Setelah terdiam sejenak, Rosalina berkata dengan lembut, “Jordan, Siahaan Group adalah perusahaan keluarga kita, keluarga Siahaan, jadi urusan perusahaan adalah urusan kita. Kalau kamu mau membantu, bantulah Kakak. Jangan lupa, kamu juga punya bagian di dalamnya.”“Nanti kalau sudah masuk sekolah, belajarlah dengan rajin dan jangan berpikir yang aneh-aneh. Kami orang dewasa akan mengurus semua urusan yang perlu diurus. Kamu juga jangan terlalu berhemat di sekolah. Kalau kurang uang, bilang sama Kakak. Kakak akan mentransfernya ke rekeningmu.”Jordan memandangi kakaknya lama sekali dan tiba-tiba bertanya, “Apa Kakak benar-benar bersedia memberiku bagian dari harta keluarga Siahaan?”Semua orang memberitahunya bahwa kalau Rosalina mengambil alih Siahaan Group, Rosalina pasti akan memonopoli perusahaan dan tidak akan membiarkannya ikut campur, apalagi berbagi harta dengannya. Itu karena Rosalina membenci orang tuanya.Bahkan meskipun ibunya juga ibu kakaknya.Namun, sikap ibunya terhadap
Calvin berdiri, membantu mengambil tongkat dan menyerahkannya ke tangan Rosalina, lalu membantu wanita itu berjalan pergi.Jordan berdiri dan melihat punggung kakaknya. Dia membuka mulutnya dan berbisik, “Kakak.”Entah Rosalina memang tidak mendengarnya, atau mendengarnya tapi tidak memedulikannya. Rosalina tidak berhenti atau bahkan menoleh ke belakang.Setelah beberapa saat, ketika Rosalina hendak keluar dari kafe itu, Jordan menarik kursi, segera mengejar kakaknya dan dan berteriak keras, “Kakak.”Kali ini, Rosalina berhenti.Namun, dia masih tidak berbalik badan.Semua orang di kafe memandangi mereka berdua.“Beli apa pun yang kamu butuhkan dan pesan tiket pesawatmu terlebih dahulu. Di hari kamu mau berangkat, Kakak akan menyuruh sopir untuk menjemputmu. Kalau kamu mau, kamu boleh pulang ke rumah. Tidak peduli kapan pun, rumah itu tetap rumahmu.Setelah mengatakan itu, Rosalina mengangkat kakinya dan berjalan lagi.“Kakak, aku minta maaf.” Jordan meminta maaf dengan suara besar.Di
“Kalau Kakak nggak mengurus perusahaan, apa kamu bisa mengelolanya? Apa kamu bisa mengurus bisnis sambil bersekolah? Nggak, ‘kan? Kamu nggak bisa mengurus perusahaan, jadi mereka akan dengan maju dan bilang ingin membantumu untuk mengurusnya.”“Apa menurutmu mereka akan mengembalikan perusahaan itu kepadamu setelah kamu menyerahkannya kepada mereka? Sekalipun dikembalikan kepadamu, yang akan dikembalikan hanya perusahaan yang sudah nggak ada nilainya.”Setelah mengatakan itu, Rosalina berkata lagi kepada Calvin, “Calvin, ayo pergi.”“Oke.” Calvin membantu tunangannya berjalan lagi dengan lembut. Mereka keluar dari kafe itu dan meninggalkan Jordan di sana.Jordan tidak mengejar lagi. Dia berdiri di sana, memperhatikan kakaknya pergi dengan perasaan bersalah.Setelah sekian lama, dia mengalihkan pandangannya, lalu kembali ke kursinya dengan frustrasi dan duduk di sana. Dia mengambil cangkir kopinya, menyesapnya, lalu meletakkan cangkirnya lagi. Dia tidak terlalu suka minum kopi.Dia meny
Jordan juga tidak menyembunyikan apa pun. Dia langsung mengaku bahwa yang menamparnya adalah Rosalina. Lalu, dia bertanya pada Baim apa pria itu berani pergi mencari Rosalina.Baim terdiam, lalu berkata sambil tersenyum, “Rosalina yang menamparmu? Dia datang menemuimu? Apa yang dia inginkan darimu? Kenapa dia memukulmu? Ck, kakakmu itu kejam sekali. Pipimu bengkak sebelah.”“Jordan, sekarang kamu tahu orang seperti apa kakak pertamamu itu. Jangan lihat sikapnya yang biasanya tenang. Sebenarnya, dia itu kejam. Waktu buta saja kejam seperti itu. Kalau dia sembuh dan bisa melihat lagi, aku rasa akan menjadi semakin kejam. Kalau itu terjadi, kamu nggak akan punya jalan keluar lagi.”“Jangan lupa, dia dendam pada orang tuamu karena orang tuamu telah membunuh ayahnya. Nggak ada yang bisa menjamin dia nggak akan melampiaskan amarahnya padamu.”“Jangan bilang dia sangat baik padamu sekarang dan nggak akan melakukan apa-apa padamu. Dia ingin kamu lengah. Jika waktunya sudah tepat, dia akan meng
