“Bu Oliv … nggak ada di rumah.”Langkah kaki Stefan terhenti. Dia berbalik badan dan bertanya pada Arif, “Kemana dia pergi?”“Bu Oliv nggak bilang.”Stefan sedikit kecewa karena tak menemukan istrinya di rumah. Dia segera mengeluarkan ponselnya dan menelpon Olivia. Panggilan itu berlangsung lama, tapi Olivia tak kunjung mengangkatnya.Setelah menutup telepon, dia bertanya kepada Arif, “Dengan siapa dia pergi? Apa dengan Nenek?”Tidak ada suara TV di rumah, jadi neneknya mungkin juga tidak ada di rumah“Iya, dan Russel.”Stefan berkata, “Oh.”Lalu, dia tidak bertanya apa-apa lagi dan masuk ke dalam rumah, membawa hadiah yang disiapkan untuk Olivia.Nenek orangnya tidak bisa diam di rumah, jadi dia mungkin meminta Olivia menemaninya keluar untuk makan snack malam atau menikmati angin malam.Arif berjalan di belakang Stefan, ragu-ragu untuk berbicara.Stefan tidak menyadarinya.Setelah masuk ke dalam rumah, Stefan meletakkan kado tersebut di atas meja tamu. Dia duduk di sofa dan kembali m
Dia tidak dapat mempercayainya. “Nenek dan Oliv mengajak Russel jalan-jalan? Dia nggak memberitahuku! Aku meneleponnya, tapi dia nggak menjawab, dan dia juga nggak membalas pesanku. Dia meninggalkan suaminya di rumah dan pergi sendiri!”“Kak, lihatlah Oliv. Dia semakin nggak memperhatikanku. Dia bahkan nggak memberitahuku tentang hal sebesar ini. Dia biasanya sering bepergian untuk bekerja. Begitu pergi, tiga sampai lima hari baru pulang. Dia selalu mengabaikanku.”“Kalau yang seperti itu ya sudah lah ya. Sekarang, dia nggak memberitahuku bahwa dia akan pergi liburan. Dia sengaja meninggalkanku di rumah. Kalau dia bilang padaku, meskipun aku malas pergi, aku pasti akan tetap pergi bersamanya.”Odelina berkata, “ .... Oliv terlalu lelah akhir-akhir ini. Dia pergi untuk beristirahat dan melepas lelah. Dia bukan mengabaikanmu.”Adik iparnya ini sering mengeluh padanya. Setiap kali mereka ada masalah, Stefan pasti akan datang mengadu padanya dan dia akan menegur adiknya.Sekarang, Oliv bi
“Stefan, kamu mau buat aku mati ketawa agar kamu dapat mewarisi propertiku? Kamu bukannya baru saja menjadi cucu Nenek Sarah? Kamu, ‘kan tahu betul keburukan Nenek seperti apa. Seharusnya kamu sudah siap mental untuk kejadian ini sejak awal dan juga kamu harusnya bersyukur, karena Nenek nggak menculik istrimu saat kamu menikah. Kalau nggak, kamu pastinya akan lebih sedih,” ujar Reiki menasihati.Mendengar omongan Reiki, Stefan berpikir tentunya memang sedih jika harus berpisah dengan pasangan setelah baru saja merasakan cinta.“Sekarang aku juga lagi sedih. Aku sudah terbiasa melihat istriku setiap bangun tidur di pagi hari dan dia setia menungguku pulang di rumah hingga malam. Selama dia di rumah, aku selalu terburu-buru untuk cepat pulang ke rumah, karena aku nggak ingin dia menunggu lama. Akan tetapi, sekarang dia jadi suka bepergian keluar, dan dia memastikan aku nggak ikut dengannya. Bahkan dia juga mengganti ponselnya menjadi ponsel baru. Aku nggak terbiasa dengan situasi ini. Re
