Mereka tidak bisa melihat Rosalina hidup enak. Rosalina telah mengambil alih Siahaan Group. Odelina tahu karena Stefan yang memberitahunya.Rosalina juga tahu kalau siasatnya tidak bisa disembunyikan dari keluarga Adhitama. Oleh karena itu, dia tidak menyembunyikannya saat bicara dengan Olivia.“Nggak akan ada yang bisa ambil barang milik aku dan adikku,” kata Rosalina.Rosalina tidak akan mengambil semua yang ada di keluarga Siahaan. Setelah adiknya dewasa dan bisa mengurus dirinya sendiri, Rosalina akan memberikan bagian milik adiknya. Kalau soal Giselle, Rosalina sama sekali tidak pernah mempertimbangkannya.“Kalau kamu butuh bantuan, bilang saja. Kami pasti akan bantu sebisa mungkin,” kata Olivia.“Terima kasih. Untuk saat ini, aku bisa atasi sendiri. Ada Kak Doni yang bantu aku.” Selain itu, ada Calvin.Rosalina berusaha semaksimal mungkin untuk melepaskan diri dari Calvin. Dia tidak ingin berutang budi pada pria itu. Namun, dia harus mengakui kalau tanpa Calvin, akan ada lebih ba
“Rosalina.”Sorot mata Calvin yang menatap bibir merah Rosalina menjadi kian membara. Rosalina tidak bisa melihatnya, tapi dia bisa merasakan perubahan pada pria itu.Suara Calvin menjadi lebih pelan dan serak saat memanggil namanya. Pria itu ingin mengambil keuntungan darinya lagi. Begitu menyadari hal tersebut, Rosalina segera mundur.Tangannya masih memegang buket bunga uang besar yang diberikan secara paksa oleh pria berandal itu. Karena mundur dengan tergesa-gesa, Rosalina tidak sengaja menabrak sebuah pot bunga.Tepat ketika Rosalina akan jatuh, sepasang tangan yang kuat datang menyelamatkannya. Calvin cepat-cepat melingkarkan tangannya di pinggang Rosalina dan menariknya kembali lalu memeluknya dengan erat.Pelukan yang kosong kini terisi sosok perempuan yang lembut, hangat dan harum. Rasanya sangat nyaman.Begitu sadar, Rosalina segera meronta dan berkata dengan suara pelan, “Calvin, lepaskan aku.”Masih ada karyawan di toko bunga. Dua karyawan toko dan dua pengawal sedang meli
Calvin menarik Rosalina kembali ke kasir dan menyuruhnya duduk, lalu berkata, “Aku pergi masak dulu.”Rosalina tercengang, “Kamu benar-benar masak sendiri?”Rosalina sengaja berkata seperti itu barusan karena ingin Calvin mengerti. Rosalina buta, banyak hal yang menyulitkannya dalam hidup. Rosalina hanya akan menjadi beban bagi Calvin jika mereka bersama. Oleh karena itu, Rosalina ingin membuat Calvin mundur.“Biar kamu coba masakanku.”Calvin membungkuk dan berbisik di telinga Rosalina, “Orang bilang cinta itu berawal dari perut naik ke hati. Kenapa aku nggak kepikiran dengan cara ini?”“Calvin, apakah aku benar-benar pantas?”“Pantas.”Rosalina tidak mengatakan apa-apa lagi.“Kamu boleh pegang buket bunga ini dan pamer ke orang lain. Kamu mau bongkar buketnya juga boleh. Tapi jangan kembalikan uang itu padaku. Kalau nggak, aku bakal marah banget. Kamu sudah rasakan akibatnya kalau aku marah.”Rosalina lagi-lagi diam membisu. Semakin lama dia semakin tidak berdaya menghadapi berandal
