Olivia pikir, suaminya yang mendapatkan keuntungan dari kejadian semalam, jadi dia pun tidak mau perhitungan lagi. Selain itu, orang itu juga bukan merencanakannya untukku. Kalau tidak, mengingat sifat Stefan, meskipun kelihatan tidak mengambil tindakan, suaminya itu pasti akan diam-diam membuat pria itu menderita.Seolah menebak apa yang dipikirkan Olivia, Stefan menambahkan, “Meskipun dia bukan mengincarmu, dia adalah orang tua mesum yang nggak tahu malu. Aku nggak akan membiarkan dia begitu saja. Jangan khawatir, suamimu ada di sini dan akan membantumu untuk melampiaskan amarahmu.”“Kupikir Stella dalang dibalik semua ini. Dia baru saja meneleponku dan mengatakan dengan terus terang bahwa dia menyukaimu dan jatuh cinta padamu pada pandangan pertama. Stefan, kamu banyak sekali yang suka, ya. Baik sebelum atau sesudah menikah. Pasti ada yang mengejarmu, dan semua wanita yang mengejarmu masih muda dan cantik.”Pada akhirnya, kata-kata Olivia penuh dengan kecemburuan.Mendengar nada cem
“Sayang, terima kasih,” kata Stefan dengan nada meminta maaf. Dia selalu menjaga diri, tapi bagai bunga, dia tetap menarik perhatian lebah dan kupu-kupu gila. Dia juga tidak berdaya.Olivia berkata dengan serius, “Hatimu masih di aku, jadi aku akan menjaganya. Kalau kamu sempat berpikir untuk selingkuh, aku nggak akan menjaganya lagi. Siapapun itu yang mau menikah denganmu, aku akan memberikan tempatku padanya. Saingan cinta yang nggak ada habisnya. Memangnya aku mau menjaga suami yang seperti magnet ini.”“Sayang, aku mencintaimu, dan aku hanya akan mencintai kamu seorang selamanya. Kamu akan menjadi satu-satunya wanita yang kumiliki dalam hidup ini! Jangan mendorongku pergi.”“Huh, itu tergantung sikapmu. Aku tutup ya teleponnya. Kamu lanjut kerja. “Olivia menutup telepon setelah mengatakan itu.Setelah menutup telepon, Olivia mengadukan Stefan kepada Sarah, yang sebenarnya jarang sekali dia lakukan, “Nek, cucu Nenek selalu cemburuan. Dulu juga gitu, sekarang masih gitu. Kurasa, ke d
“Yolanda lebih beruntung.” Sarah iri.Yolanda dari keluarga Junaidi sudah tua, tapi suaminya masih hidup dan ada banyak anak dan cucu yang menemaninya serta berbakti padanya.Sarah juga memiliki banyak anak dan cucu, tapi suaminya telah tiada bertahun-tahun lalu, dan dia merasa sangat kesepian. Pria yang paling mencintai dan memahaminya sudah tidak ada lagi.Jika dia tidak mencari sesuatu untuk dikerjakan, dia akan merasa lebih kesepian.Ini juga alasan mengapa dia suka mengurus banyak hal.“Oliv, bukankah kamu bilang kamu harus mengurus sesuatu? Pergilah. Nenek akan bersiap-siap, lalu kita berangkat nanti.”Olivia bergumam mengiyakan. Sebelum jalan-jalan dengan Nenek, dia perlu mengurus sesuatu di Villa No. 188.Pada saat yang sama, dia juga menelepon kakaknya dan bilang bahwa dia akan memanfaatkan hari-hari terakhir liburan untuk membawa Russel jalan-jalan.Odelina sedang berada di toko barunya bersama putranya saat ini. Ketika menerima telepon dari Olivia, dia langsung setuju untuk
“Bu Oliv … nggak ada di rumah.”Langkah kaki Stefan terhenti. Dia berbalik badan dan bertanya pada Arif, “Kemana dia pergi?”“Bu Oliv nggak bilang.”Stefan sedikit kecewa karena tak menemukan istrinya di rumah. Dia segera mengeluarkan ponselnya dan menelpon Olivia. Panggilan itu berlangsung lama, tapi Olivia tak kunjung mengangkatnya.Setelah menutup telepon, dia bertanya kepada Arif, “Dengan siapa dia pergi? Apa dengan Nenek?”Tidak ada suara TV di rumah, jadi neneknya mungkin juga tidak ada di rumah“Iya, dan Russel.”Stefan berkata, “Oh.”Lalu, dia tidak bertanya apa-apa lagi dan masuk ke dalam rumah, membawa hadiah yang disiapkan untuk Olivia.Nenek orangnya tidak bisa diam di rumah, jadi dia mungkin meminta Olivia menemaninya keluar untuk makan snack malam atau menikmati angin malam.Arif berjalan di belakang Stefan, ragu-ragu untuk berbicara.Stefan tidak menyadarinya.Setelah masuk ke dalam rumah, Stefan meletakkan kado tersebut di atas meja tamu. Dia duduk di sofa dan kembali m