Baim tidak menahan Jordan lagi dan membiarkannya pergi dari kafe itu.Setelah Jordan pergi, Baim menelepon ibunya. Ketika ibunya menjawab telepon, dia berkata, “Ma, Jordan sepertinya masih nggak mengerti. Tapi, Jordan sepertinya bertengkar dengan Rosalina. Dia ditampar oleh Rosalina, pipinya bengkak sebelah.”Mendengar itu, Cahaya berkata dengan senang, “Itu artinya cara kita efektif. Kamu harus lebih bersikap peduli Jordan. Katakan hal-hal buruk tentang Rosalina di depannya untuk merusak hubungan antara kedua orang itu. Mama nggak percaya Jordan nggak peduli sama sekali.”Cahaya dan adiknya sudah berkali-kali menemui Rosalina, tapi nggak ada hasilnya. Alasan utamanya adalah mereka selalu meremehkan keponakan mereka itu, karena mereka menjaga hubungan baik dengan kakak mereka, Johan, yang bisa memberi mereka keuntungan yang lebih banyak.Sehingga, tentu saja mereka tidak akan memperlakukan Rosalina dengan baik.Begitu Rosalina mengambil alih bisnis keluarga Siahaan, wanita itu mulai me
Calvin menggandengnya pergi lagi dan berkata sambil berjalan, “Jordan sebenarnya masih peduli padamu. Dia masih muda dan nggak paham, jadi jangan terlalu perhitungan dengannya.”“Kalau aku bilang aku nggak marah dan nggak sedih, itu artinya aku berbohong.” Rosalina berkata dengan lembut, “Di dalam keluarga, yang paling aku sayangi adalah Jordan. Meski sikapku padanya kelihatan nggak baik dari luar, seolah-olah aku benci padanya. Tapi, aku sebenarnya sangat menyukai adikku itu di dalam hati.”“Dia berbeda dari mereka. Dia benar-benar sangat menyukaiku sebagai kakaknya dan menganggapku sebagai kakak pertamanya. Sejak dia mulai paham dengan situasi di rumah, dia selalu melindungi dan membantuku. Kalau ibuku memukuli dan menegurku, dia selalu bergegas mendorong ibuku untuk mencegah ibuku memukul atau memarahiku.”“Ibuku mengira aku yang telah membujuknya, makanya dia melindungiku sampai seperti itu. Kemudian, ibuku jadi nggak mengizinkanku berhubungan dengannya, dan mencoba segala cara unt
Calvin berkata dengan lembut, “Jordan menyesali perkataannya. Ros, beri Jordan waktu. Dia akan perlahan menjadi dewasa dan memahamimu.”Orang tua dan kakak kedua Jordan semuanya masuk penjaga, dan semua itu ada hubungannya dengan Rosalina. Wajar saja jika anak itu merasa sulit menerimanya. Lagi pula, anak itu baru berusia tujuh belas tahun, belum pernah terjun langsung ke masyarakat, jadi kemampuannya untuk menghadapi tekanan tidak begitu baik.Rosalina tidak mengatakan apa-apa lagi.Calvin menemani Rosalina berjalan santai di taman. Mereka berjalan di jalan yang ditumbuhi pepohonan, angin sejuk bertiup sesekali. Mereka juga mendengarkan orang-orang berlalu lalang sambil mengobrol. Rosalina merasa jauh lebih baik.Dia hanya merasa sedih, bukan memiliki rasa dendam terhadap adiknya.Dia bahkan tidak mau menjelaskan apa-apa pada Jordan, meskipun adiknya itu salah paham padanya.Ketika seseorang menjadi curiga padamu dan tidak mempercayaimu, tidak peduli bagaimana kamu menjelaskannya, ora
Kakaknya itu juga akan menjadi tipe wanita yang elegan dan kalem, karena sifat adiknya itu sudah ada sejak lama. Rika adalah tipe orang yang cuek.Ronald langsung naik lift, menuju lantai paling atas.Setelah keluar dari lift, dia bersiul ketika melihat sekretaris Rika. Ketika sekretaris itu melihatnya, dia tersenyum dan menyapa. “Apakah kakakku ada di kantor?” Ronald bertanya pada sekretaris itu.Sekretaris itu berkata dengan lembut, “Pak Riko ada di ruangannya. Apa Pak Ronald sudah menelepon dan memberi tahu Pak Riko sebelumnya?”Sambil mengatakan itu, sekretaris itu sudah berdiri dan meninggalkan mejanya, kemudian datang menghampiri Ronald. Kalau Ronald mengatakan bahwa dia tidak memberi tahu Pak Riko sebelumnya, sekretaris itu akan menghentikan Ronald. Dia tidak bisa membiarkan Ronald masuk dan mengganggu Pak Riko.“Aku saudara kandungnya. Apa aku nggak bisa datang menemuinya kapan saja? Apa aku perlu menelepon terlebih dahulu?”Begitu Ronald selesai berbicara, sekretaris itu lang