Mereka bergegas keluar dari ruang VIP yang dipesan oleh Johan. Namun, mereka tidak keluar dari restoran. Mereka berdua justru masuk ke dalam ruang VIP lainnya dan memesan makanan lagi di sana. Calvin juga meminta Rosalina untuk mentraktirnya hari ini. “Aku merasa teraniaya karena Om Johan terus maksa aku buat nikah sama kamu. Jadi, kamu harus mentraktirku makan hari ini,” ujar Calvin penuh percaya diri. “Aku juga nggak bilang kalau aku nggak akan mentraktir Pak Calvin. Sudahlah Pak, jangan cari alasan terus,” ujar Rosalina.“Aku akan antar kamu pulang setelah kita selesai makan. Setelah itu, kamu harus mengepak barangmu dan pindah dari rumah itu. Aku takut pamanmu punya niat jahat sama kamu,” ujar Calvin dengan wajah serius. “Aku harus pindah ke mana?” tanya Rosalina bingung. “Ke rumahku saja. Aku punya rumah di sekitar rumahmu. Kamu bisa tinggal di situ sementara dan aku juga akan menyuruh orang untuk menjagamu. Tenang saja, aku nggak akan tinggal bersamamu di sana, kok. Aku juga
“Dadah, Tante! Sampai jumpa lagi,” ujar Russel sambil melambai ke arah Amelia lalu menciumnya. Hal ini langsung membuat semua orang terlihat bahagia. Kemudian Stefan mengantar Amelia dan ibunya keluar dari ruang rawat Odelina. “Stefan, maaf ya sudah ngerepotin kamu belakangan ini. Tante juga mau berterima kasih sama kamu. Karena kamu sudah membantu keponakan-keponakan Tante melewati masa krisis mereka. Kamu benar-benar sudah banyak membantu mereka. Makasih, ya,” ujar Yuna mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Stefan.“Wajar kok Tante aku bantuin mereka. Olivia kan istriku, jadi Odelina otomatis menjadi kakakku. Kami ini kan satu keluarga. Satu keluarga harus saling membantu satu sama lain,” jawab Stefan lembut. Stefan memang banyak membantu Olivia dan kakaknya. Namun, mereka berdua bisa terlibat dalam konflik seperti ini karena ulah Stefan yang memiliki banyak musuh. “Tante sangat lega karena ada kamu orang yang sangat bertanggung jawab yang selalu berada di sisi Olivia,” ujar
"Nggak mau bantu. Kalau kamu mau, coba saja dekatin kakakku. Kalau berhasil, aku dan Oliv pasti akan dukung kalian berdua. Tapi kalau gagal, tolong jangan ganggu kakakku lagi, terutama karena ibumu nggak setuju."Stefan tidak menghalangi, tetapi ia juga tidak membantu sahabatnya."Daniel, kita teman baik, dan aku tahu kamu adalah pria yang bisa diandalkan. Tapi ibumu nggak suka kakakku dan nggak setuju kalian bersama. Kakakku pernah mengalami pernikahan yang gagal, dan aku nggak mau dia menikah lagi hanya untuk diperlakukan buruk oleh keluarga mertuanya."Daniel segera menjawab, "Stefan, kamu kenal sifatku, 'kan? Kapan ibuku pernah mencampuri keputusanku? Semuanya selalu aku yang memutuskan. Aku tahu ibuku punya prasangka buruk sama Odelina, tapi itu karena dia belum kenal Odelina. Sekalipun Mama nggak setuju, itu tetap nggak akan mempengaruhiku. Aku nggak tinggal sama orang tuaku, Odelina nggak akan merasa terganggu oleh mereka."Stefan menatapnya, "Daniel, kamu mungkin masih sendiri,