“Sebenarnya dia sudah banyak berubah sejak bersama Olivia. Mungkin karena Olivia sekarang makin sibuk, dia jadi sering mengeluh jika diabaikan,” ujar Reiki.“Dia nggak mengeluh baru-baru ini saja, tetapi dia sudah mengeluh dalam beberapa waktu. Olivia bilang dia orang yang nggak pernah menulis surat cinta sebelumnya, tapi demi membujuk suaminya, dia mau nggak mau harus memutar otak untuk menulis surat cinta untuk suaminya,” jawab Junia. Stefan memang merupakan laki-laki yang dominan, sifatnya sangat sukar untuk diubah. Niscaya, di masa yang akan mendatang, ketika dia sudah berambut putih dan menjadi kakek, sifat buruknya ini akan tetap ada. Selama Olivia mau menoleransi keluhan dan merayu suaminya berulang-ulang, mungkin dengan ini kedua pasangan itu akan bahagia dan orang luar hanya perlu mendengarnya saja, tidak perlu ikut campur.“Stefan masih menerima surat cinta dari istrinya, sedangkan aku belum pernah terima surat cinta. Junia, apa mungkin kamu juga menulis surat cinta untukku
Reiki mengangguk berulang kali dan berkata, “Aku nggak akan membahas atau membandingkan hubungan kita lagi dengan dia. Faktanya, aku jauh lebih bahagia dari dia.”Lalu Reiki meraba-raba perut Junia yang masih rata dan dia berpikir setelah sekian lama menikah, Stefan masih belum bisa menjadi ayah, sedangkan dia akan menjadi menjadi ayah di waktu dekat. Terlebih lagi, dia dan Junia selalu memiliki hubungan yang mulus secara emosional, yang terbilang jauh lebih baik daripada hubungan Stefan dan istrinya. Tentu saja dia merasa puas!Junia meletakkan tangannya di punggung tangan Reiki dan melepaskan tangan besarnya itu lalu berkata, “Kamu jangan mengatakan hal seperti itu.”“Aku nggak ngomong apa-apa, kok.”“Di saat ini aku tahu apa yang ingin kamu katakan. Olivia tidak pernah membahas masalah ini lagi, akan tetapi dia masih mengkhawatirkan ketidaksuburannya itu. Aku sering melihat dia mencari masalah kehamilan di internet.”“Aku nggak akan membahas hal itu. Kamu banyak nasihati Olivia, aga
Olivia meminta pemilik rumah itu untuk menghapus semua foto yang diambil secara diam-diam, dan juga dia meminta semua foto dan rekaman yang berbau negatif untuk dibinasakan. Terkait permasalahan di mana dia membawa Stella untuk datang ke Grand Yard Residence, pemilik rumah itu bersikeras kalau dia tidak mengetahui apa tujuan kedatangan Stella ke vilanya. Dia mengira kalau Stella adalah relasi dari Olivia dan dia datang dengan intensi baik untuk membantunya.Dia tidak tahu kalau dia akan terlibat dalam masalah besar, dengan ini dia berjanji sama Olivia untuk tidak ikut campur tentang hubungannya lagi di masa mendatang. Di lain sisi, Olivia percaya dengan perkataannya, akan tetapi dia tetap meminta Pak Arif agar mengatur seseorang untuk memantau berita infotainment ini setelah dia pulang bepergian.Olivia merasa berita infotainment ini bukan hanya mengungkap kebenaran, tetapi dia merasakan ada rasa iri dan dengki di mata cewek lainnya. Setiap nama Stefan dibahas, mereka tidak dapat menah
Hari baru dimulai dan matahari terbit, menandakan berakhirnya malam hari. Stefan yang masih berbaring di atas ranjang tidurnya, terbangun tanpa membuka matanya. Dengan kebiasaannya, dia membalikkan badannya ke salah satu sisi sambil membentangkan lengannya. Akan tetapi, dia sekejap membuka matanya, ketika dia tidak bisa merasakan tubuh Olivia.Setelah tertegun dalam beberapa saat, dia baru saja ingat kalau Nenek telah menculik istrinya tercinta. Mereka berdua juga membawa Russel selama bepergian, tetapi dengan kejam meninggalkan Stefan sendiri di rumah. Sepanjang malam dia tidak bisa tidur dan pada akhirnya, dia memeluk bantal yang seolah-olah dia memeluk Olivia, baru dia bisa tertidur.Biasanya, Stefan bangun tidur di pagi hari, pada jam enam lewat untuk melakukan lari pagi. Namun, hari ini dia terbangun di jam delapan lewat. Ternyata sudah hari Sabtu juga, hariannya dia terlalu sibuk hingga dia tidak sempat melihat hari, dia masih mengira sekarang hari Senin karena hari-harinya terla
