Olivia mengambil ponselnya dan ingin mengirim pesan kepada Stefan, tapi ponselnya tiba-tiba berdering. Dia melihat nama di layar dan itu adalah telepon dari “Stella Saingan Cinta No. 1”Sebelumnya, Stella datang dan juga menanyakan informasi kontaknya. Olivia sudah siap menghadapi saingan cintanya itu dan tidak takut dikontak oleh wanita itu, jadi dia memberikan nomornya pada Stella. Stella waktu itu bahkan takut dia memberikan nomor palsu, sengaja mencoba meneleponnya di hadapannya.Olivia menyimpan nomor ponsel Stella, berpikir bahwa dia akan memiliki lebih banyak saingan cinta di masa depan, jadi dia memberi nomor 1 untuk Stella.Mari kita lihat berapa banyak angka yang bisa dia tulis nanti.Olivia menjawab panggilan Stella.“Bu Oliv.”“Bu Stella mau mengajakku keluar minum kopi?” Olivia bertanya langsung pada Stella.Stella tersedak, lalu tersenyum dan berkata, “Jangan khawatir, aku pasti akan meluangkan waktu untuk mentraktir Bu Oliv secangkir kopi itu.” “Aku tunggu.”“Bu Stella
Olivia terkekeh, “Kebetulan sekali, aku juga nggak suka membagi kekasih dengan orang lain. Bu Stella, kalau kamu ingin aku memberi tempatku ini untukmu, pergilah ke Stefan. Asalkan Stefan menyuruhku untuk memberi tempat ini untukmu, aku akan segera menyerahkan posisi menantu tertua keluarga Adhitama kepadamu.”Stella berkata, “ .... Olivia, kamu nggak pantas untuk Stefan.”“Akulah yang menikah dengan Stefan. Aku adalah istrinya dan istri sahnya. Layak atau nggaknya, itu urusan kami sebagai suami istri. Kamu sebagai orang luar nggak perlu mengkhawatirkannya.”Jika seseorang sudah bertekad untuk menjadi orang ketiga dan ikut campur dalam pernikahan orang lain, di saat mereka melupakan moral mereka, maka mereka benar-benar tidak tahu malu.“Bu Stella nggak punya hak untuk mengatakan aku dan Stefan pantas untuk satu sama lain atau nggak. Aku jadi penasaran, Bu Stella siapanya Stefan? Neneknya Stefan dan orang tuanya bahkan nggak pernah mengatakan hal seperti itu padaku. Apa hakmu untuk men
Dia tiba-tiba mengerti alasannya.Dia mungkin diberi sesuati oleh orang dan suaminya menjadi “obatnya”. Pantas dia merasa pinggangnya agak pegal saat bangun hari ini.Olivia tidak bisa mendiskusikan topik ini dengan Sarah, jadi dia sebaiknya sarapan dulu. Dia berencana menanyakan hal itu kepada Stefan ketika suaminya itu pulang.Pada saat yang sama, di kantor Adhitama Group.Seorang tamu yang langka bertamu ke kantor presiden direktur. Yogi.Stefan baru saja meletakkan pena yang dia gunakan untuk menandatangani dokumen, mengambil secangkir kopi di atas meja dengan satu tangan, dan mengeluarkan ponsel dari saku celananya dengan tangan lainnya. Dia sedang berpikir untuk menelepon istri tercintanya ketika Yogi mengetuk pintu dan masuk.Melihat yang datang adalah Yogi, Stefan tidak jadi menelepon istri tercintanya. Dia menyesap kopinya sambil melihat Yogi berjalan mendekat.“Kak.”Yogi memanggil Stefan dan duduk di hadapannya.“Kamu mau minum apa?” Stefan bertanya pada adik sepupunya itu.
