Stefan masih khawatir perempuan itu akan marah sehingga dengan hati-hati dia bertanya, “Sayang, kamu sungguh nggak marah? Aku bersumpah kalau nggak ada perempuan lain yang aku cintai selain kamu. Nggak akan ada kesempatan sedikit pun untuk perempuan lain!”“Hatiku sangat sempit dan hanya muat kamu seorang saja. Nggak ada tempat kosong untuk orang lain lagi.”“Sayang, aku nggak marah. Sungguh! Sedikit pun nggak ada perasaan marah. Kamu itu sangat sempurna, aneh kalau nggak ada yang suka denganmu. Lagian semakin banyak orang yang menyukaimu maka artinya aku beruntung. Apa yang aku lakukan hingga bisa menjadi istrimu?”Olivia memang tidak marah karena dia sudah mempersiapkan diri untuk menikahi suami yang begitu unggul. Dia tahu bahwa akan ada banyak saingan yang muncul. Tidak semua perempuan berpikiran terbuka seperti Amelia.Setelah Stefan memastikan bahwa istrinya tidak marah, lelaki itu menghela napas lega. Sambungan telepon terputus dan Stefan langsung menghubungi Reiki untuk meminta
Petrus tahu kalau Stella memiliki sifat angkuh dan tidak mudah tertarik pada lelaki. Ditambah Stefan merupakan suami orang lain sehingga dia tidak berpikiran terlalu jauh untuk membawa putrinya bertemu dengan Stefan.Dulu Stefan tidak pernah suka kliennya membawa perempuan muda untuk membicarakan bisnis dengannya. Sekarang jauh lebih mending karena dia memikirkan orang-orang sudah tahu dia sudah menikah. Namun ternyata hasilnya seperti ini. Petrus menghela napas berat.Ricky masih belum tahu kalau Stella jatuh hati pada kakaknya. Oleh karena itu, lelaki tersebut hanya tertawa sambil menjawab, “Lelaki di keluarga Adhitama memang seperti itu. Setiap jatuh hati, pasti akan setia selamanya. Bisa menemukan cinta sejati di antara ribuan orang merupakan sebuah keberuntungan. Oleh karena itu, kami akan sangat menghargainya.”“Kakak saya memang sangat mencintai istrinya. Mereka sudah melewati banyak hal dan rintangan untuk ada di saat seperti ini. Hubungan mereka yang sekarang jauh lebih stabil
Anak yang digendong oleh Stefan seharusnya keponakannya Olivia. Bisa dilihat bahwa Stefan sangat menyayangi anak kecil.“Olivia, kenalkan ini Pak Petrus. Pak Petrus, ini istri saya, Olivia.” Stefan membawa Olivia ke depan meja dan memperkenalkan mereka berdua. Petrus berdiri dan tersenyum sambil menjabat tangan perempuan itu.Setelah itu dia melirik ke arah dua anak buah yang membawa bunga dan kantong belanjaan. Dari dekat Petrus bisa melihat simbol di kantong belanjaan tersebut dengan jelas. Simbol tersebut merupakan merek sebuah pakaian lelaki. Dalam hati Petrus menebak sepertinya itu barang belanjaan Olivia untuk Stefan.“Kak,” panggil Ricky. Dia bangkit dan mengambil alih Russel dari gendongan kakaknya. Setelah itu dia tertawa dan berkata, “Aku sudah lama sekali nggak ketemu Russel. Russel, kamu kangen sama Om?”“Nggak!” ujar Russel dengan jujur.Bocah itu dan Ricky jarang sekali berinteraksi dan tidak begitu dekat. Oleh karena itu, Russel menganggap Ricky seperti lelaki asing.“Bi