Odelina masih lemas. Dia tertidur lagi tak lama setelah itu.Russel juga tertidur dalam pelukan Olivia.Olivia meletakkan keponakannya di ranjang yang disediakan untuk keluarga, kemudian menutupinya dengan selimut tipis. Olivia melihat cairan medis di infus hampir habis. Dia lalu menekan bel di samping ranjang untuk memanggil perawat agar mengganti infus.Setelah infus diganti, Olivia mengamati selama beberapa menit sebelum perlahan berdiri dan keluar dari ruangan.Stefan masuk dan melihat Olivia duduk termenung di sofa di ruangan kecil.Dia mendekat, duduk di samping Olivia, memeluk bahunya, dan dengan suara lembut bertanya, “Kenapa? Kakak sudah tidur, ya?”“Keduanya, ibu dan anak, sudah tidur,” jawab Olivia sambil bersandar pada bahu suaminya. “Sayang.”“Hmm?”Olivia hanya memanggilnya sekali dan tidak melanjutkan kata-katanya.“Oliv, mau ngomong sesuatu?”Sambil memeluk erat tubuh suaminya, Olivia berkata, “Sebenarnya nggak ada apa-apa sih, tiba-tiba aja pengin manggil kamu.”Stefan
Stefan dengan sengaja memasang tampang lesu, "Iya, aku kena karma. Kamu tahu nggak, handphone aku sampai mati karena banyak banget telpon masuk. Bahkan Jonas bilang mau kenalin aku ke 'tabib ajaib' itu buat bantu aku."Membayangkan Stefan yang mendapat banyak perhatian dari orang lain, Olivia tak bisa menahan tawanya.Setelah tertawa, Olivia bertanya, "Kenapa kamu nggak mau dikenalin sama tabib ajaib itu? Mungkin dia bisa ngecek mata Rosa, siapa tau bisa sembuh.""Aku malah lupa soal itu," Stefan tertawa. "Aku lagi kesel banget waktu itu sampai-sampai lupa masalah keluarga Calvin. Tapi sebelumnya aku sudah ngomong sama Calvin. Tante Rosa juga pernah ke kota Aldimo buat nyari 'tabib ajaib’ itu, tapi nggak ketemu.""Kakak keempat Jonas dan satu-satunya murid 'tabib ajaib' itu, kemungkinan besar bakal nikah. Kalau Kellin Dharma sudah jadi bagian dari keluarga Santoso, pasti Calvin bakal lebih gampang minta tolong dia.""Kemungkinan besar?"Stefan mengangguk, "Kellin udah nolongin kakak ke
Melihat penderitaan Tiara selama masa kehamilan, Stefan menjadi sangat khawatir Olivia akan mengalami hal yang sama."Aku udah mikir positif sih, nggak mau lagi kasih diri aku tekanan. Aku pengen jadi Olivia yang dulu lagi, hidup sesuai caraku, biarin orang mau ngomong apa."Pada dasarnya, Olivia merasa tekanan terbesar datang dari status dan identitas Stefan.Perbedaan di antara mereka begitu besar.Olivia berharap investasi yang dia lakukan dapat menghasilkan keuntungan besar. Meskipun Olivia mungkin tidak bisa setara dengan Stefan, setidaknya dia bisa mencapai level yang lebih tinggi daripada dirinya saat ini."Aku mau istirahat dulu, ya.""Oke."Stefan mengantarnya masuk ke kamar pasien. Setelah melihat Olivia tidur di samping Russel, dia memeriksa infus yang sedang diberikan pada Odelina. Mengestimasi bahwa infus tersebut memerlukan satu jam lagi sebelum diganti. Stefan kembali ke ruang tunggu dan duduk di sofa, memanfaatkan waktu mengatur pekerjaan melalui grup kerja di handphone
Odelina duduk di ranjang rumah sakit, kini ia tak perlu terus menerus mendapat infus. Setiap hari hanya di pagi hari dia mendapat dua botol cairan infus, menjelang siang cairan infusnya habis. Di sore hari Odelina sudah bisa bergerak dengan bebas.Namun, tangan Odelina yang cedera kini tak bisa digunakan dengan kuat, bahkan menggendong anaknya pun tak bisa. Ia sedikit khawatir ini akan mempengaruhi bisnisnya nanti.Setelah dokter mengatakan asalkan dia istirahat dengan baik, tangannya dapat pulih seperti semula. Odelina baru bisa merasa lega."Aku dan Junia ‘kan sudah jadi teman baik bertahun-tahun, pesta pertunangan dia, pasti aku datang."Olivia mengupas kulit apel, memotongnya menjadi empat bagian, memberikan satu potong kepada kakaknya, satu potong lagi untuk Russel, dan dua potong sisanya diberikan kepada Bi Lesti dan pembantu yang ada di sana."Non Oliv makan saja."Bi Lesti tidak mengambil apel tersebut.Olivia tersenyum, "Bi Lesti, kalian makan saja, aku nggak terlalu suka apel