“Bukan hanya Yuna yang meminta bantuanku beberapa kali, tapi Aksa juga menggunakan taktik halus untuk memintaku melakukannya. Ibu dan anak itu sepertinya yakin aku akan setuju untuk mengejar Amelia. Apa aku terlihat mudah disuruh-suruh?”Yogi tak habis pikir. Orang-orang di keluarga Sanjaya begitu gigih meminta bantuannya. Apa mereka tidak takut kalau mereka memisahkan Amelia dan Jonas, Amelia tidak akan pernah menikah seumur hidupnya?Wanita itu bukanlah tipe orang yang mau membiarkan orang tua dan keluarganya mempengaruhi keputusannya dalam memilih jodoh.Siapa di keluarganya yang mendukung keputusannya untuk mengejar Stefan dulu? Tidak ada. Namun, dia masih keras kepaa dan tidak pernah menyerah, sampai akhirnya “menabrak tembok”.Dengan kata lain, sifat keras kepala Amelia kemungkinan besar diturunkan dalam keluarga. Seluruh keluarganya memiliki kepribadian yang seperti itu.Mereka sangat keras kepala dan tidak mau mengalah pada siapa pun.Stefan pun berkata tanpa daya, “Aku nggak b
Kalau Jonas tahu apa yang barusan dikatakan Stefan, dia pasti akan berkata, “Stefan, aku selalu memperlakukanmu dengan baik. Beginikah caramu memperlakukanku?”Dan Stefan akan menjawab, “Kamu baru bisa lebih menyayangi sepupu istriku kalau ada saingan dan tekanan. Sebagai keluarga dari pihak Amelia, aku sedang menguji kamu saat ini.”Jonas pasti akan berkata, “Zaman sekarang mau mendapatkan istri saja susah banget!”“Bram sakit?”Yogi seperti mendengar harapan baru. Tiba-tiba, dia tertarik dan bertanya pada Stefan, “Kak, ada apa dengan Bram? Dia nggak bisa itu? Pantas saja, dia seumuran dengan Daniel, tapi masih single. Aku pikir dia hanya belum bertemu dengan orang yang dia suka, jadi sakit.”Selama ini, Bram selalu mendengar gosip-gosip orang. Dia pasti tidak pernah menyangka suatu hari nanti, dia akan menjadi bahan gosip orang-orang.“Bukannya nggak bisa itu, tapi dia punya penyakit nggak gampang menyukai orang. Dia baru bisa menjadi pria sejati apabila sudah bertemu dengan wanita y
“Aku akan pergi bicara pada Bram sekarang.”Yogi tahu Stefan sangat sibuk, jadi setelah curhat semua itu, dia berdiri dan pergi.“Secemas itu? Bram mungkin nggak ada di rumah. Sebaiknya kamu bertanya pada Reiki dulu sebelum pergi ke rumah keluarga Ardaba, supaya nggak sia-sia pergi ke sana.”Yogi bergumam mengiyakan sambil berpikir Bram memang susah ditemui.Dia berkata, “Aku juga nggak mau cemas, tapi aku benar-benar takut kalau Bu Yuna menjodohkanku dengan putrinya. Kalau dia menjalankan rencananya, biasanya pasti selalu nggak bisa disadari atau dideteksi. Biasanya pasti sudah terlanjur, sudah terjebak, baru sadar. Kalau sudah terjebak dan baru mau kabur pasti sudah susah.”Stefan tersenyum dan berkata, “Kalau Tante Yuna bisa memilihmu, itu artinya kamu sangat hebat. Mereka sangat menyayangi Amelia. Seluruh orang di Mambera juga tahu, keluarga mereka nggak akan menghargai pria yang nggak cukup hebat.”“Kak, Kakak ini memujiku atau senang melihat aku menderita seperti ini?”“Keduanya.