Petrus memotong ucapan Stefan dan dengan serius berkata, “Urusan proyek sudah kita sepakati dan saya dengan senang hati bekerja sama dengan kantor Pak Stefan. Saya juga merupakan orang yang memegang omongan saya. Saya nggak menyesali proyek kerja sama kita, saya harap Pak Stefan juga begitu.”“Apa yang dilakukan Stella akan saya tegur dengan tegas. Saya jamin selama kantor kita bekerja sama, Stella nggak akan muncul di hadapan Pak Stefan. Saya juga akan pantau dia ggar nggak mengusik Pak Stefan.”Petrus tidak berani jamin dia bisa menahan putrinya, tetapi jika dia tahu maka sudah pasti akan menahan ulah Stella. Putri yang dia didik sedemikian rupa dan menjadi kebanggaannya dengan istrinya, tidak mungkin menghancurkan masa depan Stella hanya karena seorang lelaki yang menjadi suami orang.“Saya percaya dengan Pak Petrus. Saya akan serahkan proyek ini pada orang lain. Semoga Pak Petrus bisa memegang ucapan Bapak dengan tidak membiarkan Stella datang mengusik saya lagi. Stella juga merupa
Olivia menarik kembali tangannya yang digenggam oleh Stefan dan membuat lelaki itu tidak senang. Dengan suara berbisik dia berkata, “Ada Ricky dan Russel di sini.”Stefan melirik adik dan keponakannya. Ricky tengah mengambilkan makanan untuk Russel sedangkan Russel sedang berperang dengan makanan yang ada di piringnya. Mereka tidak menyadari apa yang sedang dilakukan oleh Olivia dengan dirinya tadi.“Russel, bisa ambil makanannya? Bagaimana kalau Om yang suap kamu?”Ricky terlihat seperti tidak tau apa yang terjadi. Dia sibuk menoleh ke arah bocah itu tanpa melihat kakak dan kakak iparnya yang ada di hadapannya. Dalam hati dia tahu kalau dirinya tengah menjadi obat nyamuk.“Om, biar aku sendiri saja,” ujar Russel menolak Ricky.Olivia mengambil satu mangkuk sup dan diletakkan di hadapan bocah itu sambil berkata, “Russel, minum kuahnya.”“Terima kasih, Tante.”“Minta Om Ricky ambilin makanan yang ingin kamu makan,” ujar Olivia.Setelah itu dia menoleh ke arah lelaki di sampingnya dan be
Petrus memberikan satu buah handuk kering dan setelah itu langsung berbalik pergi. Melihat sikap ayahnya membuat Stella bisa menebak bahwa sesuatu telah terjadi. Apakah Stefan membatalkan kerja sama karena dia menggoda telapak lelaki itu?Kerja sama perusahaan mereka akan mendatangkan keuntungan yang sangat banyak sekali. Karena proyek ini proyek yang menguntungkan, maka ada banyak sekali perusahaan yang ingin bekerja sama dengan mereka. Bagaimana mungkin Stefan yang merupakan seorang pebisnis akan rela melepaskan kesempatan ini?Stella bangkit dari kolam renang dan mengganti pakaiannya dulu sebelum ke ruang tamu. Dia menemukan ayahnya sudah duduk di sofa dengan wajah menahan emosi. Di hadapan Petrus terdapat satu ikat bunga segar dan beberapa kantong belanjaan.“Pa, siapa yang kasih Papa? Papa beliin buat aku? Kalau orang lain yang kasih Papa, aku mau lapor ke Mama,” ujar Stella sambil berjalan mendekat.Dia ikut di sisi ayahnya untuk mempersiapkan diri mengelola perusahaan. Di sisi l
“Kamu jangan bilang dia nggak bisa hamil! Mereka baru menikah setahun dan ingin melewati hidup berduaan dulu. Untuk sementara memilih nggak hamil dulu juga nggak aneh. Kamu nggak tahu bagaimana kami mendapatkanmu? Kalau bukan karena Papa yang berobat dan makan berbagai jenis obat, bagaimana mungkin bisa ada kamu?”“Stella, kamu harus mengucapkan kata-kata yang baik. Papa dan Mama sangat sulit sekali ketika ingin memiliki anak. Stefan nggak akan kasih kamu kesempatan. Meski dia belum menikah, dia juga nggak akan kasih kamu kesempatan. Dulu Amelia begitu cinta mati dan nggak kalah jauh dari kamu, tapi apa hasilnya?”Stella memajukan bibirnya dan dengan suara kecil bergumam, “Amelia juga nggak ada apa-apanya dibandingkan aku. Dia egois, kasar dan namanya terkenal buruk di Mambera. Selain statusnya mirip denganku, sisanya nggak ada apa-apanya dibandingkan aku.”Petrus diam dan menarik napas berulang kali untuk bersabar. Sesaat kemudian dia terduduk dengan lemas sambil melirik putrinya taja
