Shella memang seperti itu, tetapi dia masih tahu berterima kasih. Shella berkata, "Toh, uang yang Odelina hasilkan itu buat siapa, sih? ‘Kan semuanya buat keponakanku, Russel. Nama belakang dia saja Pamungkas. Russel akan selalu jadi bagian dari kita, keluarga Pamungkas. Masa iya aku mau nyusahin? Aku malah senang kalau usaha Odelina makin sukses. Nanti kalau Russels sudah pegang kendali, pasti dia juga akan kasih pekerjaan buat sepupu-sepupunya, ‘kan? Nggak mungkin dia nolak."Andi dan Rita menatap tajam ke arah putrinya. Dipandang dengan tatapan seperti itu, Shella hanya cemberut, "Aku cuma ngomong, kok. Siapa yang akan tahu masa depani? Bisa jadi usaha keluarga Renaldi juga makin maju, anak-anakku nanti bisa jadi generasi kaya baru."Sambil berbicara, Shella berdiri, mengambil seikat anggur dari tas buah dan meletakkannya di atas meja samping tempat tidur, kemudian mengambil sisanya dan sebuah kotak suplemen, dia berkata kepada orang tuanya, "Ma, Pa, aku juga masih perlu istirahat.
Setelah keluar dari rumah sakit, Odelina bertemu dengan Daniel. Odelina berhenti, bertatap dengan Daniel. Tak lama kemudian, Odelina segera mendekat. “Pak Daniel kok ada di sini?”“Aku baru habis rehab medik, jalan-jalan saja sekarang. Tadinya aku mau ke restoran barumu, terus kebetulan lihat mobil kamu pergi, terus aku ikutin sampai ke sini,” ujar Daniel jujur. Daniel melihat Odelina menuju rumah sakit dan menebak bahwa Odelina akan menjenguk suaminya, itulah sebabnya Daniel mengikutinya. Jelas-jelas Daniel tahu Odelina tidak akan pernah rujuk dengan Roni, tetapi Daniel tetap saja takut dan berusaha untuk mencegahnya. Jika Odelina ke rumah sakit, Daniel harus mengikutinya. Jika tidak, dia hanya akan bisa memendam amarah di rumahnya atau bahkan malah akan marah-marah tidak jelas. Daniel yang dulu sangat stabil emosinya, kini sudah tidak bisa lagi seperti dulu setelah kecelakaan itu. Saat ini emosi Daniel sangat labil. Semua orang di keluarga Lumanto sangat hati-hati saat berhadap
Russel lahir dari rahim Odelina, tapi terasa seperti milik bersama. Semua orang menyayangi Russel dan memperlakukannya seolah-olah dia adalah anak kandung sendiri. Meskipun Odelina dan Roni telah bercerai, Russel tetap dikelilingi oleh banyak orang yang mencintainya. Dengan tumbuh dalam lingkungan penuh kasih, Russel pasti akan berkembang menjadi anak yang sehat.“Bisa dijemput jam 4 sore. Jam setengah tiga sudah bisa berangkat ke sekolah. Kalau Pak Daniel ada waktu, sore nanti bisa sama-sama jemput Russel ke sekolah. Russel pasti senang banget kalau lihat Pak Daniel.”Daniel berkata, "Aku biasanya fisioterapi di pagi hari. Sore sampai malam aku bebas. Duduk di rumah saja membosankan. Sedikit jalan-jalan bisa membuat hatiku terasa lebih baik." Meskipun sering menerima pandangan simpati dari orang-orang di luar, Daniel telah belajar untuk menerima hal tersebut dengan hati yang lebih terbuka. Saat bertemu dengan kenalan, Daniel kini dapat menyapa mereka seperti biasa, tidak lagi takut
"Kamu ini ada di pihak siapa, sih? Keluarga Pamungkas sial, keluarga Renaldi juga rugi. Kalau Roni dan Odelina rujuk, kamu juga yang akan ikut dapat keuntungan," kata Shella pada Chris."Belum lagi soal mendapatkan pekerjaan dari suami Olivia, bahkan Odelina pun bisa kasih pekerjaan untuk kita. Dia ‘kan baru buka restoran baru, pasti lagi butuh orang buat bantu-bantu, ‘kan?"Kalau mereka rujuk, sebagai kakak ipar, aku bisa bantu Odelina mengelola restoran barunya. Bukannya begitu akan lebih baik daripada mempekerjakan orang luar?" Chris juga ingin mendapat keuntungan, tapi dia tahu itu hanya mimpi. Chris meringis dan berkata, "Itu sih mimpi siang bolong." Setelah mengatakan itu, Chris segera pergi meninggalkan Shella untuk menghindari omelan lagi. Shella mengejar Chris dan memukulnyanya beberapa kali.Chris dan Shella terus mengikuti Odelina. Mereka melihat Odelina dan Daniel naik mobil. Daniel naik mobil Odelina, sedangkan mobilnya sendiri dibawa oleh pengawal. Pengawal Daniel meng