Olivia pikir, suaminya yang mendapatkan keuntungan dari kejadian semalam, jadi dia pun tidak mau perhitungan lagi. Selain itu, orang itu juga bukan merencanakannya untukku. Kalau tidak, mengingat sifat Stefan, meskipun kelihatan tidak mengambil tindakan, suaminya itu pasti akan diam-diam membuat pria itu menderita.Seolah menebak apa yang dipikirkan Olivia, Stefan menambahkan, “Meskipun dia bukan mengincarmu, dia adalah orang tua mesum yang nggak tahu malu. Aku nggak akan membiarkan dia begitu saja. Jangan khawatir, suamimu ada di sini dan akan membantumu untuk melampiaskan amarahmu.”“Kupikir Stella dalang dibalik semua ini. Dia baru saja meneleponku dan mengatakan dengan terus terang bahwa dia menyukaimu dan jatuh cinta padamu pada pandangan pertama. Stefan, kamu banyak sekali yang suka, ya. Baik sebelum atau sesudah menikah. Pasti ada yang mengejarmu, dan semua wanita yang mengejarmu masih muda dan cantik.”Pada akhirnya, kata-kata Olivia penuh dengan kecemburuan.Mendengar nada cem
“Sayang, terima kasih,” kata Stefan dengan nada meminta maaf. Dia selalu menjaga diri, tapi bagai bunga, dia tetap menarik perhatian lebah dan kupu-kupu gila. Dia juga tidak berdaya.Olivia berkata dengan serius, “Hatimu masih di aku, jadi aku akan menjaganya. Kalau kamu sempat berpikir untuk selingkuh, aku nggak akan menjaganya lagi. Siapapun itu yang mau menikah denganmu, aku akan memberikan tempatku padanya. Saingan cinta yang nggak ada habisnya. Memangnya aku mau menjaga suami yang seperti magnet ini.”“Sayang, aku mencintaimu, dan aku hanya akan mencintai kamu seorang selamanya. Kamu akan menjadi satu-satunya wanita yang kumiliki dalam hidup ini! Jangan mendorongku pergi.”“Huh, itu tergantung sikapmu. Aku tutup ya teleponnya. Kamu lanjut kerja. “Olivia menutup telepon setelah mengatakan itu.Setelah menutup telepon, Olivia mengadukan Stefan kepada Sarah, yang sebenarnya jarang sekali dia lakukan, “Nek, cucu Nenek selalu cemburuan. Dulu juga gitu, sekarang masih gitu. Kurasa, ke d
Mereka akan terlebih dahulu mendaftarkan pernikahan mereka, tetapi tidak akan segera mengadakan upacara pernikahan. Setelah dia bisa berjalan seperti orang normal, barulah mereka akan mengadakan resepsi pernikahan. “Kalau begitu, sampai jumpa akhir pekan.” “Iya, sampai jumpa akhir pekan.” Dengan penuh rasa enggan, Daniel berkata, “Kamu lanjut bekerja dulu, aku juga akan bekerja. Aku nggak akan menyita waktumu, tapi ingatlah untuk menjaga kesehatan. Kesehatan adalah yang terpenting.” “Uang nggak akan pernah habis untuk dicari, dan kestabilan perusahaan juga bukan sesuatu yang bisa dicapai dalam satu hari. Itu memerlukan waktu dan usaha.” Daniel khawatir Odelina akan terlalu terburu-buru sehingga melelahkan dirinya sendiri. Perempuan itu mengangguk dan menjawab, “Aku tahu, aku akan menjaga kesehatanku. Kamu juga, ya. Kalau begitu, kita lanjut bicara nanti malam.” Setelah menutup telepon, Daniel masih enggan meletakkan ponselnya. Dia memandangi ponselnya sambil tersenyum, membayangk
“Russel sepertinya mulai libur minggu depan. Setelah dia libur, aku akan membawanya ke sana lagi. Nanti, saat kamu libur Tahun Baru, kita akan pulang bersama ke Mambera untuk merayakan Tahun Baru,” kata Odelina.“Kalau aku ke sana, kita lihat-lihat rumah, ya? Kamu mau mengembangkan bisnismu di Cianter, jadi kita beli rumah saja di sana. Dengan begitu, kalau kita ke sana, kita nggak perlu tinggal di hotel lagi,” kata Daniel. Odelina menjawab, “Nggak perlu buru-buru beli rumah. Tunggu aku stabil dulu, baru kita pikirkan. Sekarang aku juga nggak punya banyak uang. Kalau hanya untuk membeli apartemen, mungkin masih bisa.” Namun, Daniel sepertinya tidak suka tinggal di apartemen. Russel masih kecil. Jika tinggal di apartemen, dia akan berlari-lari ke sana kemari, dan bisa membuat penghuni atas atau bawah mengeluh. Saat Odelina masih belum bercerai, dia sering mendapat keluhan dari penghuni bawah. Setiap kali ada keluhan, Roni akan memarahinya dan menyuruhnya menjaga Russel agar tidak mem