Kakak sepupu tertua Rosalina memberi perintah. Adik serta saudara sepupu lainnya segera beraksi. Mereka menjatuhkan pot bunga kecil di rak Rosalina.“Apa yang kalian lakukan?” Rosalina berdiri dan bertanya dengan tegas.Baim, kakak sepupunya datang sambil marah-marah, “Apa yang kami lakukan? Orang buta, kamu jahat, jangan salahkan kami nggak berbaik hati padamu. Kalian semua terus hancurkan toko ini!”“Cih, kamu masih sibuk hitung uang. Setelah putuskan sumber penghasilan kami, kamu masih saja hitung uang,” ujar Baim sambil tertawa sinis.Pada saat dia melihat buket bunga dari uang kertas, dia langsung mengulurkan tangan dan mengambil buket itu tanpa pikir panjang.Namun hanya dalam sekejap, buket bunga uang itu dirampas kembali dari tangan Baim. Bukan Rosalina yang mengambilnya kembali, melainkan Calvin.Baik keluarga Ciugito maupun keluarga Gunawan tahu kalau Calvin naksir Rosalina dan sedang mengejar Rosalina. Jika bukan karena Calvin, gabungan keluarga Ciugito dan keluarga Gunawan
Kemudian, Calvin meletakkan kembali buket uang yang direbutnya dari Baim ke tangan Rosalina lagi sambil berkata dengan suara lembut, “Rosalina, kamu lanjutkan saja hitung uang. Sebentar lagi makanan siap. Kamu nggak usah pedulikan orang-orang itu. Ada aku di sini, sekalipun langit runtuh, aku juga akan menopangnya untukmu.”Usai berkata pada Rosalina, Calvin memelototi Baim lagi, “Kamu nggak tahu kalau Rosalina tunanganku? Berani-beraninya kalian ganggu tunanganku. Nyali keluarga Ciugito besar juga, ya!”Kata-kata yang Calvin ucapkan bercampur dengan ancaman dan intimidasi.Ekspresi Baim seketika berubah drastis, dia pun segera berkata, “Pak Calvin, salah paham. Semua ini hanya salah paham. Ka-kami sudah tahu kami salah. Kami kakak sepupu Rosalina, mamaku tantenya Rosalina. Kami semua satu keluarga.”Calvin mendengus sinis, “Rosalina nggak butuh saudara seperti kalian.”Rosalina memiliki hubungan yang baik dengan tante bungsunya. Tante itu juga yang telah menyelamatkan nyawa Rosalina.
“Pak Calvin, kami mungkin nggak bawa uang tunai sebanyak itu.” Baim bertanya, “Boleh nggak pakai transfer saja?”“Di seberang ada bank. Kalian pasti bawa ATM, kan? Kalian ke sana ambil uang tunai saja. Rosalina sudah bilang, dia mau uang tunai. Kalau begitu, kalian harus bayar pakai uang tunai.”Di bawah intimidasi Calvin, Baim tidak punya pilihan selain meminta sepupunya dari keluarga Gunawan pergi ke bank di seberang untuk menarik uang tunai sebanyak 40 juta.Setelah itu, beberapa dari mereka mengeluarkan semua uang tunai di dompet mereka hingga terkumpul 45.600.000.“Rosalina, ini ganti rugi dari kami.”Baim menyerahkan setumpuk uang tunai ke depan Rosalina. Rosalina mengambil uang itu dan segera menghitungnya.Sesaat kemudian, Rosalina berkata, “Uangnya pas, kalian masih ada urusan lain? Kalau nggak ada, kalian boleh pergi.”Beberapa orang itu saling melihat satu sama lain. Pada akhirnya, semua mata tertuju pada Baim. Karena Baim yang tertua di antara mereka. Baim yang memimpin mer
Biasanya Rosalina begitu pendiam, hidup seperti orang tak kasat mata. Sesekali dia akan mengucapkan beberapa kata, tapi suaranya sangat pelan. Tidak disangka, orang yang paling kejam justru dia, sama sekali tidak memandang persaudaraan.“Kalau soal Pak Doni, aku percaya padanya, percaya seratus persen. Aku nggak curigai orang yang aku pekerjakan dan nggak pekerjakan orang yang aku curigai.”Semua orang membuka mulut seperti ingin mengatakan sesuatu. Namun pada akhirnya, tidak ada yang bisa bicara. Mereka semua tahu jelas apa saja yang telah mereka lakukan.Rosalina dapat mengambil kendali atas segala sesuatu di Siahaan Group melalui Doni dalam waktu singkat. Mungkin saja, perempuan itu benar-benar memiliki bukti keserakahan mereka.“Rosalina .... Aku harap kamu nggak menyesal. Kalau Siahaan Group berpindah tangan di tanganmu, papamu pasti nggak bisa istirahat dengan tenang.”Usai berkata seperti itu, Baim berkata pada saudara-saudaranya, “Ayo kita pergi.”Rosalina pun berkata dengan di
