“Selama mereka benar-benar jatuh cinta, mereka pasti bisa mengucapkan kata-kata manis,” kata Lukas.Fenny merasa ucapan suaminya masuk akal juga. Dia pun mengangguk sambil tersenyum, “Kira-kira bagaimana kabar Ricky di Kota Cianter sana, ya? Kalau Ricky sudah mantap, Samuel dan Hansel juga akan segera mulai. Kalau mereka bisa menikah bareng, keluarga kita benar-benar akan sangat bahagia.”Lukas tertawa pelan, “Kalau dipikir-pikir iya, sih. Tapi kenyataannya nggak seindah itu. Sandy masih sekolah.”Sandy sedang liburan di rumah saja, dia pun sibuk mengambil hati saudara iparnya. Setelah mengambil hati Olivia, soal latihan yang perlu dia kerjakan pun jadi lebih sedikit. Kalau tidak, delapan kakaknya pasti selalu memberinya hadiah berupa soal latihan dan menyuruhnya mengerjakan soal hingga kepalanya pusing.“Benar juga, Sandi masih harus menunggu seenggaknya sepuluh tahun lagi. Minimal sepuluh tahun. Kalau dia seperti Stefan, mungkin dia harus menunggu lebih dari sepuluh tahun baru bisa m
Rosalina memiliki harga diri yang tinggi. Saat menghabiskan waktu dengannya, Calvin tidak bisa menyelesaikan semua masalah sendirian.“Calvin.”“Hmm.”“Apakah kamu merasa sangat lelah saat bersamaku?”Calvin tiba-tiba berhenti berjalan, lalu mencolek wajah Rosalina dengan jarinya. Kulit Rosalina begitu halus. Setelah colek sebentar, Calvin tak tahan ingin mencubitnya. Usai dicubit sebentar, Calvin mengelusnya berulang kali. Pada akhirnya, Rosalina tidak tahan lagi. Dia langsung menepis tangan Calvin.“Aku lagi ngomong sama kamu, lagi ngomong serius. Kamu elus-elus terus, elus apaan?”Rosalina juga ingin mencubit wajah Calvin. Calvin menundukkan kepala, membiarkan Rosalina menyentuh wajahnya dengan mudah. Rosalina meletakkan tangannya di kedua sisi wajah Calvin dan mencubitnya, tapi tidak terlalu kuat.Pokoknya Calvin tidak merasa sakit. Rosalina juga pasti tidak tega mencubitnya sampai sakit. Sama seperti Calvin. Awalnya, dia mencubit wajah Rosalina dan merasa wajah itu sangat lembut.
“Mamaku pernah bilang, untuk jadi menantu keluargaku nggak perlu punya keahlian apa pun. Yang penting bisa membelanjakan uang sudah cukup. Kami sibuk kerja, uang yang kami hasilkan banyak, tapi nggak punya waktu untuk menghabiskan uang. Jadi kalau kami punya istri, istri harus bantu kami habiskan uang.”Rosalina tertawa, “Sekarang aku juga nggak kekurangan uang.”Saat ini, Rosalina telah memegang kendali penuh atas bisnis Siahaan Group. Dia sudah memiliki cukup banyak uang. Rosalina yang sekarang bukan lagi Rosalina yang dulu. Dia tidak perlu sembunyi-sembunyi lagi.“Aku tahu kamu nggak kekurangan uang, tapi aku tetap berharap kamu pakai uangku. Uang yang aku hasilkan memang buat dipakai istri. Kelak kalau kita sudah punya anak, aku juga yang akan urus anak. Kamu nggak usah urus apa pun. Pokoknya kamu rawat diri dan belanja saja.”“Siapa istrimu? Kita bahkan belum daftarkan pernikahan kita, sudah bahas soal anak. Jangan mimpi,” gerutu Rosalina.“Nggak mimpi, kan. Kita sudah bertunangan
Apalagi kalau Ricky minum terlalu banyak hingga mabuk, orang tuanya pasti akan meminta Rika untuk mengantar Ricky kembali ke hotel.“Papa juga nggak minum terlalu banyak. Jarang-jarang Ricky makan di sini. Bahkan dia sendiri yang panggang begitu banyak yang enak-enak. Papa temani dia minum dua gelas, nggak banyak. Bagaimana kalau kamu yang temani dia minum?”Rika langsung berkata dengan dingin, “Aku nggak minum di malam hari.”Ricky tersenyum pada Rika dan berkata, “Rika, sebenarnya kamu nggak mau aku minum terlalu banyak, tapi kamu nggak enak hati mau bilang. Makanya kamu pakai Om Rhoma jadi alasan. Tenang saja, aku nggak akan minum banyak-banyak.”“Sudah kubilang jangan panggil aku Rika!” tukas Rika.“Rika!” Cathy memanggil Rika dengan serius, “Namamu memang Rika. Apa salahnya Ricky panggil kamu Rika?”“Ma, dia bisa panggil aku Pak Riko. Hanya keluarga kita yang panggil aku Rika. Aku nggak terbiasa dia panggil aku seperti itu,” ujar Rika tanpa daya. “Dia sudah kasih Papa dan Mama oba