Kadang-kadang, ketika terlalu banyak berpikir, Daniel khawatir akan timbul perasaan kesal dalam dirinya. Dia menenangkan diri dan mencoba berpikir positif. Lelaki itu tahu bahwa Odelina bahkan meninggalkan putra kecilnya di rumah adiknya untuk diasuh dan jarang sekali memiliki waktu untuk menelepon, apalagi untuk dirinya. “Aku biasanya tidur siang hanya setengah jam, dan itu sudah cukup. Aku sudah tidur setengah jam tadi. Kupikir sekarang kamu juga sudah bangun, jadi aku meneleponmu sebelum kamu mulai bekerja,” kata Daniel. “Iya, setelah minum kopi, aku akan mulai bekerja. Ada apa?” tanya Odelina dengan lembut. “Kamu kangen aku?” Dengan penuh perasaan, Daniel menjawab, “Aku kangen kamu. Setiap hari, setiap jam, setiap menit, aku merindukanmu. Aku merindukanmu sampai terasa seperti mau gila.” Di telepon, terdengar tawa Odelina. Mendengar tawanya, Daniel merasa energinya untuk bekerja sore itu akan meningkat secara drastis. “Kamu baru saja pulang, 'kan?” tanya Odelina sambil terseny
Anak perempuan harus memakai marga Gatara, yang berarti Daniel harus menjadi menantu yang masuk ke keluarganya.Jika anak yang dilahirkan adalah laki-laki, dia bisa memakai marga Lumanto, tetapi jika perempuan, tidak bisa. Odelina tidak tahu apakah Daniel akan setuju atau tidak. Jadi, semua itu adalah urusan masa depan. Yang perlu dia pikirkan sekarang adalah bagaimana mengelola perusahaannya dengan baik, memperbesar skala bisnis, dan berinvestasi di industri lain agar menghasilkan lebih banyak uang serta mendapatkan posisi di dunia bisnis Cianter. Odelina tidak bisa terus-menerus bergantung pada Rika. Hanya dengan menjadi kuat, seseorang baru benar-benar kuat. Setelah itu, kedua saudara perempuan itu tidak saling mengirim pesan lagi. Olivia pun bersandar pada suaminya dan tertidur sebentar. Sementara itu, Odelina meletakkan ponselnya di meja samping tempat tidur sebelum berbaring kembali. Di kantornya, dia telah membuat ruangan kecil untuk beristirahat, dengan menambahkan sebuah r
Olivia mengecilkan volume ponselnya ke level paling rendah sebelum mengirim pesan kepada kakaknya. Dia memberi tahu bahwa mereka telah menemukan Setya. Atau lebih tepatnya, lelaki renta itu yang datang untuk menemui mereka. Setelah mengirim pesan, dia menambahkan bahwa Nenek sedang beristirahat di dalam mobil. Jadi mereka hanya bisa berbicara lewat pesan teks, jangan menelepon agar tidak mengganggu Nenek. Setelah menerima pesan itu, Odelina langsung membalas dengan bertanya kepada adiknya, di mana Setya bersembunyi selama ini. Apakah sudah dipastikan bahwa dia adalah asisten Nenek? Apa mungkin dia hanya seorang penipu? Olivia menjelaskan bahwa Setya telah diselamatkan oleh Dokter Panca dan yang temannya. Selama bertahun-tahun, lelaki itu hidup bersama mereka dengan identitas tersembunyi. Kesehatannya juga sedikit bermasalah. Selama ini, dia juga mencari ibu dan bibi mereka. Baru-baru ini, Setya memastikan identitas bibi mereka, dan karena itu, dia datang untuk bertemu. Meskipun bib