Di sisi lain, Adhitama Group.Stefan sudah menghentikan pekerjaan di tangannya. Begitu tahu Olivia akan datang menjemputnya pulang kerja, dia turun lebih awal dan menunggu di depan pintu masuk gedung.Kebetulan memang sudah waktunya pulang kerja ketika Stefan turun ke bawah. Karyawan yang melihatnya akan menyapanya dengan sopan.Begitu melihat Stefan berdiri di depan pintu dan tidak pergi-pergi juga, beberapa petinggi perusahaan mengira ada masalah apa. Mereka pun berhenti dan coba-coba bertanya, “Ada apa, Pak Stefan?”“Nggak apa-apa, aku lagi tunggu Oliv. Kalian yang mau pulang kerja, yang masih ada acara lain, pergi saja.”Semua orang spontan terdiam. Pantas saja Stefan turun lebih awal. Ternyata istri tercintanya mau datang.Olivia pergi ke Spring Blossom dulu untuk beli bunga baru pergi jemput Stefan. Di tengah jalan, dia berpapasan dengan jam sibuk pulang kerja dan terjebak macet. Pada saat dia tiba di Adhitama Group, sebagian besar karyawan sudah pulang.Begitu mobil Olivia masuk
Namun Olivia justru malah bertanya, “Russel, kamu mau menemani Liam kerjain tugasnya? Anggap saja ini sebagai latihan menulis. Ingatan kalian berdua kan bagus, kalau kamu nulis banyak dan bisa ingat apa yang kamu tulis, di masa depan bakal berguna juga buat kamu, lho.” Tidak pernah ada salahnya mengerti sedikit tentang kesehatan dan ilmu kedokteran. Karena ditatap oleh tante dan teman baiknya, Russel secara tak terduga menerima tantangan itu. Biarlah, dia pikir, tidak ada ruginya juga menemani teman baiknya mengerjakan tugas. ***Sementara itu di Aldimo ….Kemarin malam baru saja turun salju yang sangat deras, maka dari itu hari ini di mana-mana dipenuhi dengan pemandangan jalan yang putih pekat. Di halaman rumah keluarga Pangestu, terlihat dua orang anak dengan pakaian tebal sedang asyik bermain dan membuat boneka salju. Mereka adalah dua anak penerus keluarga Pangestu. Tommy membuat boneka salju dengan ukuran yang sangat besar. Setelah boneka salju itu jadi, dia mundur beberapa l
Dalam hatinya Yose berkata “Stefan belajarnya cepat juga ternyata, padahal waktu itu dia yang datang berguru padaku.” Setelah sarapan, Mulan dan Olivia membawa anak-anak mereka untuk bermain di ruang tengah utama, semetara Yose harus berangkat ke kantornya untuk bekerja. Dengan hati yang sangat berat dia menyerahkan putri kesayangannya kepada Mulan, lalu meminta Mulan untuk mengantarnya sampai ke pintu depan. Setelah itu baru Yose berangkat kerja. “Dasar … anak sudah sebesar ini masih saja manja,” ujar Mulan mengeluhkan sikap suaminya kepada Olivia. “Romantis banget. Hubungan kamu dan Yose masih sama seperti waktu pertama kali kalian pacaran. Kalau bukan romantis, apa namanya? Kamu itu kan wanita idaman yang sudah Yose impikan selama belasan tahun, wajah saja kalau dia masih suka bersikap manja sama kamu.” Seketika rona wajah Mulan langsung memerah. Di saat itu juga, Dokter Panca baru datang sambil menggendong Tiano. Sally juga datang menggandeng dua anak lelakinya untuk meramaikan
