“Wanita-wanita itu ….”“Nenek, aku nggak punya wanita apa pun di luar. Aku hanya memiliki Oliv seorang. Nggak peduli semuda dan secantik apa wanita-wanita di luar sana, aku hanya memiliki Oliv di hatiku.”Sarah mengangguk dan berkata, “Nenek masih percaya pada diri sendiri. Cucu yang Nenek didik sendiri nggak akan menjadi orang yang nggak berperasaan. Nenek juga percaya pada Oliv. Kalau Oliv masih mencintaimu, dia pasti akan menjaga suaminya dan menghadapi saingan-saingan cintanya di luar sana.”“Kalau dia sampai nggak ingin melawan, mengatur, atau menjagamu, itu artinya dia sudah menyerah padamu.”Wajah Stefan muram, tapi dia tahu apa yang dikatakan neneknya itu benar.Olivia bukanlah tipe orang yang menganggap cinta sebagai segalanya. Bahkan, kalau dirinya ada pemikiran untuk selingkuh sedikit saja, Olivia pasti akan langsung memutuskan hubungan mereka. Tidak perlu dia yang berinisiatif duluan. Olivia pasti akan mengambil inisiatif untuk melepaskannya. Wanita itu terlalu malas untuk
Sarah berkata dengan santai, “Apa yang perlu khawatirkan? Dia sendiri sudah mulai khawatir. Sebelum datang ke sini, Nenek dapat telepon dari Ricky yang meminta bantuan, dan Nenek sudah membantunya. Nenek sudah bantu antar makanan sampai ke pintu, apa masih harus dibawa masuk?”Wajah Stefan berubah masam. Neneknya selalu mengumpamakan membantu mereka dengan mengantar makanan.Sarah menguap, lalu berdiri dan berkata, “Nenek ngantuk, mau beristirahat. Kamu juga tidurlah lebih awal.”“Selamat malam, Nek.”Sarah hendak naik ke atas untuk beristirahat. Setelah berjalan beberapa langkah, dia berhenti dan berbalik untuk bertanya kepada Stefan, “Setelah Daniel keluar dari rumah sakit, apa Odelina masih harus merawatnya? Anak itu juga keras kepala. Jelas-jelas sangat mencintai Odelina, tapi pura-pura bisa melupakannya.”“Coba saja dia berpura-pura terus. Kalau terus seperti itu, aku akan menjodohkan Odelina dengan orang lain. Biar dia panik!”Stefan dengan cepat membela temannya. Jangan sampai n
Olivia mengambil ponselnya dan ingin mengirim pesan kepada Stefan, tapi ponselnya tiba-tiba berdering. Dia melihat nama di layar dan itu adalah telepon dari “Stella Saingan Cinta No. 1”Sebelumnya, Stella datang dan juga menanyakan informasi kontaknya. Olivia sudah siap menghadapi saingan cintanya itu dan tidak takut dikontak oleh wanita itu, jadi dia memberikan nomornya pada Stella. Stella waktu itu bahkan takut dia memberikan nomor palsu, sengaja mencoba meneleponnya di hadapannya.Olivia menyimpan nomor ponsel Stella, berpikir bahwa dia akan memiliki lebih banyak saingan cinta di masa depan, jadi dia memberi nomor 1 untuk Stella.Mari kita lihat berapa banyak angka yang bisa dia tulis nanti.Olivia menjawab panggilan Stella.“Bu Oliv.”“Bu Stella mau mengajakku keluar minum kopi?” Olivia bertanya langsung pada Stella.Stella tersedak, lalu tersenyum dan berkata, “Jangan khawatir, aku pasti akan meluangkan waktu untuk mentraktir Bu Oliv secangkir kopi itu.” “Aku tunggu.”“Bu Stella
Olivia terkekeh, “Kebetulan sekali, aku juga nggak suka membagi kekasih dengan orang lain. Bu Stella, kalau kamu ingin aku memberi tempatku ini untukmu, pergilah ke Stefan. Asalkan Stefan menyuruhku untuk memberi tempat ini untukmu, aku akan segera menyerahkan posisi menantu tertua keluarga Adhitama kepadamu.”Stella berkata, “ .... Olivia, kamu nggak pantas untuk Stefan.”“Akulah yang menikah dengan Stefan. Aku adalah istrinya dan istri sahnya. Layak atau nggaknya, itu urusan kami sebagai suami istri. Kamu sebagai orang luar nggak perlu mengkhawatirkannya.”Jika seseorang sudah bertekad untuk menjadi orang ketiga dan ikut campur dalam pernikahan orang lain, di saat mereka melupakan moral mereka, maka mereka benar-benar tidak tahu malu.“Bu Stella nggak punya hak untuk mengatakan aku dan Stefan pantas untuk satu sama lain atau nggak. Aku jadi penasaran, Bu Stella siapanya Stefan? Neneknya Stefan dan orang tuanya bahkan nggak pernah mengatakan hal seperti itu padaku. Apa hakmu untuk men
Dia tiba-tiba mengerti alasannya.Dia mungkin diberi sesuati oleh orang dan suaminya menjadi “obatnya”. Pantas dia merasa pinggangnya agak pegal saat bangun hari ini.Olivia tidak bisa mendiskusikan topik ini dengan Sarah, jadi dia sebaiknya sarapan dulu. Dia berencana menanyakan hal itu kepada Stefan ketika suaminya itu pulang.Pada saat yang sama, di kantor Adhitama Group.Seorang tamu yang langka bertamu ke kantor presiden direktur. Yogi.Stefan baru saja meletakkan pena yang dia gunakan untuk menandatangani dokumen, mengambil secangkir kopi di atas meja dengan satu tangan, dan mengeluarkan ponsel dari saku celananya dengan tangan lainnya. Dia sedang berpikir untuk menelepon istri tercintanya ketika Yogi mengetuk pintu dan masuk.Melihat yang datang adalah Yogi, Stefan tidak jadi menelepon istri tercintanya. Dia menyesap kopinya sambil melihat Yogi berjalan mendekat.“Kak.”Yogi memanggil Stefan dan duduk di hadapannya.“Kamu mau minum apa?” Stefan bertanya pada adik sepupunya itu.