Dia tidak dapat mempercayainya. “Nenek dan Oliv mengajak Russel jalan-jalan? Dia nggak memberitahuku! Aku meneleponnya, tapi dia nggak menjawab, dan dia juga nggak membalas pesanku. Dia meninggalkan suaminya di rumah dan pergi sendiri!”“Kak, lihatlah Oliv. Dia semakin nggak memperhatikanku. Dia bahkan nggak memberitahuku tentang hal sebesar ini. Dia biasanya sering bepergian untuk bekerja. Begitu pergi, tiga sampai lima hari baru pulang. Dia selalu mengabaikanku.”“Kalau yang seperti itu ya sudah lah ya. Sekarang, dia nggak memberitahuku bahwa dia akan pergi liburan. Dia sengaja meninggalkanku di rumah. Kalau dia bilang padaku, meskipun aku malas pergi, aku pasti akan tetap pergi bersamanya.”Odelina berkata, “ .... Oliv terlalu lelah akhir-akhir ini. Dia pergi untuk beristirahat dan melepas lelah. Dia bukan mengabaikanmu.”Adik iparnya ini sering mengeluh padanya. Setiap kali mereka ada masalah, Stefan pasti akan datang mengadu padanya dan dia akan menegur adiknya.Sekarang, Oliv bi
“Stefan, kamu mau buat aku mati ketawa agar kamu dapat mewarisi propertiku? Kamu bukannya baru saja menjadi cucu Nenek Sarah? Kamu, ‘kan tahu betul keburukan Nenek seperti apa. Seharusnya kamu sudah siap mental untuk kejadian ini sejak awal dan juga kamu harusnya bersyukur, karena Nenek nggak menculik istrimu saat kamu menikah. Kalau nggak, kamu pastinya akan lebih sedih,” ujar Reiki menasihati.Mendengar omongan Reiki, Stefan berpikir tentunya memang sedih jika harus berpisah dengan pasangan setelah baru saja merasakan cinta.“Sekarang aku juga lagi sedih. Aku sudah terbiasa melihat istriku setiap bangun tidur di pagi hari dan dia setia menungguku pulang di rumah hingga malam. Selama dia di rumah, aku selalu terburu-buru untuk cepat pulang ke rumah, karena aku nggak ingin dia menunggu lama. Akan tetapi, sekarang dia jadi suka bepergian keluar, dan dia memastikan aku nggak ikut dengannya. Bahkan dia juga mengganti ponselnya menjadi ponsel baru. Aku nggak terbiasa dengan situasi ini. Re
“Sebenarnya dia sudah banyak berubah sejak bersama Olivia. Mungkin karena Olivia sekarang makin sibuk, dia jadi sering mengeluh jika diabaikan,” ujar Reiki.“Dia nggak mengeluh baru-baru ini saja, tetapi dia sudah mengeluh dalam beberapa waktu. Olivia bilang dia orang yang nggak pernah menulis surat cinta sebelumnya, tapi demi membujuk suaminya, dia mau nggak mau harus memutar otak untuk menulis surat cinta untuk suaminya,” jawab Junia. Stefan memang merupakan laki-laki yang dominan, sifatnya sangat sukar untuk diubah. Niscaya, di masa yang akan mendatang, ketika dia sudah berambut putih dan menjadi kakek, sifat buruknya ini akan tetap ada. Selama Olivia mau menoleransi keluhan dan merayu suaminya berulang-ulang, mungkin dengan ini kedua pasangan itu akan bahagia dan orang luar hanya perlu mendengarnya saja, tidak perlu ikut campur.“Stefan masih menerima surat cinta dari istrinya, sedangkan aku belum pernah terima surat cinta. Junia, apa mungkin kamu juga menulis surat cinta untukku
Reiki mengangguk berulang kali dan berkata, “Aku nggak akan membahas atau membandingkan hubungan kita lagi dengan dia. Faktanya, aku jauh lebih bahagia dari dia.”Lalu Reiki meraba-raba perut Junia yang masih rata dan dia berpikir setelah sekian lama menikah, Stefan masih belum bisa menjadi ayah, sedangkan dia akan menjadi menjadi ayah di waktu dekat. Terlebih lagi, dia dan Junia selalu memiliki hubungan yang mulus secara emosional, yang terbilang jauh lebih baik daripada hubungan Stefan dan istrinya. Tentu saja dia merasa puas!Junia meletakkan tangannya di punggung tangan Reiki dan melepaskan tangan besarnya itu lalu berkata, “Kamu jangan mengatakan hal seperti itu.”“Aku nggak ngomong apa-apa, kok.”“Di saat ini aku tahu apa yang ingin kamu katakan. Olivia tidak pernah membahas masalah ini lagi, akan tetapi dia masih mengkhawatirkan ketidaksuburannya itu. Aku sering melihat dia mencari masalah kehamilan di internet.”“Aku nggak akan membahas hal itu. Kamu banyak nasihati Olivia, aga