Raut wajah Liam langsung berubah masam dan seketika nafsu makannya juga hilang. Namun mengingat, jarak liburan musim panas nanti masih ada setengah tahun, nafsu makannya kembali membaik. “Olivia, biasanya Russel dikasih pelajaran apa? Liburan musim panas tahun depan kan mereka berdua main bareng lagi, gimana kalau kita suruh mereka belajar bareng juga. Kalau ada teman belajar, belajarnya pasti bisa lebih cepat masuk,” Yose mengusulkan. “Liburan musim panas nanti, mungkin aku nggak bisa datang, kecuali Liam yang datang ke rumahku,” kata Olivia. Di saat itu anak Olivia baru genap satu bulan. Anaknya masih sangat kecil sehingga tidak memungkinkan Olivia untuk melakukan perjalanan jauh. Jika Liam yang datang ke Mambera juga akan menjadi tanggung jawab yang berat. Olivia tidak berani menanggung itu. Andaikan Mulan mau membawakan Liam dan kedua anak kembarnya ke Mambera, itu akan lebih baik, karena bagaimanapun Mulan dan Yose adalah orang tuanya Liam. Di liburan musim panas nanti, kedua
“Ma, Om Stefan nggak mungkin secepat itu datang jemput aku dan Tante, ‘kan? Aku masih belum puas main di sini, aku masih mau main sebentar lagi.” Mendengar Russel bilang begitu, Liam juga ikut khawatir Russel akan segera pulang ke Mam bera, maka dia pun bergegas berbicara kepada Odelina, “Tante, jangan jemput Russel pulang dulu. Kasih Russel masih di sini beberapa hari lagi saja. Kami masih belum puas. Aku … aku nggak bakal berantem sama Russel, jadi tolong kasih Russel menginap di sini lebih lama, ya.” “Boleh, kalau begitu Tante kasih kasih Russel menginap di sana satu minggu lagi. Seharusnya nanti Stefan ada waktu kosong untuk jemput dia,” kata Odelina. Liam merasa satu minggu saja masih tidak cukup, jadi dia memberikan tawaran baru. “Tante, kalau sepuluh hari saja, boleh nggak?” “Sepuluh hari, ya …,” Odelina menghitung tanggal. “Kalau sepuluh hari, Tante sudah libur. Ya sudah, oleh. Kalau begitu Russel menginap di sana sepuluh hari lagi, tapi kalian berdua harus akur, ya. Jangan
Status keluarga Junaidi di Aldimo membuat mereka tidak bisa bertindak gegabah. Faktor lainnya adalah nantinya mereka tidak akan bisa lagi mendapat informasi apa pun tentang Liam dari Vila Ferda. Mereka menduga keluarga Junaidi mengirim anak itu ke suatu tempat, tetapi mereka tidak tahu tempat apa pastinya. “Nggak apa-apa. Libur musim panas tahun depan waktunya lebih panjang. Nante Tante bawa Russel main ke rumahmu, biar dia bisa menemani kamu selama liburan,” kata Odelina tersenyum. “Tante Odelina harus tepat janji, ya! Liburan musim panas nanti Russel harus temani aku main,” ujar Liam. Liam dan Russel pasti ada saja sesekali bertengkar, tetapi sebagian besar waktu lebih banyak mereka habiskan dengan bermain bersama. Ada banyak sekali anak-anak di Vila Ferda, tetapi Archie dan Audrey masih terlalu kecil untuk bermain bersama dengan Liam. Liam tentu saja berharap Russel yang datang untuk bermain bersama. “Pasti,” Odelina berjanji. Ketika liburan musim panas nanti, anaknya Olivia ju
“Oke!” jawab Russel dengan gembira. “Mama, aku makan sendiri, lho. Tante Olivia nggak suapin aku lagi. Aku makan juga nasinya sudah nggak berantakan di meja. Aku mau tanding sama Liam siapa yang bisa makan lebih cepat.” Lam langsung mendekat dan dengan santun menyapa Odelina. “Halo, Tante. Selamat pagi. Tante sudah makan, belum?” Odelina tersenyum. “Tante baru saja makan. Sekarang lagi perjalanan balik ke kantor. Kamu sama Russel makan yang banyak, ya, biar cepat tinggi.” “Kak Odelina, jangan suruh mereka berdua makan banyak. Mereka ini tukang makan, aku malah takut mereka makan kebanyakan dan malah jadi sakit perut mereka,” sahut Mulan. Odelina juga sadar anaknya, Russel, itu tukang makan. Namun apa mau dikata, semua orang yang menjaganya juga sama-sama suka makan. Karena mendapat pengaruh dari Olivia, reputasi Russel sebagai tukang makan justru malah makin terkenal. Sisi positifnya, paling tidak sekarang sudah tidak pilih-pilih makanan. Dulu Russel paling tidak suka makan sayur,