Setelah berbicara dengan Stefan, Daniel merasa ragu untuk sering-sering mengunjungi Odelina.Dia hanya datang dua kali dalam seminggu. Pertama adalah pada malam saat berbicara dengan Stefan. Dan sekarang adalah kunjungannya yang kedua.“Pak Daniel, Cherly.” Odelina segera bangun saat melihat kedua orang tersebut masuk.Daniel meletakkan keranjang buah lalu memberikan buket bunganya kepada Odelina, dengan tatapan lembut dia berkata, “Odelina, bunga ini buat kamu.”“Makasih, ya, Pak Daniel. Kok repot-repot, sih?”Odelina menerima bunga itu dengan ucapan terima kasih. Setiap hari kamarnya penuh dengan keranjang buah dan bunga.Odelina mungkin memang bukan sosok orang penting. Namun, dia adalah kakak kandung dari menantu pertama keluarga Adhitama dan keponakan istri seorang pengusaha, sehingga banyak orang yang datang mengunjunginya setiap hari.Daniel hanya tersenyum, pandangannya tertuju pada Odelina sebelum dengan penuh perhatian dia bertanya, “Apa dokter sudah kasih tahu kapan kamu bis
Kellin langsung menerjang ke depan. Beberapa pengawal yang tersisa melihat rekan-rekan mereka dengan mudah dijatuhkan oleh wanita muda ini. Mereka tadi juga menyaksikan kejadian itu, tetapi tidak melihat bagaimana dia bergerak. Tiba-tiba saja, rekan-rekan mereka sudah terkapar di tanah, tidak bisa bangun. Apakah wanita ini seorang ahli bela diri tingkat tinggi? Melihat Kellin menyerbu ke arah mereka, mereka tidak lagi memikirkan aturan pertarungan. Mereka semua maju sekaligus. Namun, sebelum mereka sempat mendekatinya, tiba-tiba mereka merasakan beberapa titik di tubuh mereka terasa sakit dan mati rasa. Dalam hitungan detik, mereka pun roboh ke tanah. Sama seperti rekan-rekan mereka sebelumnya, tubuh mereka bergetar hebat dan terus kejang-kejang. Kini, yang tersisa hanyalah Patricia dan dua pengawal pribadinya. Kellin pun tidak memberi Patricia kesempatan. Saat dua pengawal pribadinya berbalik dan hendak menyerang, dia segera melemparkan jarum beracunnya. Mereka pun tumbang sat
Saat Yuna dan rombongannya tiba, para pengawal Patricia segera mengulurkan tangan untuk menghalangi mereka. Wajah Yuna langsung berubah dingin, lalu membentak dengan suara tegas,"Kalian ini siapa? Nggak tahu siapa saya? Saya datang untuk menemui mama saya, berani-beraninya kalian menghalangi jalan saya! Menyingkir!" Para pengawal merasa sedikit gentar setelah dibentak seperti itu. Wanita di depan mereka ini adalah putri sulung dari kepala keluarga sebelumnya. Jika saja kepala keluarga sebelumnya tidak mengalami musibah, yang akan menduduki posisi kepala keluarga sekarang pasti adalah wanita anggun dan berwibawa ini. Meskipun usia Yuna hampir enam puluh tahun, dia merawat dirinya dengan sangat baik. Penampilannya masih seperti wanita berusia empat puluhan. Dia pernah mengendalikan Sanjaya Group dan merupakan sosok berpengaruh di dunia bisnis. Wibawanya sangat besar. Para pengawal merasa bahwa Yuna bahkan lebih menakutkan dibandingkan kepala keluarga mereka sendiri. Namun, mengi