Stella diam dengan raut wajah keruh. Untuk pertama kalinya dia menyukai seseorang, tetapi harus berakhir sebelum dimulai. Dia tidak rela dan tidak terima! Kenapa Olivia bisa mendapatkan lelaki yang begitu sempurna?Di dalam ruang direktur Adhitama Group, Olivia sedang menyelimuti keponakannya yang tertidur. Dia bertanya pada Stefan, “Pak Petrus bisa membereskannya? Dia hanya ada satu anak saja, seharusnya dia akan memanjakan Stella.”Stefan melewati Russel dan menyempil di sisi Olivia. Lelaki itu menjadikan lengannya untuk bantal dirinya sendiri sambil sebelah tangannya lagi mencubit pipi Olivia.“Olivia, kamu cemburu?”Perempuan itu jarang sekali cemburu dan bisa dikatakan belum pernah sekali pun Olivia cemburu. Katanya Stefan memiliki penggemar, hal itu juga Reiki yang memberi tahu dirinya. Katanya ada banyak perempuan yang menyukainya tetapi tidak berani menyatakan perasaannya secara langsung. Hanya Amelia yang berani menyatakannya pada dirinya.Namun setelah tahu dia dan Olivia men
Yang menemani Aldi pulang bersama adalah salah satu murid terkuat Rubah Perak yang dijuluki Elang. Usianya masih cukup muda, kira-kira tak jauh berbeda dengan Daniel. Dia adalah orang yang sangat serius, tatapannya tajam, dan siapa pun yang ditatap olehnya akan langsung bergidik ketakutan.“Ma, ini bukti-bukti yang dikumpulkan sama Pak Setya. Aku temui ini di tempatnya.”Aldi lantas memberikan bukti-bukti yang dia temukan kepada ibunya. Yuna tidak langsung melihatnya ketika dia mengambil itu dari Aldi, tetapi menyerahkannya kepada Setya.Bukti-bukti yang Setya kumpulkan itu dijaga dengan sangat baik. Meski sudah lewat belasan tahun sekalipun, tulisannya masih bisa dilihat dengan jelas.“Setya, coba lihat apa ini,” kata Yuna dengan lembut.Setya pun mengeluarkan kacamatanya dan mengambilnya dari tangan Yuna. Dia membuka kotaknya dan melihat satu per satu, lalu berkata, “Ya, ini bukti yang aku kumpulkan. Nggak banyak, tapi semuanya mengarah ke Patricia.”Setya kemudian menyerahkan kembal
“Kalau cara kamu ngejar dia cuma begini saja, apa bisa terkejar? Kalau kamu nggak berhasil, mending kejar si Katarina lagi saja sesuai yang Nenek sudah atur. Nenek pilihin kamu Katarina berarti memang dia yang paling cocok sama kamu. Kamu ngejar Katarina juga baru dua tiga bulan saja. Perasaannya masih belum terjalin. Aku dan Kak Stefan juga nggak langsung suka pada pandangan pertama. Tetap harus dijalani dulu sampai lama baru muncul rasa tertarik. Kayak waktu aku ngejar Rosalina, memangnya aku langsung jatuh cinta sama dia pada pandangan pertama? Nggak. Tapi aku penasaran kenapa Nenek jodohin aku sama Rosalina, jadi aku coba dekati dia untuk melihat apa yang bikin Nenek tertarik sama dia. Aku mau tahu sisi apa dari dia yang cocok denganku. Terdorong rasa penasaran itu, aku terus mengamati dia dan perlahan menyadari sisi positifnya, sejak itu tanpa sadar aku jatuh hati sama dia. Ricky juga sama sepertiku, cuma Kak Stefan saja yang pelan-pelan baru tertarik sama Olivia setelah menikah d
