harapannya kecil, dia tetap berharap.Huh, dia menyesal. Dia seharusnya tidak membesarkan putrinya sebagai anak laki-laki sejak awal. Waktu Rika masih kecil, dia merasa itu menyenangkan dan lucu. Ketika dia membawa dua anak keluar main dan keduanya berpenampilan seperti anak laki-laki, orang-orang mengira dia melahirkan anak kembar.Ketika masuk TK, putrinya masih bersikeras ingin berpenampilan seperti anak laki-laki. Saat itu, dia berpikir putrinya masih kecil. Jadi, tidak apa-apa dan dia pun membiarkannya.Setelah itu, dia menyadari bahwa putrinya sepertinya tidak mau berpaling lagi dari identitasnya sebagai laki-laki. Dia mencoba untuk mengembalikannya lagi, ta
Felicia tumbuh besar di rumah orang tua angkatnya dan selalu di-bully. Biasanya, bisa makan kenyang saja sudah bagus. Mana berani dia pilih-pilih makanan.Setelah dia bisa mencari uang sendiri, menjadi bos besar, dan memiliki aset puluhan miliar sekalipun, di mana dia sudah pernah makan makanan mewah dan lezat, dia tetap tidak pilih-pilih makanan. Dia bisa makan makanan yang sederhana, juga bisa menerima makanan lezat.Makanan yang disediakan di rumah keluarga Gatara juga sangat enak. Namun, karena dia tidak pilih-pilih makanan, dapur tidak pernah menyiapkan hidangan favoritnya. Dia tidak pilih-pilih makanan, tapi dia juga punya makanan favorit, dan pekerja di dapur mengabaikan hal ini.Setiap hari saat satu keluarganya makan bersama, makanan kesukaan ibunya pasti ada di meja, juga ada makanan favoritnya Fani. Semua orang juga punya setidaknya satu makanan favorit di atas meja, sementara dia, putri keluarga Gatara yang sebenarnya, tidak dianggap serius oleh orang dapur.Felicia sebenar
Rika menghela napas dan berkata, “Mungkin karena anak orang lain lebih baik di mata orang tua.”Felicia tersenyum dan berkata, “Aku bisa memahami perasaan Pak Riko. Ibuku juga seperti itu. Dia selalu mengungkit tentang betapa hebatnya putri dari keluarga orang, menganggapku bodoh dan memarahiku karena nggak bisa apa-apa.”Dia berkata lagi, “Ibuku selalu membandingkanku dengan Fani, bilang betapa Fani jauh lebih baik dariku. Kalau bukan karena aturan yang ditinggalkan oleh nenek moyang keluarga Gatara, dia nggak akan melatihku untuk menjadi penerusnya. Yang jelas, dia nggak menyukaiku.”Felicia mengatakannya dengan ekspresi acuh tak acuh, tapi Rika bisa mendengar kesedihan di dalam suaranya. Meskipun wanita ini tidak tumbuh besar di sisi pemimpin keluarga Gatara, bagaimanapun juga, mereka adalah ibu dan anak kandung. Ibu kandungnya selalu menyakitinya seperti itu, lebih aneh lagi kalau dia tidak merasa sedih.“Felicia, kamu adalah wanita yang sangat hebat. Nggak usah pedulikan apa kata
“Dia juga bilang bahwa dia hanya ingin menduduki posisi biasa dan nggak akan bersaing denganku. Aku nggak takut bersaing dengannya, tapi aku nggak akan pernah mempekerjakan orang yang maunya bersantai saja,” ujar Felicia. Dia melanjutkan, “Tapi, akhir-akhir ini ibuku sepertinya ingin dia kembali ke perusahaan. Bahkan kalaupun dia kembali, aku nggak takut padanya.”Rika menoleh dan menatap Felicia. Felicia juga menatap Rika. Setelah beberapa saat, Felicia tersenyum dan berkata, “Pak Riko, aku nggak menyangka ternyata Pak Riko-lah yang bisa melihat diriku yang sebenarnya.”“Apa yang orang lain pikirkan tentangmu itu nggak penting. Yang terpenting adalah ibumu bisa memahamimu. Di keluargamu, orang yang menjadi kepala keluarga adalah orang yang memiliki kekuasaan absolut. Jadi, kalau ibumu memahamimu dan ternyata orang lain nggak memahamimu, kamu nggak perlu memedulikan mereka.”Senyuman Felicia memudar. “Ibuku … dia biasanya lebih menyayangi Fani.”Rika tidak mengatakan apa-apa lagi. Fan
Ronald masih berani tidak menyukai Felicia, padahal Felicia sendiri sama sekali tidak menyukainya.Namun, apa yang dikatakan Felicia benar. Ronald dekat dengan terlalu banyak wanita, dan wanita-wanita yang dekat dengannya berasal dari semua lapisan masyarakat. Kalaupun dia bilang dia hanya berteman dengan mereka, siapa yang akan percaya padanya? Kalau dia punya pacar nanti, apa pacarnya bisa menerimanya?Felicia berkata, “Pak Riko bilang, Pak Ronald kalau benar-benar jatuh cinta juga akan setia. Aku percaya dengan hal ini, tapi membuat pria seperti itu jatuh cinta sangat sulit. Mereka sudah terbiasa memiliki banyak wanita, nggak suka kalau punya satu saja.”Felicia tidak tertarik pada Ronald, jadi Rika juga tidak bisa terus-menerus membicarakan adiknya. Siapa suruh adiknya selalu berkelakuan seperti playboy? Sejak saat itu, Rika pun akhirnya menyerah untuk menjodohkan adiknya dengan Felicia.Mereka berdua berjalan mengelilingi halaman beberapa kali. Setelah Rhoma dan yang lainnya kemba
Orang yang Felicia sukai adalah kakaknya. Dipikir dia tidak tahu? Sayangnya, kakaknya itu bukanlah kakak laki-laki, melainkan kakak perempuan. Haha. Felicia pasti akan kecewa.Rhoma tiba-tiba berdiri dan berkata kepada anak-anaknya, “Riko, Ronald, kalian temani Ricky dulu. Papa mau mengajak Mama kalian jalan-jalan.”“Pa, aku juga mau ikut,” ujar Ronald. Dia tidak ingin menjadi nyamuk di sini.Rhoma melototi putranya dan berkata, “Papa dan Mama mau pergi jalan-jalan. Untuk apa kamu ikut? Kalau kamu mau jalan-jalan, pergi sendiri. Jangan ikut kami.”Ronald berkata, “ .... Pa, aku ini anak Papa. Anak kandung Papa.”Rhoma menggumam mengiyakan dan berkata, “Justru karena kamu anak Papa, makanya Papa masih mau bicara padamu. Kalau orang lain, Papa akan langsung mengusirmu pergi.”Ronald tidak bisa berkata-kata. Dia pasti dipungut di tempat sampah dulu. Kurang dari sepuluh menit kemudian, Rhoma dan istrinya pergi. Ronald juga mencari alasan untuk menyelinap keluar.Rika melihat keluarganya s