Saat masih muda, dia mampu menjatuhkan penjaga makam. Namun kini, usianya sudah tua. Meskipun dulunya dia adalah seorang ahli, dia sudah tidak memiliki tenaga untuk menjatuhkan para penjaga makam ini lagi. "Aku ingin segera melihat kepala keluarga." Sudah puluhan tahun dia tidak kembali ke sini. "Selama puluhan tahun ini, keyakinan inilah yang membuatku bertahan." Setya berjalan dengan sedikit terengah-engah. Yuna dan suaminya khawatir dia kelelahan, jadi mereka berhenti sejenak untuk beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan. Namun, Setya tidak mau beristirahat. Dia berkata, "Nggak jauh lagi, aku bahkan sudah bisa melihat para pengawal Patricia. Kita hanya perlu berjalan beberapa menit lagi." Dia memang merasa lelah, tetapi tidak ingin berhenti. Berhenti justru akan membuatnya makin lelah dan makin tidak ingin berjalan. Yuna memandang ke depan. Memang, dari sini mereka sudah bisa melihat para pengawal Patricia. Hari ini, Patricia keluar rumah dengan membawa sepuluh penga
Meskipun Yuna adalah putri sulung dari kepala keluarga sebelumnya, jika kepala keluarga sebelumnya masih hidup, status Yuna tentu sangat dihormati. Sayangnya, kepala keluarga sebelumnya sudah meninggal empat hingga lima puluh tahun yang lalu. Selain itu, Yuna juga menghilang selama puluhan tahun dan baru muncul beberapa bulan yang lalu. Sekalipun kepala keluarga saat ini telah memastikan bahwa dia benar-benar putri sulung dari kepala keluarga sebelumnya, memangnya kenapa? Sekarang yang duduk di posisi kepala keluarga adalah Patricia, dialah kepala keluarga Gatara yang sah. Orang-orang selalu berkata bahwa satu kerajaan hanya ada satu penguasa. Patricia telah menduduki posisi kepala keluarga selama empat hingga lima puluh tahun. Mereka tidak percaya bahwa Yuna bisa merebut kembali posisi kepala keluarga. Bahkan Odelina pun tidak memiliki harapan besar. Berapa lama perempuan tinggal di Kota Cianter? Sementara Patricia dan anaknya telah mengelola Cianter selama bertahun-tahun, a
Di dalam area pemakaman sudah ada orang-orang dari keluarga Gatara yang bersiaga. Saat mereka melihat Yuna dan yang lain datang, mereka langsung bertanya dengan suara lantang, “Siapa di situ? Ada urusan apa kalian datang ke tempat ini? Ini pemakaman pribadi, bukan untuk umum. Siapa pun yang nggak berkepentingan … eh, Bu Yuna?”Seketika mereka memastikan kalau sekumpulan orang yang baru datang itu rupanya adalah Yuna dan kawanannya, mereka tersentak, dan orang selaku pimpinan yang tadi bertanya segera berkata, “Maaf, kami nggak tahu kalau ternyata yang datang rombongannya Bu Yuna. Saya pikir orang nggak dikenal yang mau merusak makam keluarga Gatara.”Yuna datang untuk mengunjungi mendiang orang tuanya, dan orang yang ditugaskan untuk berjaga di pemakaman tentu saja tahu siapa itu Yuna.“Pak Tito, aku sudah ketemu sama Pak Setya dan sudah bawa dia pulang kemari. Pak Setya bilang mau ketemu mamaku.”Orang penjaga makam yang bernama Tito itu jika dilihat dari usianya bisa dianggap seusia
Umumnya keluarga mertua akan tinggal di vila tersebut karena untuk mengunjungi kediaman keluarga besar Gatara juga akan lebih praktis. Namun setelah mereka semua dibunuh oleh Patricia, karena ingin membuktikan kalau dia bisa menjadi contoh yang baik, Patricia menguburkan keluarga mertua kakaknya di pemakaman yang ada di sebelah pemakaman utama. Patricia bilang dengan begitu ketika keponakannya sudah ketemu dan tumbuh dewasa, dia akan dengan mudah mengunjunginya.Tidak ada yang menjemput Yuna dan yang lain di bandara, karena dia memang meminta untuk tidak dijemput. Mereka langsung menuju ke pangkalan jemputan online begitu turun dari pesawat dan berangkat ke pemakaman.Saat sopir taksi mengetahui akan menuju ke pemakaman, awalnya dia keberatan karena meski di siang bolong, pada musim dingin biasanya matahari tidak begitu terang sehingga di pemakaman terasa agak mencekam. Namun pada akhirnya sopir taksi tetap mengantar mereka ke pemakaman setelah dibayar tarif dua kali lipat.Dua jam kem