“Bukan hanya Yuna yang meminta bantuanku beberapa kali, tapi Aksa juga menggunakan taktik halus untuk memintaku melakukannya. Ibu dan anak itu sepertinya yakin aku akan setuju untuk mengejar Amelia. Apa aku terlihat mudah disuruh-suruh?”Yogi tak habis pikir. Orang-orang di keluarga Sanjaya begitu gigih meminta bantuannya. Apa mereka tidak takut kalau mereka memisahkan Amelia dan Jonas, Amelia tidak akan pernah menikah seumur hidupnya?Wanita itu bukanlah tipe orang yang mau membiarkan orang tua dan keluarganya mempengaruhi keputusannya dalam memilih jodoh.Siapa di keluarganya yang mendukung keputusannya untuk mengejar Stefan dulu? Tidak ada. Namun, dia masih keras kepaa dan tidak pernah menyerah, sampai akhirnya “menabrak tembok”.Dengan kata lain, sifat keras kepala Amelia kemungkinan besar diturunkan dalam keluarga. Seluruh keluarganya memiliki kepribadian yang seperti itu.Mereka sangat keras kepala dan tidak mau mengalah pada siapa pun.Stefan pun berkata tanpa daya, “Aku nggak b
Kalau Jonas tahu apa yang barusan dikatakan Stefan, dia pasti akan berkata, “Stefan, aku selalu memperlakukanmu dengan baik. Beginikah caramu memperlakukanku?”Dan Stefan akan menjawab, “Kamu baru bisa lebih menyayangi sepupu istriku kalau ada saingan dan tekanan. Sebagai keluarga dari pihak Amelia, aku sedang menguji kamu saat ini.”Jonas pasti akan berkata, “Zaman sekarang mau mendapatkan istri saja susah banget!”“Bram sakit?”Yogi seperti mendengar harapan baru. Tiba-tiba, dia tertarik dan bertanya pada Stefan, “Kak, ada apa dengan Bram? Dia nggak bisa itu? Pantas saja, dia seumuran dengan Daniel, tapi masih single. Aku pikir dia hanya belum bertemu dengan orang yang dia suka, jadi sakit.”Selama ini, Bram selalu mendengar gosip-gosip orang. Dia pasti tidak pernah menyangka suatu hari nanti, dia akan menjadi bahan gosip orang-orang.“Bukannya nggak bisa itu, tapi dia punya penyakit nggak gampang menyukai orang. Dia baru bisa menjadi pria sejati apabila sudah bertemu dengan wanita y
“Aku akan pergi bicara pada Bram sekarang.”Yogi tahu Stefan sangat sibuk, jadi setelah curhat semua itu, dia berdiri dan pergi.“Secemas itu? Bram mungkin nggak ada di rumah. Sebaiknya kamu bertanya pada Reiki dulu sebelum pergi ke rumah keluarga Ardaba, supaya nggak sia-sia pergi ke sana.”Yogi bergumam mengiyakan sambil berpikir Bram memang susah ditemui.Dia berkata, “Aku juga nggak mau cemas, tapi aku benar-benar takut kalau Bu Yuna menjodohkanku dengan putrinya. Kalau dia menjalankan rencananya, biasanya pasti selalu nggak bisa disadari atau dideteksi. Biasanya pasti sudah terlanjur, sudah terjebak, baru sadar. Kalau sudah terjebak dan baru mau kabur pasti sudah susah.”Stefan tersenyum dan berkata, “Kalau Tante Yuna bisa memilihmu, itu artinya kamu sangat hebat. Mereka sangat menyayangi Amelia. Seluruh orang di Mambera juga tahu, keluarga mereka nggak akan menghargai pria yang nggak cukup hebat.”“Kak, Kakak ini memujiku atau senang melihat aku menderita seperti ini?”“Keduanya.