Anjing itu karena sudah lama tidak menemui majikannya. Saking rindunya, dia ingin bermanja-manja dengan majikannya.“Pak Stefan, sarapannya sudah siap.”Stefan berjalan masuk ke dalam ruang makan yang terlihat sarapan favoritnya yang sedang disiapkan di dapur. Meskipun begitu, dia tidak nafsu makan, karena dia merasa kekurangan seseorang di meja makan dan itu membuatnya sangat tidak nyaman. Setelah terduduk di meja makan, dia sama sekali tidak menyentuh makanannya, tidak lama kemudian dia berdiri dan lekas berjalan keluar dari ruang makan. Pak Arif menoleh ke arah meja makan dan mengikuti Stefan karena merasa ada yang janggal.“Pak Stefan, kamu lagi nggak nafsu makan atau masakan mereka nggak enak?”“Istriku nggak di rumah ….”Mendengar jawaban Stefan, Pak Arif hanya bisa terdiam dan tidak bisa menjawab apa-apa. Karena dia juga tidak tahu kapan Olivia dan Nenek pulang dari perjalanan panjang itu.“Pak Stefan, mau pergi ke mana?” tanya Pak Arif.Stefan tidak menjawab pertanyaannya, dala
Mobil berhenti di depan Blanche Hotel.Dia mengambil dua tisu untuk mengusap hidungnya yang baru saja bersin, lalu membuang tisu itu ke tempat sampah di pintu hotel. Setelah itu, dia turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam hotel bersama sekretaris dan beberapa anggota tim manajer untuk bertemu dengan klien."Bu Odelina."Para staf Blanche Hotel menyapa Odelina dengan hormat saat melihatnya.Meskipun perempuan itu belum sepenuhnya masuk dalam dunia bisnis di Cianter, tetapi karena dia adalah kakak dari Olivia maka para staf hotel memperlakukannya dengan sangat hormat. Bahkan Ricky yang ada di sini juga bersikap hormat pada perempuan itu.Odelina membalas dengan senyuman tanpa menghentikan langkah kakina. Perempuan itu langsung menuju ruang rapat bersama timnya. Dia sudah mengatur pertemuan dengan klien, tetapi klien belum tiba.Klien tersebut sudah menelepon sebelumnya dan mengatakan bahwa mereka akan tiba dalam beberapa belas menit. Karena Odelina yang ingin bekerja sama dengan or
Daniel terdiam sejenak. Setelah membuka pembicaraan, Erik melanjutkan, “Selain itu, kita semua tahu alasan sebenarnya Odelina pergi ke Cianter. Sekarang sudah pasti bahwa mereka adalah keturunan keluarga Gatara. Kalau benar dia mengikuti rencana bibinya untuk menjatuhkan kepala keluarga saat ini dan menggantikannya, maka dia akan menjadi kepala keluarga Gatara.” “Kalau begitu, kamu harus bersiap masuk ke keluarga Gatara. Hal ini juga perlu kamu pertimbangkan. Kakak tahu kamu rela melakukannya demi Odelina, tapi Papa dan Mama mungkin nggak akan mudah menerima hal ini.” Daniel menjawab, “Kak, aku sudah memikirkannya. Aku nggak peduli selama aku bisa bersama Odelina. Bagaimanapun keadaannya, aku terima. Mengenai Papa dan mama, mungkin awalnya mereka akan menolak, tapi aku akan perlahan-lahan membujuk mereka sampai mereka bisa memahami dan menerima.” Erik terdiam sejenak sebelum berkata, “Kalau kamu sudah memikirkan semuanya, Kakak nggak ada lagi yang perlu dikatakan.” “Meski begitu,
