Olivia berkata, "Meskipun adikmu yang minta bantuan, selama itu berkaitan dengan cinta, jangan sembarangan membantu. Lebih baik nggak bantu daripada malah tambah buat masalah. Kalau kamu playboy, ahli dalam urusan percintaan, aku nggak peduli lah. Kamu boleh kasih saran sesukamu.""Aku bukan playboy, juga bukan ahli cinta. EQ-ku rendah banget ‘kan kamu tahu. Reiki saja sering mengeluh. Katanya EQ-ku negatif.""Nanti kalau mereka kesusahan dalam percintaan, aku suruh mereka minta saran dari kamu saja, ya."Stefan memberikan kesempatan kepada Olivia untuk membantu adik-adiknya, agar istrinya tampak lebih berwibawa di hadapan mereka."Masalah Bram mengejar Amelia itu …," ujar Olivia."Jangan sampai Amelia tahu, ya," Stefan memotong."Aku bisa bantu kamu menyembunyikannya sementara. Tapi kalau Bram terus melakukan ini, ya, pasti pusing."Stefan menanggapi, "Aku akan ngomong sama Bram, minta dia mengurangi frekuensinya muncul di hadapan Amelia. Gimana?"Olivia sebenarnya langsung ingin setu
“Sedikit buah dan vitamin, Tante. Buat Papanya Russel.”Odelina tidak menyebut nama Roni. Dia memanggil Roni dengan sebutan “Papa Russel”. Maksudnya adalah untuk memberi tahu orang-orang di sana bahwa kedatangan Odelina ke sana adalah karena Roni adalah ayah kandung Russel. Tanpa adanya hubungan ini, Odelina bahkan sama sekali tidak ingin menginjakkan kaki di ruang perawatan Roni.Andi dan Rita juga menyadari bahwa Odelina datang karena mempertimbangkan Russel. Saat ini mereka merasa keputusan memberikan hak asuh kepada Odelina adalah keputusan yang benar.Russel selalu bersama ibu dan bibinya. Hak asuh kepada Odelina tidak berpengaruh pada kehidupan Russel. Odelina juga dapat memberikan pendidikan terbaik untuk Russel.Dan yang paling utama adalah, kehidupan sehari-hari Odelina tidak banyak pertengkaran dan konflik. Perkembangan Russel tidak akan terganggu."Kak Shella," sapa Odelina saat melihat mantan kakak iparnya.Setelah bercerai, hubungannya dengan mantan mertua dan kakak ipar-
Andi juga berkata, “Odelina, simpan saja. Besarkan Russel dengan baik. Kami sudah akan sangat senang kalau kamu melakukan itu.”Nama baik putra mereka sudah rusak. Esok hari kemungkinan besar Roni tidak akan menikah lagi. Dia juga sudah pasti akan bercerai dengan Yenny. Russel adalah satu-satunya cucu keluarga Pamungkas. Saat ini di mata Rita dan Andi, cucu mereka adalah yang terpenting. “Bisnis restoranku lumayan bisa menghasilkan uang, Tante. Ini juga nggak banyak, kok. Kalian ambil saja untuk beli makan. Aku masih ada urusan, harus segera pulang. Nanti kalau Russel libur hari sabtu, aku bawa dia ke sini, ya.”Odelina memaksa mereka untuk menerima uang yang dia berikan. Tidak banyak, hanya empat juta. Rita terpaksa menerimanya sambil menenteng buah yang Odelina bawa untuk diserahkan kembali ke Odelina. Mereka saling menolak, hingga pada akhirnya Rita kembali ke ruang rawat inap dengan menenteng buah itu kembali. Shella membuka kantong yang dibawa Odelina dan memeriksa isinya, kem
Shella memang seperti itu, tetapi dia masih tahu berterima kasih. Shella berkata, "Toh, uang yang Odelina hasilkan itu buat siapa, sih? ‘Kan semuanya buat keponakanku, Russel. Nama belakang dia saja Pamungkas. Russel akan selalu jadi bagian dari kita, keluarga Pamungkas. Masa iya aku mau nyusahin? Aku malah senang kalau usaha Odelina makin sukses. Nanti kalau Russels sudah pegang kendali, pasti dia juga akan kasih pekerjaan buat sepupu-sepupunya, ‘kan? Nggak mungkin dia nolak."Andi dan Rita menatap tajam ke arah putrinya. Dipandang dengan tatapan seperti itu, Shella hanya cemberut, "Aku cuma ngomong, kok. Siapa yang akan tahu masa depani? Bisa jadi usaha keluarga Renaldi juga makin maju, anak-anakku nanti bisa jadi generasi kaya baru."Sambil berbicara, Shella berdiri, mengambil seikat anggur dari tas buah dan meletakkannya di atas meja samping tempat tidur, kemudian mengambil sisanya dan sebuah kotak suplemen, dia berkata kepada orang tuanya, "Ma, Pa, aku juga masih perlu istirahat.