Samuel hanya melihat tumpukan berkas itu sekilas. Dia tidak segera memberikan cap, tetapi malah dengan santai menutupnya. Sekarang dia punya masalah lain yang mau dia katakan. Dia tidak mau fokusnya terpecah agar tidak lengah dan berakhir diceramahi oleh Calvin.“Kak, jadi begini. Aku nggak sengaja menemukan kalau Nana dan Rubah-ku ini gerak-geriknya agak mirip,” kata Samuel langsung ke inti masalah. Dia datang tidak lain adalah untuk membahas si Rubah. Hanya si Rubah seorang yang bisa membuat Samuel memberanikan diri untuk datang menemui kakaknya meski sudah dipandang sebelah mata.Rubah juga sudah menghilang entah bersembunyi di mana. Samuel sudah mencari satu Mambera, tetapi dia tidak berhasil mendapatkan petunjuk sekecil apa pun tentang keberadaan Rubah. Selama hampir 30 tahun hidup, Samuel tidak pernah merasa sefrustrasi ini.“Terus? Kamu curiga kalau Nana itu sebenarnya Rubah kamu? Ngomong-ngomong, si Rubah ini cewek yang waktu itu datang ke kantor, bukan?”Calvin masih ingat sep
“… kan bisa saja apa yang aku minta kalian nggak bisa bantu, makanya aku minta bantuannya ke kakak iparku. Kak Olivia sudah pergi ke Vila Ferda, Kak Rika masih belum resmi masuk keluarga Adhitama dan aku juga nggak begitu dekat sama dia. Cuma Kak Rosalina saja yang bisa kuminta bantuan. Memang nggak boleh aku minta tolong sama dia?”Rosalina adalah kakak iparnya yang paling tua, tetapi keluarga Adhitama ini terdiri dari beberapa anak lelaki dari ayah yang berbeda sehingga Olivia secara tidak langsung hanya ipar tiri statusnya. Hanya Rosalina saja yang bisa dianggap sebagai ipar dari saudara kandung.“Rosalina bahkan nggak kenal dan nggak pernah ketemu sama cewek yang kamu suka. Dia nggak bakal bisa bantu banyak juga, jadi mending kamu nggak usah ganggu dia. Kalau ada apa-apa, bilang ke aku saja. Kalau aku rasa Rosalina bisa bantu, nanti biar aku yang ngomong ke dia.”“Ini bukan soal si Rubah, tapi soal Nana. Kak Rosalina kan kenal sama Nana dan seharusnya mereka juga pernah berinteraks
“Ini mah banyak banget!” keluh Samuel.“Kamu pikir kami semua sesantai kamu? Kamu saja yang bisa santai, aku dan Kak Stefan setiap hari sibuknya bukan main.”“Kata siapa aku santai? Aku juga punya kesibukan sendiri, kok.”“Masa? Aku nggak pernah lihat kamu sibuk.”“.…”Samuel tidak ditempatkan di kantor pusat Adhitama Group, jelas saja para kakak yang lebih tua tidak pernah melihat Samuel sibuk. Ini salah Samuel sendiri yang tadi mengatakan kalau dia sedang senggang. Bukankah akan lebih baik jika dia terus terang saja apa tujuan dari kedatangannya ke sini?“Kak Stefan jauh lebih capek dari aku,” ucap Calvin.Stefan adalah kunci dari Adhitama Group. Meskipun urusan sepele tidak perlu melalui persetujuan Stefan lagi, tetap saja masih ada banyak urusan lain yang harus dia tangani secara langsung. Adhitama Group sangat besar. Setiap ari ada saja pekerjaan yang harus Stefan urus, belum lagi rapat yang tidak pernah ada habisnya dan sesekali harus pergi menjamu klien.Saat masih bertunangan,
Masih berbicara dengan suaminya di telepon, Rosalina berkata, “Kamu kan sibuk, beresin saja dulu sana. Aku mau menemani Nenek jalan-jalan lagi sebentar. Dia tadi habis marah-marah sama Dewi sampai mukanya merah semua.”Sarah, “….”Di telepon Calvin tertawa sangat keras, tetapi dia cukup sadar diri untuk tidak menanyakan apa yang Dewi katakan kepada neneknya, supaya neneknya tidak melampiaskan kekesalannya dengan cara mengumbar aib Calvin yang lain. Setelah pembicaraan di telepon berakhir, Calvin meletakan ponselnya dan menyeruput kopinya. Sebelum dia meletakkan kembali gelasnya di atas meja, dia mendengar suara ketukan pintu.“Masuk,” ujarnya.Lantas pintu ruang kantornya terbuka dimasuki oleh Samuel. Melihat kedatangan adik kecilnya itu, Calvin pun dengan rapi meletakkan gelasnya kembali ke tatakan gelas dan berkata dengan senyum tipis di wajah, “Tuben, ada angin apa kamu datang ke sini?”“Aku merasa sedikit tersinggung Kak Calvin ngomong begitu. Aku ini adik kandungmu, lho.”Samuel d