Daniel membayangkan pernikahannya dengan Odelina membuat matanya bersinar penuh harapan. Erik tersenyum dan berkata, “Tentu saja, pernikahan kamu nggak boleh kalah dengan dua sahabatmu itu.” “Nggak perlu tunggu sampai pulang ke rumah malam ini untuk bilang sama Papa dan Mama. Bilang sama mereka saja di grup keluarga.” “Oke,” jawab Daniel. “Odelina di Cianter baik-baik saja, 'kan? Kalau dia butuh bantuan, suruh dia jangan ragu untuk mengatakannya. Meskipun kita berjauhan, kita tetap bisa membantunya kalau dia butuh.” Sejak Daniel mengalami kecelakaan dan Odelina datang merawatnya, keluarga Lumanto mulai menganggap Odelina sebagai menantu mereka. Jika Odelina membutuhkan bantuan di sana, keluarga Lumanto tidak akan tinggal diam. “Untuk saat ini, dia belum butuh bantuan. Bahkan kalau ada masalah, dia pasti akan cari cara untuk selesaikan sendiri,” kata Daniel sambil bersandar di kursi.“Melihat dia perlahan-lahan jadi lebih kuat dan terus berkembang, rasanya sangat berbeda. Setelah
"Apa yang barusan membuatmu tertawa?" tanya Erik lagi.Daniel dengan jujur menjawab, "Baru saja telepon Odelina. Aku memikirkan bahwa kami akan segera menikah, jadi aku nggak bisa menahan senyum." "Kamu sudah melamarnya?" tanya Erik."Sudah, tapi dulu saat aku melamar, dia nggak menerimanya. Kak, aku nggak tidak akan membiarkannya merasa direndahkan.""Aku akan melamarnya lagi nanti saat dia kembali ke Mambera. Aku akan mengatur semuanya di luar, mendekorasi tempat lamaran dengan baik, dan aku mau melamarnya di depan umum. Aku ingin menunjukkan ke Roni dan keluarganya bahwa melepaskan Odelina adalah kerugian terbesar mereka." "Roni memang nggak pantas untuk Odelina." Daniel memendam tekad untuk membuat keluarganya Roni menyesal. Erik tertawa dan berkata, "Mereka sudah lama menyesal, tapi penyesalan itu nggak ada gunanya sekarang." "Benar, setelah mengalami satu pernikahan yang gagal, dia pasti ada trauma. Kalau bukan karena ketulusanmu, keteguhan hatimu, dan fakta bahwa dia melihat
Mereka akan terlebih dahulu mendaftarkan pernikahan mereka, tetapi tidak akan segera mengadakan upacara pernikahan. Setelah dia bisa berjalan seperti orang normal, barulah mereka akan mengadakan resepsi pernikahan. “Kalau begitu, sampai jumpa akhir pekan.” “Iya, sampai jumpa akhir pekan.” Dengan penuh rasa enggan, Daniel berkata, “Kamu lanjut bekerja dulu, aku juga akan bekerja. Aku nggak akan menyita waktumu, tapi ingatlah untuk menjaga kesehatan. Kesehatan adalah yang terpenting.” “Uang nggak akan pernah habis untuk dicari, dan kestabilan perusahaan juga bukan sesuatu yang bisa dicapai dalam satu hari. Itu memerlukan waktu dan usaha.” Daniel khawatir Odelina akan terlalu terburu-buru sehingga melelahkan dirinya sendiri. Perempuan itu mengangguk dan menjawab, “Aku tahu, aku akan menjaga kesehatanku. Kamu juga, ya. Kalau begitu, kita lanjut bicara nanti malam.” Setelah menutup telepon, Daniel masih enggan meletakkan ponselnya. Dia memandangi ponselnya sambil tersenyum, membayangk
“Russel sepertinya mulai libur minggu depan. Setelah dia libur, aku akan membawanya ke sana lagi. Nanti, saat kamu libur Tahun Baru, kita akan pulang bersama ke Mambera untuk merayakan Tahun Baru,” kata Odelina.“Kalau aku ke sana, kita lihat-lihat rumah, ya? Kamu mau mengembangkan bisnismu di Cianter, jadi kita beli rumah saja di sana. Dengan begitu, kalau kita ke sana, kita nggak perlu tinggal di hotel lagi,” kata Daniel. Odelina menjawab, “Nggak perlu buru-buru beli rumah. Tunggu aku stabil dulu, baru kita pikirkan. Sekarang aku juga nggak punya banyak uang. Kalau hanya untuk membeli apartemen, mungkin masih bisa.” Namun, Daniel sepertinya tidak suka tinggal di apartemen. Russel masih kecil. Jika tinggal di apartemen, dia akan berlari-lari ke sana kemari, dan bisa membuat penghuni atas atau bawah mengeluh. Saat Odelina masih belum bercerai, dia sering mendapat keluhan dari penghuni bawah. Setiap kali ada keluhan, Roni akan memarahinya dan menyuruhnya menjaga Russel agar tidak mem