“Lah, yang setiap musim dingin mengurung diri di rumah siapa? Setiap kali masuk musim dingin, pasti nggak pernah mau pergi keluar dan setiap hari maunya makan hotpot. Salju yang ada di halaman kamu itu kami yang bersihin, lho,” ujar Kellin.“... habiskan dulu itu makananmu. Mulutmu isinya biji kuaci semua,” balas Setya.Kelling hanya menanggapinya dengan tertawa riang.“Oke, ayo kita berangkat,” ucap Yuna. Dia lalu berkata kepada anak-anak dan menantunya, “Papa Mama dan Kakak nggak di rumah. Kalian berdua jaga rumah, ya. Jonas, titip Olivia dan Russel, ya.”Sekarang Yuna sudah mulai menganggap penting menantunya. Selama dia dan suami tidak di rumah, dan Aksa juga tidak di rumah, dia merasa lebih tenang selama ada Jonas yang menjaga. Toh Jonas juga tinggal di rumah sebelah. Jarak rumah dia dengan rumah ini sangat dekat, sehingga apabila terjadi apa-apa, dia bisa langsung memanggil Jonas dari halaman untuk datang. Mencari menanti memang lebih baik cari yang bisa dipercaya seperti Jonas.
Di keluarga Sanjaya ….Dari pagi-pagi sekali Daniel sudah tiba di sana, apalagi Jonas. Calon mertuanya Jonas ingin pergi ke Cianter. Amelia juga awalnya mau pergi, tetapi dia tidak mendapat izin dari ibunya dengan alasan Amelia ke sana pun tidak akan bisa banya membantu. Sifat Amelia yang terlalu bebas dianggap justru malah tidak menguntungkan.Sebenarnya mereka sekeluarga tahu hal apa yang paling ditakutkan untuk terjadi. Amelia dan kakaknya tidak boleh ikut, begitu pun dengan Olivia karena Russel masih kecil.Daniel berulang kali menasihati Olivia untuk tetap di sini, tetapi dia sendiri juga tampak begitu kesepian. Yuna yang memahami isi hatinya pun mencoba untuk menghiburnya, “Odelina tahu kamu sayang sama dia. Dia nggak menyalahkan kamu, kok. Kamu baik-baik saja di sini, biar Odelina nggak perlu khawatir dan bisa fokus dengan urusan dia di sana. Kamu cuma perlu menunggu dia pulang dengan sabar di sini. Kan Odelina sendiri sudah bilang dia bakal pulang untuk merayakan tahun baru. Ka
Gerakan Nana saat melompat turun pun terlihat sama seperti si Rubah yang melompati dinding vila pribadi milik Samuel saat itu. Samuel langsung mengerutkan keningnya dengan erat. Hanya dengan itu saja dia masih belum bisa menyimpulkan kalau Nana dan si Rubah adalah orang yang sama. Kalau Samuel yang ada di atas pohon, dia juga akan melompat dengan gerakan yang sama. Namun, ini bisa jadi satu hal yang patut dicurigai.“Wah, Kakak hebat banget!” seru anak-anak itu sembari menepuk tangan terkagum oleh ketangkasan Nana.Nana tersenyum malu, lalu memberikan layangan itu ke pemilik sambil berkata, “Aku ini ahli memanjat pohon, lho.”Nana tinggal bersama gurunya di pegunungan yang diselimuti oleh hutan lebat. Sehari-hari yang mereka lihat begitu membuka mata hany ada gunung dan pohon. Tidak hanya Nana saja, tetapi saudara seperguruannya pun sangat mahir dalam panjat memanjat. Tanpa sadar, aktivitas sehari-hari itu menjadi salah satu keunggulan mereka. Bahkan Kellin juga bisa memanjat pohon den