Semua spanduk-spanduk besar itu tergantung di depan hotel Blanche. Tanpa persetujuan Ricky, Rika tidak akan bisa menurunkannya. Rika sungguh kesal. Ricky tak menunjukkan diri sepanjang siang. Rika kira akhirnya dia bisa tenang. Siapa sangka Ricky malah membuat kehebohan seperti ini. Berita viral di Cianter hari ini sudah pasti tentang Rika. Sebenarnya Rika sangat tidak bersedia menjadi pusat perhatian di media-media publik seperti itu. Apa daya, statusnya dan Ricky memang sudah sangat mencolok dari awal. Netizen pun juga sudah terlanjur “mengikuti” kisah mereka. “Pak Ricky sudah dapatin Pak Riko belum, sih?”“Kalau mereka sampai jadi, mungkin nggak ya mereka mendobrak pandangan tradisional dengan mengadakan pesta pernikahan besar-besaran?”“Mereka berdua sudah sama-sama ganteng, kaya pula. Sayang banget. Berapa banyak perempuan yang nangis gara-gara mereka.”Rika masuk ke dalam hotel. Para pengawal mengikuti Rika sembari mencegah orang-orang yang ingin mendekatinya. Meski demikian,
“Rika, terharu nggak? Tulisan-tulisan di spanduk ini semuanya adalah kata hatiku yang sejujurnya. Aku tulus sama kamu.” Ricky memandang Rika dengan tatapan penuh kasih sayang. Rika berbalik badan. Dia ingin segera pergi. Baru saja beberapa langkah, Rika berhenti dan berbalik badan lagi, “Turunkan spanduk-spanduk itu!”“Kenapa diturunkan? Itu ungkapan perasaanku sama kamu. Kalau kamu nggak mau dengar, ya sudah, tetap digantung saja di situ. Kalau kamu melihatnya setiap hari, mungkin saja suatu saat nanti kamu akan percaya.”Rika memelototi Ricky lama sekali sebelum akhirnya kembali berbalik badan dan pergi. Rika sungguh tak bisa melakukan apa pun pada lelaki yang satu itu. Tak tahu malu! Entah bagaimana keluarga Adhitama mendidik putra mereka sehingga sangat tebal muka seperti itu. “Riko!” Ricky menyusul Rika, meraih tangannya. Para pengawal keluarga Arahan ingin menghentikan Ricky, tetapi mereka tak berani. Mereka tahu kemampuan bela diri Ricky sangat hebat. Jika para pengawal itu m
Ricky menoleh dan tersenyum penuh ejekan kepada Rika, "Rika, kamu lucu kalau marah-marah." Sejak Ricky secara terbuka menyatakan keinginannya untuk mengejar Rika, reaksi Rika selalu membuat Ricky merasa tertarik. Jika Rika tidak memberikan reaksi apa pun, mungkin Ricky pasti sudah menyerah. Ricky tidak tertarik pada orang yang tidak bereaksi. Untungnya, Rika bukan tipe orang seperti itu."Ricky!" Tiba-tiba terdengar teriakan keras dari belakang mereka.Ricky dan Rika berhenti dan menoleh ke arah sumber suara. Mereka melihat seorang perempuan dengan penuh kemarahan berjalan mendekat. Perempuan itu adalah Fani.Fani mendengar kabar tentang spanduk yang digantung Ricky di Blanche dan aksi terbuka Ricky dalam menunjukkan cintanya kepada Riko. Dia langsung bergegas ke tempat kejadian.Saat melihat Ricky dengan tidak sopan menarik Riko masuk ke dalam hotel, Fani merasa sangat marah. Meskipun dia tidak lagi menjadi pewaris keluarga Gatara, perasaan tersembunyinya terhadap Riko kini tidak pe
Gosip itu pun tersebar ke seluruh Cianter. Banyak perempuan yang menyukai “Riko” iri pada Ricky dan berencana untuk bergabung melawan Ricky. Namun, keluarga dari orang-orang itu selalu memperingatkan bahwa mereka tidak bisa menyinggung Ricky. Ricky seperti macan tidur. Dia bisa saja melahap siapa saja yang datang mengganggunya tanpa sedikit pun meninggalkan bekas. Bahkan jika pun orang-orang itu bersatu untuk melawan Ricky, itu tidak akan jadi masalah yang berarti bagi Ricky. Di dalam ruangan mewah itu hanya ada Ricky dan Rika yang duduk di depan meja bundar besar yang dapat menampung lebih dari selusin orang. Di atas meja tidak terdapat hidangan mewah, hanya ada enam lauk dan satu sup, serta dua botol minuman bermerk. Para pengawal dari keluarga Arahan makan di ruangan sebelah, tentu saja Ricky yang mentraktir. Merekalah pengawal calon tunangannya, tentu saja Ricky tidak akan memperlakukan mereka semena-mena. "Rika, coba deh makanan ini. Semuanya aku masak sendiri buat kamu," k