“Nenek, Nenek pasti bisa panjang umur hingga seratus tahun. Dokter Panca sudah datang, biarkan dia periksa nadi Nenek. Kalau ada sesuatu yang kurang, Dokter Panca bisa kasih obat untuk jaga kesehatan Nenek.”Hubungan mereka dengan nenek memang yang paling dekat. Meski tahu bahwa orang tua pasti akan meninggal, Stefan tetap gelisah Ketika memikirkan nenek akan meninggalkan mereka.Ketika kakek meninggal, mereka sangat berduka untuk waktu yang lama. Bahkan hingga kini, setiap kali saudara-saudara berkumpul dan membicarakan kakek, mata mereka pasti memerah. Nenek berkata, “Sekarang Nenek nggak ada masalah. Dokter keluarga kita rutin datang untuk memeriksa kesehatan Nenek. Terakhir kali, Dokter Dharma juga memeriksa nadi Nenek, dan hasilnya baik-baik saja. Nenek selalu menjaga kesehatan.” “Nenek masih bisa bantu kalian jaga anak-anak. Kalian berdua hanya perlu melahirkan cicit perempuan untuk Nenek. Kalau Nenek belum memeluk cicit perempuan dan belum mengantarnya ke sekolah, Nenek nggak
“Hanya Samuel yang membangkang. Dia suka ambil jalan memutar. Biar saja dia ambil jalan memutar. Sampai dia ragukan keputusannya sendiri. Hehehe,” kata Sarah dengan nada seperti senang di atas penderitaan orang lain.Tanggung akibatnya sendiri karena tidak mau dengar nasihat orang tua. Dari sekian banyak cucu yang penurut, ada satu yang tidak mau menurut. Ternyata menarik juga.Stefan dan Olivia bersitatap. Stefan diam-diam menggenggam tangan istrinya. Dia senang karena pada akhirnya dia mengalah dan mengikuti perintah neneknya untuk menikah Olivia. Kalau tidak, Stefan tidak tahu apa yang akan neneknya lakukan padanya. Mungkin saja, nasibnya akan berakhir seperti Samuel.“Nenek.” Selagi di mobil tidak ada orang lain selain mereka bertiga dan si sopir, Olivia pun bertanya untuk memastikan, “Perempuan yang Samuel suka itu adalah Katarina yang Nenek pilihkan untuknya, kan?”Sarah tersenyum lebar, “Kalian berdua sudah tebak, untuk apa masih tanya? Tapi jangan bilang-bilang. Samuel sendiri
Samuel langsung duduk tegas dan berkata dengan lantang, “Aku nggak akan menyesal. Sudah dulu ya, Kak. Aku akan cari cara sendiri.”Samuel teringat kalau dia menolak jalan mulus yang diatur neneknya. Dia takut saudara-saudaranya akan menertawakannya, juga takut neneknya akan mengomelinya. Dia pun memutuskan tidak akan meminta bantuan Stefan lagi. dia akan mencari cara sendiri.“Kalau kamu sudah temukan perempuan itu, kembalikan barangnya. Kalau kamu begini terus, kamu hanya akan rusak kesan baik orang lain terhadapmu. Buat dia tersentuh dengan ketulusanmu. Dengan begitu, kalian akan memiliki masa depan dan akan bahagia.”Sebagai orang yang sudah berpengalaman, Stefan berbagi pengalaman kepada adik sepupunya.“Aku tahu, Kak. Lain kali kalau dia datang cari aku lagi, aku akan kembalikan barangnya. Kak, kalian sedang jalan balik ke kota? Aku dengar suara mobil.”“Iya, kami lagi di jalan.”“Ya sudah kalau begitu. Aku juga mau istirahat dulu. Nanti sore ada rapat.”“Istirahat yang cukup. Kes
“Kak Stefan ....”“Kalau dia nggak mau bertemu denganmu, percuma kamu cari dia. Lebih baik kamu tunggu saja dengan sabar sampai dia datang cari kamu. Kalau kamu ambil barangnya, kembalikan ke dia. Semakin kamu begini, dia semakin nggak suka sama kamu. Jadi orang harus terus terang. Jadi pria yang berintegritas dan jujur, jangan berbohong.”Stefan terdiam sejenak, lalu berkata lagi, “Dulu aku salah sudah berbohong pada Olivia. Dia hampir saja mau cerai denganku. Kamu nggak ambil pelajaran dari pengalamanku sebelumnya?”Stefan tidak mau membantu Samuel. Dia ingin Samuel pelan-pelan menempuh perjalanan panjang dalam mengejar istri. Siapa suruh Samuel tidak mau terima pilihan nenek mereka dan memilih mengambil jalan yang sulit? Orang pilihan neneknya tidak akan salah.Sarah telah memberi isyarat kepada Samuel beberapa kali. Samuel sendiri yang terlalu bodoh dan tidak menyadarinya. Sarah bertanya berulang kali apakah Samuel akan menyesal. Jika suatu saat Samuel menemui kesulitan, dia tidak