“Rika, nggak peduli apa pun yang orang lain katakan, yang penting kamu jalani hidupmu sendiri dengan baik. Ricky sangat cocok untukmu, kalian berdua sangat serasi,” kata Rhoma dengan serius.Rika menundukkan kepala kembali menghabiskan supnya. Dia bersikap seolah-olah tidak mendengar ucapan ayahnya barusan. Ricky mengejarnya dengan begitu gencar, tapi dia belum memiliki perasaan terhadap pria itu. Rika bahkan belum terpikir untuk kembali menjadi seorang perempuan demi Ricky.Rhoma berhenti bicara ketika melihat Rika diam saja. Masalah perasaan tidak bisa dipaksa, harus dipupuk secara pelan-pelan. Cinta pada pandangan pertama tidak akan terjadi pada Rika dan Ricky.Pada akhirnya, Ricky benar-benar minum sampai mabuk. Sangat mabuk hingga dia tidak bisa berjalan dengan benar.“Rika, kalau kamu mau pergi, sekalian antar Ricky kembali ke hotel. Rumahnya masih direnovasi, entah kapan baru selesai.”Rhoma dengan santainya menyuruh Rika mengantar Ricky kembali ke Blanche Hotel. Ricky telah mem
Ronald juga memiliki kemampuan untuk mengelola perusahaan. Akan tetapi, Ronald tidak sestabil Rika.“Kalau soal perasaan bisa dipupuk,” kata Cathy.“Aku nggak mau jalin hubungan dengannya. Aku nggak punya perasaan padanya, juga nggak punya perasaan pada pria lainnya. Karena aku merasa aku sendiri seorang pria.”“Rika, kamu bukan pria, kamu seorang perempuan!” tegas Cathy.Cathy tiba-tiba merasa seharusnya sejak awal dia tidak membiarkan Rika menyamar sebagai seorang pria.“Semua orang panggil aku Pak Riko, nggak ada yang panggil aku Bu Rika.”“Rika, kamu hanya menipu dirimu sendiri. Apa kurangnya Ricky? Keluarga mereka sederajat dengan keluarga kita. Meski jaraknya agak jauh, transportasi sekarang sudah nyaman banget, pakai pesawat sebentar saja sudah sampai. Selain itu, dia juga cakap, nggak jauh berbeda denganmu. Yang lebih penting lagi, dia bukan tipe orang yang suka menindas yang lemah.”Cathy membujuk putrinya dengan sungguh-sungguh, “Kamu juga bukan anak kecil lagi, sudah 28 tahu
Setelah menatap Ricky sesaat, Rika membuang muka dan menutup matanya untuk istirahat sejenak.“Den Riko, apakah kita pergi ke Blanche Hotel dulu?” tanya sopir dengan sopan.“Hmm.” Rika bergumam dengan suara berat.Sopir dan pengawal telah mendengar perkataan ayahnya barusan. Rika tidak ingin berkata apa-apa lagi. Sopir itu pun langsung diam. Sedangkan pengawal yang duduk di samping sopir diam-diam menoleh dan melirik Rika dan Ricky.Pengawal itu melihat Rika sedang memejamkan mata dan beristirahat, Ricky juga sedang tidur. Tidak ada komunikasi di antara keduanya. Tentu saja, Ricky sedang mabuk, tidak bisa berkomunikasi.Pengawal itu pun segera memalingkan wajahnya. Dia merasa kasihan pada atasannya. Dia merasa Rika, atau yang dia kenal sebagai Riko, adalah sosok yang luar biasa. Selama ini, Rika sangat menjaga diri, tidak pernah terlibat dengan skandal asmara.Hingga akhirnya Rika terjerat oleh Ricky yang datang dari Kota Mambera, lalu terlibat skandal sebagai penyuka sesama jenis. Nam
“Terima kasih, nggak usah. Karena kamu nggak mabuk lagi, silakan keluar dari mobil.”Rika langsung menolak ajakan Ricky. Meskipun dia tidur cukup lama, dia tidak merasa lapar. Rasanya dia selesai makan malam belum lama.Ricky sendiri yang menyiapkan makan malam. Baik itu barbekyu atau makanan lainnya, semua dimasak oleh Ricky. Rika pun mengakui kalau Ricky pandai memasak. Dia sangat puas dengan makanan buatan pria itu.“Bagaimana kalau aku bawa kamu ke pasar malam?” tanya Ricky lagi.“Nggak tertarik. Pak Ricky, silakan keluar dari mobil. Aku sudah antar kamu kembali ke Blanche Hotel sesuai permintaan papaku.”Namun, Ricky seolah tidak mendengar kata-kata Rika. Dia hanya duduk diam di tempat, sama sekali tidak bergerak.“Ricky, keluar dari mobil!”Ricky tetap tak bergeming. Dia bahkan dengan tidak tahu malunya berkata, “Aku lapar, mau cari camilan. Kamu temani aku. Saat makan malam, aku temani papamu minum, jadinya aku nggak makan banyak. Sekarang aku sudah lapar lagi.”Rika secara nalu