Selama ada Vandi di sisinya, mau dunia kiamat pun Felicia tidak akan merasa khawatir.Odelina selalu bilang kalau Vandi mencintai Felicia, dan Felicia juga memiliki perasaan kepada Vandi. Odeline sudah pernah mengingatkan Felicia agar tidak menyia-nyiakan Vandi, dan juga jangan mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal seperti hanya menginginkan anak tanpa suami agar tidak membuat Vandi bersedih.Tidak peduli bagaimana akhir dari persaingan antara Odelina dengan keluarga Gatara, dalam hubungan asmara, Odelina hanya ingin memberikan saran demi kebaikan Felicia sendiri. Felicia mengakui perasaannya, dia memang mencintai Vandi. Tak bisa dipungkiri, memang sangat mudah untuk mencintai pria yang luar biasa seperti Vandi.Melihat Felicia sudah tertidur, Vandi menghentikan mobil dan melepas jaketnya, lalu dia gunakan jaket itu untuk menutupi tubuh Felicia. Udara masih terasa dingin meski di dalam mobil sudah menggunakan penghangat. Felicia akan mudah masuk angin jika dia tertidur begitu saja.
Felicia menyapu pandangannya ke arah bawahan Dikta yang sudah tumbang di lantai. “Cukup awasi saja mereka, nggak perlu dibunuh.”“Baik, sudah kuperintahkan ke anak buahku,” jawab Vandi.Felicia mengiyakan, lalu dia langsung naik ke mobilnya Vandi. Dengan segera Vandi mengemudikan mobil itu kembali ke Cianter. Selagi di perjalanan, Vandi berkata, “Dari awal Bu Patricia sudah merencanakan ini. Dia sudah minta Dikta untuk menyiapkan seorang pengganti. Sekarang pengganti itu ada di rumah.”“Sudah kuduga Mama pasti bakal melakukan ini,” tutur Felicia seraya memijat lehernya.Karena itu Felicia juga sudah menyiapkan rencananya sendiri. Sewaktu ibunya mengajak dia jalan-jalan di halaman rumah, Felicia sudah menunggu ibunya beraksi, agar ibunya mengira kalau rencananya berjalan dengan lancar. Dengan begitu, Felicia bisa kembali ke Cianter tanpa ketahuan.“Mama sudah tua pun tenaganya masih kuat. Leherku sampai sekarang masih sakit.”“Bu Patricia pernah latihan bela diri. Usianya sudah tua pun
Ketiga putranya sudah memiliki anak, dan menantunya juga lebih mendengarkan Cakra untuk mengungsi ke kediaman keluarga Vikar selama tahun baru.Yang ingin Cakra lindungi adalah anak cucu yang mewarisi marganya, sedangkan yang ingin Patricia lindungi adalah Felicia yang masih menggunakan marga Gatara.Namun, bagaimanapun juga mereka tetaplah cucunya, maka dari itu Patricia tidak meminta para menantunya untuk membawa anak-anak mereka ke Cianter. Biarlah mereka melewati tahun baru yang damai di sana. Akan lebih baik jika mereka jauh dari perseteruan ini. Dalam hal ini, Cakra melakukan bagiannya dengan baik. Cakra menyadari kekejaman istrinya. Jika cucunya tidak segera pergi, dikhawatirkan mereka semua juga tidak akan bertahan hidup.Patricia mengerutkan bibirnya. Apa yang akan terjadi pada malam ini semua bergantung kepada takdir mereka semua. Andaikan, belum waktunya bagi mereka untuk mati, mungkin mereka bisa keluar dari rumah ini dengan selamat. Namun apabila mereka tidak berhasil mela