Terlalu banyak cucu juga bukan hal yang baik.“Nggak, kok. Nenek nggak bilang apa-apa tentang kamu. Jangan selalu berpikiran buruk tentang Nenek, ya,” ujar Rosalina dengan maksud bercanda.Mendengar itu, Nene Sarah dengan sengaja meninggikan suaranya, “Rosalina, aku kasih tahu, nih. Calvin waktu kecil suka ngompol. Waktu umur dia lima tahun saja kadang-kadang masih suka ngompol. Dia selalu ngaku cari kamar mandi di mimpinya. Pas lagi nyari, begitu ketemu langsung pipis.”“Nenek!” sahut Calvin di telepon.Ya, baiklah. Di antara kakak beradik itu, memang Calvin yang paling sering mengompol. Yang lain pada umumnya sudah tidak mengompol lagi di usia mereka sudah bisa berbicara. Begitu mereka ke kamar mandi sebelum tidur, mereka akan tertidur lelap sampai hari mulai terang. Berbeda dengan Calvin,dia justru banyak minum menjelang tidur dan tidak ke kamar mandi. Makanya, dia sering terbangun di tengah malam untuk pipis. Namun bagaimanapun juga, Calvin baru berusia 5-6 tahun dan masih dianggap
Nenek Sarah tersenyum, lalu dia berkata, “Aku nggak peduli apa kata mereka. Toh cucuku ya milikku. Aku yang membesarkan mereka dari kecil, aku dan suamiku yang bersusah payah mendidik mereka dengan sepenuh hati. Aku yang paling tahu seperti apa sifat mereka, dan wanita seperti apa yang cocok dengan mereka. Aku cuma mau cucuku bahagia dan memberikan mereka istri yang pantas. Apa itu salah? Orang-orang bilang Olivia nggak pantas untuk Stefan. Mereka sering kali bertanya memangnya sudah berapa lama Olivia masuk ke keluarga Adhitama? Atau bertanya dengan kemampuan yang Olivia miliki, apa dia pantas untuk Stefan?”Sarah dari dulu memang lebih menyayangi Olivia. Dia melanjutkan, “Aku justru sangat berterima kasih sama Olivia karena dia mau menikah sama Stefan. Dengan sifat Stefan yang temperamental itu, bisa jadi dia nggak akan dapat pasangan seumur hidup. Bahkan para ahli juga pada bilang kalau Stefan dan Olivia itu memang ditakdirkan untuk jadi suami istri seumur hidup. Mereka mendapatkan
Tante Rida pernah berpesan kepada Rosalina. Andaikan Rosalina sungguh mencintai Calvin, maka terimalah cintanya. Jangan sampai Rosalina melewatkan kesempatan ini atau dialah yang akan menyesal nantinya.Setiap anak lelaki yang terlahir di keluarga Adhitama, entah di urutan yang keberapa pun, mereka sama-sama mendapatkan pendidikan yang setara. Cara mereka menyikapi hubungan asmara juga sama, yaitu fokus dengan pasangan masing-masing bahkan sampai ke tahap buta asmara. Mereka tidak akan jatuh cinta dengan mudah, tetapi sekali jatuh cinta, maka itu akan menjadi komitmen seumur hidup.“Aku bisa mengerti. Memang ini sudah risiko menjadi bagian dari keluarga yang dikenal banyak orang,” ujar Sarah, seraya menepuk punggung tangan Rosalina dengan kasih sayang.Rosalina tersenyum dan berkata, “Nek, yang aku bilang itu dulu. Sekarang aku sudah nggak merasa tertekan atau merasa minder lagi. Dulu aku merasa beruntung karena Calvin sudah memilih aku. Sekarang aku merasa aku pasti punya suatu kelebi