Setelah keluar dari rumah sakit, Odelina bertemu dengan Daniel. Odelina berhenti, bertatap dengan Daniel. Tak lama kemudian, Odelina segera mendekat. “Pak Daniel kok ada di sini?”“Aku baru habis rehab medik, jalan-jalan saja sekarang. Tadinya aku mau ke restoran barumu, terus kebetulan lihat mobil kamu pergi, terus aku ikutin sampai ke sini,” ujar Daniel jujur. Daniel melihat Odelina menuju rumah sakit dan menebak bahwa Odelina akan menjenguk suaminya, itulah sebabnya Daniel mengikutinya. Jelas-jelas Daniel tahu Odelina tidak akan pernah rujuk dengan Roni, tetapi Daniel tetap saja takut dan berusaha untuk mencegahnya. Jika Odelina ke rumah sakit, Daniel harus mengikutinya. Jika tidak, dia hanya akan bisa memendam amarah di rumahnya atau bahkan malah akan marah-marah tidak jelas. Daniel yang dulu sangat stabil emosinya, kini sudah tidak bisa lagi seperti dulu setelah kecelakaan itu. Saat ini emosi Daniel sangat labil. Semua orang di keluarga Lumanto sangat hati-hati saat berhadap
Russel lahir dari rahim Odelina, tapi terasa seperti milik bersama. Semua orang menyayangi Russel dan memperlakukannya seolah-olah dia adalah anak kandung sendiri. Meskipun Odelina dan Roni telah bercerai, Russel tetap dikelilingi oleh banyak orang yang mencintainya. Dengan tumbuh dalam lingkungan penuh kasih, Russel pasti akan berkembang menjadi anak yang sehat.“Bisa dijemput jam 4 sore. Jam setengah tiga sudah bisa berangkat ke sekolah. Kalau Pak Daniel ada waktu, sore nanti bisa sama-sama jemput Russel ke sekolah. Russel pasti senang banget kalau lihat Pak Daniel.”Daniel berkata, "Aku biasanya fisioterapi di pagi hari. Sore sampai malam aku bebas. Duduk di rumah saja membosankan. Sedikit jalan-jalan bisa membuat hatiku terasa lebih baik." Meskipun sering menerima pandangan simpati dari orang-orang di luar, Daniel telah belajar untuk menerima hal tersebut dengan hati yang lebih terbuka. Saat bertemu dengan kenalan, Daniel kini dapat menyapa mereka seperti biasa, tidak lagi takut
"Kamu ini ada di pihak siapa, sih? Keluarga Pamungkas sial, keluarga Renaldi juga rugi. Kalau Roni dan Odelina rujuk, kamu juga yang akan ikut dapat keuntungan," kata Shella pada Chris."Belum lagi soal mendapatkan pekerjaan dari suami Olivia, bahkan Odelina pun bisa kasih pekerjaan untuk kita. Dia ‘kan baru buka restoran baru, pasti lagi butuh orang buat bantu-bantu, ‘kan?"Kalau mereka rujuk, sebagai kakak ipar, aku bisa bantu Odelina mengelola restoran barunya. Bukannya begitu akan lebih baik daripada mempekerjakan orang luar?" Chris juga ingin mendapat keuntungan, tapi dia tahu itu hanya mimpi. Chris meringis dan berkata, "Itu sih mimpi siang bolong." Setelah mengatakan itu, Chris segera pergi meninggalkan Shella untuk menghindari omelan lagi. Shella mengejar Chris dan memukulnyanya beberapa kali.Chris dan Shella terus mengikuti Odelina. Mereka melihat Odelina dan Daniel naik mobil. Daniel naik mobil Odelina, sedangkan mobilnya sendiri dibawa oleh pengawal. Pengawal Daniel meng
Semua spanduk-spanduk besar itu tergantung di depan hotel Blanche. Tanpa persetujuan Ricky, Rika tidak akan bisa menurunkannya. Rika sungguh kesal. Ricky tak menunjukkan diri sepanjang siang. Rika kira akhirnya dia bisa tenang. Siapa sangka Ricky malah membuat kehebohan seperti ini. Berita viral di Cianter hari ini sudah pasti tentang Rika. Sebenarnya Rika sangat tidak bersedia menjadi pusat perhatian di media-media publik seperti itu. Apa daya, statusnya dan Ricky memang sudah sangat mencolok dari awal. Netizen pun juga sudah terlanjur “mengikuti” kisah mereka. “Pak Ricky sudah dapatin Pak Riko belum, sih?”“Kalau mereka sampai jadi, mungkin nggak ya mereka mendobrak pandangan tradisional dengan mengadakan pesta pernikahan besar-besaran?”“Mereka berdua sudah sama-sama ganteng, kaya pula. Sayang banget. Berapa banyak perempuan yang nangis gara-gara mereka.”Rika masuk ke dalam hotel. Para pengawal mengikuti Rika sembari mencegah orang-orang yang ingin mendekatinya. Meski demikian,