Kadang-kadang, ketika terlalu banyak berpikir, Daniel khawatir akan timbul perasaan kesal dalam dirinya. Dia menenangkan diri dan mencoba berpikir positif. Lelaki itu tahu bahwa Odelina bahkan meninggalkan putra kecilnya di rumah adiknya untuk diasuh dan jarang sekali memiliki waktu untuk menelepon, apalagi untuk dirinya. “Aku biasanya tidur siang hanya setengah jam, dan itu sudah cukup. Aku sudah tidur setengah jam tadi. Kupikir sekarang kamu juga sudah bangun, jadi aku meneleponmu sebelum kamu mulai bekerja,” kata Daniel. “Iya, setelah minum kopi, aku akan mulai bekerja. Ada apa?” tanya Odelina dengan lembut. “Kamu kangen aku?” Dengan penuh perasaan, Daniel menjawab, “Aku kangen kamu. Setiap hari, setiap jam, setiap menit, aku merindukanmu. Aku merindukanmu sampai terasa seperti mau gila.” Di telepon, terdengar tawa Odelina. Mendengar tawanya, Daniel merasa energinya untuk bekerja sore itu akan meningkat secara drastis. “Kamu baru saja pulang, 'kan?” tanya Odelina sambil terseny
Anak perempuan harus memakai marga Gatara, yang berarti Daniel harus menjadi menantu yang masuk ke keluarganya.Jika anak yang dilahirkan adalah laki-laki, dia bisa memakai marga Lumanto, tetapi jika perempuan, tidak bisa. Odelina tidak tahu apakah Daniel akan setuju atau tidak. Jadi, semua itu adalah urusan masa depan. Yang perlu dia pikirkan sekarang adalah bagaimana mengelola perusahaannya dengan baik, memperbesar skala bisnis, dan berinvestasi di industri lain agar menghasilkan lebih banyak uang serta mendapatkan posisi di dunia bisnis Cianter. Odelina tidak bisa terus-menerus bergantung pada Rika. Hanya dengan menjadi kuat, seseorang baru benar-benar kuat. Setelah itu, kedua saudara perempuan itu tidak saling mengirim pesan lagi. Olivia pun bersandar pada suaminya dan tertidur sebentar. Sementara itu, Odelina meletakkan ponselnya di meja samping tempat tidur sebelum berbaring kembali. Di kantornya, dia telah membuat ruangan kecil untuk beristirahat, dengan menambahkan sebuah r
Olivia mengecilkan volume ponselnya ke level paling rendah sebelum mengirim pesan kepada kakaknya. Dia memberi tahu bahwa mereka telah menemukan Setya. Atau lebih tepatnya, lelaki renta itu yang datang untuk menemui mereka. Setelah mengirim pesan, dia menambahkan bahwa Nenek sedang beristirahat di dalam mobil. Jadi mereka hanya bisa berbicara lewat pesan teks, jangan menelepon agar tidak mengganggu Nenek. Setelah menerima pesan itu, Odelina langsung membalas dengan bertanya kepada adiknya, di mana Setya bersembunyi selama ini. Apakah sudah dipastikan bahwa dia adalah asisten Nenek? Apa mungkin dia hanya seorang penipu? Olivia menjelaskan bahwa Setya telah diselamatkan oleh Dokter Panca dan yang temannya. Selama bertahun-tahun, lelaki itu hidup bersama mereka dengan identitas tersembunyi. Kesehatannya juga sedikit bermasalah. Selama ini, dia juga mencari ibu dan bibi mereka. Baru-baru ini, Setya memastikan identitas bibi mereka, dan karena itu, dia datang untuk bertemu. Meskipun bib